• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.3 Ancaman Terhadap Validitas Internal Penelitian

Sesudah data di analisis menggunakan statistik program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows, maka sebelum menarik kesimpulan akhir penelitian perlu diperiksa dahulu apakah ancaman terhadap validitas penelitian dapat dikendalikan.Hal ini dilakukan untuk memastikan pengaruh yang terjadi pada variabel dependen sungguh disebabkan hanya oleh variabel independen dan bukan variabel lain di luar variabel independen.Penarikan kesimpulan dalam penelitian eksperimental memerlukan kehati-hatian. Variabel lain di luar perlakuan dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga memunculkan keraguan terhadap hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam kesimpulan penelitian (Johnson & Christesen, 2008: 258).

Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968) dan Lewis-Beck (1993), menyatakan bahwa ancaman terjadi lebih besar pada penelitian quasi experimental apabila dibandingkan dengan eksperimental murni. Hal ini karena dalam eksperimental murni sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Berikut merupakan 11 jenis ancaman penelitian quasi eksperimental dan cara pengendaliannya.

1. Sejarah

Setiap perlakuan terhadap kelompok yang sedang diteliti yang terjadi antara

pretest dan posttest di luar treatment penelitian dapat mempengaruhi hasil posttest

pada variabel dependen (Cohen, Manion, & Morrison, 2007:15). Pengaruh sejarah bisa terjadi terhadap salah satu kelompok yang diteliti terutama jika penelitian di

58 lakukan dalam jangka waktu lama (bulan atau tahun). Berikut gambar 4.6 yang merupakan skema ancaman sejarah (history).

Gambar 3. 12 Skema Ancaman Sejarah (History)

Perubahan atau peningkatan hasil yang terjadi pada salah satu kelompok tersebut disebabkan bukan melulu karena treatment penelitian, tetapi oleh faktor lain diluar treatment sehingga tidak bisa diklaim murni sebagai pengaruh

treatment penelitian. Misalnya, mengikuti bimbingan belajar di luar kelas, ekstrakulikuler, acara TV, workshop, dan sebagainya. Di mana dengan materi yang sama yang digunakan selama treatment. Jika kelompok kontrol dan eksperimen juga sama-sama mengikuti acara tersebut, pengaruhnya terhadap hasil

posttest akan seimbang sehingga tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitiannya rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012:283).

2. Disfusi treatment atau kontaminasi (disffusion of treatment or contamination) Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diam-diam saling berkomunikasi serta sama-sama mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen. Solusinya adalah kedua kelompok betul-betul dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah hingga menengah.

3. Perilaku kompensatoris

Ancaman ini terjadi jika treatment yang diberikan di kelompok eksperimen dirasa sangat berharga dan diketahui juga oleh oleh kelompok yang tidak mendapatkan treatment tersebut. Karena merasa didevaluasi kelompok kontrol bisa jadi 1) berusaha menandingi kelompok eksperimen dengan belajar ekstra keras atau 2) mengalami demoralisasi sehingga marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusinya adalah kelompok kontrol diberi pengertian bahwa sesuah penelitian mereka juga mendapatkan treatment yang sama. Jika

Kejadian lain di luar treatment penelitian

59 diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

4. Maturasi (Maturation)

Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson & Christesen, 2018: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan, kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di luar penelitian. Solusinya, saat pretest dan posttest I sama pada kelompok kontrol dan eksperimen. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

5. Regresi statistik

Regresi statistik adalah kecenderungan responden memperoleh skor pretest

yang sangattinggi biasanya akan memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah biasanya memperoleh skor posttest

yang lebih tinggi. Hasil pretest atau posttest belum tentu 100% mencerminkan kemampuan objektif. Bisa jadi karena faktor lain ikut berpengaruh saat menjalani

pretest atau posttest. Misalnya stress saat mengerjakan tes, kurang konsentrasi, kurang istirahat, salah menginterpretasikan pertanyaan dan sebagainya. Ancaman ini dapat dikontrol dengan menggunakan uji kolerasi (Cohen, Manion, & Morisson, 2007: 155). Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitiannya rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

6. Mortalitas

Mortalitas adalah perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan

posttest akibat mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest

dapat berpengaruh terhadap validitas penelitian. Solusi yang dapat digunakan untuk menangani ancaman mortalitas adalah mengisi skor siswa yang tidak hadir dengan rerata skor kelompok. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian dapat mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi daripada tanpa ada pretest (Cohen, Manion, & Morisson, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah

60 tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi familiar dengan materi tes sehingga lebih fokus terhadap apa yang nantinya dikerjakan saat posttest. Setelah mengerjakan pretest siswa bisa saja menyadari kesalahan yang telah dikerjakan dan mengantisipasi untuk mengerjakan posttest

lebih baik lagi. Jika penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christesen, 2008: 262). Solusinya dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman terhadap validitas internal ini adalah pengggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

8. Instrumentasi (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrument pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christesen, 2008: 262). Terdapat tiga kategori terjadinya ancaman instrumentasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

a. Instrumen yang digunakan mengalami kerusakan. Solusi untuk ancaman ini adalah dilakukan pengecekan ulang dan perbaikan setiap ada perubahan sehingga antara pretest dan posttest sama. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini rendah.

b. Instrumen yang digunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk pretest dan posttest berbeda. Solusi untuk mengatasi ancaman ini adalah menggunakan instrumen yang sama untuk kedua kelompok dan sama untuk pretest dan posttest. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menengah.

c. Alat pengumpul data dapat bias apabila menggunakan teknik observasi. Solusinya adalah melakukan training yang sungguh-sungguh terhadap observer atau observer tidak diberi tahu sama sekali mana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini tinggi.

61 9. Lokasi (Location)

Ancaman ini terjadi apabila lokasi yang digunakan baik untuk pretest maupun

posttest untuk implementasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terlalu berbeda. Misalnya ukuran ruangan, kenyamanan ruangan, fasilitas dalam ruangan dan sebagainya. Solusi untuk ancaman ini adalah dengan menggunakan ruangan yang kurang lebih sama. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

10. Karakteristik subjek

Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Analisis ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282) sebagai berikut.

a. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Untuk mengendalikan ancaman ini, perlu adanya pemilihan sampel secara random. Apabila pengambilan sampel tidak dilakukan secara random perlu dicek dengan

pretest apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap tidak ada (Neuman, 2013: 238). Jika diabaikan ancaman terhadap validitas internal penelitian ini termasuk kategori tinggi.

b. Jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bisa berpengaruh pada pretest. Untuk mengendalikan ancaman ini, perlu dilakukan penyetaraan jumlah laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini termasuk kategori menengah. 11. Implementasi

Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan eksperimen bisa berpengaruh pada skor pretest karena bedanya gaya mengajar (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284). Solusinya adalah menggunakan guru yang sama ketika menerapkan pembelajaran di kedua kelompok. Sebelum penelitian, peneliti sudah

62 memilih salah satu guru dari kedua kelas yang cocok dan berkenan menjadi guru mitra. Jika diabaikan tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian ini termasuk kategori tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian berisi implementasi penelitian berisi implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisi uji hipotesis penelitian I dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan pengaruh perlakuan beserta dampaknya.