• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

6 ETNOTEKNOLOGI KEKUAK DI KEPULAUAN BANGKA-BELITUNG

6.3.1 Analisis teknis penangkapan kekuak komersial

Pengetahuan masyarakat setempat tentang aspek teknis penangkapan kekuak merupakan pengetahuan teknis nelayan dan terutama penangkap kekuak komersial berdasarkan praktek, pemahaman dan pengalaman mereka tentang beragam kegiatan penangkapan kekuak untuk tujuan komersial, meliputi peralatan tangkap, teknik (cara) tangkap dan penanganan hasil, dan operasi penangkapan.

6.3.1.1 Ragam kegiatan penangkapan 1) Gawe nyucok

Gawe nyucok adalah kegiatan menangkap kekuak dengan alat cucok dan teknik nyucok. Alat dan tekniknya adalah warisan leluhur masyarakat setempat (diajarkan turun-temurun), tersebar luas pada masyarakat nelayan di Kepulauan Bangka-Belitung dan sekitarnya untuk keperluan umpan memancing. Untuk tujuan pangan komersial dilakukan masyarakat di berbagai tempat di Bangka.

Peralatan tangkap

Cucok adalah alat tangkap pada gawe nyucok, contohnya berasal dari Pebuar (Gambar 46), bahannya dari rotan lokal (Bangka) yang disebut ruteh. Jenis alat ini sebagai warisan leluhur, tidak diketahui siapa pencipta pertama dan dari mana tempat asalnya. Bentuknya mirip anak panah melengkung, panjang total 60-70 cm, berat 10-20 g. Terbagi tiga bagian: (1) ujung, meruncing disebut takok

(panjang 2-3 cm, diameter pangkal 0,5-1 cm); (2) batang, panjang disebut tangkai, diameter leher 0,3-0,6 cm; (3) pangkal, rata disebut hulu (diameter 0,5-1 cm).

Peralatan tambahannya yaitu: (1) pendongkel, dari kayu (ringan dan kuat), berbentuk pasak (ujungnya meruncing-ceper), panjang total 40-40 cm, diameter gagang 3-4 cm, panjang ujung 15-20 cm; (2) pembalik, dari tangkai daun paku rasam, lurus dan panjangnya 35-40 cm, diameter 0,2-0,5 cm; (3) wadah dari kantong waring atau anyaman rotan untuk produk kering, atau ember plastik dan tutupnya (daun simpor) untuk produk basah (segar); (4) botol plastik, diisi air laut untuk membilas kekuak (dibawa pulang); (5) pisau kecil untuk meraut; (6) sarung

tangan atau kain lap (jika perlu). Sedangkan perlengkapan pendukungnya yaitu: (1) penutup kepala; (2) bekal makanan dan minuman (jika perlu); (3) sampan atau perahu motor perlu jika harus menyeberang atau lokasi tangkapnya jauh.

Teknik tangkap dan penanganan hasil

Teknik nyucok atau cara menangkap kekuak dengan cucok didahului dengan berjalan-jalan di lokasi tangkap untuk mencari lubang sarangnya. Syarat efektif lokasinya dari air mengering sampai tergenang selutut penangkap. Urutan (langkah) kerjanya yaitu: (1) menusukkan cucok ke lubang (sambil membungkuk), menuruti arah lubang bila perlu didorong-tarik berkali-kali, jika terasa lembut dan terhisap berarti sasaran kena, jika buntu berarti tidak kena; (2) mendongkel pasir beberapa jengkal di hadapan tusukan ke arah lubang (agar mudah digali); (3) menggali pasir mengikuti arah panjang/dalam lubang (pada nyucok di air penggalian ini tidak perlu); (4) merogoh kekuak dan mengambil (menarik) perlahan serta melepaskannya dari cucok. Langkah-langkah ini diulangi sampai kekuak didapat cukup (Gambar 39).

Gambar 39 Nyucok di atas tanah (1) dan di genangan air (2)

Penanganan kekuak yang dilakukan di lokasi tangkap (saat-tangkap) yaitu: (1) membuang jeroan, dengan cara menusukkan pangkal cucok dari ekornya tanpa menembus dan menarik balik, jika buntu terpaksa dibantu (ditoreh) dengan pisau kecil; (2) menaruhnya dalam wadah (kering); (3) mencuci dengan air laut (sambil duduk rehat) dan membaliknya dengan menusukkan tangkai resam dari ekor ke arah kepala; (4) membilasnya dengan air laut. Penanganan yang selalu dilakukan di kediaman penangkap atau pengumpul (pasca-tangkap) yaitu: (1) membilas kekuak dengan air tawar (bila perlu); (2) menjemurnya satu-satu dengan menggantungnya (ekornya di atas) pada tali/kayu jemuran (Gambar 40); (3)

2 1

mengumpulkan dengan mengikatnya per 100 ekor, siap dijual kepada pengumpul atau langsung ke pasar (toko) di kota.

Penanganan saat-tangkap jika tidak sempat terpaksa dilakukan di kediaman, untuk ini perlu membawa air laut secukupnya dalam botol plastik. Di Pebuar kekuak biasanya selalu dibilas lagi dengan air tawar, tapi di Nangkabesar tidak perlu (cukup sekali dengan air laut). Jika kekuak dijual segar untuk diolah basah (seperti di Pebuar), wadahnya harus berupa ember berisi air laut (bila perlu ditutupi daun agar tetap segar). Biasanya dihitung atau langsung ditimbang, lalu dijual/disetor kepada pengumpul, untuk dijual ke pasar atau ke rumah pelanggan.

Gambar 40 Proses pengeringan kekuak pada tali (1) dan kayu (2) jemuran

Operasi penangkapan

Gawe nyucok sebagai kegiatan penangkapan kekuak komersial di Pebuar umumnya dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan di Nangkabesar oleh kaum perempuan dan lelaki. Namun demikian, di daerah manapun adanya kegiatan ini jarang dilakukan sendirian, melainkan berteman atau berkelompok (Gambar 41). Jika lokasi tangkapnya dekat pergi-pulang cukup berjalan kaki, tapi jika menyeberang harus bersampan, dan jika jauh harus berperahu motor apalagi pulangnya karena air laut pasang. Di Pebuar terkadang kaum perempuan pergi-pulang menyewa perahu motor atau ikut perahu orang yang ngerangkang. Di Nangkabesar lokasi relatif dekat selalu berjalan kaki, pulangnya bisa berperahu.

Lokasi gawe nyucok umumnya di hamparan pasir putih dan perairan tepi pantai, beting dan gosong. Jika arusnya deras kekuak sulit ditangkap dan ditemukan lubangnya. Zonanya dari area yang kering airnya (saat surut) sampai tergenang rata-rata selutut penangkap, kira-kira 0-50 cm (Gambar 51). Jika

2 1

kedalamannya melewati batas lutut kegiatan ini sulit dilakukan (kurang efektif), meski ada juga yang masih bisa sampai kedalaman sedada (bagi yang ahli).

Gambar 41 Kaum perempuan Pebuar dan gawe nyucok

Gawe nyucok dilakukan pada musim tangkap kekuak, yaitu periode minggu-minggu air laut surut maksimum (ruap) di siang hari. Itupun dipilih yang ruapnya pagi sampai sore dan cuaca cerah (sebagai waktu efektif), yaitu April-Juni sebagai musim tangkap optimal, sebelum itu surut sudah malam atau terlalu sore dan masih ada hujan dan setelah Juni terlalu pagi atau masih dini. Pada bulan Maret terkadang kegiatan sudah dimulai meskipun hanya sebentar (sore hari).

Sebelum gawe nyucok dimulai, menjelang musim tangkap biasanya para penangkap memperkirakan dulu atau mencari informasi kepada sesama nelayan tentang kondisi pasang-surut (kapan mulainya minggu ruap terjadi di siang hari), lalu mengecek langsung ke laut sambil mencari/menentukan lokasi tangkap (banyak tidaknya mata (lubang sarang) kekuak dijumpai dan besar kecilnya beberapa kekuak yang didapat pertama) sampai ketemu lokasi yang layak (diperhitungkan/digilir (dirotasi) berdasarkan penangkapan tahun-tahun sebelumnya). Perpindahan lokasi juga memperhitungkan siklus pasang-surut dalam setahun (diutamakan lokasi yang terluas duluan hamparan surutnya).

Setelah bulan Juni kegiatan mulai berkurang, apalagi karena pada bulan Juli gawebeume (berladang) sudah mulai untuk bertanam padi (kasus di Bangka Barat, khususnya Pebuar). Di Nangkabesar, gawe nyucok skala besar (ramai, dikoordinasi) biasanya tidak ada jika sedang musim panen cengkeh, jadi bisa 2-3 tahun sekali. Kegiatan panen cengkeh lebih diutamakan karena kerjanya relatif lebih mudah dan lebih ekonomis, waktunya sudah tertentu (tidak bisa maju/mundur terkait mutu cengkeh). Disamping itu, gawe nyucok tetap dikerjakan

oleh para penangkap kekuak kecuali jika cuaca buruk seperti mendung dan hujan, atau ada halangan dan keperluan penting lainnya.

Kekuak hasil nyucok dijual kering (untuk olah/konsumsi kering), karena itu gawe nyucok biasanya relatif lama, pagi sampai sore, khususnya di bulan-bulan puncak musim tangkap sebagai waktu tangkap terlama (paling produktif). Untuk dijual kering kekuak yang terkumpul selama seharian tidak ada masalah dalam penanganan dan mutu, cukup ditaruh dalam kantong waring atau wadah rotan, agar mudah dibilas dan ditiriskan sekaligus, cepat kering saat dijemur.

Jika kekuak akan dijual segar untuk olah/konsumsi basah, lama kegiatan ini dalam sehari harus dipersingkat, sebagai antisipasi agar kondisi kekuak tetap segar, biasanya paling lama setengah hari. Untuk itu selama kegiatan penangkapan berlangsung, kekuak ditaruh dalam wadah berisi air laut. Dengan cara begitu mutunya sebagai kekuak segar diharapkan masih bagus (asalkan langsung diolah atau disimpan beku).