• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi coping aspek sosial meliputi aspek dukungan dalam penghematan pengeluaran untuk pangan, pendidikan, kesehatan, dan efisiensi usahatani.

Pangan

Keluarga contoh melakukan coping untuk dukungan dalam penghematan pengeluaran untuk pangan pada musim tidak panen dan panen. Terdapat 3 perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh, untuk menggali strategi coping dukungan tersebut. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi

strategi coping adalah perilaku 1. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, dimana nilai Q tabel (3,84) lebih besar dari dari Q hitung (Tabel 37). Tabel 37. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek pangan T.uji Item-item yang diuji X2(α,db) Sawah L.kering Hutan Sim-

pulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 5,99 7,13 6,18 7,13 Tolak Ho

2 Semua kecuali: PG 1 3,84 2,48 1,37 2,48 Terima Ho

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden 1 = Raskin,

Asosiasi strategi coping musim tidak panen dan panen tersebut adalah memanfaatkan beras masyarakat miskin (Raskin) untuk kebutuhan pokok (1). Strategi coping yang tidak asosiasi adalah memanfaatkan program bantuan pangan lain di luar Raskin (2). Selain itu, meminta bantuan keluarga/kerabat/tetangga apabila keluarga mengalami kekurangan pangan (3).

Hasil penelitian sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori, tidak berbeda nyata (p-value > 0,05) antara musim panen dan tidak panen. Pada musim panen, tidak panen sebagian besar (72,5%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 38). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki kategori sedang sampai tinggi, baik wilayah dominan sawah (95,0%), lahan kering (60,0%), kategori tinggi di hutan (62,5%).

Tabel 38. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori dukungan aspek pangan pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen)

Sawah (n = 40) Lahan kering (n = 40) Hutan (n = 40) non panen Panen non panen Panen non panen Panen

Rendah 5 5 40 40 37.5 37.5

Sedang 57.5 57.5 25 25 25 25

Tinggi 37.5 42.5 35 35 37.5 37.5

Total 100 100 100 100 100 100

Keterangan : Rendah: 0 – 1 Sedang: 2 – 3 Tinggi: 4 – 5

Artinya dukungan untuk penghematan pengeluaran pangan belum optimal, belum menguntungkan bagi kehidupan keluarga, yang belum dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok. Namun, apabila strategi coping penghematan pengeluaran pangan, dan dukungannya dipadukan, dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok, lebih lanjut belum berpotensi mengatasi kerawanan pangan. Strategi coping dengan tujuan mendukung penghematan pengeluaran pangan menghasilkan alternatif coping (1) yang bersifat positif.

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,751 – 0,916) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0.05), tidak berbeda nyata antar ketiga agroekosistem. Hal ini, karena tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya (Jawa), karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi bukan domain aspek ini.

Pendidikan

Keluarga contoh melakukan coping untuk dukungan dalam penghematan pengeluaran pendidikan pada musim tidak panen dan panen. Terdapat lima perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh, untuk menggali strategi coping dukungan tersebut. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi strategi coping adalah perilaku 1. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-4, dimana nilai Q tabel (3,84) lebih besar dari dari Q hitung (Tabel 39). Tabel 39. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek pendidik- an pada 3 zona agroekosistem

T.uji Item-item yang diuji

X

2(α,db) Sawah L.kering Hutan Simpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 11,07 32,83 32,83 32,83 Tolak Ho

4 Kecuali: EDU 1 3,84 2,48 1,37 1,37 Terima Ho

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden

Asosiasi strategi coping musim tidak panen dan panen tersebut adalah memanfaatkan bantuan masyarakat miskin (BOS), program bantuan sekolah lain (beasiswa) (1). Strategi coping yang tidak asosiasi adalah menghadap ke sekolah untuk meminta keringan/bantuan biaya sekolah, dan lain-lain (2). Selain itu, memasukkan anak ke sekolah yang murah, atau bila ada yang gratis (3), meminta bantuan keluarga/kerabat apabila mengalami kekurangan biaya sekolah (4), bahkan menitipkan anak pada kerabat/lembaga yang membantu menyekolahkan anak (5). Strategi coping dengan tujuan mendukung penghematan pengeluaran pendidikan menghasilkan alternatif coping yang bersifat positif.

Hasil penelitian sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori, tidak berbeda nyata (p-value > 0,05) antara musim panen dan tidak panen. Pada musim panen, tidak panen keseluruhan (100,0%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 40). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki kategori sedang sampai tinggi (100,0%), baik wilayah dominan sawah, lahan kering, hutan.

Tabel 40. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori dukungan aspek pendidikan pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen)

Sawah (n = 40) Lahan kering (n=40) Hutan (n = 40)

non panen Panen non panen Panen non panen Panen

Rendah 0 0 0 0 0 0

Sedang 67.5 67.5 70 70 67.5 67.5

Tinggi 32.5 32.5 30 30 32.5 32.5

Total 100 100 100 100 100 100

Keterangan : Rendah: 0 – 1 Sedang: 2 – 3 Tinggi: 4 – 5

Artinya dukungan untuk penghematan pengeluaran pangan belum optimal, belum menguntungkan bagi kehidupan keluarga, yang belum dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok. Strategi coping dengan tujuan mendukung penghemat-an pengeluaran pangan menghasilkan alternatif coping (1) yang bersifat positif.

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value > 0,05) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0.05), tidak berbeda nyata antar ketiga agroekosistem. Hal ini, karena tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya (Jawa), karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi bukan domain aspek ini.

Kesehatan

Keluarga contoh melakukan coping untuk dukungan dalam penghematan pengeluaran kesehatan pada musim tidak panen dan panen. Terdapat tiga perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh, untuk menggali strategi coping dukungan tersebut. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi strategi coping adalah perilaku 2. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, dimana nilai Q tabel (3,84) lebih besar dari dari Q hitung (Tabel 41). Tabel 41. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek kesehatan pada 3 zona agroekosistem

T.uji Item-item yang diuji X2

(α,db) Sawah L.kering Hutan Simpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 5,99 7,13 6,18 7,13 Tolak Ho

2 Kecuali: KES 2 3,84 2,48 1,37 2,48 Terima Ho

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden

Asosiasi strategi coping musim tidak panen dan panen tersebut adalah memanfaatkan fasilitas kesehatan program bantuan di luar kesehatan masyarakat miskin (Askeskin), terutama untuk anak balita (posyandu), anak sekolah, ibu hamil dan menyususi, dan lainnya (2). Strategi coping yang tidak asosiasi adalah memanfa-atkan fasilitas kesehatan masyarakat miskin (Askeskin) (1). Selain itu, meminta bantuan keluarga/kerabat, tetangga apabila anggota keluarga mengalami

sakit (3). Strategi coping dengan tujuan mendukung penghematan pengeluaran kesehatan menghasilkan alternatif coping yang bersifat positif.

Hasil penelitian sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori, tidak berbeda nyata (p-value > 0,05) antara musim panen dan tidak panen. Pada musim panen, tidak panen sebagian besar (72,5%) berada pada kategori rendah sampai sedang (Tabel 42). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki kategori rendah sampai sedang, baik wilayah dominan sawah (95,0%), lahan kering (60,0%), kategori tinggi di hutan (62,5%).

Tabel 42. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek kesehatan pada 3 zona agroekosistem

Kategori Zona dominan (persen)

Sawah (n = 40) Lahan kering (n=40) Hutan (n = 40) non panen Panen non panen Panen non panen Panen

Rendah 57.5 57.5 25 25 25 25

Sedang 37.5 37,5 35 40 37.5 37.5

Tinggi 5 5 40 35 37.5 37.5

Total 100 100 100 100 100 100

Keterangan : Rendah: 0 – 1 Sedang: 2 – 3 Tinggi: 4 – 5

Artinya strategi coping dukungan kemampuan penghematan pengeluaran kesehatan belum optimal, belum menguntungkan bagi kehidupan keluarga, yang diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok, dan lebih lanjut belum berpotensi mengatasi kerawanan kesehatan.

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,568 – 0,968) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0.05), tidak berbeda nyata antar ketiga agroekosistem. Hal ini, karena tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya (Jawa), karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi bukan domain aspek ini.

Usahatani

Keluarga contoh melakukan coping untuk dukungan dalam penghematan pengeluaran usahatani pada musim tidak panen dan panen. Terdapat empat perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh, untuk menggali strategi coping dukungan tersebut. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi strategi coping adalah perilaku 1, 3,4. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, dimana nilai Q tabel (7,81) lebih besar dari dari Q hitung (Tabel 43).

Tabel 43. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek usahatani pada 3 zona agroekosistem

T.uji Item-item yang diuji X2

(α,db) Sawah L.kering Hutan Sim-

pulan Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 9,49 25,64 25,64 25,64 Tolak Ho

2 Asosiasi diuji: 1,3,4 7,81 6,18 6,18 6,18 Terima Ho

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden

Asosiasi strategi coping musim tidak panen dan panen tersebut adalah memanfaatkan program pertanian bagi masyarakat miskin, misalnya bantuan langsung masyarakat (BLM), seperti bantuan pupuk subsidi, P4K, PUAP, PPK, KP, lain (1). Selain itu, meminta bantuan, nasehat masalah ekonomi pada keluarga/kera-bat/tetangga (3); berusaha, dilanjutkan berdoa dan berserah diri pada Allah (4). Strategi coping dengan tujuan mendukung penghematan pengeluaran pendidikan menghasilkan alternatif coping yang bersifat positif.

Tabel 44. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran dukungan aspek usahatani pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen)

Sawah (n = 40) Lahan kering (n=40) Hutan (n = 40) non panen Panen non panen Panen non panen Panen

Rendah 0 0 0 0 0 0

Sedang 32.5 32.5 30 32.5 32.5 32.5

Tinggi 67.5 67.5 70 67.5 67.5 67.5

Total 100 100 100 100 100 100

Keterangan : Rendah: 0 – 1 Sedang: 2 – 3 Tinggi: 4 – 5

Hasil penelitian sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori, tidak berbeda nyata (p-value > 0,05) antara musim panen dan tidak panen. Pada musim panen, tidak panen keseluruhan (100,0%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 44). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki kategori sedang sampai tinggi (100,0%), baik pada dominan sawah, lahan kering, hutan. Artinya dukungan kemampuan penghematan pengeluaran usahatani agar terjadi efisiensi belum didukung secara optimal, dan belum menguntungkan bagi kehidupan keluarga, yang diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok.

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,751 – 0,916) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0.05), tidak berbeda nyata antar ketiga agroekosistem. Hal ini, karena tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya (Jawa), karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi bukan domain aspek ini.

Secara umum keluarga contoh melakukan tindakan kolektif (signifikan) dari strategi coping aspek ekonomi, dan dukungan aspek sosial penghematan pengeluaran pangan, pendidikan, kesehatan, pengeluaran lain-lain, serta peningkatan pendapatan. Sebaran keluarga contoh berdasarkan tindakan kolektif (signifikan) dan kategori, sebagian besar pada kategori sedang. Tindakan kolektif (signifikan) tersebut tidak berbeda nyata dengan penelitian-penelitian Rosidah (2011), Rachmawati (2010), Kusumo (2009), Firdaus (2008), Firdaus dan Sunarti (2008), Polin (2005), Purlika (2004), Harefa (2001), Harefa et al (2001). Tindakan kolektif (signifikan) dari strategi coping aspek ekonomi, dan dukungan aspek sosial penghematan efisiensi usahatani tidak dilakukan penelitian-penelitian tersebut diatas, kecuali penelitian Kusumo (2009). Tindakan kolektif dari strategi coping aspek penghematan efisiensi usahatani hanya pada penelitian Kusumo (2009), hasilnya berbeda karena perbedaan kurun waktu (musim tanam dengan musim paceklik).