• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga petani miskin akan mengkombinasikan berbagai sumberdaya untuk membentuk strategi nafkah yang sangat tergantung pada pertanian. Hasil diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam, serta mengacu kerangka

sustainability livelihood (Ellis 2000). Hasilnya, pengelolaan sumber nafkah

berdasarkan besaran akses dan tipologi nafkah yang meliputi : modal manusia -2 (-3, +1), modal fisik (-6, +2), modal finansial (- 4, + 2), modal alam (- 6, + 1) dan modal sosial (+ 5, - 2) (Gambar 38). Besaran akses dan tipologi nafkah pada ketiga agroekosistem, mem-bentuk pentagon yang tidak seimbang. Artinya, modal yang dapat dikembangkan lebih lanjut adalah modal sosial. Selain itu, etika sosial-kolektif sebagai landasan moralnya, sehingga lebih banyak memanfaatkan modal sosial sebagai faktor penting dalam membangun sistem nafkah. Modal sosial berbasis kepercayaan, relasi sosial, dan jaringan sosial (Putman) sebagai kerangka acuan nafkah berbasis modal sosial.

Kepercayaan (Trust)

Keluarga contoh melakukan nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan. Terdapat empat puluh delapan perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali strategi nafkah aspek kepercayaan. Analisis Cohran dilakukan untuk melihat perilaku-perilaku yang menjadi tindakan kolektif (signifikan) dari nafkah yang dilakukan keluarga contoh berdasarkan agroekosistem. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi tindakan kolektif, sepadan dengan asosiasi dari nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan adalah perilaku 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, 3 {nilai Q tabel (18,31) lebih besar dari Q hitung} (Tabel 45). H0, semua item yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama. Tabel 45. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek kepercayaan pada 3 agroekosistem T. uji Item yang diuji Sawah Item yang diuji

L.kering Item yang diuji

Hutan X2

(α,db) Sim-

pulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 34,05 Semua asosiasi 22,05 Semua asosiasi 29,09 21,03 Tolak H0 2 kecuali aso si. : 4,36,40 22,35 kecuali a-sosiasi : 4 17,01 kecuali a-sosiasi : 4 19,53 19,68 Tolak H0 Terima H0 3 kecuali aso siasi : 12 11,08 18,31

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden kepercayaan antar anggota keluarga, ke tetangga/ lingkungan untuk akses, pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan)

Tindakan kolektif nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan, mengindikasikan semakin tinggi kepercayaan untuk menjalin kerjasama (tolong menolong) tanpa saling curiga, serta keluarga dan lingkungannya dapat menjaga hubungan berkelanjutan, maka semakin tinggi tingkat pemenuhan kebutuhan pokok, atau ketahanan pangan. Selain itu, jika ada keluarga tidak mempunyai sumberdaya untuk mengakses kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan) secara cukup, maka tetangga, komunitas akan saling membantu agar keluarga tersebut dapat memenuhi pangan secara cukup. Nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan keluarga contoh mampu dimanfaatkan secara optimal, masih dipertahankan, diupayakan sehingga menghasilkan alternatif yang bersifat positif

Asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya kepercayaan diri kepala keluarga bagi anggotanya. Selain itu, kepercayaan (trust) antar anggota keluarga untuk dapat saling bekerja sama, baik di dalam keluarga atau dengan luar keluarga. Trust orang tua pada anggota keluarga, atau antar anggota keluarga, bahwa apabila saling membantu maka pemenuhan kebutuhan pokok akan menjadi lebih mudah. Trust antara orang tua, atau tetangga dengan anggota keluarga, bahwa mengembangkan rasa kepercayaan dapat menciptakan kehidupan yang damai, tenang, dan aman. Trust, bahwa aturan-aturan yang ada dalam lingkungan tempat tinggal, dapat mengembangkan rasa kepercayaan menciptakan kehidupan dalam keluarga, atau bertetangga yang damai, tenang, dan aman. Trust antar anggota keluarga, tetangga, atau keluarga dan tetangga, untuk menjaga keeratan hubungan di antara mereka adalah hal penting. Trust antara orang tua, atau tetangga, atau anggota keluarga dengan anggota keluarga lain, bahwa mereka dapat menjaga keluarga untuk bertahan hidup meskipun dalam tekanan kemiskinan. Trust untuk bekerja sama tanpa rasa saling curiga antara keluarga dengan tetangga, atau tetangga dengan tetangga lain. Trust antar keluarga di dalam komunitas bahwa apabila saling membantu maka pemenuhan kebutuhan pokok akan menjadi lebih mudah. Trust antar anggota keluarga, atau keluarga dengan tetangga merasa perlu mengembangkan sikap percaya terhadap lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang damai, tenang, aman, dan meredam kekacauan sosial. Trust, bahwa menjaga keeratan hubungan antar anggota keluarga, atau tetangga di antara mereka penting, serta dapat menjaga komunitasnya untuk

sustain.

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori skor nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan, sebagian besar (85,0%)

berada pada kategori tinggi (Tabel 46). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki nafkah berbasis modal sosial pada kategori tinggi, baik pada wilayah dominan sawah (82,5%), lahan kering (90,0%), hutan (82,5%), atau ketiganya (85,0%).

Tabel 46. Sebaran keluarga contoh berdasarkan skor kategori aspek kepercayaan pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen) Total (n = 120)

Sawah (n=40) L. kering (n=40) Hutan (n=40)

n % n % n % n %

Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 7 17.5 4 10 7 17.5 18 15

Tinggi 33 82.5 36 90 33 82.5 102 85

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Ket. : Rendah : 0-15, Sedang: 16-31, Tinggi: 32-48

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,583 – 0,948) antar agro ekosistem (dominan sawah, lahan kering, hutan). Hasil ANOVA (p-value > 0,05), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) berdasarkan teori himpunan, probabilitas (Hasan, 2003). Menurut Samovar (1981), kesamaan budaya responden memberikan nafkah berbasis modal sosial aspek kepercayaan terhadap suatu objek yang hampir sama pula (homofili). Terjadi interseksi, di mana irisan dari himpunan A (trust : dominan sawah), himpunan B

(trust : dominan lahan kering), dan C (dominan hutan) = A п B п C = (X : x є A, x є B, x є C), A, B, C tidak saling lepas (homofili), peristiwa bersamaan, seperti pada Gambar 18.

Jaringan Sosial

Keluarga contoh melakukan nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial. Terdapat dua puluh enam perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi nafkah berbasis modal sosial

Dominan Sawah

Dominan Lahan kering

Operasi irisan (interseksi): 46 dari 48 item (89,80%) : HOMOFILI

Dominan Hutan

Gambar 18. Interseksi kepercayaan antar zona agroekosistem

aspek jaringan sosial adalah perilaku 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-1, 2, dimana nilai Q tabel (18,31) lebih besar dari Q hitung (Tabel 47).

Tabel 47. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek jaringan sosial T.

uji

Item yang diuji

Sawah Hutan Item yang

diuji

L.kering

X

2(α,db) Sim- pulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi 24,40 21,08 Semua asosiasi 18,86 19,68 Tolak H0

Terima H0

2 Semua asosi.

ke-cuali : JS 4 14,05 12,74 18,31

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden

Tk. Hubungan, keterbukaan, keragaman, permanency dalam pemenuhan kebutuhan pokok/harian

Asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial, mengindikasikan kedekatan hubungan karena bertetangga dekat, dan hubungan kekerabatan akan mengakibatkan munculnya kepercayaan untuk saling membantu. Selain itu, semakin luas dan dalam sifat jaringan sosial yang dimiliki, maka semakin baik lingkungan memenuhi kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan). Nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial keluarga petani miskin mampu dimanfaatkan secara optimal, sehingga menghasilkan alternatif yang bersifat positif.

Asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya hubungan sosial saling menguntungkan. Selain itu, tingkat kepentingan dalam perkumpulan, atau mengikuti kelompok berdasarkan kriteria sama aspek pekerjaan, tipologi desa, sosial ekonomi, keyakinan, dan pendidikan (kelompok sosial). Hubungan yang terjalin dalam keluarga secara informal dengan lingkungan dalam, atau luar lingkungan, dalam membangun hubungan. Hubungan tersebut di atas, yang dilandasi dengan hubungan saling memberi – menerima (sifat jaringan). Hubungan berdasarkan kekerabatan, atau tetanggaan, dalam hal saling membantu (bentuk

jaringan). Banyaknya keluarga di lingkungan tempat tinggal yang dikenal,

perkumpulan di luar lingkungan yang kenal dan suka membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan (luas jaringan). Keterampilan cara memperoleh kebutuhan melalui meminjam, ketetanggaan, kelem-bagaan untuk kebutuhan sehari-hari pada keluarga di lingkungan tempat tinggal (kedalaman jaringan). Keterbukaan jaringan yang ada, peraturan yang harus dipatuhi. Keragaman jaringan pencampuran budaya dalam kelompok tempat tinggal. Permanency jaringan, hubungan dengan pihak luar yang membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga bersifat sementara, atau kontinu.

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori skor nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial, sebagian besar (85,0%) berada pada kategori tinggi (Tabel 48). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki nafkah berbasis modal sosial aspek jaringan sosial pada kategori tinggi, baik pada wilayah dominan sawah (82,5%), lahan kering (87,5%), hutan (85,0%), atau ketiganya (85,0%).

Tabel 48. Sebaran keluarga contoh berdasarkan skor kategori aspek jaringan sosial

Kategori

Zona Total

Sawah Lahan kering Hutan

n % n % n % n %

Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 7 17.5 5 12.5 6 15 18 15

Tinggi 33 82.5 35 87.5 34 85 102 85

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Ket. : Rendah : 0-8, Sedang: 9-17, Tinggi: 18-26

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,688 – 0,927) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0,05), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) besar (90,15%) tidak saling lepas (homofili), peristiwa bersamaan.

Norma Sosial

Keluarga contoh melakukan nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial. Terdapat sepuluh perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial adalah perilaku 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9. Pada ketiga wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-3, dimana nilai Q tabel (14,07), lebih besar dari Q hitung(Tabel 49).

Asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial, mengindikasikan semakin kuat, luas dan dalam norma sosial yang tidak tertulis (aturan informal), atau aturan informal berbasis aturan tradisional yang dimiliki, sehingga akan semakin tinggi tingkat pemenuhan kebutuhan pokok, dan ketahanan pangan. Selain itu, setiap keluarga miskin mempunyai respon dan dampak sosial ekonomi berbeda dalam menghadapi tekanan sumberdaya, melalui strategi nafkah dan strategi

copingnya. Mereka menganut sikap falsafah Jawa “menerima dan pasrah pada Allah setelah berusaha”, dan ”mengutamakan selamat”. Nafkah berbasis modal sosial

aspek norma sosial keluarga petani miskin mampu dimanfaatkan secara optimal, diupayakan dipertahankan sehingga menghasilkan alternatif yang bersifat positif. Tabel 49. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek norma sosial pada 3

agroekosistem T.

uji

Item yang diuji Sawah L.kering Hutan X2(α,db) Sim- pulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua asosiasi (SA) 53,73 52,25 48,22 16,92 Tolak H0

2 SA. ke-cuali : NOR 1 31,83 29,58 28,26 15,51 Tolak H0 3 SA. ke-cuali : NOR 10 11,62 8,64 8,16 14,07 Terima H0

Ket. : n setiap zona agroekosistem = 40 responden

Asosiasi nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya aturan tidak tertulis yang mengatur aktivitas masyarakat dalam pemenuhannya. Selain itu, aturan tradisional yang mengatur aktivitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori skor nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial, sebagian besar (89,2%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 50). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki nafkah berbasis modal sosial aspek norma sosial pada kategori sedang sampai tinggi, baik pada wilayah dominan sawah (87,5%), lahan kering (92,5%), hutan (87,5%).

Tabel 50. Sebaran keluarga contoh berdasarkan skor kategori aspek norma sosial pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen) Total

Sawah (n = 40) L. kering (n = 40) Hutan (n = 40)

n % n % n % n %

Rendah 5 12.5 3 7.5 5 12.5 13 10.8

Sedang 12 30 13 32.5 12 30 37 30.8

Tinggi 23 57.5 24 60 23 57.5 70 58.4

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Ket. : Rendah : 0-2, Sedang: 3-5, Tinggi: 6-10

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,658 – 0,861) antar agroekosistem. Hasil ANOVA (p-value > 0,05), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) yang besar (72,5%), tidak saling lepas (homofili), peristiwa bersamaan.