• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Mengajar: Belajar Dengan Berdiam Diri

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 73-80)

"Andre, perbuatanmu itu salah," tegur ibu. "Maukah ibu beritahukan kepadamu apa yang seharusnya kamu lakukan?"

Andre mulai berdalih. Beberapa di antaranya lebih menyerupai bantahan-bantahan. Andre selalu berdalih atau membantah setiap kali ibunya memberitahukan kepadanya mengenai apa yang seharusnya dilakukan. Apakah yang akan kamu katakan kepada Andre?

Renungan Singkat tentang Hal Mendengarkan:

1. Apakah kamu mengenal seseorang yang selalu berdalih atau membantah bila ibu atau ayahnya sedang menegurnya?

2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Andre saat ini juga?

Apakah yang akan kamu katakan kepadanya mengenai hal mendengarkan? 3. Dapatkah kamu mendengarkan dan belajar, sementara kamu membantah atau

berdalih? Mengapa tidak?

"Jika kamu tidak mau mendengarkan kata-kata ibu, maukah kamu mendengarkan perkataan Ayub?" tanya ibu kepada Andre.

Andre tampak terkejut. "Siapa?" tanyanya.

"Ayub," kata ibu. "Sebuah kitab di dalam Alkitab diberi nama sesuai dengan nama penulisnya. Allah mengajarkan beberapa hal kepada Ayub. Menurut kamu, apakah Ayub membantah atau berdalih?"

Andre menggelengkan kepalanya. Kemudian ibu membacakan ayat yang berikut dari Ayub 6:24, "Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat."

"Apakah itu berarti bahwa anak-anak harus berdiam diri dan mendengarkan ketika orangtua mereka sedang menegur atau mengajarkan sesuatu kepada mereka?" tanya Andre. Ibu menganggukkan kepalanya. Kamu juga harus berbuat seprti itu, bukan? Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu:

1. Menurut kamu, apakah seseorang boleh membantah Allah ketika Ia sedang memberitahukan sesuatu kepadanya? Mengapa tidak?

2. Mengapa sikap berdiam diri dan mendengarkan itu menolong kita belajar untuk mengetahui apa yang diinginkan Allah? Mengapa sikap berdiam diri dan

mendengarkan itu menolong kita untuk mengetahui apa yang diinginkan orangtua kita?

74

3. Mulai sekarang, apakah yang ingin kamu lakukan bila orangtuamu atau Allah memberitahukan kepadamu sesuatu yang penting? Maukah kamu

melakukannya? Bacaan Alkitab:

Ayub 6:24-25 Kebenaran Alkitab:

Aku akan berdiam diri ketika Engkau mengajarku; tunjukkanlah kepadaku dalam hal apa aku tersesat (Ayub 6:24).

Doa:

Ya Allah, ajarlah saya untuk berdiam diri dan mendengarkan pada saat saya ingin membantah atau berdalih. Dalam nama Yesus, Amin!

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers

Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 128 - 129

75

Tips: Menegur Murid

Menghadapi murid yang sulit untuk disiplin, terkadang membuat kita, sebagai guru, ingin selalu menghukumnya. Tetapi seharusnya, Anda tidak larut dalam emosi. Tegurlah mereka terlebih dahulu. Jangan berpikir kalau hanya dengan menegur saja, mereka tidak akan bisa berubah. Berikut ini saran-saran praktis agar teguran Anda dapat menjadi satu alat pendisiplinan yang berarti buat mereka.

1. Bila semua usaha Anda untuk menangani seseorang atau sekelompok murid gagal, tanganilah mereka secara pribadi. Secara umum, jangan gunakan

hukuman yang mempermalukan anak di depan orang banyak. Tegurlah mereka secara pribadi, tetapi jangan sampai Anda menyakiti hati murid dan

memengaruhi pandangannya terhadap Kristus dalam kehidupannya. Sebagai seorang Kristiani, kita tidak pernah punya hak untuk menyakiti, bahkan saat kita harus menangani situasi yang paling sulit sekalipun.

2. Menegur anak tidak berarti menghardiknya dengan kata-kata keras. Menegur bisa juga dengan jalan mendiskusikan masalah secara pribadi dengannya. Saat berdiskusi, pusatkan perhatian Anda pada hal-hal berikut:

a. Berilah penjelasan yang cukup tentang suatu kesalahan yang dilakukan. Kaitkanlah dengan kerugian yang akan menimpa seluruh kelas, bukan hanya mengganggu Anda.

b. Cobalah untuk mendapat kesepakatan tentang perbuatan yang dianggap salah. Pada umumnya, hindarilah pertanyaan seperti, "Mengapa kamu berbuat seperti itu?" Murid Anda jarang mengetahui jawabannya!

c. Yakinkan murid bahwa Anda percaya, ia dapat memenuhi harapan Anda untuk berkelakuan baik di kelas. Dalam hal ini, cobalah untuk memperoleh persetujuan.

d. Setelah murid mengerti, jelaskan kembali tentang kelakuan yang Anda harapkan. Jelaskan sespesifik mungkin. Sekali lagi, mintalah murid agar berkomitmen untuk berkelakuan baik dan tidak merugikan kelas.

e. Ingatkan murid bahwa pilihan akan kelakuannya juga merupakan pilihan akan konsekuensi yang ditimbulkan. Arahkanlah murid untuk membuat kesepakatan bahwa ia sendirilah yang memilih hukuman itu.

f. Dalam mengembangkan relasi pribadi murid dengan Tuhan, kadang- kadang ada waktu yang tepat, tetapi kadang-kadang juga tidak. Berserahlah sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus saat Anda

membimbing seorang anak untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Pada saat yang sama, jangan melakukan tindakan yang menyakiti "untuk memaksa" murid. Kebajikan Allahlah yang

memimpin seseorang pada pertobatan.

g. Yakinkan murid bahwa Anda merindukan keberadaannya di kelas Anda. Tunjukkanlah bahwa Anda mengasihi dan melihat potensi besar dalam hidupnya saat ia menyerahkan hatinya kepada Allah dan memiliki disiplin pribadi.

h. Berbagilah konsekuensi dari masalah yang berkelanjutan bila Anda rasa perlu.

76

3. Tindaklanjuti satu atau dua hal yang telah Anda bicarakan secara pribadi dengan murid, minimal yang berusia sekolah dasar. Pertimbangkanlah untuk menyusun suatu kesepakatan mengenai kelakuan yang spesifik. Tuliskanlah kesepakatan itu dengan jelas beserta harapan dan konsekuensi yang disetujui kedua pihak, baik guru maupun murid. Pihak ketiga dapat menjadi saksi. Tentukan pula tanggal atau hari untuk mempelajari kesepakatan itu dan berilah satu salinan kepada murid. Pastikan untuk melaksanakan apa yang ada dalam kesepakatan itu.

4. Sebagian dari kesepakatan setelah Anda menegur melalui pembicaraan empat mata dengan murid dapat digunakan untuk menetapkan tanda teguran akan kelakuan yang tidak baik. Tanda teguran tersebut mungkin berupa ketukan pensil di meja atau batuk pelan yang berarti murid tersebut hampir melakukan sesuatu yang tidak dapat Anda terima. Murid-murid yang lain tidak mengetahui tanda ini. Tanda ini, kadang-kadang, dapat membantu mengajar murid bagaimana

memonitor tingkah lakunya sendiri.

5. Berkonsultasilah dengan penyelia atau koordinator Anda mengenai cara-cara yang Anda rasa tidak efektif untuk menegur dan mengoreksi seorang murid. Biasanya terjadi bila Anda telah dengan terpaksa menegur murid di dalam kelas atau setelah mengadakan pembicaraan pribadi dengan murid, namun murid tetap tidak berubah. Atasan Anda dapat membantu memutuskan pendekatan alternatif atau menentukan bilamana orangtua murid perlu dihubungi.

6. Jangan menegur murid dengan jalan menyebarkan kesalahan mereka kepada orang lain. Ini akan merusak reputasi murid, menimbulkan pengingkaran oleh orangtua, dan merusak kesatuan tubuh Kristus.

7. Jangan ragu untuk menghubungi orangtua murid, tetapi perhatikan baik-baik cara pendekatan Anda. Bila Anda kecewa terhadap murid dan menegur murid dengan melontarkan komentar seperti, "Johnny sungguh tidak dapat diatur hari ini," atau "Ia membuatku gila!" Anda akan merusak suatu hubungan baik. Para orangtua harus merasakan bahwa Anda dan mereka tidak bertentangan. Sebaliknya, Anda berdua berada di pihak yang sama. Bila Anda tidak

"menyerang", para orangtua pada umumnya tidak bersikap defensif. Katakanlah bahwa Anda sedang mengalami beberapa masalah, dan akan membantu bila Anda dan orangtua murid dapat duduk dan membicarakannya. Pilihlah waktu dan tempat, serta bersiaplah untuk memberi contoh masalah perilaku murid dan apa yang telah Anda lakukan untuk mengoreksi murid. Terbukalah terhadap saran- saran dari orangtua dan terimalah dukungan mereka. Bersamaan dengan itu, Anda meyakinkan mereka bahwa Anda mengasihi dan memperhatikan anak mereka.

8. Anggaplah orangtua sebagai mitra kerja Anda, khususnya dalam memberi laporan peningkatan dan laporan tentang prestasi yang baik. Namun, tidaklah adil bila Anda mengharapkan orangtua untuk mengatasi masalah kedisiplinan di dalam kelas. Itu adalah tugas Anda. Kerapkali orangtua menunjukkan bahwa mereka ingin diberi laporan harian, tetapi guru malah memindahkan "beban" tindak lanjutnya kepada orangtua. Padahal, yang dimaksud orangtua adalah "Kami ingin mendengar bahwa anak kami mengalami kemajuan." Laporan negatif yang terus-menerus diberikan akan merusak hubungan Anda. dan

77

akhirnya, orangtua justru menjadi kurang yakin dengan kemampuan Anda sebagai guru untuk menangani murid secara positif.

9. Bila murid tetap "bersikeras" untuk berkelakuan tidak baik dan tidak menanggapi teguran dari guru, langkah yang lebih serius haruslah diambil untuk mendiagnosa konflik emosional yang mungkin ada di dalam diri murid, misalnya kurangnya perhatian, masalah dalam hal belajar, atau penyebab utama lainnya. Berikut adalah beberapa saran mengenai hal ini:

a. Adakan pertemuan dengan penyelia Anda, orangtua murid, dan para ahli yang dapat Anda akses untuk mempelajari masalah- masalah yang Anda hadapi.

b. Berikan evaluasi profesional dan rekomendasi kepada anak supaya mendapat perawatan.

c. Berikan konseling profesional bagi anak dan keluarganya.

d. Berikan rekomendasi yang menjelaskan bahwa sekolah Anda bukanlah lingkungan pendidikan yang paling tepat bagi si anak, bahwa ia dapat dicoba dipindahkan ke tempat lain yang dapat memberinya kelas yang lebih baik dan pelayanan yang lebih memadai.

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku : 100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin pada Anak-anak Judul Artikel Asli: Intervensi Pribadi

Penulis : Sharon R. Berry, Ph.D.

Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta, 2004 Halaman : 38 - 45

Dari Anda Untuk Anda

>Saya pernah secara mendadak diminta untuk bercerita di SM karena >guru yang bertugas tidak datang, dan kebetulan saat itu saya

>bertugas sebagai pengawas. Saya bingung harus cerita apa. Tiba-tiba >teringat bahan mengajar yang ada dalam binaanak yang baru saja saya >baca kemarinnya. Itulah berkat yang sudah saya dapat dari binaanak. >Kalau bisa setiap edisi jangan sampai tidak ada bahan mengajarnya >ya!? Soalnya sangat berguna sekali.

>Terima kasih. Maju terus dalam pelayanannya. >Bertha

Redaksi:

Kami sangat bersukacita sekali menerima sharing Anda :) Ya, kami akan usahakan di setiap edisi akan ada Kolom Bahan Mengajar karena kami sadar betul kebutuhan para guru SM akan bahan-bahan mengajar tersebut. Bagi rekan-rekan yang memiliki

kumpulan bahan-bahan mengajar dan ingin dibagikan kepada rekan-rekan lain, silakan kirimkan ke ==> staf-BinaAnak@sabda.org

78

Namun, sebenarnya Anda tidak perlu kuatir kalau e-BinaAnak suatu saat tidak

menampilkan Bahan Mengajar, karena Anda bisa berkunjung ke Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen). di situs ini, Anda bisa menemukan banyak sekali Bahan-bahan Mengajar yang bisa Anda pakai untuk mengajar Sekolah Minggu.

79

e-BinaAnak 217/Februari/2005: Mendisiplin

dengan Kasih

Salam dari Redaksi

Salam Kasih,

Menutup bulan Pebruari ini, "Mendisiplin dengan Kasih" adalah topik terakhir yang kami angkat. Topik tersebut mungkin terdengar bertolak belakang dengan topik dua minggu yang lalu, "Mendisiplin dengan Hukuman". Mendisiplin memang sering diidentikkan dengan hukuman atas pelanggaran terhadap aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Namun, pada dasarnya mendisiplin anak merupakan wujud kasih kita sebagai seorang pendidik (guru dan orangtua), kepada anak-anak yang kita didik. Mengapa demikian? Nah, ikutilah sajian e-BinaAnak minggu ini, yang berupa dua buah Tips dan satu buah Kesaksian yang kami harap dapat menolong kita para guru memiliki sikap yang benar dalam mendisiplin anak.

Silakan menyimak dan selamat mendisiplin! (Ra) Tim Redaksi

"Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah."

(Amsal 9:9)

80

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 73-80)