• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan Lakukan Ini:

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 189-198)

1. Jangan hanya membaca Alkitab jika hal itu terlintas di pikiran. 2. Jangan repot mengenai bagian-bagian yang kurang dipahami, atau

menghabiskan waktu lama dengan membaca bagian yang sulit atau membosankan.

3. Jangan lebih banyak membaca mengenai Alkitab daripada membaca Alkitab itu sendiri.

4. Jangan selalu membaca Alkitab dengan cara yang sama setiap hari.

5. Jangan membaca Alkitab seolah-olah tiap kata sama pentingnya; ingat, ada bagian yang lebih penting, dan ada juga bagian yang kurang penting. 6. Jangan selalu membaca dari versi Alkitab yang sama saja.

7. Jangan merasa terpaksa membaca huruf-huruf yang terlalu kecil atau samar-samar.

8. Jangan membiasakan diri membaca Alkitab di mana saja halamannya kebetulan terbuka; jangan memaksakan tiap ayat atau pasal berdiri sendiri, seolah-olah tiada kaitannya dengan bagian lain.

9. Jangan selalu membaca dengan diam saja walaupun tidak ada orang lain yang mendengar.

10.Jangan merasa "lebih suci" kalau selau membaca Alkitab pada jam tertentu. 11.Jangan selalu membaca hanya beberapa ayat saja atau satu pasal saja. 12.Jangan merasa terpaksa membaca seluruh Perjanjian Lama, baru boleh

memulai Perjanjian Baru lagi.

13.Jangan memaksa diri sering membaca bagian-bagian Alkitab yang kurang berarti secara pribadi.

14.Jangan manganggap, "Ayat-ayat ini sudah berkali-kali dibaca; mengapa harus diulangi lagi sekarang?"

15.Jangan terus memakai halaman isi buku kalau mau mencari ayat.

16.Jangan merasa berdosa jika tugas hafalan itu terlalu sulit atau membosankan. 17.Jangan selalu membaca Firman Tuhan seorang diri saja.

18.Jangan merasa diperlakukan seperti kanak-kanak kalau diajak memakai daftar pembacaan Alkitab; namun sistem itu boleh juga ditinggalkan jika perlu.

19.Jangan membaca Alkitab sama seperti cara membaca buku-buku lain.

20.Jangan membaca Alkitab hanya karena merupakan hasil karya kesusasteraan tertinggi, atau karena memuat sejarah yang menarik.

21.Jangan menyimpan untuk diri sendiri berkat-berkat yang akan diterima dari membaca Alkitab.

Bahan diambil dari sumber:

Judul Buku : Alkitab: Bagaimana Membacanya? Judul Artikel: Terus Membaca Alikitab

Penulis : H.L. Cermat

Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Jakarta, 1979 Halaman : 31 - 32

190

Mutiara Guru

Kapan saja Anda membaca ALkitab dengan hati terbuka dan iman aktif, Anda telah semakin bertumbuh menyerupai Putra Allah, yang adalah Firman yang hidup.

- Robert Jon Crown -

Dari Anda Untuk Anda

Dari: Deisy <deisy_imut@> >Shalom,

>Aku mengucap syukur atas terbentuknya website ini karena memudahkan >aku dalam mencari cerita atau ide ide lain untuk sekolah minggu dan >situs ini banyak menambahkan wawasan ku tentang bagaimana melayani >sekolah minggu.Tuhan Yesus Memberkati.

>Maju Terus dalam Tuhan. Redaksi:

Terima kasih untuk kunjungan Anda ke situs arsip e-BinaAnak di

http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/

Kami mengucap syukur untuk setiap berkat yang Anda dapatkan. Kiranya pelayanan Anda semakin diberkati Tuhan dan nama Tuhan semakin dimuliakan. Jangan lupa

untuk membagi-bagikan juga berkat tersebut kepada rekan- rekan sepelayanan Anda :)) Selain situs arsip e-BinaAnak, silakan juga kunjungi Situs Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK) di:

http://www.sabda.org/pepak/ Maju terus pelayanan anak Indonesia!

191

e-BinaAnak 228/Mei/2005: Disiplin Berdoa

Salam dari Redaksi

Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

Kehidupan doa seorang pelayan Tuhan sangat penting, karena melalui persekutuan dengan Tuhan yang intim ini, seorang pelayan Tuhan dapat bertumbuh untuk semakin mengenal hati Tuhan. Doa juga menjadi satu kunci keberhasilan dalam pelayanan mereka, karena melalui doa Tuhan mengajarkan mereka untuk terus bergantung kepada Tuhan. Itu sebabnya Alkitab mendorong kita untuk "berdoa senantiasa", itu berarti dalam setiap saat, dalam setiap waktu, dan dalam kondisi apa pun, jangan pernah Anda melalaikan kehidupan doa Anda.

Topik DISIPLIN BERDOA minggu ini, akan diisi dengan Artikel mengenai Disiplin Doa dan juga Tips yang membahas tentang Bagaimana Berdoa. Tak lupa Anda juga akan diperlengkapi dengan Bahan Mengajar tentang doa supaya murid-murid Anda pun mengikuti teladan Anda dalam berdoa. Nah, harapan kami Anda dan anak-anak SM Anda akan mendapat berkat besar melalui sajian kami minggu ini.

Selamat berdoa! (Dav) Tim Redaksi

"Tetaplah berdoa." (1Tesalonika 5:17)

192

Artikel: Disiplin Doa

Doa meluncurkan kita ke garis depan kehidupan rohani. Doa merupakan penyelidikan pertama di daerah yang belum diselidiki. Meditasi memperkenalkan kita pada

kehidupan batiniah, berpuasa merupakan sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan terdalam. Doa yang sesungguhnya menciptakan dan mengubah hidup. "Doa -- yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya -- adalah sumber semua kesalehan pribadi," tulis William Carey.

Berdoa berarti mengubah. Doa adalah cara utama yang Allah pakai untuk mengubah kita. Jika kita tidak bersedia diubah, kita akan meninggalkan doa sebagai ciri yang nyata dalam kehidupan kita. Semakin dekat kita dengan hati Allah, semakin kita melihat

kebutuhan kita dan semakin kita menginginkan untuk dijadikan seperti Kristus. William Blake mengatakan bahwa tugas kita dalam hidup ini adalah belajar menerima "sinar kasih" Allah. Betapa seringnya kita mengelak -- membuat tempat perlindungan yang kedap 'sinar' untuk menghindari Sang Kekasih Abadi. Tetapi ketika kita berdoa, maka Allah dengan perlahan-lahan dan penuh rahmat akan menyatakan tempat-tempat persembunyian kita dan melepaskan kita dari tempat-tempat itu.

"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3) Berdoa dengan "betul" melibatkan keinginan yang berubah, yang sama sekali diperbaharui.

Di dalam doa, yang sungguh-sungguh, kita mulai berpikir seperti Allah berpikir menginginkan apa yang diinginkan Allah, mengasihi apa yang dikasihi-Nya. Secara bertahap kita diajar untuk melihat segala hal menurut segi pandangan-Nya.

Semua orang yang telah hidup bergaul dengan Allah telah menganggap doa sebagai urusan yang utama dalam kehidupan mereka. Kata-kata Markus, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana," merupakan penjelasan tentang gaya hidup Tuhan Yesus (Markus 1:35). Kerinduan Daud kepada Allah memutuskan ikatan tidur yang memanjakan diri, "pada dinihari aku mencari Engkau" (Mazmur 63:2, TL). Pada waktu para rasul tergoda untuk mencurahkan energi mereka untuk tugas lain yang perlu dan penting, mereka memutuskan untuk mengabdikan diri mereka terus-menerus kepada doa dan pelayanan Firman (Kisah 6:4). Martin Luther berkata, "Urusan saya begitu banyak sehingga setiap hari saya harus berdoa selama tiga jam." Ia menganut aksioma rohani, yang

berpendapat, "Orang yang telah berdoa dengan baik telah belajar dengan baik pula." John Wesley berkata, "Allah tidak melakukan apa-apa kecuali sebagai jawaban atas doa," dan pernyataannya ini didukung dengan berdoa selama dua jam setiap hari. Keistimewaan yang paling menarik perhatian dalam kehidupan David Brainerd adalah doa-doanya. Buku hariannya penuh dengan catatan tentang doa, puasa, dan meditasi. Saya senang untuk sendirian di pondok saya, di sana saya dapat menggunakan waktu banyak untuk berdoa ...." "Saya mengkhususkan hari ini untuk berdoa dan berpuasa

193

secara rahasia kepada Allah." "Pada waktu saya pulang, dan melakukan meditasi, doa, dan puasa ...."

Bagi para penjelajah yang berada di garis depan iman, doa bukan merupakan

kebiasaan kecil yang dilampirkan pada batas luar kehidupan mereka -- doa itulah hidup mereka. Itulah pekerjaan yang paling serius dalam tahun-tahun yang paling produktif dalam kehidupan mereka. William Penn memberi kesaksian tentang George Fox, "Terutama sekali, ia mengutamakan doa .... Sosok tubuh yang paling hebat, paling hidup, dan paling terhormat yang pernah saya rasakan dan lihat adalah tubuhnya ketika di dalam doa." Adoniram Judson memutuskan untuk menarik diri dari perusahaan dan urusannya tujuh kali sehari agar ia bisa berdoa. Ia mulai pada tengah malam dan sekali lagi pada waktu fajar, lalu pukul sembilan pagi, jam dua belas, jam tiga, jam enam, dan jam sembilan malam ia meluangkan waktu untuk berdoa sendirian. John Hyde dari India membuat doa sebagai ciri yang paling menonjol, sehingga ia dijuluki "Hyde yang

berdoa". Bagi orang-orang ini dan semua orang lain yang memberanikan diri

menghadapi kedalaman hidup batin, maka bernapas adalah sama dengan berdoa. Akan tetapi, banyak di antara kita menjadi kecil hati, bukannya merasa ditantang oleh teladan seperti di atas. "Pahlawan-pahlawan iman" itu jauh melebihi segala sesuatu yang telah kita alami, sehingga kita cenderung untuk berputus asa. Daripada mendera diri kita karena kekurangan yang begitu jelas, maka sebaiknya kita mengingat bahwa Allah selalu mau menemui kita di mana pun kita berada dan dengan perlahan

membawa kita kepada perkara-perkara yang lebih dalam. Orang-orang yang kadang-kadang melakukan joging tidak dengan tiba-tiba ikut serta dalam maraton Olimpiade. Mereka menyiapkan dan melatih diri mereka untuk beberapa waktu lamanya, kita pun haruslah demikian. Bila mengikuti proses pengembangan seperti itu, kita bisa

mengharapkan bahwa setahun kemudian akan dapat berdoa dengan kekuasaan dan keberhasilan rohani yang lebih besar daripada saat ini.

Amat mudah bagi kita dikalahkan pada mulanya sebab kita telah diajar bahwa segala sesuatu di alam semesta telah ditetapkan sehingga segala sesuatu tidak dapat

berubah. Mungkin dengan murung kita merasa demikian, tetapi Alkitab tidak

mengajarkan hal itu. Tokoh- tokoh Alkitab berdoa seolah-olah doa mereka dapat dan akan mengadakan perubahan. Dengan senang hati Rasul Paulus memberi tahu bahwa kita adalah "kawan sekerja Allah" (1Korintus 3:9); yang berarti bahwa kita sedang bekerja bersama dengan Allah untuk menentukan akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Aliran falsafah Stoik itulah yang menyatakan bahwa alam semesta ini tertutup, bukan Alkitab. Banyak orang yang menekankan persetujuan tanpa protes dan sikap pasrah dalam menghadapi keadaan serta mengatakan bahwa hal itu adalah "Kehendak Tuhan", sesungguhnya lebih dekat dengan Epictetus daripada dengan Kristus. Musa berani berdoa sebab ia percaya bahwa ia bisa mengubah keadaan yang ada, bahkan pikiran Allah. Sebenarnya, Alkitab menekankan dengan tegas keterbukaan alam semesta sehingga berbicara tentang Allah yang terus-menerus mengubah pikiran-Nya sesuai dengan kasih-Nya yang tidak berubah itu (Keluaran 32:14; Yunus 3:10).

194

Hal itu membebaskan banyak orang di antara kita, namun juga memberi tanggung jawab yang sangat besar kepada kita. Kita bekerja bersama- sama dengan Allah untuk menentukan masa depan! Hal-hal tertentu akan terjadi dalam sejarah jika kita berdoa dengan benar. Kita harus, mengubah dunia dengan doa. Motivasi apa lagi yang kita perlukan untuk belajar melakukan tugas manusiawi yang tertinggi ini?

Doa merupakan suatu subjek yang begitu luas dan terdiri atas beraneka tahap sehingga dengan segera kita mengetahui bahwa tidak mungkin kita membicarakan semua

aspeknya dalam satu pasal meskipun hanya sedikit. Beribu-ribu buku yang sangat baik telah ditulis mengenai doa, salah satu yang terbaik adalah karangan Andrew Murray, With Christ in the School of Prayer. Sebaiknya kita membaca banyak dan mencari pengalaman yang lebih dalam jika kita ingin mengetahui cara-cara berdoa. Oleh karena pembatasan sering meningkatkan kejelasan, maka pasal ini akan dibatasi pada

pelajaran bagaimana berdoa bagi orang lain dengan keberhasilan rohani. Pria dan wanita modern sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan yang bisa kita berikan sehingga segala kekuatan kita hendaknya dipakai untuk tugas ini.

Bahan diambil dari sumber: Judul Buku : Tertib Rohani Penulis : Richard J. Foster

Penerbit : Penerbit Gandum Mas, Malang, 1990 Halaman : 54 - 58

195

Artikel 2: Bagaimana Berdoa

Ketika kita memikirkan cara berdoa, kita perlu berhati-hati agar tidak menganalisa secara berlebihan apa yang merupakan kegiatan yang wajar dan spontan. Dengan mudah kita dapat menjadi seperti kelabang (binatang yang memiliki kaki sangat banyak) yang tidak mengalami kesulitan apa-apa sampai ada orang yang bertanya kepadanya bagaimana ia tahu kaki yang mana yang harus melangkah lebih dulu. Ketika kelabang itu berhenti untuk memikirkan pertanyaan itu, ia menjadi begitu bingung sehingga tak dapat melangkah lagi. Demikian juga halnya, kita tidak usah terlalu memikirkan cara berdoa sehingga akhirnya kita tidak mampu membuat percakapan sederhana dengan Bapa surgawi kita. Namun, kita dapat memperbaiki kehidupan doa kita dengan melihat pedoman Alkitab mengenai doa:

1. Kita harus berdoa secara teratur.

Terutama ini penting bagi orang yang baru mulai berdoa. Perlu sekali ada suatu struktur, suatu disiplin. Bahkan, orang yang sudah lama mempraktikkan doa harus ingat akan pentingnya kebiasaan dan bahayanya membiarkan kebiasaan itu merosot menjadi hal yang diwajibkan.

Beberapa tahun yang lalu saya menemukan peribahasa yang sangat menolong saya, "Perbuatan-perbuatan yang rutin dapat menjadi jalan menuju anugerah." Disiplin berdoa memang dapat merosot menjadi perbuatan rutin. Tetapi hanya apabila saya mau tekun melakukan kebiasaan-kebiasaan itulah saya dapat paling sedikit secara sekali-sekali mengalami berkat, yaitu berubahnya kebiasaan itu menjadi jalan menuju anugerah.

Oleh karena itu, saya berdoa secara teratur, entah ada pengalaman yang mengejutkan ataupun tidak. Saya berdoa, entah langit turun dan kemuliaan memenuhi jiwa saya ataupun tidak. Saya berdoa karena saya percaya bahwa Tuhan itu setia dan Roh Kudus terus bekerja tanpa mempedulikan bagaimana perasaan saya. Mengembangkan kebiasaan berdoa lebih bermanfaat bagi kehidupan rohani saya dalam jangka panjang daripada menunggu dorongan hati yang sekali- kali menyuruh saya berdoa.

Alkitab memperingatkan kita agar terus-menerus berdoa. Lukas 18:1 berbunyi, "Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu," dan 1Tesalonika 5:17, "Tetaplah berdoa." Bila kita membaca ayat- ayat itu mungkin kita bertanya-tanya bagaimana hal itu dapat dilakukan. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kita

bergantung pada bimbingan Tuhan setiap saat. Ayat-ayat tersebut juga berarti kita mengakui bahwa setiap hembusan napas adalah pemberian dari Tuhan. Tetaplah berdoa bukan berarti harus ada komunikasi secara sadar antara kita dengan Tuhan. Tetapi, itu berarti bahwa doa adalah disiplin dan kebiasaan, sesuatu yang sudah kita jadikan peraturan dan kita lakukan dalam hidup kita. 2. Kita harus berdoa dengan jujur.

Kita menghadap Bapa surgawi yang mengasihi kita dan yang tidak akan menolak keterusterangan kita sewaktu kita berbicara dengan- Nya. Tidak ada apa pun yang tidak boleh kita sampaikan kepada Tuhan. Tak ada satu pun pikiran kita yang tak diketahui-Nya. Jadi, kita pun harus memberitahukan hal itu kepada-Nya,

196

entah kita menyampaikannya dengan kata-kata ataupun tanpa kata-kata. Kita bebas menyampaikan apa pun yang kita pikirkan kepada-Nya. Seperti Mazmur 139:23,24 mengatakan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"

3. Kita harus berdoa dengan penuh keberanian.

Ibrani 4:16 lebih merupakan permohonan yang mendesak daripada petunjuk, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Dalam bahasa Yunani kata penuh keberanian itu berarti "berbicara secara terbuka sepenuhnya". Artinya, memberi tahu secara tepat kepada Tuhan bagaimana perasaan kita mengenai diri kita sendiri dan mengenai keadaan hidup kita. Kita harus berdoa dengan sikap terbuka, bebas, dan penuh keberanian.

Doa bukanlah komunikasi satu arah. Doa meliputi juga hal mendengarkan selain hal berbicara. Kita percaya bahwa melalui Firman-Nya Tuhan berbicara kepada kita. Kita membaca Alkitab dan berusaha mendengarkan waktu Allah berbicara melalui

pembacaan itu. Kita membaca dan kemudian berdoa, lalu mambaca lagi dan berdoa lagi. Ada orang yang berdoa dan setelah itu merenungkan, berusaha memusatkan pikiran mereka pada Tuhan. Meskipun mereka tidak memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh pesan yang dapat mereka dengar, mereka memberi kesaksian bahwa mereka memperoleh wawasan yang jelas mengenai sifat dan kehendak Allah. Allah berbicara kepada kita melalui jalan yang lain juga - buku, kesaksian, khotbah, dan nyanyian pujian. Kita perlu menjaga jangan sampai kita berbicara terlalu banyak dan mendengarkan terlalu sedikit.

Doa tidak harus selalu dengan kata-kata. Kita dapat mengangkat jiwa kita atau

mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan tanpa mengucapkan kata-kata, hanya dengan memikirkannya. Ada saat-saat yang kita tak dapat secara sadar menyusun dengan kata-kata apa yang muncul di dalam jiwa kita. Pada saat-saat demikian kita kembali pada Roma 8:26, "Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Kadang-kadang, doa tertulis dapat membantu. Ada kumpulan doa-doa yang bagus sekali, misalnya Diary of Private Prayer karangan John Baille, yang sering dapat mengungkapkan secara lebih baik perasaan- perasaan dan keinginan-keinginan yang paling dalam di hati saya. Saya dapat membaca beberapa doa itu dengan diam. Atau saya dapat membacanya keras-keras, dengan menambahkan kata-kata AMIN saya sendiri. Saya membaca apa yang sebenarnya ingin saya katakan tetapi tak mampu saya ucapkan. Saya berterima kasih kepada saudara-saudara seiman yang

memberikan kata-kata untuk menyuarakan apa yang terkandung di dalam hati saya. Tetapi, apa pun disiplin yang kita anut, apa pun metode yang kita pergunakan, hal yang paling penting adalah berdoa - secara teratur, secara jujur, dan dengan penuh

197

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku : Pola Hidup Kristen Judul Artikel: Bagaimana Berdoa Penulis : Vernon Grounds

Penerjemah : Yayasan Penerbit Gandum Mas

Penerbit : Diterbitkan Atas Kerjasama: Penerbit Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup dan YAKIN

198

Bahan Mengajar: Doa: Bagai Menarik dan

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 189-198)