• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tips: Membangun Karakter Peduli Pada Anak

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 169-174)

Agar anak lebih peduli dan sayang kepada orang lain, psikolog Lawrence E. Saphiro, Ph.D. menganjurkan tips berikut ini:

1. Pujilah mereka saat menunjukkan rasa peduli pada orang lain.

Jika anak menunjukkan sikap peduli kepada orang lain, katakan bahwa yang ia lakukan benar, dan nyatakan sespesifik mungkin. "Kamu baik sekali, mau berbagi popcorn dengan Tomi. Tadi Mama lihat ia tersenyum. Keliatannya ia senang sekali."

Ajarlah juga anak untuk mengingat ketika orang lain bersikap peduli pada mereka. Misalnya, "Ingat betapa ramahnya Sarah kepadamu di hari pertama sekolah, sehingga kamu tidak merasa kesepian?" Dengan melakukan ini, orangtua menguatkan pemahaman anak bahwa tindakan orang lain dapat mempengaruhinya secara emosi.

2. Ajari anak lebih peduli dan bertanggung jawab.

Buatlah peraturan keluarga yang jelas dan konsisten, dan tuntut anak untuk mematuhi peraturan tersebut. Anak usia 5-6 tahun dapat diberi tanggung jawab untuk merapikan tempat tidurnya sendiri, merapikan buku dan meja belajarnya, memberi makan anjing peliharaan, atau membantu menyiapkan peralatan makan. Jika anak dapat melakukannya, pujilah dia dan ucapkan terima kasih padanya. Tapi jangan memberi reward dengan imbalan uang, karena mereka harus tahu bahwa membantu orang lain semata-mata karena membantu itu benar dan terpuji.

3. Ajak anak berbuat baik.

Supaya anak berbuat baik, berilah contoh terlebih dulu perbuatan konkret. Misalnya, mengajak anak menengok orang sakit, memberi uang atau makanan kepada peminta-minta, menulis surat ucapan terima kasih kepada nenek yang sudah memberi hadiah, dan sebagainya. Selanjutnya orangtua bisa

menyarankan anak menengok temannya yang mungkin sakit. Mengajari anak membukakan pintu sambil mengucap 'silakan', menolong manula atau orang buta menyeberang jalan, menyingkirkan batu dari jalan, meski kelihatan sepele namun bisa mendorong perbuatan yang baik.

4. Libatkan pada kegiatan sosial.

Melibatkan anak dalam kegiatan sosial juga perlu. Misalnya, mengikutsertakan anak dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan, mengajak anak mengumpulkan pakaian layak pakai untuk disumbangkan, membantu tetangga yang sedang hajatan, dan sebagainya. Melalui berbagai kegiatan itu rasa ingin tahu anak terusik dan melahirkan serangkaian pertanyaan. Misalnya, "Mengapa harus mengumpulkan barang-barang bekas?" Orangtua bisa menjelaskan alasan dan tujuannya. Misalnya, "Ini untuk membantu korban banjir, korban gempa."

Pertanyaan anak akan terus berkembang, dan penjelasan dari orangtua akan menumbuhkan sikap empati dalam diri anak.

170

Selain pendapat dari Lawrence E. Saphiro, Ph.D. di atas, ada pula tips untuk

membangun karakter peduli pada anak yang tidak kalah pentingnya untuk disimak: 1. Berikan teladan.

Anak adalah duplikasi dari orangtuanya. Jika orangtua berbuat baik, anak biasanya juga akan berbuat baik. Tunjukkan kepedulian kita terhadap orang-orang yang tak mampu. Komitmen kita yang kuat dalam membantu meringankan beban dan penderitaan orang lain akan dapat menular kepada anak-anak. 2. Jangan batasi pergaulan anak.

Seringkali teman yang kesusahan menjadi jembatan yang dapat membukakan mata terhadap hal-hal yang kurang dipedulikan. Barangkali kita menganggap kemiskinan itu berada di luar "dunia" kita.

Tak jarang kita tak mengetahui kemiskinan yang sebenarnya sebelum kita melihat teman kita sendiri mengalaminya. Biarkan anak kita berteman dengan siapa saja. Jangan batasi pergaulannya agar ia dapat mengenal temannya dari semua kalangan.

3. Doronglah anak untuk menunjukkan kepeduliannya kepada orang lain.

Memberikan uang kepada pengemis atau pengamen adalah salah satu cara agar anak bisa peduli kepada orang lain.

4. Ajak anak melihat sendiri kehidupan yang lain.

Jika memungkinkan, ajaklah anak melihat sendiri atau mengalami kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang biasa ia jalani. Ajaklah anak kita mengunjungi tempat dimana banyak orang susah yang berkumpul di sana. Dengan begitu, mereka akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia. Kita pun dapat memberi pemahaman kepada mereka dengan menjelaskan mengapa ada gelandangan yang mengais-ngais sampah, atau makan makanan yang telah dibuang ke tempat sampah, dan sebagainya.

Bahan diedit dan dirangkum dari sumber: 1. Nama Situs : CyberWOMAN

Alamat URL : http://cyberwoman.cbn.net.id/ Judul Artikel Asli: Ma, Kasihan Sekali Anak itu .... Penulis Artikel : Esi

2. Nama Situs : Republika Online

Alamat URL : http://www.republika.co.id/

Judul Artikel Asli: Agar Anak Mempunyai Rasa Empati Penulis Artikel : Kris

171

Mutiara Guru

Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi. Dia tidak akan membiarkan kita bergumul sendiri,

sebab Dia adalah Allah yang peduli.

Dari Anda Untuk Anda

Dari: Decky Riyanto <deko337>

>Bisa bantu gak ya? Menyambut hari Kenaikan Tuhan Yesus, Komisi >Sekolah Minggu Gereja gue mau bikin lokakarya PI (Pekabaran Injil) >yang bisa dilakukan oleh anak2 SM. gue pernah denger katanya ada >metode yang pake pin unik, trus buku tanpa kata dll. gue lagi nyari >lembaga/yayasan Kristen yang bisa nyediain pelatihan, alat2 u/ PI- >nya (traktat, pin, buku dll).

>Thanks for your help, God Bless You Redaksi:

Bagus sekali kalau pertanyaan ini Anda lemparkan di Milis Diskusi e-BinaGuru. Pasti Anda akan mendapat masukan dari guru-guru SM lain yang bergabung dalam milis tersebut. Anda tertarik untuk bergabung? Silakan kirim e-mail kosong ke:

<subscribe-i-kan-binaguru@xc.org>

Lembaga yang kami ketahui melayani acara-acara pelatihan untuk SM adalah Yayasan Domba Kecil. Berikut informasinya:

Yayasan Domba Kecil

Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Jakarta Barat 11470 Telp. (021) 560-2630, 566-8962

Fax. (021) 566-8962

Semoga informasi kami membantu Anda.

Yayasan Lembaga SABDA memiliki situs untuk guru Sekolah Minggu (PEPAK = Pelayanan Elektronik Pelayanan Anak Kristen). Jika Anda membutuhkan ide-ide kegiatan seputar hari raya Kristen, silakan berkunjung ke Situs PEPAK di:

172

Dari Redaksi Untuk Anda

SERVER SABDA.org HIDUP KEMBALI

Sejak 25 Maret 2005 yang lalu hingga minggu ini (4 April 2005) server SABDA.org DOWN, sehingga menyebabkan sebagian aktivitas online YLSA menjadi macet (situs-situs YLSA tidak dapat diakses). Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tapi, puji Tuhan! mulai 5 April 2005 y.l. server SABDA.org telah HIDUP KEMBALI dan sudah dapat diakses untuk melayani Anda lagi. Untuk itu, kami mohon maaf kepada semua pihak atas kejadian ini dan sekaligus mengucapkan terima kasih, karena kami tahu dukungan doa Anda sangat berharga bagi kami.

Bagi Anda yang masih mengalami kendala saat mengakses Situs SABDA.org ataupun situs-situs milik YLSA lainnya, silakan memberitahukan kepada kami untuk segera ditindaklanjuti. Kirimkan pemberitahuan tersebut melalui email ke:

< webmaster@sabda.org >

Informasi lebih lengkap mengenai tidak dapat diaksesnya server SABDA.org selama beberapa saat ini dapat Anda lihat di Situs

173

e-BinaAnak 226/April/2005: Kemandirian

Salam dari Redaksi

Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

Seorang guru SM mengeluh karena sering melihat anak-anak didiknya belum bisa mandiri ketika ada di Sekolah Minggu. Ada banyak kali guru SM kerepotan meladeni anak-anak tersebut, khususnya ketika mereka perlu ke kamar mandi, memakai sepatu, atau membereskan alat- alat tulis yang dipakai di kelas. Kesulitan anak untuk mandiri sering bermula dari rumah karena orangtuanya kurang mendidik mereka untuk bisa mandiri. Bagaimana guru SM dapat membantu orangtua, khususnya ibu, agar dapat menolong anaknya memiliki sikap yang mandiri? Beberapa sajian e-BinaAnak minggu ini kami sengaja hadirkan untuk menolong orangtua mendidik anaknya agar bisa memiliki sikap mandiri.

Sebagai guru SM, Anda bisa memakai bahan-bahan ini untuk menjadi bahan diskusi dengan orangtua anak. SM bisa mengadakan acara-acara khusus dengan orangtua murid untuk saling sharing sehingga dapat terjalin hubungan yang lebih erat antara orangtua dan Sekolah Minggu. Kalau hal itu belum memungkinkan, guru bisa

membagikan (copy) bahan-bahan ini kepada orangtua untuk bisa dibaca dan dipelajari di rumah.

Bagi guru SM yang kreatif, Anda juga bisa mempelajari bahan-bahan ini dan mengaplikasikannya dalam setiap kesempatan di kegiatan Sekolah Minggu Anda. Melalui pengajaran dan teladan Anda, kami yakin anak-anak juga akan dapat belajar tentang kemandirian. Selamat berkreasi. (Yul)

Tim Redaksi

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."

(Amsal 22:6)

174

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 169-174)