• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stop Press

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 150-155)

FELLOWSHIP DAN WORKSHOP GURU SM

KIDS PRODUCTION akan menyelenggarakan acara fellowship dan workshop Guru Sekolah Minggu dengan keterangan sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Sabtu , 23 April 2005

Tempat : Gedung Gereja GBI Tampak Siring Jl. Tampak Siring Indah Blok F No. 1 (Kompleks Gading Batavia FOODCOURT) Kelapa Gading - Jakarta Utara 14240 Tema : Kreatifitas Balon dan Panggung Boneka Biaya : GRATIS!

151

Pendaftaran paling lambat 15 April 2005. Silakan menghubungi: 021-4528436 atau 021-45847880

EXT. 134 (NATALIA); EXT. 135 (FENDI); EXT. 137 (CYNTHIA) Fax ke 021-4500231, UP: Natalia

Mutiara Guru

"Tekunkah diri Anda?"

Tanyakan terlebih dahulu hal ini pada diri Anda sendiri, sebelum membantu anak-anak Anda untuk bertekun.

152

e-BinaAnak 224/April/2005: Keadilan

Salam dari Redaksi

Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

Bersikap dan bertindak adil memang tidak mudah, apalagi jika kita harus

mengajarkannya kepada anak-anak. Namun demikian, mau tidak mau, suka tidak suka, tugas yang satu ini harus tetap dilakukan oleh para orangtua, guru sekolah, ataupun guru Sekolah Minggu kepada anak-anak. Bagaimana caranya? Silakan simak seluruh sajian kami minggu ini. Kami yakin, bahan-bahan sajian ini akan dapat membantu Anda untuk mengajarkan tentang keadilan kepada anak-anak didik Anda.

Selamat mengajar! (Ra) Tim Redaksi

"Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang

bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...."

(Ulangan 16:19,20)

153

Artikel: Keadilan

Adil adalah sikap tidak memihak dalam hubungannya dengan orang dan keadaan. Seseorang yang adil mampu melihat sesuatu secara objektif, tanpa menghiraukan perasaan atau prasangka pribadi; ia tidak berprasangka. Dia apa adanya, karena dia menerapkan suatu standar terhadap situasi-situasi yang berada di atas pilihan-pilihan pribadinya.

Kitab Injil menerangkan bahwa Allah tidak pilih kasih terhadap umat- Nya. Ia tidak menghakimi berdasarkan apa yang tampak dari luar saja. Tingkat seseorang, popularitas, atau keadaan tidak mempengaruhi penghakiman Allah namun sifat dari hati-Nyalah yang mempengaruhi penghakiman-Nya. Allah adalah hakim dunia.

Penghakiman-Nya apa adanya dan tidak memihak. Masing-masing kita dipanggil untuk menjadi hakim dalam dunia yang kita kuasai. Kita serupa dengan Kristus apa adanya dan tidak memihak dalam penghakiman kita.

Sebuah Contoh Positif dari Alkitab

Hukum Musa merupakan suatu wahyu dari sifat Allah. Ia memerintahkan anak-anak-Nya untuk menjadi serupa dengan Allah (seperti Allah) "Kuduslah kamu, sebab Aku ini kudus". Hukum tersebut memberi kita poin referensi yang absolut tentang hidup serupa dengan Allah. Keadilan Allah diekspresikan melalui cara kita memperlakukan orang lain. Tuhan menjelaskan melalui Musa bahwa Dia bersikap adil terhadap semua orang dan kita pun diharapkan bersikap demikian, "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran." (Imamat 19:15) Tuhan melarang kita untuk menghakimi berdasarkan kedudukan sosial.

Tuhan secara khusus memperhatikan bahwa pemimpin-pemimpin umat-Nya melaksanakan penghakiman yang tidak memihak. Ia bersabda melalui Musa, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang- orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...." (Ulangan 16:19,20) Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya menderita secara tidak adil di tangan para pemimpin yang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Hukum ini sekarang sering dilanggar. di tahun-tahun terakhir ini, apa yang telah dilakukan secara tersembunyi oleh para politikus di beberapa negara

(menerima bayaran untuk tujuan-tujuan tertentu) telah menjadi berita utama. Menurut Alkitab, seorang pemimpin mendiskualifikasi diri mereka sendiri jika ia memerintah untuk melawan dan bukan untuk melayani.

Allah harus sering mematahkan pagar prasangka kita untuk mewujudkan rencana-Nya. Apa yang kita anggap sebagai keyakinan kadang-kadang hanyalah prasangka yang dirumuskan dengan baik. Petrus, sama seperti orang-orang Yahudi yang baik lainnya, merasa bahwa orang-orang non- Yahudi berada satu tingkat di bawah anjing. Ia tidak

154

dapat membayangkan Tuhan mengirimnya untuk mengabarkan Kabar Baik kepada para penyembah berhala tersebut. Tuhan merancang suatu situasi yang tidak biasa yang menyebabkan Petrus berkesimpulan, "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya." (Kisah Para Rasul 10:34-35)

Amanat Agung kepada Jemaat di Yerusalem merupakan keinginan Tuhan agar para penyembah berhala menjadi sama seperti orang Yahudi. Mereka bukanlah penghuni kerajaan Allah tingkat dua. Mereka memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan sama seperti orang-orang Yahudi yang merupakan saudara-saudara mereka. Mudah bagi kita untuk memahami, tetapi Amanat Agung ini hampir saja meretakkan komunitas Perjanjian Baru! Prasangka tidak bisa dihilangkan dengan mudah, khususnya

prasangka tentang agama!

Petrus mengetahui bahwa Tuhan lebih tertarik sifat yang baik daripada kebudayaan suatu bangsa. Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma bahwa Tuhan menghakimi dengan objektif dan adil (Roma 2:9-11). Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa tingkat sosial seseorang tidak menentukan penghargaan-Nya, "Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan." (Efesus 6:8) Secara negatif, hukuman juga akan ditentukan dengan dasar yang adil (Kolose 3:25).

Sebuah Contoh Negatif dari Alkitab

Tidak ada ketidakadilan yang ditunjukkan sejelas penyaliban Yesus. Kerumunan orang-orang yang berteriak, "Salibkan Dia!" seharusnyalah yang mati, bukan Dia. Dia

menderita dalam melalui lima ejekan dalam pengadilan yang memalukan. Kematian Anak Allah bukanlah apa-apa namun itu adil.

Para nabi mengabarkan Firman Allah kepada umat-Nya. Seringkali firman itu adalah panggilan untuk kembali kepada kebenaran dan keadilan. Amos marah kepada orang-orang Israel karena mereka tidak apa adanya dalam menghadapi orang-orang miskin dan derita mereka akan kebenaran.

Mereka yang tidak bisa apa adanya seringkali sulit mengenali keadilan. Salah satu penjahat yang ada bersama Yesus ketika disalib, mengejek dan mencaci maki Yesus karena Yesus tidak menyelamatkan mereka. Namun penjahat yang lainnya menyadari bahwa Yesus mendapatkan perlakuan yang tidak adil meskipun mereka menerima hak dari perbuatan mereka.

Pada zaman Alkitab dahulu, sangatlah umum untuk menunjukkan sikap memihak kepada orang-orang kaya. Yakobus marah kepada orang-orang Kristen yang

melakukan hal seperti ini karena mereka "telah membuat pembedaan (di dalam hatimu) dan (bertindak sebagai) hakim dengan pikiran yang jahat" (Yakobus 2:4). Sekarang ini kita telah membalikkannya. Masyarakat kita sering menghukum orang kaya dan

155

memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Contoh ekstrim ini juga tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 150-155)