• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengalamannya menghidupkan MGMP pada acara Kopi Darat Diskusi Pendidikan dengan tema “Apa Kabar Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran?” yang diadakan Balitbang Kemendikbud dan ACDP (Analytical

and Capacity Development Partnership) di Jakarta (8/6/2016).

Menurut Sekretaris MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Karanganyar tersebut, sebelumnya banyak guru yang tidak termotivasi mengikuti kegiatan MGMP. Beberapa penyebabnya yang dia ketahui, di

antaranya:

1. Kegiatan lebih banyak dilakukan oleh pengurus dengan top down dari MKKS dan Dinas Pendidikan yaitu membuat soal UAS, UKK, dan penyusunan LKS.

2. Kegiatannya cenderung monoton, terlalu banyak teori, sedikit praktik. Tidak banyak dampak langsung yang diterima oleh anggota.

3. Dalam forum MGMP, materi cenderung pada pemenuhan administratif guru, misalnya membuat RPP dan Silabus untuk memenuhi persyaratan

administrasi.

4. Bentuk MGMP dalam satu kabupaten terlalu besar sehingga yang aktif hanya guru tertentu. 5. Kurangnya kesadaran guru untuk

meningkatkan kompetensinya. Para guru banyak yang merasa telah cukup dengan kemampuan yang dimilikinya.

MGMP yang difasilitasi dengan ragam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan guru untuk meningkatkan kompetensinya, membuat guru tertarik mengikuti pertemuan rutin tersebut dan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. KKG dan MGMP juga menjadi tempat untuk berbagi pengalaman keberhasilan pembelajaran atau menyelesaikan masalah yang ditemui dalam pembelajaran. Melalui forum tersebut, para guru jadi bisa saling belajar dari pengalaman sesama guru.

Demikian disampaikan Ibu Wahyuning yang juga fasilitator pembelajaran USAID PRIORITAS yang melatih dan mendampingi guru dan kepala sekolah, dengan salah satu strateginya memanfaatkan forum MGMP.

Strategi Menghidupkan MGMP Ibu Wahyuning dan beberapa pengurus MGMP, yang juga mendapatkan pelatihan dari USAID

Hidupkan MGMP untuk

Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Para guru membawa hasil karya siswa dalam pertemuan MGMP di Korda 1 Banjarnegara untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas hasil karya siswa.

MGMP yang Mati Suri Lebih dari 20 tahun KKG

(Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) menjadi wadah yang disediakan untuk guru dalam meningkatkan kompetensinya. Tetapi, banyak KKG dan MGMP yang mati suri atau tidak aktif lagi.

Ibu Wahyuning Widhiati SPd, guru Bahasa Inggris, SMPN 2

Banjarnegara, Jawa Tengah, berbagi pengalamannya menghidupkan MGMP pada acara Kopi Darat Diskusi Pendidikan dengan tema “Apa Kabar Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran?” yang diadakan Balitbang Kemendikbud dan ACDP (Analytical

and Capacity Development Partnership) di Jakarta (8/6/2016).

Menurut Sekretaris MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Karanganyar tersebut, sebelumnya banyak guru yang tidak termotivasi mengikuti kegiatan MGMP. Beberapa penyebabnya yang dia ketahui, di

antaranya:

1. Kegiatan lebih banyak dilakukan oleh pengurus dengan top down dari MKKS dan Dinas Pendidikan yaitu membuat soal UAS, UKK, dan penyusunan LKS.

2. Kegiatannya cenderung monoton, terlalu banyak teori, sedikit praktik. Tidak banyak dampak langsung yang diterima oleh anggota.

3. Dalam forum MGMP, materi cenderung pada pemenuhan administratif guru, misalnya membuat RPP dan Silabus untuk memenuhi persyaratan

administrasi.

4. Bentuk MGMP dalam satu kabupaten terlalu besar sehingga yang aktif hanya guru tertentu. 5. Kurangnya kesadaran guru untuk

meningkatkan kompetensinya. Para guru banyak yang merasa telah cukup dengan kemampuan yang dimilikinya.

MGMP yang difasilitasi dengan ragam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan guru untuk meningkatkan kompetensinya, membuat guru tertarik mengikuti pertemuan rutin tersebut dan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. KKG dan MGMP juga menjadi tempat untuk berbagi pengalaman keberhasilan pembelajaran atau menyelesaikan masalah yang ditemui dalam pembelajaran. Melalui forum tersebut, para guru jadi bisa saling belajar dari pengalaman sesama guru.

Demikian disampaikan Ibu Wahyuning yang juga fasilitator pembelajaran USAID PRIORITAS yang melatih dan mendampingi guru dan kepala sekolah, dengan salah satu strateginya memanfaatkan forum MGMP.

Strategi Menghidupkan MGMP Ibu Wahyuning dan beberapa pengurus MGMP, yang juga mendapatkan pelatihan dari USAID

Hidupkan MGMP untuk

Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

PRIORITAS, mulai menyusun strategi untuk membuat guru-guru aktif mengikuti kegiatan MGMP. Berikut beberapa strategi yang mereka lakukan.

1. Membuat Kegiatan dengan Inisiatif dari MGMP

Pada awal tahun pertemuan anggota dan pengurus MGMP, mereka membahas topik-topik yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Mereka juga melakukan pendekatan internal dengan pihak MKKS, terkait dukungan dana, perizinan, dan implementasi hasil-hasil pertemuan MGMP di sekolah.

2. Memanfaatkan Program USAID PRIORITAS

Ibu Wahyuning dan beberapa pengurus MGMP yang mendapat pelatihan dari USAID PRIORITAS, memanfaatkan modul dan metode pelatihan untuk didiseminasikan kepada guru lainnya melalui MGMP. Mereka juga menggunakan pendekatan

lesson study yang dilaksanakan

dalam tiga tahapan (Plan, Do, See) dalam melakukan pendampingan kepada para guru di sekolah mitra melalui forum MGMP.

Pada setiap pertemuan MGMP mereka fokus membahas satu topik, misalnya membuat lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi. Di awal pertemuan, fasilitator memberikan pelatihan tentang membuat lembar kerja. Lalu para guru dan fasilitator membuat perencanaan implementasinya di kelas (Plan). Setelah itu ada satu guru yang menerapkan di sekolahnya, dan guru-guru lainnya melihat proses pembelajaran tersebut dan mencatat hal-hal yang berhasil dalam pembelajaran maupun yang masih perlu diperbaiki, terutama berfokus pada proses belajar siswa.

Setelah mendiskusikan hasil pengamatan pembelajaran dan langkah-langkah yang perlu diperbaiki, semua anggota MGMP menerapkan di kelasnya masing-masing (Do).

Pada pertemuan MGMP berikutnya para guru membawa hasil karya siswa, media pembelajaran yang dipakai, dan catatan refleksi proses pembelajaran yang terkait dengan keberhasilan dan masalah-masalah pembelajaran,

untuk dibahas dalam MGMP (See). Para guru diberi

kesempatan untuk berbagi hasil pengalamannya. Hasilnya kemudian dijadikan bahan untuk perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

3. Mendapat Dukungan dari Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan setelah melihat secara langsung perkembangan dan manfaat MGMP, mulai mengoptimalkan peran empat Koordinator Daerah (Korda) MGMP. Di Kabupaten Banjarnegara, untuk memudahkan akses guru mengikuti MGMP, Dinas Pendidikan membuat rayonisasi MGMP.

Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan USAID PRIORITAS melatih dua orang perwakilan dari setiap Korda; dilatih tentang pembelajaran aktif dan

pengelolaan MGMP, untuk menjadi fasilitator di setiap Korda. Adanya tambahan fasilitator, membuat MGMP di setiap Korda menjadi lebih hidup.

Dampak dalam Pembelajaran Menurut Ibu Wahyuning, pertemuan MGMP Bahasa Inggris kini menjadi sesuatu yang ditunggu karena selalu ada hal baru yang dilatihkan. Kegiatannya implementatif dan sesuai dengan kebutuhan guru. Pertemuan rutin yang dilaksanakan MGMP Bahasa Inggris di Korda 1 Banjarnegara adalah setiap hari selasa.

Dari setiap pertemuan MGMP dan kunjungan ke sekolah guru-guru yang aktif dalam MGMP, dia melihat pembelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih hidup. Terlihat dari keaktifan dan keberanian siswa mempresen-tasikan hasil karyanya. Bahkan media sosial juga marak hasil postingan pembelajaran di kelas sebagai ajang tukar pengalaman guru.

“Dengan berjalannya kegiatan MGMP, kami merasakan banyak manfaatnya. Selain pembelajaran aktif sudah terbiasa dilaksanakan, kami bisa menjadi juara satu dalam lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan menjadi guru berprestasi di tahun 2016. Para guru juga bisa memenuhi poin pengembangan diri dalam rangka kegiatan PKB. Setiap kali pertemuan MGMP mereka mendapat sertifikat yang bisa digunakan untuk kenaikan pangkat juga,” katanya lagi.

Kegiatan lesson study menjadi bagian dari kegiatan MGMP. Mulai membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), implementasi pembelajaran, dan refleksi

pembelajaran semuanya dilaksanakan guru bersama-sama. Tampak beberapa guru sedang mengamati proses pembelajaran yang diajar oleh seorang guru dengan menggunakan RPP yang dibuat bersama dalam MGMP.

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara JL. Mayjen DI. Panjaitan, No. 57,

Banjarnegara, Jawa Tengah Telp: (0286) 594846 Kontak person:

Agus Sutanto MPd

(Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

Sujadi SPd

(Kasi Mutasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

Wahyuning Widiati SPd

PRIORITAS, mulai menyusun strategi untuk membuat guru-guru aktif mengikuti kegiatan MGMP. Berikut beberapa strategi yang mereka lakukan.

1. Membuat Kegiatan dengan Inisiatif dari MGMP

Pada awal tahun pertemuan anggota dan pengurus MGMP, mereka membahas topik-topik yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Mereka juga melakukan pendekatan internal dengan pihak MKKS, terkait dukungan dana, perizinan, dan implementasi hasil-hasil pertemuan MGMP di sekolah.

2. Memanfaatkan Program USAID PRIORITAS

Ibu Wahyuning dan beberapa pengurus MGMP yang mendapat pelatihan dari USAID PRIORITAS, memanfaatkan modul dan metode pelatihan untuk didiseminasikan kepada guru lainnya melalui MGMP. Mereka juga menggunakan pendekatan

lesson study yang dilaksanakan

dalam tiga tahapan (Plan, Do, See) dalam melakukan pendampingan kepada para guru di sekolah mitra melalui forum MGMP.

Pada setiap pertemuan MGMP mereka fokus membahas satu topik, misalnya membuat lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi. Di awal pertemuan, fasilitator memberikan pelatihan tentang membuat lembar kerja. Lalu para guru dan fasilitator membuat perencanaan implementasinya di kelas (Plan). Setelah itu ada satu guru yang menerapkan di sekolahnya, dan guru-guru lainnya melihat proses pembelajaran tersebut dan mencatat hal-hal yang berhasil dalam pembelajaran maupun yang masih perlu diperbaiki, terutama berfokus pada proses belajar siswa.

Setelah mendiskusikan hasil pengamatan pembelajaran dan langkah-langkah yang perlu diperbaiki, semua anggota MGMP menerapkan di kelasnya masing-masing (Do).

Pada pertemuan MGMP berikutnya para guru membawa hasil karya siswa, media pembelajaran yang dipakai, dan catatan refleksi proses pembelajaran yang terkait dengan keberhasilan dan masalah-masalah pembelajaran,

untuk dibahas dalam MGMP (See). Para guru diberi

kesempatan untuk berbagi hasil pengalamannya. Hasilnya kemudian dijadikan bahan untuk perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

3. Mendapat Dukungan dari Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan setelah melihat secara langsung perkembangan dan manfaat MGMP, mulai mengoptimalkan peran empat Koordinator Daerah (Korda) MGMP. Di Kabupaten Banjarnegara, untuk memudahkan akses guru mengikuti MGMP, Dinas Pendidikan membuat rayonisasi MGMP.

Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan USAID PRIORITAS melatih dua orang perwakilan dari setiap Korda; dilatih tentang pembelajaran aktif dan

pengelolaan MGMP, untuk menjadi fasilitator di setiap Korda. Adanya tambahan fasilitator, membuat MGMP di setiap Korda menjadi lebih hidup.

Dampak dalam Pembelajaran Menurut Ibu Wahyuning, pertemuan MGMP Bahasa Inggris kini menjadi sesuatu yang ditunggu karena selalu ada hal baru yang dilatihkan. Kegiatannya implementatif dan sesuai dengan kebutuhan guru. Pertemuan rutin yang dilaksanakan MGMP Bahasa Inggris di Korda 1 Banjarnegara adalah setiap hari selasa.

Dari setiap pertemuan MGMP dan kunjungan ke sekolah guru-guru yang aktif dalam MGMP, dia melihat pembelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih hidup. Terlihat dari keaktifan dan keberanian siswa mempresen-tasikan hasil karyanya. Bahkan media sosial juga marak hasil postingan pembelajaran di kelas sebagai ajang tukar pengalaman guru.

“Dengan berjalannya kegiatan MGMP, kami merasakan banyak manfaatnya. Selain pembelajaran aktif sudah terbiasa dilaksanakan, kami bisa menjadi juara satu dalam lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan menjadi guru berprestasi di tahun 2016. Para guru juga bisa memenuhi poin pengembangan diri dalam rangka kegiatan PKB. Setiap kali pertemuan MGMP mereka mendapat sertifikat yang bisa digunakan untuk kenaikan pangkat juga,” katanya lagi.

Kegiatan lesson study menjadi bagian dari kegiatan MGMP. Mulai membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), implementasi pembelajaran, dan refleksi

pembelajaran semuanya dilaksanakan guru bersama-sama. Tampak beberapa guru sedang mengamati proses pembelajaran yang diajar oleh seorang guru dengan menggunakan RPP yang dibuat bersama dalam MGMP.

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara JL. Mayjen DI. Panjaitan, No. 57,

Banjarnegara, Jawa Tengah Telp: (0286) 594846 Kontak person:

Agus Sutanto MPd

(Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

Sujadi SPd

(Kasi Mutasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

Wahyuning Widiati SPd