• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

Maninjau, Meningkatnya jumlah timbulan sampah serta belum terkelolanya limbah B3 dan limbah cair sebagian rumah sakit

2. Muara Sunga

2.5 LAUT, PESISIR DAN PANTA

2.7.1. Kondisi Umum

2.7.1.1. Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

Sepanjang tahun 2014 di Sumatera Barat bencana alam berupa banjir terjadi di alami oleh 14 kabupaten/kota hal ini terjadi karena pada tahun ini sudah mulai terjadi kenaikan intensitas hujan. Total kerugian material dari kejadian ini mencapai Rp. 16.994.725.000,- dengan total area yang

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-85

terendam adalah seluas 99.484,55 Ha. Dari beberapa kota yang mengalami bencana banjir di tahun 2014, kota terparah yakni Kota Solok dengan jumlah kerugian material mencapai Rp.1.980.000.000.000,- dengan luas area yang terendam adalah 6 Ha. Sedangkan kota yang paling sedikit mangalami kerugian akibat bencana banjir tahun 2014 adalah Kota Padang dengan kerugian materil sebesar Rp.630.000.000,- dengan luas area yang terendam sebesar 200.00 Ha. Sedangkan kabupaten yang tingkat kerugiannya terbesar akibat banjir yakni Kabupaten Pasaman Barat dengan total kerugian mencapai Rp. 5.368.650.000,- luas area yang terendam adalah 9,75 Ha. Kabupaten yang paling sedikit mengalami kerugian material akibat banjir adalah Kabupaten Lima Puluh Kota dengan total kerugian sebesar Rp.18.025.000 area yang terendam adalah sebesar 187,5 Ha. Sedangkan 5 (lima)

kabupaten/kota yang tidak mengalami bencana banjir tahun 2014 yaitu Kota Bukitinggi, Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, Kota Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar.

Dari 14 kabupaten/kota yang mengalami bencana banjir korban jiwa mengungsi di 7 (tujuh) kabupaten/kota dengan jumlah pengungsi keseluruhan sebanyak 6.357 jiwa dan 5 orang diantaranya meninggal dunia. Dari 7 (tujuh) kabupaten/kota ini Kota Solok merupakan daerah yang tertinggi jumlah korban mengungsi sebanyak 5.046 jiwa. Sedangkan korban mengungsi paling sedikit adalah Kabupaten Solok yakni sebanyak 22 orang. Perkiraan kerugian, total area terendam dan jumlah orang yang mengungsi serta meninggal dunia akibat banjir lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.117 berikut.

Gambar 2.118 Perkiraan Kerugian (Rp) dan Total Area Terendam (Ha) Kabupaten / Kota Yang Mengalami Bencana Banjir Tahun 2014

Gambar 2.119 Jumlah Korban Mengungsi Akibat Banjir di 7 ( tujuh ) Kabupaten / Kota Tahun 2014

Sumber : Olahan Tabel BA-1 Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

Gambar 2.120 Jumlah Korban Meninggal Akibat Banjir Tahun 2014

Sumber : Olahan Tabel BA-1, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

Perbandingan data dari tahun 2012 sampai tahun 2014, maka tahun 2014 di Propinsi Sumatera Barat terjadi penurunan jumlah angka kerugian akibat banjir yakni Rp. 16.994.725.000,- dari luasan area yang terendam 99.484,55Ha. Dibanding dengan yang terjadi pada tahun 2012 dengan tingkat kerugian mencapai Rp.242.864.110.500,- dan luasan area yang tergenang 793 Ha. Sedangkan pada tahun 2013 akibat banjir adalah sebesar Rp.43.276.520.000,- dengan total luasan area yang terendam 2.254.25 Ha. Akibat bencana banjir tahun 2012-2014 ini terjadi penurunan kerugian material yang sangat signifikan namun terjadi kenaikan yang

sangat signifikan pada total luasan area yang tergenang akibat banjir menurun dari 793 Ha menjadi 99.484,55Ha. Bencana banjir yang terjadi di Sumatera Barat dalam kurun waktu 3 tahun (2012 - 2014), pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah terjadi di 10 (sepuluh) kabupaten/kota, pada tahun 2013 jumlahnya mengalami peningkatan yakni 12 kabupaten/kota, tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi jumlahnya 14 kabupaten/kota, dibanding dengan yang terjadi pada tahun 2014 dan tahun 2012 total kerugian mengalami penurunan yang cukup signifikan tahun ini. Disamping itu peningkatan luas lahan dengan total area

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-87

terendam dalam kurun waktu 3 tahun pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kondisi tanah sebagai penyimpan air telah mengalami degradasi.

Perbandingan luas area yang terendam dan jumlah kerugian tahun 2012 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar .2.121 berikut.

Gambar 2.121 Perbandingan Total Luas Area Terendam dan Total Kerugian Akibat Banjir di Sumatera Barat Tahun 2012 - 2014

Sumber : Olahan Tabel BA-1A Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

Apabila dibandingkan tingkat kerugian antara wilayah perkotaan dan wilayah kabupaten, beberapa wilayah di Sumatera Barat mengalami perbedaan yang cukup mencolok yang terjadi pada Kota Padang sebagai kawasan perkotaan akibat banjir yang terjadi tahun 2012 sampai tahun 2014, Kota Padang sering terjadi bencana banjir dalam tiga tahun terakhir area yang terluas terendam banjir yakni pada tahun 2012 dengan tingkat kerugian mencapai Rp.231.375.000.000,- dari total luasan area yang tergenang 341.00 Ha, dibandingkan tahun 2013 dengan jumlah angka kerugian akibat banjir yang dialami sebesar Rp.525.000.000,- dengan luas area yang terendam sebesar 52 Ha. Hal ini terjadi penurunan angka kerugian dan luasan area terendam banjir,

pada tahun 2014 wilayah ini mengalami bencana banjir yakni tingkat kerugiannya Rp. 630.000.000,- dari luas area yang terendam 200.00 Ha, terjadi penurunan yang sangat signifikan dari tingkat kerugian yang dialami, sedangkan pada tahun 2014 ini untuk daerah kabupaten yang tertinggi angka kerugiannya yakni Kabupaten Pasaman Barat. Apabila dibandingkan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 untuk tahun ini mengalami penurunan angka kerugian dibandingkan

pada tahun 2012 dan 2013 yakni sebesar Rp.6.896.250.000,- menjadi Rp. 5.368.650.000,- taksiran nilai ekonomi

kerugian sebagai dampak dari bencana banjir, lebih jelasnya dilihat pada Gambar 2.122.

Gambar 2.122 Perbandingan Total Luas Area Terendam dan Total Kerugian Akibat Banjir 19 Kabupaten/Kota

Sumber : Olahan Tabel BA-1A Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

Pada tahun 2013, jumlah korban mengungsi akibat bencana banjir dengan total 1.057 orang pada 6 (enam) kabupaten / kota Kota Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Limapuluh Kota, jumlah korban mengungsi terbanyak akibat banjir di wilayah Propinsi Sumatera Barat adalah Kabupaten Limapuluh Kota dengan jumlah 710 orang sedangkan korban mengungsi sedikit yakni di Kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah 2 orang sebagai dampak yang ditimbulkan akibat banjir namun jumlah korban jiwa ini dapat ditekan sehingga tidak ada korban jiwa sedangkan 2 (dua) Kabupaten yakni Kabupaten Tanah Datar terdapat 4 orang meninggal dunia dan Kabupaten Limapuluh Kota yang mengakibatkan 2 (dua) orang meninggal dunia. Pada tahun 2014 jumlah korban mengungsi akibat bencana banjir jumlah 6.357 orang mengalami peningkatan korban mengungsi akibat dari bencana banjir yakni menjadi 7 ( tujuh )

kabupaten/kota yaitu Kota Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Limapuluh Kota, dengan jumlah korban mengungsi yang paling tinggi terjadi di Kota Solok yaitu 5.046 orang dan angka korban mengungsi paling sedikit di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 22 orang. Korban meninggal dunia selama tahun 2014 terdapat di wilayah Kabupaten Padang Pariaman yakni 4 (empat ) orang meninggal dunia, dan Kabupaten Limapuluh Kota dengan 1 (satu) orang namun kabupaten /kota yang lain, korban jiwa dapat ditekan dari bencana banjir sehingga tidak ada korban jiwa tahun ini walaupun mengalami peningkatan jumlah korban mengungsi dari 1.057 orang menjadi 6.357 orang dengan korban meninggal dunia menurun dari 6 korban jiwa menjadi 5 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan jumlah korban bencana banjir tahun 2013 – 2014 seperti gambar 2.123.

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-89

Gambar 2.123 Perbandingan Jumlah Korban mengungsi dan Korban Meninggal Akibat Bencana Banjir Tahun 2013 - 2014

Sumber : Olahan Tabel BA-1B, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

Peristiwa kejadian bencana alam di kawasan pantai dalam kurun waktu hingga sampai tahun 2014 terjadi di 5 (lima) kabupaten/kota yakni Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman. Kota Pariaman pada tahun 2007 dengan peristiwa bencana abrasi pantai akibat

kerugian material yang ditimbulkan sebesar Rp.15.000.000, tahun 2009 terjadi gempa

dengan kerugian material yang ditimbulkan sebesar Rp.1.125.000.000, dan tahun 2012 terjadi banjir / ROB akibat kerugian material yang ditimbulkan sebesar Rp.128.400.000 akibat dampak dari peristiwa ini, tahun 2008 Kabupaten Pesisir Selatan terjadi bencana abrasi pantai

dengan dampak ini total kerugian material sebesar Rp. 760.000, tahun 2009 terjadi gempa tektonik dengan kerugian materail sebesar Rp.150.000.000, sedangkan tahun 2010 terjadi bencana tsunami dan tahun 2011 terjadi banjir / ROB akibat kerugian material yang ditimbulkan sebesar Rp. 310.000. Kabupaten Pasaman Barat terjadi bencana alam yakni abrasi pantai pada tahun 2012, di tahun 2007 Kabupaten Agam terjadi abrasi pantai dan Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2006 – 2010 terjadi 5 ( lima ) peristiwa bencana alam yakni abrasi pantai, gelombang pasang, banjir/ROB, gempa vulkanik dan gempa tektonik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.124.

Gambar 2.124 Kejadian Bencana Alam Di Kawasan Pantai Sumatera Barat

Untuk kejadian bencana ini, pada tahun 2014 terjadi pada 12 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat dengan Frekuensi bencana banjir dan longsor ini yang paling sering terjadi yakni di Kota Solok sebanyak 20 kali, karena Kota Solok yang mempunyai topografi dengan kemiringan yang cukup tinggi sehingga daerah ini rentan dengan terjadinya bencana. Selanjutnya Kota Payakumbuh sebanyak 14 kali, Kota Padang sebanyak 3 (tiga) kali, Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 6 (enam) kali, Kabupaten Tanah Datar sebanyak 1 (satu) kali, Kabupaten Solok Selatan sebanyak 1 (satu) kali, Kabupaten Solok sebanyak 1 (satu) kali, sedangkan di Kabupaten Pesisir Selatan sering terjadi

bencana banjir dan tanah longsor yakni sebanyak 16 kali, Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 1 (satu) kali, Kabupaten Pasaman sebanyak 2 (dua) kali, Kabupaten Kepulauan Mentawai sebanyak 8 (delapan) kali dan di Kabupaten Agam sebanyak 7 (tujuh) kali kejadian banjir dan longsor sedangkan 7 (tujuh) Kabupaten/ Kota lain yang tidak ada terjadi bencana banjir dan tanah longsor ini yakni Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Kota Bukitinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, dan Kabupaten Lima Puluh Kota untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.125 dibawah ini.

Gambar 2.125 Frekuensi Bencana Banjir Dan Longsor

Sumber : Olahan Tabel BA-1D Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2014

2.7.1.2. Bencana Kekeringan, Luas, dan