Maninjau, Meningkatnya jumlah timbulan sampah serta belum terkelolanya limbah B3 dan limbah cair sebagian rumah sakit
2.2. KEANEKARAGAMAN HAYAT
2.3.1. Kondisi Air
2.3.1.4. Kualitas Air Danau/Situ/ Embung
2.3.1.4.1 Perbandingan Kualitas Air Danau Antar Lokasi Dengan Baku Mutu
Pemantauan kualitas air pada masing-masing danau dilakukan pada 4 (empat) titik yang mewakili kondisi danau secara umum. Berdasarkan hasil analisa kualitas air danau terhadap 4 (empat) parameter penting yaitu BOD, COD, DO dan TSS dapat disimpulkan bahwa secara umum kualitas air danau di Sumatera Barat tergolong baik.
Parameter BOD
Dari hasil analisa kualitas air terhadap Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah, diketahui bahwa rata-rata nilai BOD pada Danau Dibawah telah melewati batas baku mutu yaitu rata-rata 3,19 mg/l. Nilai BOD tertinggi di Danau Dibawah diperoleh pada titik Jorong Air Tawar Selatan (3,36 mg/l)
diikuti
dengan
inlet Jorong Air Tawar SelatanNagari Kampung Batu Dalam Kec. Danau Kembar (3.36 mg/L), lokasi inlet Jorong Batu Dalam Nagari Kampung Batu Dalam Kec. Danau Kembar (3 mg/L) dan Jorong Selatan Nagari Kampung Baru Dalam Kec. Danau Kembar (2.98 mg/L).
Nilai ambang batas BOD untuk kepentingan prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, perikanan sesuai dengan Baku Mutu Kualitas Air Kelas 2 menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah maksimal 3 mg/l. Untuk
kondisi Danau Dibawah dapat dilihat bahwa perairan Danau Dibawah memiliki kadar BOD yang melebihi ambang batas di 2 (dua) lokasi pemantauan yaitu Jorong Air Tawar Selatan dan Jorong Kapalo Danau Dibawah, sehingga lokasi ini kurang mendukung untuk perikanan.
Sementara itu nilai BOD terendah diperoleh di Danau Singkarak dengan rata- rata 1,59 mg/l. Hasil pengukuran BOD Danau Singkarak pada lokasi inlet muara Sungai Sumani adalah 1.58 mg/L, outlet Pasar Ombilin/Dam Weir PLTA 1.23 mg/L, inlet Sungai Sumpur 1.97 mg/L dan outlet Intake PLTA Singkarak – Malalo (1.58 mg/L).
Gambar 2.51 Nilai BOD Danau di Sumatera Barat Tahun 2014
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-35
Nilai BOD5 dapat digunakan
sebagai petunjuk pengkayaan bahan organik pada ekosistem perairan, peningkatan nilai BOD5 menunjukkan peningkatan konsumsi
oksigen oleh mikroorganisme pengurai untuk dekomposisi bahan organik. Perairan alami nilai BOD berkisar antara 0,5 - 0,7 mg/L, perairan dengan nilai BOD mencapai 10 mg/L dianggap telah mengalami pencemaran. Ambang batas BOD untuk kepentingan prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, perikanan sesuai dengan Baku Mutu Kualitas Air Kelas 2 menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah maksimal 3 mg/l.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan danau Singkarak masih mendukung untuk perikanan.
Parameter COD
COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimiawi menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik, baik yang bisa didegradasi secara biologis maupun yang sulit didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan
H2O. Perairan yang mempunyai nilai COD
tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian.
Gambar 2.52 Nilai COD Danau di Sumatera Barat Tahun 2014
Sumber : OlahanTabel SD-15 Buku SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2014.
Rata-rata nilai COD tertinggi dari 4 (empat) danau yang dianalisa, ditemui pada Danau Dibawah yaitu 19,99 mg/l, dimana nilai COD paling tinggi diperoleh pada 3 (tiga) titik yaitu pada inlet Jorong Batu Dalam Nagari Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar (21.33 mg/L), Jorong Selatan Nagari Kampung Baru Dalam Kecamatan Danau Kembar (21.33 mg/L), dan outlet Jorong Kapalo Danau Dibawah Nagari
Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar (21.33 mg/L), sedangkan pada inlet Jorong Air Tawar Selatan Nagari Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar nilainya lebih rendah yaitu 16 mg/L. Walaupun demikian nilai COD pada Danau Dibawah ini masih berada dibawah batas baku mutu berdasarkan kepada Baku Mutu Kualitas Air Kelas 2 menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah maksimal 25 mg/l.
Nilai rata-rata COD terendah ditemui di Danau Maninjau dengan rata-rata nilai 8,22 mg/l. Nilai COD terendah di Danau Maninjau terdapat pada outlet Nagari Malintang Kecamatan Tanjung Raya (<5.77 mg/L) dan outlet Nagari Kubu Raya Kecamatan Tanjung Raya (<5.77 mg/L), sedangkan pada lokasi inlet Nagari Muko – Muko Kecamatan Tanjung Raya dan inlet Pasar Maninjau Kecamatan Tanjung Raya memiliki nilai yang sama yaitu 10.67 mg/L.
Parameter DO
Kandungan kadar oksigen pada perairan minimum 2 mg/l, hal ini dapat mendukung kehidupan organisme perairan secara normal, namun secara umum
kegiatan perikanan dapat berhasil bila kandungan oksigen sebaiknya tidak boleh kurang dari 4 mg/l.
Dari hasil pemantauan kualitas air danau, nilai rata-rata DO baik pada Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas maupun Danau Dibawah telah memenuhi batas baku mutu (4 mg/l) yaitu masing- masing rata-rata bernilai 5,59 mg/l, 6,28 mg/l, 5,32 mg/l dan 4,83 mg/l. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa rata-rata nilai DO terendah diperoleh di Danau Dibawah. Hasil pemantauan pada titik masing-masing lokasi dapat dilihat pada Gambar 2.53.
Gambar 2.53 Nilai DO Danau di Sumatera Barat Tahun 2014
Sumber : OlahanTabel SD-15 Buku SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2014
Dari 4 (empat) titik pengambilan sampel di Danau Dibawah nilai DO terendah ditemui pada outlet Jorong Kapalo Danau Dibawah Nagari Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar (4.21 mg/L) selanjutnya inlet Jorong Batu Dalam Nagari
Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar (4.90 mg/L), inlet Jorong Air Tawar Selatan Nagari Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar (5.05 mg/L) dan Jorong Selatan Nagari Kampung Baru
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-37
Dalam Kecamatan Danau Kembar (5.16 mg/L).
Sementara itu nilai rata-rata DO tertinggi diperoleh pada Danau Maninjau, dimana nilai DO paling tinggi diperoleh pada inlet Pasar Maninjau Kecamatan Tanjung Raya (6.31 mg/L) diikuti outlet Nagari Kubu Raya Kecamatan Tanjung Raya (6.30 mg/L), inlet Nagari Muko – Muko Kecamatan Tanjung Raya (6.27 mg/L), outlet Nagari Malintang Kecamatan Tanjung Raya (6.23 mg/L).
Kondisi oksigen terlarut di Danau Maninjau bervariasi dan berada di atas 6 mg/l dengan kata lain berada diatas kelayakan kandungan oksigen untuk perairan. Penurunan dan fluktuasi kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan karena kenaikan suhu air, respirasi dan dekomposisi bahan organik. Masuknya limbah organik yang mudah terurai seperti sisa pakan yang tidak termakan dan feces ke dalam air merupakan faktor utama yang menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dengan tajam.
Parameter TSS
Secara umum keempat danau (Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah) yang dipantau memiliki nilai TSS yang jauh di bawah baku mutu (50 mg/l) yaitu berkisar 3 mg/l sampai 37 mg/l. Rata-rata nilai TSS tertinggi dijumpai pada Danau Singkarak yaitu 14,75 mg/l. Dari 4 titik yang dipantau di Danau Singkarak, titik muara sungai Sumani memiliki nilai TSS yang paling tinggi dibandingkan titik lainnya yaitu 37 mg/l (Gambar 2.54).
Sementara itu rata-rata nilai TSS terendah diperoleh di Danau Maninjau yaitu 3,75 mg/l. Nilai TSS terendah di Danau Maninjau adalah pada titik outlet Nagari Malintang Kecamatan Tanjung Raya (3 mg/L), diikuti titik inlet Nagari Muko – Muko Kecamatan Tanjung Raya (4 mg/L), inlet Pasar Maninjau Kecamatan Tanjung Raya (4 mg/L) dan outlet Nagari Kubu Raya Kecamatan Tanjung Raya (4 mg/L). Selain itu, nilai TSS terendah juga ditemui pada titik Jorong Taluak Kinari Simpang Tanjung Nan IV – Danau Kembar (3 mg/L).
Gambar 2.54 Nilai TSS Danau di Sumatera Barat tahun 2014
Padatan tersuspensi total (TSS) sangat tergantung kepada kondisi tempat pengambilan sampel, ambang batas TSS untuk kepentingan perikanan Baku Mutu Kualitas Air Kelas 2 untuk perikanan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah sebesar 50 mg/l. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan keempat danau yang dipantau tersebut berdasarkan nilai TSS masih mempunyai toleransi untuk kehidupan ikan.