DAFTAR PUSTAKA
E. Bentuk Media
Media model “bola pecahan” terbuat dari bahan kayu yang dibentuk
menyerupai bola dengan diameter sebesar 8 cm. Media model “bola pecahan”
dilengkapi dengan tulisan Braille nilai pecahan yang terbuat kertas HVS dan plastik mika. Gambaran media model “bola pecahan” yaitu sebagai berikut:
Irisan yang dapat di buka pasang sebagai representasi dari pembilang
Bagian keseluruhan bola sebagai
representasi dari penyebut Magnet
175 F. Langkah Penggunaan
Media model “bola pecahan” dalam pembelajaran konsep pecahan
untuk siswa tunanetra terbagi dalam lima langkah penggunaan. Adapun
langkah penggunaan media model “bola pecahan” yaitu sebagai berikut:
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang pertama yaitu
membedakan nilai pecahan sederhana sampai pecahan ଵ serta mengidentifikasi bagian pecahan, yaitu pembilang dan penyebut. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan.
3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca
nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola
pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa meraba media model “bola pecahan” 1, ଵଶǡଵଷǡଵସǡଵହǡ dan ଵ secara utuh kemudian membaca nilai pecahan pada tulisan Braille yang tercantum pada
permukaan “bola pecahan”, serta membelah bola pecahan sehingga menjadi
irisan-irisan “bola pecahan”. Salah satu contohnya yaitu pecahan pada ଵହ
bahwa satu “bola pecahan” utuh dapat dibagi rata sebanyak 5 irisan “bola pecahan”.
5. Siswa diberikan penjelasan mengenai bagian-bagian pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut serta cara membedakan nilai pembilang dan penyebut. Posisi penulisan pembilang terletak setelah tanda angka Braille (
#
) dan posisi penulisan penyebut terletak setelah tanda per atau garis miring Braille (/
).176
6. Siswa membedakan bagian-bagian pecahan dengan cara membedakan posisi penulisan pembilang dan penyebut serta memaknainya dengan
menggunakan irisan “bola pecahan”.
7. Siswa menyebutkan nilai pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dan
irisan “bola pecahan” yang ditentukan oleh guru.
8. Guru menunjukkan berbagai irisan “bola pecahan”, kemudian secara bergantian siswa menyebutkan nilai pembilang dan penyebut dari irisan
“bola pecahan” tersebut.
9. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 11. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label
pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang kedua yaitu
membaca, membilang, dan menulis nilai pecahan. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan.
3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca
nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola
pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa dijelaskan cara membaca, membilang, dan menulis suatu pecahan
dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Salah satu contohnya yaitu
pecahan ଵଶ dapat dibaca satu perdua, seperdua, atau setengah dan penulisannya yaitu
#a/b
.177
5. Siswa membaca, membilang, dan menulis suatu pecahan dari irisan “bola
pecahan” yang ditentukan oleh guru.
6. Guru menunjukan berbagai irisan “bola pecahan”, kemudian siswa
membaca, membilang, dan menulis pecahan dari irisan “bola pecahan”
tersebut.
7. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan.
9. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label
pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang ketiga yaitu
menentukan pecahan senilai sampai pecahan ଵ. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan.
3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca
nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola
pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa dijelaskan cara menentukan nilai pecahan senilai dengan cara mengalikan suatu pecahan dengan pecahan yang memiliki nilai pembilang dan penyebut sama.
5. Siswa menentukan pecahan senilai dengan cara mengalikan dengan pecahan berpembilang dan berpenyebut sama. Contohnya pecahan ଵଶ dikali dengan Langkah Penggunaan Ketiga
178
pecahan ଶଶ sehingga diperoleh hasil pecahan ଵଶݔଶଶ ൌଶସ. Maka dari itu pecahan ଵଶ sama dengan pecahan ଶସǤ
6. Siswa membuktikan nilai pecahan awal dengan nilai pecahan hasil perkalian dengan pecahan berpembilang dan berpenyebut sama menggunakan irisan
“bola pecahan”.
7. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan.
9. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label
pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang keempat
yaitu membandingkan pecahan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan ଵ. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan.
3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca
nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola
pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa diberikan penjelasan bahwa semakin besar nilai pembilang maka pecahan tersebut memiliki nilai yang semakin besar, serta sebaliknya. 5. Siswa diberikan penjelasan mengenai macam-macam tanda perbandingan.
Siswa juga diberikan penjelasan mengenai penulisan dan penggunaan tanda perbandingan. Tanda perbandingan lebih besar
(3c) digunakan apabila
suatu pecahan memiliki pembilang lebih besar dari pembilang pecahan Langkah Penggunaan Keempat179
lainnya. Tanda perbandingan lebih kecil (3-) digunakan apabila suatu pecahan memiliki pembilang lebih kecil dari pembilang pecahan lainnya. Tanda perbandingan sama dengan (33) digunakan apabila kedua pecahan memiliki pembilang atau nilai pecahan sama besar.
6. Siswa diberikan dua macam pecahan yang memiliki nilai pembilang berbeda tetapi memiliki nilai penyebut sama dengan menggunakan irisan
“bola pecahan”. Setiap irisan “bola pecahan” dipegang dikedua tangan.
Irisan “bola pecahan” pertama di pegang ditangan kanan dan irisan “bola
pecahan” kedua dipegang ditangan kiri. Perbandingan pecahan diawali
dengan membandingan dua pecahan yang memiliki selisih nilai pecahan jauh berbeda, kemudian membandingan dua pecahan yang memiliki selisih lebih kecil.
7. Siswa membandingkan kedua pecahan dengan dua cara. Pertama, membandingkan kedua pecahan dengan menentukan besar nilai masing-masing pecahan.
8. Kedua, membandingkan dua buah pecahan dengan menggunakan irisan
“bola pecahan”. Siswa membandingkan jumlah dan besar irisan “bola
pecahan” pertama dengan irisan “bola pecahan” kedua.
9. Siswa menentukan tanda perbandingan yang tepat dari dua buah pecahan berpenyebut sama yang berbeda. Siswa kemudian berlatih membandingkan
pecahan berpenyebut sama tanpa menggunakan “bola pecahan”.
10. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 12. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label
180
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang kelima yaitu
melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan ଵ. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan.
3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca
nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola
pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa diberikan penjelasan cara melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan nilai pembilang tetapi tidak mengoperasikan nilai penyebut.
5. Siswa diberikan contoh operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
sederhana pecahan berpenyebut sama menggunakan media model “bola pecahan” dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan irisan “bola pecahan” sesuai dengan nilai pecahan secara bergantian.
6. Siswa melakukan operasi hitung penjumlahan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan dua cara. Pertama, siswa diberikan dua pecahan yang memiliki nilai pembilang berbeda tetapi memiliki nilai penyebut sama
dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Irisan “bola pecahan” pertama di pegang di tangan kanan dan irisan “bola pecahan” kedua dipegang di
tangan kiri. Siswa menjumlahkan kedua pecahan tersebut dengan cara
menggabungkan semua irisan “bola pecahan”, kemudian menjumlahkan semua irisan “bola pecahan”.
181
7. Kedua, siswa menjumlahkan kedua pecahan berpenyebut sama dengan cara menjumlah kedua nilai pembilang dan tidak menjumlahkan kedua nilai penyebut.
8. Siswa melakukan operasi hitung pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan dua cara. Pertama, siswa diberikan irisan “bola pecahan” sebagai representasi dari pecahan pertama. Irisan “bola pecahan”
diletakkan di salah satu tangan atau di meja. Siswa kemudian mengurangkan pecahan pertama oleh pecahan kedua dengan cara membuang/mengambil
irisan “bola pecahan” sesuai dengan nilai pengurangan pecahan. Siswa
menghitung sisa irisan “bola pecahan” setelah dikurangi.
9. Kedua, subjek mengurangkan kedua pecahan berpenyebut sama dengan cara mengurangi nilai pembilang pertama oleh nilai pembilang kedua dan tidak mengurangkan kedua nilai penyebut.
10. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan.
12. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label
pecahan Braille yang tercantum.
G. Evaluasi
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk 1. Membedakan nilai pecahan sederhana sampai pecahan ଵ
serta mengidentifikasi bagian pecahan, yaitu pembilang dan penyebut.
2. Membaca, membilang, dan menulis nilai pecahan. 3. Menentukan pecahan senilai sampai pecahan ଵ.
4. Membandingkan pecahan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan ଵ.
5. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan ଵ.
Tes
182 6. Instrumen a. Soal 1)
#a/d
( ଵସ ), pembilang adalah .... penyebut adalah ... 2)#c/e
( ଷହ ), pembilang adalah .... penyebut adalah ... 3) Dibaca ... 4) Dibaca ... 5) Bentuk tersebut menunjukkan pecahan ... 6) Bentuk tersebut menunjukkan pecahan ...7) Empat perlima ditulis ... 8) Dua pertiga ditulis ... 9)
#a/b
( ଵଶ ) = ... 10)#a/c
( ଵଷ ) = .. 11) Tanda perbandingan sama dengan ditulis ... 12) Tanda perbandingan lebih kecil dari ditulis ... 13) Tanda perbandingan lebih besar ditulis ... 14) ଵଶǥଵଶ 15) ଷସǥସସ 16) ସହǥଶହ 17) ଶଷǥସଷ 18) ଵǥଶ 19) ଷସǥଵସ 20) ଷǥଵଶ 21) ଵଷଵଷൌ ڮ 22) ଷହଵହൌ ڮ 23) ଶଶൌ ڮ 24) ଵସଶସൌ ڮ 25) ଵଶଵଶൌ ڮ 26) ହെସൌ ڮ 27) ସହെଶହൌ ڮ 28) ଷସെଶସൌ ڮ 29) ଶଷെଵଷൌ ڮ 30) ଶଶെଵଶൌ ڮ183 b. Kunci Jawaban 1) Pembilang adalah 1 Penyebut adalah 4 2) Pembilang adalah 3 Penyebut adalah 5 3) ଷସ 4) ସ
5) Satu perdua atau seperdua atau setengah 6) Tiga perlima 7)
#d/e
8)#b/c
9) ଵଶ = ଶସ atau ଷ 10) ଵଷ = ଶ 11) 33 12) 3-13) 3c 14) = 15) < 16) > 17) < 18) < 19) > 20) = 21) ଶଷ 22) ସହ 23) ସ 24) ଷସ 25) ଶଶ 26) ଵ 27) ଶହ 28) ଵସ 29) ଵଷ 30) ଵଶ c. Rubrik SkorNo. Soal Skor
1. 2. 3. ...
184 Keterangan:
Skor 1 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3 kali tetapi jawaban kurang tepat. Skor 2 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3 kali tetapi jawaban kurang tepat. Skor 3 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3 kali dan dengan jawaban yang benar. Skor 4 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3 kali dan dengan jawaban yang benar. Skor 5 Jika siswa mengerjakan soal tanpa bantuan dan dengan jawaban yang benar.
ൌ ͳͲͲ
Kategori:
Istimewa : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa.
Baik sekali : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa sebesar 76% sampai 99%.
Baik : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa sebesar 60% sampai 75%.
Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa kurang dari 60%.
Kriteria Ketuntasan Minimum: