METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data (Purwanto, 2007: 8). Adapun pengembangan instrumen dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar konsep pecahan. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes hasil belajar dibuat oleh peneliti dan dilakukan uji validitas isi kepada uji ahli yaitu guru mata pelajaran matematika siswa tunanetra kelas III. Langkah penyusunan instrumen tes hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Membatasi materi hanya pada pecahan sederhana.
b. Menetapkan indikator konsep pecahan yakni mengidentifikasi dan membedakan nilai-nilai pecahan sederhana, membandingkan pecahan berpenyebut sama, serta melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama.
c. Membuat 10 soal tes objektif bentuk isian beserta kunci jawabannya. d. Membuat penskoran tes hasil belajar konsep pecahan yang terdiri dari
rentang skor 1 sampai 5.
Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar konsep pecahan untuk siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta sebagai berikut:
89
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Konsep Pecahan untuk Siswa Kelas III
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Butir Nomor Butir
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Mengenal pecahan sederhana Siswa menentukan
nilai suatu pecahan 3 1, 2, 3 Membandingkan pecahan sederhana, Siswa membandingkan pecahan berpenyebut sama 3 4, 5, 6 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Siswa melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama 4 7, 8, 9, 10
Instrumen tes hasil belajar terdiri dari 10 buah soal isian. Rubrik skor untuk penilaian hasil belajar konsep pecahan terdiri dari 5 rentang skor sebagai berikut:
Tabel 6. Rubrik Skor Penilaian Tes Hasil Belajar Konsep Pecahan
Skor 1 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3 kali tetapi jawaban kurang tepat. Skor 2 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3 kali tetapi jawaban kurang tepat. Skor 3 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3 kali dan dengan jawaban yang benar. Skor 4 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3 kali dan dengan jawaban yang benar. Skor 5 Jika siswa mengerjakan soal tanpa bantuan dan dengan jawaban yang benar.
90
Hasil skor yang diperoleh oleh siswa tunanetra kelas III pada tes hasil belajar konsep pecahan akan dibagi dengan skor maksimal dan dipersentasekan. Skor akhir kemudian ditentukan dalam kategori tingkat keberhasilan belajar siswa tunanetra. Skor Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditetapkan pada pembelajaran konsep pecahan yaitu pencapaian persentase sebesar 70%. Adapun penskoran yang digunakan dalam tes hasil belajar (M. Ngalim Purwanta, 2013: 102-103), yaitu:
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap
Hasil nilai akhir siswa tunanetra kemudian dikategorikan ke dalam tingkat keberhasilan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Aswan (1997: 121), yaitu:
a. Istimewa : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa.
b. Baik sekali : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa sebesar 76% sampai 99%.
c. Baik : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa sebesar 60% sampai 75%.
91
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa kurang dari 60%.
2. Panduan Observasi
Teknik observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu teknik observasi non-partisipan. Data yang akan diungkap dalam penelitian ini meliputi data tentang kemampuan pemahaman konsep pecahan serta keaktifan dan partisipasi siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta dalam pembelajaran konsep pecahan. Format pengumpulan data melalui teknik observasi dilaksanakan dengan skala nilai. Hasil pengamatan dicatat dengan cara memberikan tanda cek (√) pada rentangan skor yang berada pada panduan observasi. Adapun kisi-kisi instrumen observasi pembelajaran konsep pecahan siswa tunanetra kelas III sebagai berikut: Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Konsep Pecahan untuk
Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Variabel Variabel Sub Indikator Jumlah butir Nomor butir
Pembelajaran konsep pecahan siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta Kemampuan pemahaman konsep pecahan
Siswa menyebutkan nilai
pecahan 3 13, 14, 15
Siswa membandingkan nilai
pecahan berpenyebut sama 3 16, 17, 18 Siswa melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama 2 19, 20 Keaktifan dan partisipasi siswa
Siswa siap dan disiplin dalam
mengikuti pembelajaran 2 1, 2, Siswa berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran 3 3, 4, 5, Siswa aktif bertanya, menjawab,
dan memberikan tanggapan
terhadap topik yang dibahas 4
6, 7, 8, 9, Siswa teliti dan tekun dalam
92
Penskoran instrumen observasi dimulai dari skor satu sampai empat. Adapun penskoran instrumen observasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 8. Penskoran Instrumen Observasi Pembelajaran Konsep Pecahan Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Skor Keterangan
Skor 1
Siswa tidak mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama secara mandiri; tidak memperhatikan informasi teman/guru; mengganggu teman; tidak berpartisipasi aktif meski telah diperingatkan guru; tidak memberikan tanggapan; tidak teliti dan malas dalam mengerjakan tugas walaupun dengan pendampingan.
Skor 2
Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan bantuan dari guru lebih dari 4 kali; memperhatikan informasi teman/guru tetapi main sendiri; mengganggu teman; berpartisipasi aktif namun tidak sesuai meski telah diperingatkan oleh guru; memberikan tanggapan dengan bantuan guru namun tidak sesuai; tidak teliti dan malas dalam mengerjakan tugas tanpa pendampingan.
Skor 3
Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan bantuan dari guru 3 kali atau kurang; memperhatikan informasi teman/guru dengan sikap duduk malas; berpartisipasi aktif dengan sesuai setelah mendapat peringatan dari guru; memberikan tanggapan yang sesuai dengan bantuan guru; teliti dan tekun dalam mengerjakan tugas dengan pedampingan.
Skor 4
Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama secara mandiri tanpa bantuan dari guru; memperhatikan informasi teman/guru dengan fokus; berpartisipasi aktif dengan sesuai secara mandiri; memberikan tanggapan yang sesuai secara mandiri; teliti dan tekun dalam mengerjakan tugas secara mandiri.
Langkah-langkah menentukan skor pengamatan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 193) yaitu sebagai berikut:
1) Menjumlahkan banyaknya centangan untuk masing-masing kolom pilihan.
2) Mengalikan banyaknya centangan dengan nilai kolom. 3) Menjumlahkan hasil kali skor semua kolom.
93
4) Menyimpulkan dengan menentukan kategori skor butir tersebut.
Penentuan kategori skor butir dirancang sendiri oleh peneliti. Penentuan kategori skor dilakukan dengan: 1) menentukan skor terbesar yaitu 60 dan skor terkecil yaitu 14, 2) menentukan kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang, dan 3) menentukan interval dengan cara:
ൌݏ݇ݎݐ݁ݎݐ݅݊݃݃݅ െ ݏ݇ݎݐ݁ݎ݈݇݁ܿ݅ݎ݁݊ݐܽ݊݃݇ܽݐ݁݃ݎ݅
ൌሺିଵସሻସ ൌ ସସ ൌ ͳͳǡͷdibulatkan menjadi 12
Adapun kategori skor observasi kemampuan pemahaman konsep pecahan adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Kategori Skor Hasil Observasi Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Tunanetra Kelas III SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Skor Persentase Kategori
49 – 60 81% – 100% Sangat Baik
37 – 48 61% – 80% Baik
25 – 36 41% – 60% Cukup
12 – 24 20% – 40 % Kurang