• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Hasil Observasi selama Perlakuan pada Siswa Tunanetra Kelas III Tunanetra Kelas III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan pada Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta Pecahan pada Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta

3. Deskripsi Data Hasil Observasi selama Perlakuan pada Siswa Tunanetra Kelas III Tunanetra Kelas III

Observasi dilaksanakan pada saat perlakuan berlangsung. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep pecahan siswa tunanetra kelas III dengan menggunakan media

model “bola pecahan”. Observasi juga bertujuan untuk mengetahui

keaktifan dan partisipasi siswa tunanetra kelas III dalam mengikuti pembelajaran konsep pecahan. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas sebagai hasil kesepakatan antara guru kelas dengan peneliti. Hasil pengamatan diolah bersama-sama oleh guru kelas dan peneliti untuk mencocokan perilaku yang muncul pada siswa tunanetra kelas III.

Adapun skor hasil observasi pembelajaran konsep pecahan pada siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta yaitu sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil Observasi Pembelajaran Konsep Pecahan Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta

No. Subjek Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Skor % Skor % Skor % Skor %

1. FR 48 80% 50 83,3% 53 88,3% 50 89,3% 2. DW 47 78,3% 49 81,7% 52 86,7% 50 89,3% 3. GN 41 68,3% 45 75% 49 81,7% 48 85,7%

135 a. Subjek 1 (FR)

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, subjek memperhatikan penjelasan dari peneliti dengan baik. Subjek sesekali duduk malas apabila sedang menunggu giliran penjelasan secara taktual oleh peneliti. Subjek aktif dalam bertanya meskipun terdapat beberapa pertanyaan yang tidak sesuai. Subjek memiliki minat yang baik dalam pembelajaran konsep pecahan dengan menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek mampu mengeksplorasi berbagai pertanyaan mengenai nilai pecahan, sehingga subjek banyak berlatih menentukan nilai pembilang dan penyebut. Subjek mendapatkan bantuan dari peneliti secara verbal dan taktual saat menggunakan “bola pecahan”. Subjek masih mengalami

kesulitan untuk membongkar pasang irisan “bola pecahan”.

Pada saat mengerjakan soal, subjek masih kurang teliti. Subjek masih sering terganggu dan tidak fokus. Subjek juga masing mengalami kesalahan dalam menulis pecahan Braille. Siswa mampu menentukan pembilang dan penyebut dengan benar meskipun dengan bantuan peneliti. Subjek terkadang membalik posisi pembilang dan penyebut sehingga jawaban yang ditunjukkan tidak tepat. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 48 dengan persentase pencapaian sebesar 80% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 197)

136 2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, subjek menerima informasi dari guru atau subjek lain dengan fokus. Subjek mampu memberikan tangapan dan pendapat terhadap informasi yang diperoleh secara mandiri. Subjek mampu mengekplorasi konsep pecahan dengan baik dengan cara memberikan contoh dan beberapa pecahan yang memiliki nilai sama. Subjek juga mampu menunjukkan pecahan senilai

menggunakan irisan “bola pecahan” meskipun dengan mendapat

bantuan dari peneliti. Subjek aktif dalam bertanya dan memiliki minat belajar yang tinggi.

Pada saat menyebutkan bagian pecahan, subjek lebih paham dari subjek lainnya. Subjek mengerjakan tugas dengan tekun meskipun pada beberapa bagian subjek kurang teliti dalam membaca soal dan menulis angka Braille. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 50 dengan persentase pencapaian sebesar 83,3% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 199)

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lain dengan fokus. Subjek tidak banyak mengganggu teman dan lebih aktif dalam proses tanya jawab. Subjek memiliki minat yang tinggi dalam menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek beberapa kali meminta kepada temannya untuk

137

segera bergantian menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek mampu mengeksplorasi perbandingan pecahan dengan beberapa contoh pecahan. Subjek senang dalam membandingkan suatu pecahan terhadap pecahan . Subjek bertanya dan memastikan bahwa suatu pecahan tertentu memiliki perbandingan lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan pecahan .

Subjek mampu membandingkan pecahan berpenyebut sama

dengan menggunakan media model “bola pecahan” meskipun masih

dengan bantuan. Subjek telah mampu membedakan suatu perbandingan pecahan berpenyebut sama dan menentukan tanda perbandingan. Subjek terkadang kurang teliti dalam menentukan besar dari nilai suatu pecahan. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 53 dengan persentase pencapaian sebesar 88,3% dan termasuk kategori sangat baik. (Terlampir halaman 201)

4) Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lain dengan fokus meskipun sesekali sikap duduk malas. Subjek berpartisifasi aktif dalam pembelajaran meskipun setelah diperingatkan oleh guru. Subjek memiliki minat belajar baik yang ditunjukkan dengan keaktifan dalam kegiatan tanya jawab serta keaktifan memberikan ide dan tanggapan. Subjek mampu memahami instruksi dengan baik pada saat menggunakan media

138

model “bola pecahan”. Subjek juga mampu melakukan operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan irisan “bola pecahan” meskipun dengan bantuan peneliti.

Pada saat mengerjakan soal operasi hitung, subjek mampu menjawab soal lebih cepat, baik menggunakan media maupun tanpa media. Subjek mampu menjawab soal dengan tepat secara mandiri tanpa bergantung pada bantuan peneliti. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 50 dengan persentase pencapaian sebesar 89,3% dan termasuk kategori sangat baik. (Terlampir halaman 203)

Adapun gambaran hasil observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan subjek 1 (FR) sebagai berikut:

Gambar 9. Hasil Observasi Perilaku dan Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan Subjek 1 (FR)

80% 83,30% 88,30% 89,30% 74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Persentase pencapaian hasil observasi

139

Gambar 9. menunjukkan bahwa subjek 1 (FR) memperoleh hasil observasi pembelajaran konsep pecahan yang lebih baik di setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan perubahan yang semakin baik pada kemampuan pemahaman konsep pecahan serta keaktifan dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran konsep pecahan.

b. Subjek 2 (DW) 1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lain dengan fokus meskipun sesekali duduk malas. Subjek berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab serta mampu mengeksplorasi konsep pecahan meskipun dengan peringatan dari guru. Subjek memiliki minat baik yang ditunjukkan dengan kemampuan subjek dalam aktif dalam mengikuti pembelajaran, mengungkapkan ide dan memberikan tangapan.

Subjek masih mendapat bantuan dari peneliti dalam

menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek mampu membedakan bagian pecahan meskipun beberapa kali keliru dan tertukar antar pembilang dan penyebut. Subjek juga mampu membaca, membilang, dan menulis pecahan meskipun sesekali masih keliru dalam menulis Braille. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 47 dengan persentase pencapaian sebesar 78,3% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 197)

140 2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan fokus. Subjek berpartisipasi aktif meskipun dengan peringatan dari peneliti. Subjek memiliki minat belajar baik yang dibuktikan dengan aktif bertanya dan memberikan tanggapan secara mandiri. Subjek mampu mengeksplorasi konsep

pecahan dan menggunakan media model “bola pecahan” dengan

bantuan dari peneliti.

Subjek masih mengalami kesulitan dalam menentukan nilai pecahan senilai, sehingga masih membutuhkan bantuan dari peneliti. Subjek mampu membedakan penyebut dan pembilang dengan benar serta mampu membaca, membilang, dan menulis pecahan dengan benar tanpan bergantung pada peneliti. Sesekali subjek mendapat bantuan apabila kurang teliti dan keliru menjawab soal, terutama dalam menentukan pecahan senilai. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 49 dengan persentase pencapaian sebesar 81,7% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 199)

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan fokus. Subjek berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Subjek aktif bertanya dan menjawab serta mampu mengungkapkan ide juga tanggapan dengan benar meskipun

141

sesekali setelah mendapat peringan dari guru. Subjek mampu mengeksplorasi perbandingan pecahan dengan baik serta

menggunakan media model “bola pecahan” dalam menentukan tanda

perbandingan yang tepat, meskipun masih dengan bantuan peneliti. Pada saat melakukan perbandingan pecahan berpenyebut sama, subjek mengalami perubahan yang lebih baik. Subjek mampu membandingkan suatu pecahan tanpa tertukar arah perbandingan. Subjek meletakkan dua nilai pecahan dengan menggunakan irisan

“bola pecahan” di kedua tangan. Anak kemudian membandingakan pecahan pertama yang berada di tangan kanan dan pecahan kedua yang ada di tangan kiri dengan menghitung dan membandingan irisan

“bola pecahan”. Subjek juga lebih antusias dalam menggunakan

media model “bola pecahan”. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 52 dengan persentase pencapaian sebesar 86,7% dan termasuk kategori sangat baik. (Terlampir halaman 201)

4) Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, subjek memperoleh informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan fokus meskipun sesekali duduk malas. Subjek aktif dalam proses pembelajaran dan memiliki minat belajar yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi aktif dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan serta mengungkapkan ide dan pendapat meskipun dengan peringatan dari peneliti. Subjek mampu

142

mengeksplorasi operasi hitung pecahan berpenyebut sama dan

menggunakan media model “bola pecahan” dengan baik dalam

melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Siswa menjumlahkan dan mengurangkan pecahan berpenyebut sama dengan menggunakan irisan “bola pecahan” secara

mandiri dengan tepat. Subjek lebih teliti dalam melakukan operasi hitung dan mengerjakan soal secara mandiri tanpa bergantung pada bantuan dari peneliti. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 50 dengan persentase pencapaian sebesar 89,3% dan termasuk kategori sangat baik. (Terlampir halaman 203)

Adapun gambaran hasil observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan subjek 2 (DW) sebagai berikut:

Gambar 10. Hasil Observasi Perilaku dan Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan Subjek 2 (DW)

78,30% 81,70% 86,70% 89,30% 72% 74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90% 92%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Persentase pencapaian hasil observasi

143

Gambar 10. menunjukkan bahwa subjek 2 (DW) memperoleh hasil observasi pembelajaran konsep pecahan yang lebih baik di setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan perubahan yang semakin baik pada kemampuan pemahaman konsep pecahan serta keaktifan dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran konsep pecahan.

c. Subjek 3 (GN) 1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan sikap duduk malas, sehingga mendapat teguran dari peneliti. Subjek berpartisipasi dengan aktif setelah mendapat peringatan dari guru. Subjek terkadang aktif bertanya meskipun tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Subjek juga mampu menjawab pertanyaan dan mengungkapkan ide dan tangapan setelah mendapat bantuan dari peneliti.

Subjek masih kurang dalam mengeksplorasi konsep pecahan. Subjek juga masih membutuhkan pendampingan dari peneliti pada

saat menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek mampu

membaca, membilang, dan menulis pecahan dengan tepat meskipun dengan bantuan dari peneliti. Subjek mendapat pendampingan yang intensif dalam menentukan pembilang dan penyebut suatu pecahan. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 41 dengan persentase pencapaian sebesar 68,3% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 197)

144 2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan sikap duduk malas, tetapi memiliki minat belajar yang baik. Subjek berpartipasi aktif dalam pembelajaran meskipun dengan peringatan dari peneliti. Subjek mampu bertanya, menjawab, mengungkapkan ide dan tanggapan dengan bantuan dari peneliti. Subjek mampu mengeksplorasi pecahan dengan menggunakan media model “bola pecahan” dengan bantuan dari guru. Subjek mampu membedakan nilai pembilang dan penyebut meskipun sesekali keliru dalam menentukan nilai tersebut. Subjek telah mampu membaca dan membilang pecahan serta memaknainya

ke dalam irisan “bola pecahan”. Subjek sesekali kurang teliti dan

keliru dalam menulis pecahan Braille. Subjek masih mengalami kesulitan pada saat menentukan suatu nilai pecahan dengan cara mengalikan berpembilang dan berpenyebut sama. Subjek cenderung menjumlahkan dan tidak mengalikan, sehingga membutuhkan bantuan. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 45 dengan persentase pencapaian sebesar 75% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 199)

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan fokus. Subjek memiliki minat

145

belajar baik yang ditunjukkan dengan partisipasi aktif dalam pembelajaran meskipun dengan peringatan dari peneliti. Subjek aktif bertanya cara membandingkan pecahan berpenyebut sama dengan

media model “bola pecahan”. Subjek juga aktif memberikan ide dan

tanggapan meskipun dnegan bantuan.

Subjek masih mengalami kesulitan dalam mengeksplorasi perbandingan pecahan dan menentukan tanda perbandingan yang tepat. Pada peerbandingan lebih besar dan lebih kecil, subjek terkadang keliru dan kurang teliti dalam menentukan besar nilai pecahan. Pada perbandingan pecahan yang sama besar, subjek mampu mengerjakannya secara mandiri. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 49 dengan persentase pencapaian sebesar 81,7% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 201)

4) Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, subjek memperhatikan informasi dari peneliti dan subjek lainnya dengan fokus meskipun sesekali duduk dengan malas. Subjek aktif dalam proses pembelajaran dan memiliki minat belajar yang tinggi. Subjek paling antusias apabila

pembelajaran menggunakan media model “bola pecahan”. Subjek mampu mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan peringatan dari peneliti. Subjek mampu memberikan tanggapan dan mengeksplorasi operasi hitung pecahan berpenyebut sama dengan bantuan peneliti.

146

Subjek mampu menggunakan media model “bola pecahan”

lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Subjek antusias dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama

dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Subjek terkadang keliru dalam penjumlahan pecahan berpenyebut sama karena menjumlahkan nilai penyebut, sehingga subjek mendapat pendampingan yang intensif. Subjek juga terkadang kurang teliti dalam mengidentifikasi tanda operasi hitung. Subjek memperoleh skor total observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan yaitu 48 dengan persentase pencapaian sebesar 85,7% dan termasuk kategori baik. (Terlampir halaman 203)

Adapun gambaran hasil observasi perilaku dan kemampuan pemahaman konsep pecahan subjek 3 (GN) sebagai berikut:

Gambar 11. Hasil Observasi Perilaku dan Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan Subjek 3 (GN)

68,30% 75,00% 81,70% 85,70% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Persentase pencapaian hasil observasi

147

Gambar 11. menunjukkan bahwa subjek 3 (GN) memperoleh hasil observasi pembelajaran konsep pecahan yang lebih baik di setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan perubahan yang semakin baik pada kemampuan pemahaman konsep pecahan serta keaktifan dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran konsep pecahan.

4. Deskripsi Data Kemampuan Akhir Pemahaman Konsep Pecahan pada