• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3. Kuesioner Uji Keterbacaan Modul

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan modul yang dibuat juga untuk melihat apakah modul sesuai dan layak untuk pembelajaran siswa kelas IV. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor dari hasil uji validasi produk modul Blended Learning materi gaya dan gerak oleh ahli dan guru kelas IV SD Kanisius Totogan, serta hasil uji coba produk oleh siswa kelas IV. Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu dengan menghitung rata-rata. Berikut ini adalah rumus cara menghitung rata-rata penilaian.

Skor Akhir = !"#$ &'() *+,-$#.-/

012.'/ 3'.+*'4#$

Gambar 3.4 Rumus Penilaian

Dalam penelitian ini menggunakan penilaian skala Likert yang digunakan dalam pengembangan produk berupa modul Blended Learning materi gaya dan gerak yakni: Sangat baik (4), Baik (3), Kurang Baik (2), Sangat Kurang Baik (1).

Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan ke data kualitatif. Berikut tabel klasifikasi sikap responden sebagai berikut:

Tabel 3.11 Klasifikasi Skor

Dari perhitungan menggunakan rumus tersebut, diperoleh hasil akhir dari validator. Hasil akhir tersebut yang berupa data kuantitatif kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala empat menggunakan pedoman (Widoyoko, 2014: 144).

Tabel 3.12 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Skor Kategori Keterangan

3,26 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan produk sudah layak digunakan

2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan produk sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki 1,76 – 2,50 Kurang Baik Keseluruhan produk kurang layak

digunakan

1,00 – 1,75 Sangat Kurang Baik Keseluruhan produk tidak layak digunakan

Apabila produk mendapatkan skor rentan 1,00 – 1,75 maka produk dikatakan “Sangat Kurang Baik” untuk diujicobakan, jika produk mendapatkan rentan 1,76 – 2,50 maka produk dikatakan “Kurang Baik” untuk diujicobakan, jika produk mendapatkan rentan 2,51 – 3,25 maka produk dikatakan “Baik” untuk diujicobakan, dan jika produk mendapatkan skor rentan 3,26 – 4,00 maka produk tersebut dikatakan “Sangat Baik” untuk diujicobakan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas hasil penelitian dari setiap langkah-langkah ADDIE yang terdiri dari analisis (analyze), desain (design), pengembangan (develop), implementasi (implement), dan evaluasi (evaluate).

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Prosedur Pengembangan Produk dengan Model ADDIE

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur pengembangan model ADDIE yang terdiri dari lima langkah yaitu Analisis (Analyze), Desain (Design), Pengembangan (Develop), Implementasi (Implemen), dan Evaluasi (Evaluate). Berikut ini uraian penjelasan dari setiap langkah dalam prosedur pengembangan dengan menggunakan model ADDIE berdasarkan implementasi yang telah dilakukan.

1. Tahap Analyze a. Analisis Kebutuhan

Pada tahap analisis ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan observasi sekolah dan wawancara kepada guru kelas IV SD Kanisius Totogan. Observasi dilakukan selama peneliti melakukan PLP 3 guna untuk memperoleh data visi misi sekolah, kurikulum yang digunakan, dan koleksi modul pembelajaran yang ada di sekolah. Wawancara dilakukan secara online pada tanggal 18 Oktober 2021. Tujuan peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru ketika melaksanakan pembelajaran serta kebutuhan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Dari data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar peneliti dalam mengembangkan modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning.

1) Hasil Observasi

Observasi dilakukan di SD yang merupakan salah satu contoh SD di Yogyakarta yaitu di SD Kanisius Totogan. Berdasarkan hasil analisis

dan misi sekolah, kurikulum yang digunakan, dan koleksi modul pembelajaran yang ada di sekolah. Hasil analisis kebutuhan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pertama, SD Kanisius Totogan memiliki visi “Menjadi komunitas pendidik transformatif dan menumbuhkan kemerdekaan berpikir demi terwujudnya sekolah yang unggul, peduli, dan melayani”. Sedangkan misi sekolah adalah (1) Menyelenggarakan pendidikan yang unggul agar peserta didik berkembang menjadi pribadi yang pancasila, cerdas, dan berkarakter. (2) Peduli terhadap sesama dan lingkungan. (3) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dalam kerjasama dengan mitra strategis. (4) Pendidikan berbasis kemerdekaan belajar.

Kedua, Kurikulum yang digunakan di SD Kanisius Totogan Yogyakarta yaitu menggunakan Kurikulum 2013. Mulai menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun 2013/2014 saat tahun ajaran baru. Guru sedikit memahami Kurikulum 2013, guru mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran menekankan 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru juga mengungkapkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 yang jelas peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan mandiri.

Ketiga adalah koleksi modul pembelajaran yang ada di sekolah ketersediaan sangat terbatas sehingga tidak semua siswa bisa menggunakannya. Di mana sekarang masa pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan secara daring menggunakan Zoom Meeting dengan media Handphone. Dalam pembelajaran daring ini guru mengirimkan tugas melalui Whatsapp akan tetapi tidak semua siswa memiliki Handphone sehingga siswa tersebut ketinggalan pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran IPA, guru menggunakan buku paket, BUPENA, LKS dan Tematik namun di masa pandemi seperti ini guru menganggap panduan tersebut kurang efektif sehingga guru mengharapkan adanya bahan ajar berupa modul pembelajaran yang inovatif, efektif dan efisien di masa pembelajaran daring.

Berdasarkan observasi di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan untuk mengembangkan modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Dalam pengembangan modul ini, peneliti menggunakan model Discovery

Learning karena dari hasil observasi tersebut sumber belajar yang siswa gunakan selama masa pandemi kurang efektif sehingga guru membutuhkan tambahan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang dapat mengacu siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif walaupun pembelajaran daring.

2) Hasil Analisis Kebutuhan Guru

Pada tahap ini, peneliti melakukan dengan wawancara kepada guru kelas IV SD Kanisius Totogan. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 6 butir pertanyaan yang dikembangkan dalam 10 pertanyaan yang ditujukan kepada guru kelas IV SD Kanisius Totogan. Hasil wawancara tersebut kemudian digunakan sebagai analisis kebutuhan pembuatan Modul Pembelajaran IPA. Berikut ini hasil data dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Kanisius Totogan yang telah dijabarkan:

Butir pertanyaan pertama berkaitan dengan penerapan kegiatan belajar mengajar IPA selama pandemi. Guru mengatakan bahwa kegiatan belajar yang digunakan selama masa pandemi yaitu menggunakan metode daring misalnya dengan Zoom atau gmeet dan WA Group.

Butir pertanyaan kedua berkaitan dengan ketersediaan bahan ajar di perpustakaan sekolah memiliki koleksi modul pembelajaran IPA. Guru mengatakan bahwa ada koleksi modul pembelajaran IPA, tetapi bahan ajar terbatas yang dimiliki sekolah terkhusus materi gaya dan gerak sekolah belum memiliki modul pembelajaran tersebut.

Butir pertanyaan ketiga berkaitan dengan cara mengajar guru yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Guru mengatakan bahwa menggunakan media yang ada di sekolah berupa buku paket, BUPENA, LKS, PPT, dan juga video-video pembelajaran.

Butir pertanyaan keempat berkaitan dengan kesulitan yang dialami guru dalam mengajar pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak di kelas. Guru menjelaskan bahwa tidak semua siswa memahami secara bersamaan. Karena di masa pandemi ini pembelajaran menggunakan bahan ajar yang tersedia di sekolah kurang mendukung dalam pemahaman anak mengenai materi yang diberikan oleh guru, maka dari itu guru membutuhkan

bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran untuk siswa memahami materi secara lebih mendalam.

Butir pertanyaan kelima berkaitan dengan cara mengatasi kesulitan pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak dalam kelas. Guru mengatakan bahwa dengan memberi PR maupun latihan dan memberikan ringkasan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berkembang dan aktif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru selama masa pandemi ini.

Butir pertanyaan keenam berkaitan dengan penggunaan modul pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak dalam penyampaian kelas.

Guru tersebut mengatakan bahwa iya sangat setuju jika materi gaya dan gerak memiliki bahan ajar berupa modul pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi tersebut lebih mendalam.

Butir pertanyaan ketujuh berkaitan dengan memerlukan modul pembelajaran IPA untuk kebutuhan pemberian materi gaya dan gerak dalam pembelajaran model Discovery Learning. Guru berpendapat bahwa sangat membutuhkan tambahan referensi yaitu berupa modul pembelajaran materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

Butir pertanyaan kedelapan berkaitan dengan modul dapat mendukung proses pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak. Guru mengatakan bahwa modul pembelajaran IPA materi gaya dan gerak dapat membantu dalam menambah referensi siswa dalam belajar secara mandiri.

Butir pertanyaan kesembilan berkaitan dengan pembuatan modul pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak yang menyangkut kebutuhan pembelajaran model Discovery Learning. Guru menjelaskan bahwa lebih banyak menggunakan referensi terkait gaya dan gerak.

Butir pertanyaan kesepuluh berkaitan dengan guru sudah mengetahui model Discovery Learning atau belajar melalui pengalaman langsung. Guru mengatakan bahwa sudah mengetahui dan menerapkan model Discovery Learning.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IV SD Kanisius Totogan, peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran selama masa pandemi guru masih menggunakan metode daring yaitu melalui Zoom atau gmeet dan WA Group. Ketersediaan bahan ajar yang ada di sekolah terbatas. Jadi di masa pandemi ini guru hanya menggunakan media yang ada di sekolah saja seperti buku paket, BUPENA, LKS, PPT, dan juga video pembelajaran. Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan tidak semua siswa memahami secara bersamaan pada pembelajaran IPA materi gaya dan gerak. Oleh karena itu, guru membutuhkan bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran IPA yang lengkap, dimana terdapat kegiatan dan materi yang dijelaskan secara mendalam dengan dilengkapi gambar yang simpel dan ilustrasi yang menarik serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Guru membutuhkan bahan ajar berupa Modul Pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning pada materi gaya dan gerak yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.

3) Hasil Analisis Kebutuhan Siswa

Analisis kebutuhan selanjutnya peneliti melakukan pengisian kuesioner terhadap peserta didik kelas IV SD Kanisius Totogan secara terbatas yaitu 6 siswa. Tujuan peneliti mengetahui kebutuhan siswa terhadap bahan ajar yang digunakan terutama dalam pembelajaran IPA. Kuesioner ini berisi 15 butir pertanyaan yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan yang dirasakan.

Berikut ini adalah hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No. Nama Rerata Keterangan

1. K 3,40 Sangat Baik

2. N 3,26 Sangat Baik

3. O 3,13 Baik

4. TRP 3,40 Sangat Baik

No. Nama Rerata Keterangan

5. VPAT 3,46 Sangat Baik

6. CACD 3,66 Sangat Baik

Rata-rata 3,38 Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa kelas IV SD Kanisius Totogan pada tabel di atas diperoleh skor rata-rata adalah 3,38 dengan kategori “Sangat Baik” yang artinya siswa-siswi kelas IV di SD Kanisius Totogan membutuhkan modul pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya pada pembelajaran IPA, karena itu modul pembelajaran IPA sangat membantu siswa-siswi untuk memperluas pengetahuannya dalam proses pembelajaran baik secara luring maupun daring.

2. Tahap Design

Tahap kedua dari model ADDIE adalah tahap perancangan atau design. Pada tahapan ini peneliti mulai merancang produk modul pembelajaran IPA sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Modul yang dirancang oleh peneliti mengenai untuk materi gaya dan gerak dengan membuat kerangka produk modul, menyusun garis besar materi serta menyusun kisi-kisi instrumen validasi modul. Kerangka modul dibuat dari unsur-unsur modul yaitu judul modul, petunjuk umum (kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan cara menggunakan modul), materi modul (uraian materi berupa penjelasan, kegiatan percobaan/pengamatan, ilustrasi-ilustrasi, rangkuman dan latihan soal evaluasi), lembar refleksi, rangkuman, dan daftar pustaka. Berikut ini uraian dari kerangka yang telah dirancang oleh peneliti.

a. Sampul/Cover Modul

Desain sampul Modul yang dikembangkan oleh peneliti, dibuat menggunakan Canva. Sampul Modul dicetak menggunakan kertas soft cover Ivory 260 gram. Pada bagian tengah juduh terdapat tulisan “Modul IPA Gaya dan Gerak Tema 8 Subtema 3 Kelas IV SD/MI” menggunakan ikon-ikon yang terdapat dalam aplikasi Canva. Nama peneliti diletakkan di sisi kiri bawah sampul Modul.

Sampul Modul juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar animasi yang menarik berhubungan dengan materi gaya dan gerak misalnya, bermain tanah liat, bermain ketapel, menendang bola, dan lainnya. Warna Cover didominasi dengan biru muda sama dengan Cover belakang berwarna biru pastel. Alasan memilih warna tersebut yaitu agar Modul yang dirancang dapat menarik perhatian siswa, senang ketika membaca dan menggunakan modul tersebut.

b. Isi Modul

Modul pembelajaran IPA Gaya dan Gerak tema 8 subtema 3 Kelas IV SD dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word. Isi Modul ditulis menggunakan jenis font nya adalah Times New Roman dengan ukuran font 14 pt, sementara untuk judul 16 pt. Spasi yang digunakan yaitu 1,5. Lalu, kertas yang digunakan untuk mencetak bagian isi Modul yaitu dengan menggunakan kertas HVS 80 gram. Susunan isi Modul yaitu kata pengantar, daftar isi, cara menggunakan modul, pemilik modul, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, silabus dan RPP, sintaks model Discovery Learning, materi pembelajaran, praktik percobaan/pengamatan, rangkuman, refleksi, soal evaluasi, daftar pustaka, dan biografi penulis.

c. Kata Pengantar

Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas keberhasilan penulis dalam menyusun Modul. Dalam kata pengantar terdapat juga keterangan mengenai isi Modul berupa materi yang dibahas dalam Modul, harapan peneliti mengenai kegunaan Modul, permohonan maaf peneliti atas kekurangan Modul yang telah disusun oleh peneliti, permintaan komentar dan saran yang membangun bagi penulis.

Tujuan dari penulisan kata pengantar ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai isi Modul dan dorongan untuk menggunakan model Discovery Learning untuk guru dan siswa kelas IV SD.

d. Daftar Isi

Daftar isi terdiri dari keterangan halaman pada kata pengantar, daftar isi modul, cara menggunakan modul, pemilik modul, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, tahap model Discovery Learning,

materi, praktik percobaan/pengamatan, soal evaluasi, refleksi, daftar pustaka, dan biografi penulis.

e. Biografi Peneliti

Biografi ini penulis menuliskan riwayat singkat tentang penulis Modul Blended Learning materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Biografi ini terdiri dari foto penulis, nama penulis, tempat tanggal lahir penulis, riwayat pendidikan penulis, dan ketertarikan penulis memasuki dunia pendidikan serta harapan penulis pada modul pembelajaran IPA ini.

f. Daftar Pustaka

Pada daftar pustaka ini berisi tentang sumber-sumber informasi yang digunakan oleh penulis dalam proses penyusunan Modul. Sumber belajar ini banyak diambil dari buku paket dan modul yang berkaitan dengan tema.

3. Tahap Develop

Tahap ketiga pada model ADDIE yaitu Development. Pada tahap ini peneliti mengembangkan modul menjadi beberapa bagian. Berikut ini adalah bagian-bagian modul yang telah dikembangkan oleh peneliti:

a. Sampul/Cover Modul

Sampul modul pembelajaran IPA yang berjudul “ Modul IPA Gaya dan Gerak Tema 8 Subtema 3” dibuat menggunakan aplikasi Canva. Sampul buku memuat gambar mengenai contoh pengaruh gaya terhadap gerak benda yang sesuai dengan isi modul. Pada bagian bawah Cover modul terdapat informasi mengenai nama penulis dan ditujukan untuk kelas IV SD/MI serta dibagian atas kanan Cover terdapat keterangan modul untuk guru / modul untuk siswa.

Lalu pada bagian Cover belakang terdapat penjelasan singkat tentang isi modul. Berikut ini tampilan sampul/Cover modul guru dan modul siswa:

Gambar 4.1 Cover Depan dan Belakang Modul Guru

Gambar 4.2 Cover Depan dan Belakang Modul Siswa

b. Isi Modul

1) Kata Pengantar

Kata pengantar yang terdapat pada modul pembelajaran dibuat sebagai ucapan terima kasih dan rasa syukur peneliti karena dapat menyelesaikan pembuatan modul pembelajaran dengan baik. Selain itu, kata pengantar ini terdapat pula harapan peneliti mengenai dibuatnya modul.

Berikut ini tampilan kata pengantar yang terdapat dalam modul guru dan modul siswa:

Gambar 4.3 Kata Pengantar Modul Guru dan Modul Siswa

2) Daftar Isi

Modul pembelajaran dilengkapi dengan daftar isi yang bertujuan untuk membantu dan memudahkan penggunaan modul dalam mencari halaman pada modul pembelajaran tanpa harus mencari satu persatu. Berikut ini tampilan daftar isi pada modul guru dan modul siswa:

Gambar 4.4 Daftar Isi Modul Guru dan Modul Siswa

3) Cara Menggunakan Modul Siswa

Modul pembelajaran terdapat cara menggunakan modul yang berguna sebagai panduan bagi pengguna modul. Berikut ini tampilan cara menggunakan modul siswa:

Gambar 4.5 Cara Menggunakan Modul Siswa

4) Pemilik Modul Siswa

Modul pembelajaran terdapat pemilik modul yang bertujuan untuk mengetahui siapa pemilik dari modul siswa tersebut yang berisikan nama, presensi, kelas, dan sekolah. Berikut ini tampilan dari pemilik modul siswa:

Gambar 4.6 Pemilik Modul Siswa

5) KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

Modul pembelajaran dilengkapi dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pengguna modul. Berikut ini tampilan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran:

Gambar 4.7 KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

6) Silabus dan RPP

Silabus dan RPP terdapat pada modul guru. Silabus dan RPP dibuat sebagai acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan modul. Silabus memuat informasi mengenai tema 8, subtema 3, muatan pelajaran IPA kelas IV, dan lainnya. RPP memuat informasi mengenai satuan pendidikan, kelas/semester, tema, subtema, muatan pembelajaran, alokasi waktu, dan lainnya.

Berikut ini tampilan silabus dan RPP:

7) Sintaks Model Discovery Learning

Sintaks model Discovery Learning terdapat pada modul guru. Sintaks model Discovery Learning terdiri dari enam langkah, yaitu (1) pemberian rangsangan (stimulation), (2) identifikasi masalah (problem statement), (3) pengumpulan data (data collection), (4) pengolahan data (data processing), (5) pembuktian (verification), dan (6) kesimpulan (generalization). Tujuan adanya sintaks model pembelajaran yaitu agar kegiatan berlangsung dengan sistematis.

Berikut ini tampilan sintaks model Discovery Learning:

Gambar 4.9 Sintaks Model Discovery Learning

8) Materi Pembelajaran

Modul pembelajaran terdapat pada modul siswa dilengkapi dengan materi pembelajaran. Tujuan dicantumkannya materi pembelajaran yaitu agar peserta didik memiliki gambaran terkait materi yang akan dipelajari dan untuk menambah wawasan peserta didik. Berikut ini tampilan materi pembelajaran:

Gambar 4.10 Materi Pembelajaran

9) Lembar Percobaan

Modul pembelajaran pada modul siswa terdapat lembar percobaan, ini berisikan petunjuk untuk melakukan percobaan secara mandiri dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan. Tujuannya pada saat melaksanakan percobaan pengguna modul dapat melakukan pengamatan sehingga dapat membantu pengguna modul dalam memahami materi. Berikut ini tampilan lembar percobaan:

Gambar 4.11 Lembar Percobaan

10) Rangkuman

Rangkuman materi yang terdapat pada modul siswa dibuat dengan tujuan dapat membantu pengguna modul dalam memahami dan mengetahui isi dari materi yang terdapat pada modul secara lebih ringkas. Berikut ini tampilan rangkuman pada modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti:

Gambar 4.12 Rangkuman

11) Refleksi

Refleksi terdapat di setiap akhir kegiatan belajar. Refleksi dilakukan untuk membantu pengguna modul mengetahui kesulitan yang dialami selama belajar. Selain itu, refleksi dapat digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai modul pembelajaran tersebut. Berikut ini tampilan dari lembar refleksi:

Gambar 4.13 Refleksi

12) Soal Evaluasi

Modul pembelajaran dilengkapi dengan soal evaluasi yang digunakan sebagai evaluasi yang diharapkan dapat menguji pemahaman pengguna modul terhadap materi yang telah dipelajari. Soal evaluasi terdiri dari soal pilihan ganda, uraian dan essay. Berikut ini tampilan soal evaluasi yang terdapat di modul siswa:

Gambar 4.14 Soal Evaluasi

13) Daftar Pustaka

Daftar pustaka yang terdapat dalam bagian akhir modul pembelajaran di modul siswa. Tujuan adanya daftar pustaka yaitu sebagai teori pendukung yang terdapat di dalam Modul, selain itu memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk membaca lebih lanjut materi yang terdapat pada laman tersebut. Berikut ini tampilan dari daftar pustaka yang terdapat pada Modul Siswa:

Gambar 4.15 Daftar Pustaka

4. Tahap Implement

Tahap keempat pada model ADDIE yaitu tahap Implementation. Pada tahapan ini peneliti melakukan uji coba secara terbatas dengan 6 siswa kelas IV Sekolah Dasar. Semua rancangan produk Modul pembelajaran yang telah dibuat dan dikembangkan, akan diterapkan setelah peneliti selesai di validasi dan melakukan revisi.

a. Uji Coba Lapangan Terbatas

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Uji coba lapangan terbatas ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2022 pada pukul 08.00-09.30 WIB. Peneliti melakukan uji coba terbatas di tengah masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan. Pertama-tama peneliti mengajak siswa untuk bernyanyi lagu gaya dan gerak, lalu peneliti bersama siswa mengaitkan dari lagu tersebut dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan modul pembelajaran IPA kepada siswa, dilanjutkan dengan memberikan sedikit materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari tersebut. Peneliti kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan Modul dengan model Discovery Learning materi Gaya dan Gerak bersama 6 siswa kelas IV SD. Dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa juga akan bekerja dalam kelompok dan akan

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Uji coba lapangan terbatas ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2022 pada pukul 08.00-09.30 WIB. Peneliti melakukan uji coba terbatas di tengah masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan. Pertama-tama peneliti mengajak siswa untuk bernyanyi lagu gaya dan gerak, lalu peneliti bersama siswa mengaitkan dari lagu tersebut dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan modul pembelajaran IPA kepada siswa, dilanjutkan dengan memberikan sedikit materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari tersebut. Peneliti kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan Modul dengan model Discovery Learning materi Gaya dan Gerak bersama 6 siswa kelas IV SD. Dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa juga akan bekerja dalam kelompok dan akan