BAB II LANDASAN TEORI
3. Macam-macam Gaya
2.4 Pertanyaan-pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan modul Blended Learning pembelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD menurut model ADDIE?
2.4.2 Bagaimana kualitas modul Blended Learning pembelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD menurut ahli IPA?
2.4.3 Bagaimana kualitas modul Blended Learning pembelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD menurut guru kelas IV SD?
2.4.4 Bagaimana bahasa penulisan yang digunakan dalam mengembangkan modul Blended Learning pembelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD?
2.4.5 Bagaimana dampak modul Blended Learning pembelajaran IPA Materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD untuk 6 siswa?
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang mencakup (1) jenis penelitian yang digunakan, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, dan (6) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) atau disingkat R&D. Metode penelitian dan pengembangan dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2016: 297). Research and Development merupakan suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2007: 164). Tujuan metode R&D adalah menghasilkan suatu produk yang sudah di uji coba karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi, produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan melalui hasil analisis kebutuhan, dan proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data secara empiris (Sanjaya, 2013: 130).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (RnD) adalah untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dengan memperhatikan data yang empiris sebagai dasar pembuatan produk yang dapat dipertanggungjawabkan dan menguji keefektifan produk secara sistematis.
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate (Anglada, 2007). ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Pada tahap Analyze (analisis), kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis modul pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tahap Design (desain), kegiatan yang dilakukan adalah merancang modul pembelajaran yang
peserta didik dan tuntutan kompetensi, strategi pembelajaran, bentuk dan metode asesmen dan evaluasi. Tahap Develop (pengembangan), kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan dan merealisasikan produk yang sudah dirancang. Tahap Implement (implementasi), suatu produk yang telah dikembangkan akan diujicobakan dalam penerapan pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya/dampak dari kualitas suatu produk itu sendiri. Dan tahap Evaluate (evaluasi), bertujuan untuk mendapatkan umpan balik hasil penilaian dari suatu produk. Evaluasi terhadap pengembangan modul pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah proses yang sedang dirancang telah berhasil atau tidak.
Gambar 3.1 Alur Pengembangan Model ADDIE (Anglada, 2007)
Gambar 3. 2 Desain Penelitian Pengembangan Model ADDIE yang digunakan Peneliti
Evaluate Analyze
Design Implement
Develop
Analyze Design Develop
Implement Evaluate
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi pengambilan data dilaksanakan di beberapa SD. Uji coba modul ini dilakukan di SD Kanisius Totogan beralamat Kebondalem, Madurejo, Kec.
Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55572. Waktu penelitian dilakukan merangkap dengan program PLP 3 atau magang guru di SD Kanisius Totogan selama 3 bulan yang merupakan salah satu syarat perkuliahan di PGSD, guna melakukan Observasi dan juga penelitian kelas. Kemudian didukung dengan wawancara terhadap guru kelas IV secara daring.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam uji coba modul ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Totogan tahun ajaran 2021/2022. Analisis kebutuhan dilakukan kepada wali kelas IV SD Kanisius Totogan. Uji coba produk yang sudah direvisi akan dilakukan kepada 6 siswa yakni, 3 laki-laki dan 3 perempuan kelas IV SD Kanisius Totogan tahun ajaran 2021/2022.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pengembangan Modul Blended Learning Materi Gaya dan Gerak Menggunakan Model Discovery Learning Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
3.2.4 Waktu Penelitian
Waktu penelitian terhitung mulai bulan September 2021 sampai Maret 2022. Penelitian ini dimulai dari wawancara analisis kebutuhan, pembuatan produk, hingga penyelesaian laporan skripsi. Keseluruhan penelitian pengembangan ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan, sesuai dengan tahap-tahap dalam penelitian dan pengembangan model ADDIE.
3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian
Terdapat beberapa model penelitian dan pengembangan, namun prosedur pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) (Anglada, 2007).
3.3.1 Tahap 1: Analyze (Analisis)
Pada tahap ini merupakan kegiatan utama yang perlu dilakukan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan modul. Pertama peneliti melakukan pengumpulan data yaitu berupa visi dan misi sekolah di SD Kanisius Totogan, dan kurikulum yang digunakan sekolah, serta gaya belajar yang digunakan. Visi dan misi sekolah serta kurikulum yang digunakan diperoleh dengan observasi, dan gaya belajar yang digunakan guru diperoleh dengan wawancara. Kegiatan lain juga dilakukan dengan wawancara Guru kelas IV SD Kanisius Totogan Yogyakarta guna memperluas informasi dan sumber belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA dan kebutuhan bahan ajar berupa modul pembelajaran materi gaya dan gerak.
3.3.2 Tahap 2: Design (Desain)
Pada tahap mendesain bahan ajar terdapat tahap yaitu mengidentifikasi tujuan, tahap analisis instruksional, dan tahap analisis karakteristik siswa.
Identifikasi tujuan disesuaikan dengan komponen “ABCD”, A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D (Degree), menurut Smaldino, et al, 2014: 119).
Tujuan dari pembuatan modul ini adalah untuk membantu peserta didik agar mencapai pembelajaran yang efektif dan dapat memahami materi yang dipelajari dan disampaikan oleh guru. Peserta didik dapat mempelajari melalui pengalaman langsung dengan bereksperimen terhadap lingkungan dengan panduan modul yang telah dibuat. Dengan dibuatnya modul pembelajaran IPA siswa diharapkan mampu memahami lingkungan dan memahami materi yang dipelajari dengan mudah dan dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.
Pada masa sekarang dikarenakan adanya kendala dalam pertemuan tatap muka dengan siswa dan pembelajaran diulas secara daring, maka modul yang dibuat untuk mengajak siswa aktif dan bereksperimen pada lingkungan berdasarkan pengalaman yang pernah siswa alami. Pembahasan yang ada di dalam modul mengulas lebih detail tentang materi gaya dan gerak yang akan diajarkan kepada siswa. Peneliti membuat modul untuk guru dan modul untuk siswa yang tentunya isi dari setiap buku tidak sama. Dalam modul siswa terdapat cara menggunakan modul, tujuan pembelajaran, kegiatan-kegiatan percobaan, materi dan lembar kerja serta soal evaluasi sedangkan modul guru isinya hampir sama dengan modul siswa
tetapi di modul guru disertakan silabus, RPP, penilaian, sintaks model Discovery Learning dan kunci jawaban soal evaluasi.
Dalam tahap ini peneliti melakukan desain pada modul “Gaya dan Gerak”
agar modul dapat mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Kunandar (2011: 244) Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus bisa disebut sebagai rencana pembelajaran yang disiapkan untuk satu semester, sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran guna mencapai KD yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011:
263).
Silabus disertakan di modul untuk guru agar guru dapat memahami dan mensinkronisasi kegiatan yang akan dilakukan satu semester. Kegiatan yang dipilih berdasarkan dengan karakter siswa dan lingkungan agar dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari guna menunjang kegiatan yang terdapat pada modul siswa. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah ditetapkan oleh peneliti, model pembelajaran Discovery Learning yang bertujuan untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Desain produk yang peneliti gunakan tentang gagasan pembelajaran yang efektif, kemampuan pembelajaran abad 21, modul pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman materi gaya dan gerak pada pembelajaran IPA, dan langkah-langkah pengembangan modul pembelajaran dari kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Gambar 3.3 Alur Model Pembelajaran Discovery Learning
3.3.3 Tahap 3: Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan ini adalah kegiatan realisasi rancangan produk yaitu modul pembelajaran. Peneliti akan mengembangkan modul menggunakan
sumber-ALUR MODEL
Synchronous Asynchronous
2. Penjelasan singkat pentingnya peserta didik mempelajari materi dan pemaparan via google meet/ zoom.
4. Penguatan dan sharing peserta didik berdasarkan materi pembelajaran dalam forum diskusi.
6. Refleksi hasil pembelajaran via google meet/ zoom.
1. Mengidentifikasi materi pembelajaran melalui forum diskusi.
3. Melakukan pengamatan berdasarkan materi.
5. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
sumber yang relevan dan terkait dengan materi Gaya dan Gerak. Dalam tahap ini, kegiatan pengembangan (Develop) yang meliputi kegiatan penyusunan modul pembelajaran. Kegiatan pengumpulan bahan/materi modul pembelajaran, pembuatan gambar-gambar ilustrasi, pengetikan, dan lain-lain mewarnai kegiatan pada tahap pengembangan ini.
Pada awal pembuatan modul ini adalah melihat pada Buku Guru dan Buku Siswa sehingga dapat menarik kesimpulan kegiatan pembelajaran dan materi apa saja yang diajarkan. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara sehingga dapat menentukan modul seperti apa yang akan dibuat.
Setelah mengetahui dan menyusun desain modul yang akan dikembangkan, peneliti mempelajari dan memilih Model yang akan digunakan dalam modul yaitu Model Discovery Learning. Model Discovery Learning memiliki 6 tahapan dan tahapan tersebut harus masuk dalam modul. Isi dalam modul untuk guru dan siswa berbeda dan untuk modul guru terdapat perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP.
Maka dari itu peneliti harus menyusun Silabus dan RPP terlebih dahulu sebelum menyusun modul.
Isi dari Modul adalah kegiatan yang termasuk dalam materi Gaya dan Gerak, penjelasan tentang Gaya dan Gerak, macam-macam gaya, dan pengaruh gaya terhadap gerak benda serta contoh dalam kehidupan sehari-hari. Adapun lembar kerja siswa yang menunjang siswa untuk memahami berbagai jenis gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terbentuknya modul ini, tentu belum lengkap apabila tidak adanya review dari beberapa ahli. Setelah review oleh beberapa ahli maka peneliti memperbaiki dan menyesuaikan dengan hasil review dan pengamatan siswa.
3.3.4 Tahap 4: Implement (Implementasi)
Langkah keempat yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu melakukan validasi produk. Produk yang telah didesain oleh peneliti selanjutnya akan dinilai oleh para ahli dan guru kelas IV SD. Validator akan memvalidasi produk ini dengan menggunakan instrumen yang sudah disiapkan peneliti.
Tujuannya dilakukannya validasi ini terhadap desain produk yaitu agar dapat mengetahui kualitas dan kelemahan dari produk untuk diperbaiki sehingga layak untuk digunakan dan diujicobakan. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan uji coba
terbatas di lapangan. Uji coba terbatas dilakukan pada 6 siswa yaitu 3 laki-laki dan 3 perempuan kelas IV SD Kanisius Totogan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi dalam pembelajarannya. Dalam pelaksanaan uji coba modul, diharapkan mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam modul. Pada uji coba ini apakah modul dapat efektif untuk pembelajaran IPA mengenai Gaya dan Gerak dengan model Discovery Learning. Peneliti dapat mengetahui kekurangan dalam modul yang dibuat serta dapat memberikan komentar seputar modul apabila digunakan pembelajaran.
3.3.5 Tahap 5: Evaluate (Evaluasi)
Pada tahap terakhir ini, peneliti melakukan evaluasi. Data evaluasi yang peneliti peroleh berupa evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berupa data hasil uji coba yaitu soal-soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa kelas IV SD Kanisius Totogan. Data evaluasi tersebut digunakan untuk melakukan perbaikan kualitas setelah menerapkan kegiatan pembelajaran dalam produk yang peneliti kembangkan. Sedangkan evaluasi sumatif berupa data hasil validasi yang dilakukan oleh seorang ahli IPA dan guru SD kelas IV, serta uji coba kelayakan produk oleh seorang guru SD kelas atas yang berbeda dengan validator. Berdasarkan data tersebut dilakukan perbaikan sesuai komentar dan saran yang didapatkan serta dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan dalam melanjutkan atau menghentikan penggunaan produk modul pembelajaran ini. Perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan produk yang dibuat agar kualitasnya semakin baik serta sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa di lapangan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Berikut ini adalah penjelasannya:
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui proses pengamatan terhadap perilaku manusia, proses kerja, ataupun gejala-gejala alam yang melibatkan proses mengingat (Sugiono, 2015: 203-205). Peneliti menggunakan teknik observasi partisipan karena peneliti terlibat dalam aktivitas
pembelajaran di kelas IV di sekolah. Peneliti akan mencatat data dan keterangan yang didapatkan kemudian menganalisisnya.
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan modul pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Totogan Yogyakarta ketika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Observasi dilakukan ketika PLP selama 3 bulan untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan siswa sehari-hari. Hasil pengamatan digunakan oleh peneliti untuk data awal dan dilanjutkan dengan observasi lain di luar kegiatan PLP. Instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 Pedoman Observasi (halaman 47).
3.4.2 Wawancara
Wawancara ini dipakai untuk memenuhi tahapan ADDIE pada bagian Analisis. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait keadaan sekolah, proses pembelajaran, dan media yang dipakai ketika pembelajaran berlangsung. Pada tahap wawancara didapatkan data untuk analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah, dan melakukan analisis tugas.
Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dibahas makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013: 231). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, yaitu peneliti melakukan wawancara secara daring dengan narasumber untuk mengumpulkan data pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Peneliti juga menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat yang digunakan sebagai acuan untuk mempermudah peneliti mendapatkan informasi yang pokok dan jelas. Wawancara dilakukan pada salah satu guru yang mengajar kelas IV SD Kanisius Totogan.
Kegiatan dilakukan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran peserta didik dalam pembelajaran yang terjadi di kelas khususnya mata pelajaran IPA. Data yang diambil oleh peneliti adalah data informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah, ketersediaan fasilitas, penggunaan media, adanya bahan ajar pendukung, dan kendala yang dihadapi guru ketika mengajarkan IPA.
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 216). Menurut Arikunto (2010: 195) terdapat dua jenis angket dipandang cara menjawabnya yaitu: 1) kuesioner atau angket terbuka yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawabnya dengan kalimat sendiri, dan 2) kuesioner atau angket tertutup yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan jawaban yang sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner diberikan kepada guru kelas IV SD untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan modul pembelajaran IPA materi gaya dan gerak. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitas dari desain produk yang dirancang. Kuesioner digunakan juga untuk penilaian kualitas dari siswa yang menjadi subjek penelitian dan analisis kebutuhan. Validasi dilakukan oleh ahli yang berguna untuk mengetahui kualitas dari desain produk yang telah dirancang.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati dalam penelitian (Sugiyono, 2014: 148). Instrument dalam penelitian dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman kuesioner (Sugiyono, 2014: 172). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran menggunakan model Discovery Learning. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar pedoman wawancara, lembar pedoman observasi, dan lembar kuesioner. Lembar pedoman wawancara dan lembar pedoman observasi digunakan saat melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Kanisius Totogan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Lembar kuesioner digunakan sebagai bahan untuk memvalidasi produk berupa modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut ini gambaran umum instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini:
3.5.1 Pendoman Wawancara
Penelitian yang menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada narasumber. Wawancara dilakukan pada guru kelas IV SD. Peneliti menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman dalam mendapatkan data analisis kebutuhan.
Kisi-kisi dan pedoman wawancara analisis kebutuhan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan
No. Topik Pertanyaan Nomor Pertanyaan
1. Visi dan misi sekolah 1, 2
2. Kurikulum yang digunakan 3
3. Penyediaan buku modul pembelajaran IPA di perpustakaan
5
4. Penerapan metode pembelajaran didalam kelas 4, 6 5. Upaya mengatasi kesulitan mengajar IPA 7, 8 6. Media/Bahan ajar yang digunakan guru dalam
pembelajaran IPA
9, 10, 11
7. Saran dalam pengembangan modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning di sekolah
12
8. Model Discovery Learning 13
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan
No. Pertanyaan
1. Apa visi yang dimiliki oleh sekolah?
2. Apa misi yang dimiliki oleh sekolah?
3. Apa jenis kurikulum yang digunakan sekolah?
4. Bagaimana penerapan kegiatan belajar mengajar IPA selama pandemi?
5. Apakah di perpustakaan sekolah memiliki koleksi buku modul pembelajaran IPA?
6. Bagaimana cara mengajar Bapak/Ibu guru yang diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas ?
No. Pertanyaan
7. Apa saja kesulitan yang dialami Bapak/Ibu guru dalam mengajar pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak di kelas?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengatasi kesulitan pelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak dalam kelas?
9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan modul pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak dalam penyampaian materi?
10. Apakah sekolah memerlukan modul pembelajaran IPA untuk kebutuhan pemberian materi gaya dan gerak dalam pembelajaran menggunakan model Discovery Learning?
11. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah modul dapat mendukung proses pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak? Jelaskan!
12. Adakah saran yang dapat diberikan berkaitan dengan pembuatan modul pembelajaran IPA khususnya materi gaya dan gerak yang menyangkut kebutuhan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning?
13. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mengetahui apa itu model Discovery Learning atau Belajar melalui pengalaman langsung?
3.5.2 Pedoman Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan data pada tahap ADDIE bagian Analisis. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa visi dan misi sekolah, kurikulum yang digunakan, metode belajar siswa, latar belakang siswa, dan ketersediaan modul pembelajaran IPA di SD Kanisius Totogan. Kisi-kisi dan pedoman observasi analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi
No. Pertanyaan No Pertanyaan
1. Visi dan misi sekolah 1, 2
2. Kurikulum yang digunakan 3
3. Metode belajar yang digunakan dalam kelas 4
4. Perilaku siswa 5, 6, 7
5. Ketersediaan modul pembelajaran IPA di SD Kanisius Totogan
8, 9, 10
Tabel 3.4 Pedoman Observasi
No. Pertanyaan Ya Tidak Deskripsi
1. Visi sekolah 2. Misi sekolah
3. Sekolah sudah menggunakan kurikulum 13 4. Metode belajar yang digunakan
5. Siswa cenderung belajar materi daripada praktik
6. Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.
7. Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.
8. Modul pembelajaran IPA “gaya dan gerak”
sudah diterapkan di sekolah
9. Adakah koleksi modul pembelajaran IPA di perpustakaan
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui kelayakan produk melalui validitas produk modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Pada instrumen kuesioner dengan pertanyaan tertutup ini responden tinggal mengisi jawaban dengan memberi tanda centang karena jawaban telah disediakan. Instrumen kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang ingin dikembangkan. Penskoran pada instrumen kuesioner ini berpedoman skala Likert. Penskoran kuesioner yang digunakan menggunakan skala Likert 1 sampai 4, 1 untuk nilai terendah dan 4 untuk nilai tertinggi. Kuesioner
untuk validasi disusun untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas produk modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti. Hal tersebut dalam kuesioner validator dapat memberikan komentar dan saran. Hasil validasi kuesioner digunakan sebagai masukan untuk perbaikan produk dan kelayakan produk.
1. Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Berikut adalah kisi-kisi dan pedoman kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa
No. Indikator Nomor Soal
1. Pembelajaran IPA 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
2. Bahan ajar 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15
Tabel 3.6 Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa
No Pernyataan Skor
Komentar
4 3 2 1
1. Saya merasa kesulitan dalam
memahami pembelajaran IPA selama pembelajaran jarak jauh.
2. Saya merasa kesulitan memahami materi apabila dalam pembelajaran hanya melalui teori saja.
3. Saya mudah memahami materi pembelajaran IPA jika disertai dengan kegiatan praktik langsung.
4. Saya lebih mudah memahami materi melalui media pembelajaran yang ada di sekitar lingkungan.
5. Saya merasa tertarik mengikuti pembelajaran apabila bahan ajar yang digunakan terdapat banyak gambar yang berwarna-warni.
No Pernyataan Skor
No Pernyataan Skor