BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
13) Daftar Pustaka
4.1.2 Kualitas Pengembangan Modul
Peneliti membuat produk yang berupa Modul Pembelajaran IPA dengan menggunakan model Discovery Learning pada tema 8 subtema 3 materi gaya dan gerak untuk siswa kelas IV SD. Peneliti sebelumnya telah menyusun instrumen validasi yang dapat dilihat pada bab III. Peneliti kemudian mencetak Modul Pembelajaran IPA dan menyerahkannya kepada 3 validator yang terdiri dari satu dosen IPA dan dua guru SD kelas IV.
Modul pembelajaran IPA kemudian di validasi oleh para ahli dan guru yang telah dipilih oleh peneliti sebagai validator. Berdasarkan dari hasil validasi yang ada, terdapat dua macam data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil angket diperoleh berdasarkan hasil angket penilaian dengan skala empat. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil komentar dan saran dari validator. Kriteria penskoran dalam kuesioner validasi ahli sesuai dengan yang telah dicantumkan di bab III. Hasil dari validasi produk oleh para ahli digunakan untuk mengetahui kualitas Modul Blended Learning Pembelajaran IPA yang telah dibuat oleh peneliti.
Berikut ini merupakan penyajian dari penilaian kuesioner oleh ahli IPA dan guru kelas IV SD:
Tabel 4.2 Hasil Validasi Modul
Validator Skor Kategori Rekomendasi
Dosen IPA 3,7 Sangat Baik Revisi sesuai saran
Guru SD Kanisius Totogan 3,5 Sangat Baik Revisi sesuai saran Guru SDN Ngino 2 3,96 Sangat Baik Tanpa revisi
Rata-rata 3,72 Sangat Baik Revisi sesuai saran
Berikut ini merupakan penyajian data penilaian kuesioner oleh ahli IPA dan guru SD beserta kritik dan saran:
a. Hasil Validasi Ahli dan Revisi Produk
Produk yang telah dirancang oleh peneliti membutuhkan penilaian yang berupa komentar dan juga saran untuk proses perbaikan Modul. Peneliti memberikan kuesioner validasi Modul menggunakan model Discovery Learning
pada materi Gaya dan Gerak pada Tema 8 Subtema 3 untuk siswa kelas IV SD yang terdiri dari 26 pertanyaan kepada tiga validator.
1) Hasil Validasi dan Revisi Dosen IPA
Validator dosen IPA yang memvalidasi produk Modul dalam penelitian ini adalah berasal dari prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yaitu Wahyu Wido Sari, M.Biotech yang dilakukan pada tanggal 7 Februari 2022.
Melalui validasi produk Modul, peneliti memperoleh skor rata-rata 3,7 dengan kategori “Sangat Baik” dan rekomendasi “Revisi Sesuai Saran”. Validator juga mencantumkan beberapa komentar terhadap produk Modul. Beberapa komentar yang diberikan oleh dosen IPA yaitu belum lengkap isi modul seperti daftar isi dan biografi penulis serta dilengkapi modul gurunya. Berikut ini merupakan tabel komentar oleh ahli revisi produk.
Tabel 4.3 Komentar oleh Dosen IPA dan Revisi Produk
No. Komentar Revisi
1. Daftar isi yang dibuat belum lengkap dari point-point penjelasan materinya di modul siswa.
Peneliti melakukan revisi dengan menambahkan point-point yang terdapat pada materi isi modul siswa.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
2. Tidak diberikan foto pada bagian biografi penulis.
Peneliti melakukan revisi dengan menambahkan foto pada bagian biografi penulis.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
3. Belum dilengkapi pembuatan pada modul guru.
Peneliti melakukan revisi dengan membuat tambahan modul guru yang berisi silabus, RPP, sintaks model Discovery Learning, dan kunci jawaban.
2) Hasil Validasi dan Revisi Guru Kelas IV SD Kanisius Totogan Validasi produk Modul berikutnya dilakukan oleh salah satu guru kelas IV SD Kanisius Totogan yaitu bernama Emmanda Sekar Yumita, S.Pd. yang dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022. Melalui validasi produk Modul, peneliti memperoleh skor rata-rata 3,5 dengan kategori “Sangat Baik” dan rekomendasi
“Revisi Sesuai Saran”. Selain dalam bentuk skor validator juga memberikan komentar terhadap produk Modul. Berikut ini peneliti paparkan beberapa komentar guru kelas IV sebagai validator.
Tabel 4.4 Komentar oleh Guru kelas IV dan Revisi Produk
No. Komentar Revisi
1. Ilustrasi cover lebih baik diganti dengan lebih bervariasi contoh gambar orang melakukan gerak yang berkaitan dengan tema.
Peneliti melakukan revisi dengan mengganti cover Modul dan ilustrasi gambar contoh orang melakukan gerak ditambahkan agar cover dan materi dapat menjelaskan dari isi modul itu.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
2. Pada modul terdapat gambar yang kurang mendukung seperti, header dan footer yang kesannya menjadi terlalu ramai.
Peneliti melakukan revisi dengan mengganti header dan footer yang lebih simpel sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakan modul tersebut.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
3) Hasil Validasi dan Revisi Guru Kelas IV SDN Ngino 2
Validasi produk Modul berikutnya yaitu dilakukan oleh salah satu guru kelas IV SDN Ngino 2 yaitu bernama Ch. Wahyu Endri Astuti, S.Pd. yang
dilakukan pada tanggal 14 Februari 2022. Melalui validasi produk Modul, peneliti memperoleh skor rata-rata 3,96 dengan kategori “Sangat Baik” dan rekomendasi
“Tanpa Revisi”. Selain dalam bentuk skor validator juga memberikan komentar terhadap produk Modul. Berikut ini merupakan tabel komentar oleh guru kelas IV SDN Ngino 2.
Tabel 4.5 Komentar oleh Guru kelas IV dan Revisi Produk
No. Komentar Revisi
1. Ilustrasi gambar pada contoh gaya gravitasi perlu diperbaiki.
Peneliti melakukan revisi yaitu memperbaiki dengan mengganti gambar pada contoh gaya gravitasi.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
2. Dalam pembuatan nomor halaman perlu dipindahkan ke tengah agar memudahkan pengguna saat menggunakan modul tersebut.
Peneliti melakukan revisi dengan memindahkan nomor halaman yang awalnya diletakkan sisi pojok kanan bawah, lalu dipindahkan ke bagian lembar tengah modul.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
3. Pada bagian Cover belakang modul guru perlu diperbaiki dengan menambahkan penjelasan ringkas dari isi modul guru.
Peneliti melakukan revisi dengan menambahkan penjelasan dari ringkasan isi modul guru agar guru memahami isi modul tersebut.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh satu dosen ahli IPA, dan dua guru kelas IV SD, maka berikut ini peneliti paparkan penjabaran penilaian Modul Pembelajaran IPA yang terdiri dari aspek identitas silabus dan RPP, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, Cover modul, bagian awal modul, bagian isi modul, bagian akhir modul.
Tabel 4.6 Hasil Rangkuman Penilaian Kualitas
No. Aspek Kelayakan Modul
Validator
Berdasarkan hasil dari rekapitulasi validasi produk Modul oleh dosen IPA dan guru kelas IV SD, dapat disimpulkan hasil validasi produk Modul oleh dosen IPA memperoleh skor rata-rata 3,7 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan validasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Kanisius Totogan memperoleh skor rata-rata 3,5 dengan kategori “Sangat Baik” dan validator terakhir dari SDN Ngino 2 memperoleh skor rata-rata 3,96 dengan kategori “Sangat Baik”.
4.1.3 Data Hasil Angket Uji Keterbacaan Siswa
1. Angket Uji Keterbacaan Sesudah Menggunakan Modul Pembelajaran IPA
Dalam tahapan ini, peneliti melakukan penilaian siswa terhadap modul pembelajaran IPA menggunakan angket setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Angket tersebut dibagikan kepada 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan. Adapun kategori kriteria penilaian modul pembelajaran IPA oleh siswa kelas IV SD Kanisius Totogan dan hasil skor angket setelah siswa menggunakan modul pembelajaran IPA sebagai berikut:
Tabel 4.7 Kategori Kriteria Uji Keterbacaan Modul Pembelajaran IPA Oleh Siswa Kelas IV SD Kanisius Totogan
Interval Skor Kategori
3,26 – 4,00 Sangat Baik
2,51 – 3,25 Baik
1,76 – 2,50 Kurang Baik
1,00 – 1,75 Sangat Kurang Baik
Tabel 4.8 Hasil Angket Sesudah Menggunakan Modul Pembelajaran IPA
No. Nama Rerata Keterangan
Rata-rata 3,85 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penyebaran angket, maka data yang diperoleh skor rata-rata adalah 3,85 dengan kategori “Sangat Baik”.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengembangan Produk Modul
Peneliti mengembangkan produk Modul Pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning dengan beberapa tahapan. Peneliti mengembangkan produk Modul dengan lima langkah ADDIE. Menurut Anglada (2007), ADDIE terdiri dari lima fase tahapan, yaitu (1) Analyze, (2) Design, (3) Develop, (4) Implement, dan (5) Evaluate.
Tahap Analyze yaitu tahap diawali dengan melakukan kegiatan wawancara kepada guru kelas IV sebagai langkah dalam proses analisis kebutuhan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti memperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran selama pandemi guru masih menggunakan metode daring misalnya dengan Zoom atau gmeet dan WA Group. Ketersediaan bahan ajar yang ada di sekolah terbatas. Jadi, di masa pandemi ini guru hanya menggunakan media yang ada di sekolah berupa buku paket, BUPENA, LKS, PPT, dan juga video-video
pembelajaran dalam proses belajar. Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan tidak semua siswa memahami secara bersamaan pada pembelajaran IPA materi gaya dan gerak. Oleh karena itu, guru membutuhkan tambahan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA yang lengkap, dimana terdapat kegiatan percobaan dan materi yang dijelaskan secara mendalam dengan dilengkapi gambar yang simpel dan ilustrasi yang menarik serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Guru membutuhkan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning pada materi gaya dan gerak yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.
Tahap kedua yaitu Design. Pada tahap ini, peneliti merancang modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD. Peneliti melakukan perancangan terhadap Cover Modul IPA, isi modul pembelajaran IPA, kata pengantar, biografi penulis, dan daftar pustaka. Pada bagian Cover Modul IPA, peneliti menggunakan aplikasi Canva untuk proses pembuatannya, serta memudahkan peneliti dalam mencari ilustrasi gambar yang menarik berkaitan dengan materi. Isi dari modul pembelajaran IPA untuk siswa terdiri dari daftar isi, cara menggunakan modul, pemilik modul, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, silabus dan RPP, sintaks model Discovery Learning, materi pembelajaran, praktik percobaan/pengamatan, rangkuman, refleksi, dan soal evaluasi. Biografi berisi tentang riwayat singkat penulis, yaitu foto penulis, nama penulis, tempat tanggal lahir penulis, riwayat pendidikan penulis, dan ketertarikan penulis memasuki dunia pendidikan serta harapan penulis pada modul pembelajaran IPA ini. Daftar pustaka dibuat yaitu sebagai teori pendukung yang terdapat di dalam Modul, selain itu memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk membaca lebih lanjut materi yang terdapat pada laman tersebut.
Tahapan ketiga yaitu Develop. Tahapan ini peneliti menyusun modul pembelajaran IPA dengan Microsoft Word pada bagian isi dan menggunakan aplikasi Canva pada bagian Cover Modul. Isi dari modul pembelajaran IPA ini ditulis menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 14 pt, sementara
untuk judul 16 pt. Spasi yang digunakan adalah 1,5. Kertas yang digunakan untuk mencetak bagian isi modul pembelajaran IPA menggunakan kertas HVS 80 gram.
Setelah selesai menyusun modul pembelajaran IPA , peneliti melakukan validasi produk untuk mengetahui kelayakan dan kualitas dari modul pembelajaran IPA yang telah dibuat. Validasi dilakukan oleh 3 validator, yaitu satu dosen IPA dan guru kelas IV SD, serta semua hasil validasi mendapatkan kategori “Sangat Baik”.
Tahap keempat yaitu Implement. Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba secara terbatas kepada 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan. Peneliti melakukan uji coba terbatas di tengah masa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan dan jarak tempat duduknya diberikan jarak 1 meter. Implementasi diawali dengan pertama-tama peneliti mengajak siswa untuk bernyanyi lagu gaya dan gerak, lalu peneliti bersama siswa mengaitkan dari lagu tersebut dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan modul pembelajaran IPA kepada siswa, dilanjutkan dengan memberikan sedikit materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari tersebut. Peneliti kemudian melaksanakan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran IPA dengan model Discovery Learning materi gaya dan gerak. Dalam proses pembelajaran siswa juga melakukan percobaan/pengamatan contoh dari gaya menyebabkan benda bergerak atau tetap diam dan gaya dapat mengubah bentuk benda. Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa yang terdapat pada modul siswa, setelah itu dibahas bersama-sama untuk mengetahui jawaban yang benar. Setelah selesai melakukan proses pembelajaran menggunakan modul pembelajaran IPA, kemudian peneliti membagikan angket kepada 6 siswa kelas IV untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk saat siswa menggunakan modul pembelajaran IPA dalam proses pembelajaran. Pada modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD ini juga dapat digunakan di sekolah lain yang mengalami permasalahan yang sama.
Tahap kelima yaitu Evaluate. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam model ADDIE. Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dan formatif. Evaluasi sumatif diperoleh dari hasil validasi produk modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning oleh para validator yang terdiri dari satu ahli IPA dan dua guru kelas IV SD. Evaluasi formatif diperoleh berdasarkan
hasil angket yang dibagikan kepada 6 siswa kelas IV Kanisius Totogan pada saat melakukan uji coba lapangan secara terbatas.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa dalam proses penelitian dan pengembangan produk modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning materi gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang dilakukan oleh peneliti telah sesuai dengan tahap penelitian dan pengembangan model ADDIE yang dirumuskan oleh Anglada (2007) yang terdiri dari analyze, design, develop, implement, evaluate.
4.2.2 Kualitas Produk Akhir Modul Pembelajaran IPA
Produk modul Blended Learning menggunakan model Discovery Learning materi Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV SD yang telah divalidasi kepada tiga validator, yaitu satu dosen IPA, dan dua guru kelas IV SD. Skor rata-rata produk modul pembelajaran IPA oleh dosen IPA mendapatkan skor 3,7 dengan kategori “Sangat Baik”, dari guru SD Kanisius Totogan mendapatkan skor 3,5 dengan kategori “Sangat Baik”, dari guru SDN Ngino 2 mendapatkan skor 3,96 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil validasi keseluruhan produk modul pembelajaran IPA rata-rata skor yang didapatkan dari para validator sebesar 3,72 dengan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa modul Blended Learning pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning yang telah disusun oleh peneliti memiliki kualitas yang “Sangat Baik”. Modul pembelajaran IPA yang telah di validasi dan juga mendapatkan penilaian yang berupa komentar dan juga saran untuk memperbaiki produk sebelum dilakukan uji coba kepada siswa secara terbatas di kelas IV SD dengan jumlah sebanyak 6 siswa.
Selanjutnya modul pembelajaran IPA yang telah divalidasi dan direvisi kemudian diujicobakan secara terbatas di SD Kanisius Totogan kepada 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan. Uji coba dilakukan secara Blended Learning yaitu mencampurkan pembelajaran secara luring dan daring. Pertama-tama peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan juga guru kelas IV SD sebelum melaksanakan penelitian. Kemudian, dilanjutkan peneliti dengan membagikan modul pembelajaran IPA dengan model Discovery Learning dalam proses pembelajaran. Peneliti mulai menyampaikan materi pembelajaran secara
berurutan mengikuti sintaks Discovery Learning yang tertulis didalam RPP dan modul guru. Siswa diajak untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompok agar pembelajaran yang terjadi tidak membosankan. Dalam hal ini, peneliti hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Modul pembelajaran yang telah dikembangkan dan diselesaikan oleh peneliti dikemas dengan rapi, dirancang secara runtut, dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga memudahkan siswa dalam menggunakannya serta terdapat gambar ilustrasi-ilustrasi yang menarik perhatian siswa. Pada modul Blended Learning materi gaya dan gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV SD ini juga dapat digunakan di sekolah lain yang mengalami permasalahan yang sama.
Setelah pembelajaran selesai, peneliti membagikan angket uji keterbacaan siswa setelah menggunakan modul pembelajaran IPA kepada 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan. Hasil dari uji coba terbatas yang dilakukan oleh 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan menunjukan kenaikan hasil angket uji keterbacaan siswa dengan model Discovery Learning sebesar 3,85 dengan kategori
“Sangat Baik”. Oleh karena itu, modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning dinilai efektif dan layak untuk digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran serta terbukti dapat membantu guru dalam menangani permasalahan pada siswa yang belum semuanya memahami tentang materi gaya dan gerak baik secara daring maupun luring.
4.2.3 Hasil Uji Coba Terbatas
Produk modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning yang telah divalidasi oleh tiga validator, yaitu satu dosen IPA, dan dua guru kelas IV SD. Dari dosen IPA, Modul mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,7 dengan kategori “Sangat Baik”, dari guru SD Kanisius Totogan mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,5 dengan kategori “Sangat Baik”, dari guru SDN Ngino 2 mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,96 dengan kategori “Sangat Baik”. Produk modul pembelajaran IPA berdasarkan masukan ketiga validator akan diujicobakan kepada peserta didik kelas IV SD Kanisius Totogan.
Peneliti melaksanakan uji coba terbatas dengan 6 siswa kelas IV SD Kanisius Totogan, yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Proses yang dilakukan pada saat melakukan uji coba terbatas kepada 6 siswa SD Kanisius Totogan yaitu peneliti mengajak siswa bernyanyi lagu gaya dan gerak, kemudian bertanya kepada siswa dari lagu tersebut mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari hari itu, setelah itu peneliti membagikan modul pembelajaran IPA. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah guru melakukan implementasi dalam proses pembelajaran mengikuti setiap sintaks yang terdapat pada modul guru dan mengajak siswa untuk melihat isi dari modul siswa tersebut. Dari sintaks-sintaks model Discovery Learning yang dijabarkan dalam modul guru menuntut anak lebih aktif, kreatif dan anak dapat berdiskusi dalam kelompok untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Peserta didik dibagi dalam 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 anak, guna untuk melakukan beberapa percobaan secara langsung, setelah itu mereka mengisi pertanyaan-pertanyaan yang tersedia pada modul siswa dengan berdiskusi bersama kelompok. Dari sintaks-sintaks model Discovery Learning yang terdapat pada modul guru dapat membuat anak lebih aktif, kreatif dan mandiri. Proses yang terjadi ketika anak mengisi modul pembelajaran IPA, anak menjadi lebih percaya diri untuk menyampaikan jawaban mereka, anak juga dapat bertukar pikiran bersama teman kelompok.
Di akhir pembelajaran, peneliti membagikan angket setelah selesai melakukan uji coba terbatas. Angket bertujuan untuk penilaian modul pembelajaran IPA kepada siswa yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan pengalamannya setelah menggunakan modul pembelajaran. Hasil angket yang didapatkan oleh peneliti setelah melakukan uji coba terbatas memperoleh skor rata-rata yaitu 3,85 dengan kategori “Sangat Baik”. Dari data hasil angket yang dibagikan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami peningkatan dalam memahami materi gaya dan gerak dan memotivasi belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning dapat membantu siswa yang belum memahami pada materi gaya dan gerak serta meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran IPA.
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini akan membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1.1 Pengembangan modul Blended Learning materi Gaya dan Gerak menggunakan model Discovery Learning untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dikembangkan dengan lima langkah pengembangan model ADDIE, yaitu (1) Analyze, pada tahapan ini peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD sebagai proses analisis kebutuhan. (2) Design, pada tahapan ini peneliti melakukan perancangan modul pembelajaran IPA menggunakan model Discovery Learning sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan. (3) Develop, pada tahap ini peneliti mengembangkan produk berupa modul pembelajaran IPA secara detail dari bagian awal hingga akhir modul dan melakukan validasi kepada tiga validator yang terdiri dari satu dosen IPA dan dua guru kelas IV SD. Setelah modul pembelajaran IPA di validasi, peneliti melakukan revisi pada beberapa bagian yang diperlukan. (4) Implement, pada tahap ini peneliti melakukan uji coba terbatas yang dilakukan kepada enam siswa kelas IV SD. (5) Evaluate, pada tahap ini peneliti menggunakan evaluasi secara sumatif dan formatif, dimana pada evaluasi sumatif diambil berdasarkan hasil dari validasi produk yang dilakukan oleh tiga validator, sedangkan evaluasi formatif diambil berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada enam siswa.
5.1.2 Kualitas produk berupa modul pembelajaran IPA berdasarkan hasil validasi oleh tiga ahli yaitu 3,71 menunjukkan kualitas modul pembelajaran IPA
kelas IV SD Kanisius Totogan, dan skor 3,96 dari guru kelas IV SDN Ngino 2. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan juga efektif dan layak untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar pada siswa kelas IV SD yang memperoleh nilai rata-rata keseluruhan 3,85 dengan kategori
“Sangat Baik”.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan modul yang dikembangkan oleh peneliti terdapat beberapa
Berdasarkan modul yang dikembangkan oleh peneliti terdapat beberapa