• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 7 FACILITAS PENANGGULANGAN INSIDEN (INCIDENT FACILITIES)

7.4 F ASILITAS L AINNYA

Fasilitas penanggulangan insiden lainnya yang juga mungkin diperlukan adalah camps, helibases dan helispots dan casualty collection point. Camp terpisah dari Incident Base, dilengkapi dengan fasilitas dan tenaga untuk menyediakan makanan, air, tempat tidur dan sanitasi untuk personil penanggulangan insiden. Helibase dan Helispots diperlukan bila operasi penanggulangan insiden memerlukan operasi transportasi udara khususnya helikopter. Simbol untuk masing-masing fasilitas ini adalah sebagai berikut:

Camp Helibase Helispots

Casualty Collection Points bukan merupakan fasilitas penanggulangan insiden yang ofisial dan tidak akan diuraikan disini.

C H H

BAB 8

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PENANGGULANGAN INSIDEN (INCIDENT RESOURCE MANAGEMENT)

Pengelolaan yang efektif terhadap sumber daya operasional untuk penanggulangan insiden merupakan sebuah pertimbangan yang vital dalam setiap insiden. Kemampuan dalam memilih sumber daya yang tepat bagi suatu tugas sangat penting, untuk:

 Penyelesaian tugas-tugas

 Memastikan keselamatan dari sumber daya tersebut

 Memastikan efektifitas biaya operasi penanggulangan insiden.

Pengelolaan sumber daya juga mencakup pemeliharaan status semua sumber daya yang ditugaskan untuk penanggulangan insiden. Bab ini akan membahas konsep dari pengelolaan sumber daya untuk penanggulangan insiden, mengidentifikasi kategori sumber daya utama, dan menentukan pengelompokannya. Bab ini juga akan menjelaskan tentang bagaimana Incident Commander menelusuri status dari sumber daya yang ada untuk menanggulangi insiden.

8.1 Sumber Daya untuk Operasi

Sumber daya yang digunakan dalam operasi terdiri dari semua personil dan peralatan utama yang tersedia untuk ditugaskan menanggulangi insiden. Setiap peralatan dilengkapi dengan operator dan personil untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan. Untuk menjamin konsistensi dalam operasi penanggulangan insiden, sumber daya digambarkan dalam dua hal yaitu Kind dan Type.

Kind adalah sumber daya yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya (mobil patroli, atau bulldozer). Ketika Incident Commander meminta sebuah sumber daya Kind, dia mungkin meminta sebuah mobil patroli, helikopter, pemadam kebakaran, atau bulldozer. Sumber daya Kind dapat lebih luas sesuai kebutuhan penggunaannya dalam menanggulangi insiden. Penting untuk diingat bahwa instansi yang berbeda mungkin menggunakan sumber daya operasional Kind yang sama atau mirip untuk insiden yang bervariasi.

Incident Commander juga perlu mempertimbangkan Type dari sumber daya yang diperlukan untuk memastikan sumber daya yang ditugaskan telah sesuai dengan objektif penanggulangan insiden.

Type adalah sumber daya yang dikelompokkan oleh kemampuan kinerja (kapasitas atau faktor tekanan) untuk sebuah sumber daya yang khusus. Type dari sumber daya biasanya digambarkan dengan angka, 1 untuk kapasitas atau kemampuan paling tinggi, 2 untuk urutan berikutnya dan seterusnya. Contoh Helikopter Type 1, memiliki kapasitas 16 orang. Helikopter Type 3 memiliki kapasitas 5 orang.

Kapasitas yang paling tinggi tidak selalu yang terbaik untuk melakukan pekerjaan, sebagai contoh Pemadam Kebakaran dengan Type 1, dapat memompakan air dengan kapasitas besar tetapi mungkin tidak bisa masuk areal yang sempit dimana terjadi kebakaran. Untuk itu penting untuk menyatakan dengan jelas kapasitas dari sumber daya yang diperlukan sesuai Type.

8.2 Kategori Sumber Daya

Sumber daya untuk penanggulangan keadaan darurat dikelompokkan menjadi kategori sebagai berikut:

 Sumber daya tunggal (single resources)

 Task Force

 Strike Team

Sumber daya tunggal (single resources) adalah peralatan atau kru secara individu, dengan Supervisor kerja yang jelas yang dapat digunakan dalam operasi penanggulangan insiden. Sumber daya tunggal biasanya sering digunakan pada awal-awal terjadinya insiden. Sumber daya tunggal juga diberikan Type untuk mengetahui kapasitasnya. Contoh dari sumber daya tunggal yang berupa Type diantaranya adalah:

 Sebuah sepeda motor polisi

 Sebuah mobil pemadam kebakaran

 Sebuah tim medis

 Sebuah Helikopter

 Sebuah tim SAR

Sebuah Task Force adalah suatu kombinasi dari sejumlah sumber daya tunggal dalam batas rentang kendali (span of control) yang dikumpulkan untuk suatu kebutuhan operasional tertentu. Task Force mungkin berupa sebuah sumber daya campuran dari Kind yang berbeda. Beberapa contoh dari Task Force adalah sebagai berikut:

 Pekerjaan umum : dua bulldozer, dua dump truck

 Pemadam Kebakaran : dua mobil pemadam kebakaran, satu bulldozer

 SAR : satu helikopter, dua tim SAR

Setiap Task Force harus memiliki pemimpin dan transportasi sendiri, dan setiap Task Force harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi antara pemimpin dan supervisor pada level dibawahnya. Task Force dapat melapor langsung kepada Incident Commander, Operation Section Chief, Supervisor Divisi atau Group, tergantung pada pengembangan dari organisasi ICS.

Strike Teams, adalah sumber daya dengan Kind dan Type yang sama. Strike Teams harus memiliki pemimpin dan harus ada komunikasi diantara sumber daya tunggal yang membentuknya dan komunikasi antara Strike Team dan pimimpinnya. Strike Team biasanya digunakan untuk insiden berskala besar. Mereka melapor kepada Incident Commander, Operation Section Chief atau Supervisor Divisi atau Group, tergantung pada pengembangan dari organisasi ICS

Pengelompokan Single Resources menjadi Task Force dan Strike Team memberikan beberapa keuntungan bagi Incident Commander untuk pengelolaan sumber daya sebagaimana di bawah ini:

 Memberikan cara yang lebih efektif untuk merencanakan sumber daya

 Memberikan cara yang efektif untuk permintaan sumber daya

 Mengurangi lalulintas komunikasi radio

 Meningkatkan kemampuan pengembangan organisasi untuk operasi dengan skala besar dengan tetap menjaga span of control yang baik.

8.3 Penelusuran Status Sumber Daya (Tracking Resources Status)

Semua sumberdaya operasi pada penanggulangan insiden akan dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga kondisi status berikut:

 Assigned, sumber daya yang sedang aktif melakukan fungsinya

 Available, sumber daya yang siap untuk segera ditugaskan

 Out-of-service, sumber daya yang belum siap untuk status assigned atau available Sumber daya mungkin dalam status out-of-service karena

 Memerlukan perawatan dan pemeliharaan mekanis terhadap kendaraan atau peralatan

 Personil yang memerlukan masa istirahat.

 Kendala lingkungan, seperti cuaca atau gelap

 Pertimbangan biaya, ada pembatasan biaya untuk penggunaan sumber daya tersebut.

Biasanya sumber daya dengan status out-of-service ditempatkan di Base jika Base didirikan.

Status sumber daya selama penanggulangan insiden ditangani dan dan datanya diperbaharui oleh supervisor yang mengendalikan sumber daya tersebut. Tergantung pada pengembangan organisasi ICS, perubahan status dari sumber daya dapat dilakukan oleh Incident Commander, Operation Section Chief, atau Supervisor Divisi atau Group. Jika Staging Area diaktifkan, maka Staging Area Manager akan menangani perubahan status dari sumber daya yang ada di Staging Area dan melaporkannya kepada atasannya sesuai dengan rantai komando (chain of command).

Perubahan status lebih dari beberapa menit harus dikomunikasikan kepada elemen organisasi yang sesuai. Pada insiden berskala besar, seorang Resource Unit Leader akan menangani status dari sumber daya yang ditugaskan. Ada beberapa metode untuk mencatat status dari sumber daya sesuai dengan pengembangan dari organisasi ICS.

BAB 9

PENUGASAN ICS (ICS ASSIGNMENT)

Pada bab ini akan diuraikan mengenai informasi yang berhubungan dengan pengerahan sumber daya penanggulangan insiden yang meliputi hal-hal sebagi berikut:

 Kesiapan Sebelum Penugasan

 Prosedur Penugasan

 Prosedur Demobilisasi

9.1 Kesiapan Sebelum Penugasan

Jika anda mengetahui bahwa anda termasuk dalam daftar personil yang akan dipanggil dan terlibat dalam operasi penanggulangan insiden, atau posisi anda sehari-hari merupakan salah satu yang akan diaktifkan bila terjadi insiden, maka anda harus mempersiapkan diri sebelumnya. Ikuti pelatihan-pelatihan yang diperlukan.

Mengenali posisi apa yang akan anda tempati dalam organisasi penanggulangan insiden, akan membantu dalam persiapan, tetapi meskipun anda tidak tahu dengan pasti kapan dan bagaimana anda akan dikerahkan, ada beberapa hal yang harus anda persiapkan sebelumnya. Mempersiapkan sebuah “Go Kit” sebelumnya akan membantu memastikan bahwa anda memiliki segala sesuatu yang diperlukan dan akan menghemat waktu antara pengerahan dan check in.

Go Kit anda diharapkan terdiri dari barang-barang yang akan anda perlukan dalam setiap insiden:

 Tanda pengenal

 Pena, pensil, spidol

 Kertas

 Formulir-formulir ICS dan lainnya

 Kebijakan, prosedur, dan instruksi yang akan diperlukan dalam penanganan insiden

 Peta/tataletak

 Selotip dan paku tancap

Clipboard

Pekerjaan anda mungkin memerlukan komputer lap top dan software, printer, disket, CD, dan sebagainya. Diharapkan anda memiliki daftar periksa untuk semua kebutuhan yang diperlukan ini.

Anda juga harus mempertimbangkan kebutuhan pribadi anda untuk selama penugasan. Persiapkan keperluan ini sebelumnya. Beberapa barang-barang keperluan pribadi yang juga perlu dimasukkan dalam Go Kit anda diantaranya adalah sebagai berikut:

 Satu atau lebih pakaian ganti (termasuk sepatu), khususnya jika anda akan dikerahkan beberapa periode waktu.

 Pakaian dalam

 Jaket

 Lampu senter

 Obat-obatan

 Makanan ringan

 Bacaan dan radio tape player untuk pengisi waktu istirahat.

Jika anda sering ditugaskan secara rutin, anda harus mengusahakan agar semua kebutuhan ini siap sedia setiap saat. Jika anda jarang ditugaskan, sebaiknya anda cukup punya daftar periksa saja untuk barang-barang kebutuhan tersebut, sehingga pada saat diperlukan anda dapat mempersiapkannya dengan cepat.

9.2 Prosedur Penugasan

Penugasan akan menjadi waktu yang sibuk, khususnya untuk insiden berskala besar atau komplek. Tetapi hal ini jangan sampai membuat proses penugasan menjadi menyulitkan dan menghambat.

Ada beberapa pertanyaan yang anda harus tanyakan ketika anda menerima pemberitahuan tentang penugasan anda sebagai berikut:

 Kapan anda harus melapor dan dimana?

 Apa penugasan anda?

 Kepada siapa anda akan melapor (nama, jabatan)?

 Berapa lama anda akan ditugaskan?

 Apa peran anda? Apakah anda punya otoritas untuk mengambil keputusan?

Apakah anda seorang Supervisor? Jika ya, berapa orang yang akan anda awasi?

 Prosedur apa yang berlaku untuk menghubungi Supervisor anda sehari-hari?

 Bagaimana keluarga anda dapat menghubungi anda bila dalam keadaan darurat?

Mungkin anda tidak akan mendapatkan semua informasi ini saat anda diaktifkan, tetapi usahakan untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang diperlukan.

Anda harus check in sebagaimana diarahkan ketika anda ditugaskan. Setelah check in, melapor kepada areal penugasan anda sesegera mungkin. Cari atasan langsung anda untuk mendapatkan informasi penting untuk melakukan pekerjaan anda:

 Apa status terkini?

 Apa tanggung jawab kerja anda yang khusus

 Apakah anda akan memiliki bawahan yang akan melapor kepada anda?

 Siapa teman sekerja anda?

 Dimana anda akan bekerja?

 Peralatan apa yang tersedia untuk membantu pekerjaan anda?

 Apa prosedur untuk mendapatkan tambahan pasokan dan peralatan?

 Jam kerja anda?

 Dimana anda akan makan?

 Dimana anda akan tidur?

Buat catatan selama briefing, khususnya bila anda memiliki bawahan yang juga perlu mendapatkan briefing dari anda. Buat catatan terhadap kegiatan-kegiatan yang anda lakukan, yang mungkin akan diperlukan dikemudian hari.

Semua personil penanggulangan insiden harus menggunakan prosedur radio dan/atau telepon dengan tepat. Jangan menggunakan radio atau telepon kecuali memiliki wewenang untuk itu. Jangan pernah menggunakan kode dalam berkomunikasi selama insiden. Selalu batasi lalulintas radio dan telepon untuk informasi-informasi yang penting saja.

9.3 Prosedur Demobilisasi

Pada saat tertentu anda akan didemobilisasi. Demobilisasi tidak hanya sekedar pulang ke rumah. Bila anda diberitahu bahwa anda akan didemobilisasi:

 Selesaikan semua pekerjaan yang sedang berlangsung, kecuali ada arahan lain.

 Pastikan semua catatan dan dokumen anda sudah diperbaharui

 Berikan penjelasan pada pengganti anda atau Supervisor anda tentang status dari semua pekerjaan

 Berikan penjelasan pada bawahan anda dan perkenalkan pengganti anda, jika diperlukan.

 Kembalikan atau alihkan semua peralatan yang menjadi tanggung jawab anda.

Ikuti prosedur check out yang berlaku sebelum meninggalkan lokasi.

BAB 10

PROSEDUR PELAPORAN DAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

Salah satu komponen yang diperlukan dalam rencana penanggulangan keadaan darurat adalah prosedur pelaporan dan penanggulangan keadaan darurat. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tujuan operasi penanggulangan keadaan darurat adalah meminimalkan dampak yang timbul akibat keadaan darurat tersebut, baik terhadap orang, harta benda maupun terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, pelaporan yang cepat dan tepat serta dipahaminya prosedur pelaporan dan penanggulangan awal keadaan darurat yang tersedia, akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk tercapainya tujuan operasi penanggulangan keadaan darurat tersebut. Bab ini akan memberikan pedoman dan contoh-contoh prosedur pelaporan, menghadapi dan penanggulangan keadaan darurat. Prosedur-prosedur yang diberikan disini lebih kepada Prosedur-prosedur dan prinsip-prinsip untuk menghadapi dan menanggulangi keadaan darurat dalam kondisi awal yakni saat terjadi dan beberapa waktu setelah kejadian berlangsung. Sementara itu, untuk penanganan lebih lanjut akan ditangani oleh tim penanggulangan keadaan darurat yang sudah ditentukan dan terlatih sesuai dengan rencana tindakan penanggulangan insiden gabungan (consolidated incident action plans) yang dibuat oleh seksi perencanaan (planning section) berdasarkan penilaian dan informasi kondisi di lapangan dan ketersediaan sumber daya untuk penanggulangan keadaan darurat. Contoh prosedur yang disampaikan disini merupakan prosedur yang bersifat umum untuk suatu fasilitas, organisasi atau industri (perusahaan) yang selanjutnya perlu untuk disesuaikan lagi dengan kondisi dan sifat keadaan darurat yang mungkin terjadi di tempat tertentu.

10.1 Pelaporan Keadaan Darurat

10.1.1. Orang yang pertama melihat kejadian

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh orang yang pertama melihat dan ada di tempat kejadian kecelakaan atau keadaan darurat:

 Selalu utamakan keselamatan diri anda dan keselamatan orang lain yang ada di tempat kejadian.

 Beritahu semua orang yang berada di sekitar anda dan bila diperlukan lakukan evakuasi sesuai dengan prosedur evakuasi.

 Laporkan segera kejadian pada pimpinan atau atasan langsung anda atau kebagian pusat pengaduan keadaan darurat (emergency call center)

 Sampaikan informasi sebagai berikut pada saat melaporkan keadaan darurat tersebut:

- Nama & identitas Anda

- Jenis kondisi/kejadian gawat darurat (kebakaran, cidera, dll.) - Waktu dan lokasi tepatnya kejadian

- Bantuan yang diperlukan (peralatan atau mobil pemadaman kebakaran, tenaga medis/ambulance, dan sebagainya)

- Tindakan yang sudah dilakukan dan rencana ke depan yang akan dilakukan (bila ada)

 Jika dapat melakukannya dengan selamat dan sudah mendapatkan pelatihan yang sesuai serta ahli untuk melakukannya, lakukan tindakan penanggulangan awal sebagai berikut:

- Berikan pertolongan pertama pada korban yang cidera. Jangan memindahkan korban kecuali mereka berada di daerah yang sangat berbahaya.

- Lakukan usaha-usaha untuk mencegah kecelakaan susulan yang mungkin terjadi.

- Memadamkan kebakaran, mencegah pencemaran lingkungan, dan tindakan penanggulangan lainnya sesuai sumber daya (peralatan dan tenaga kerja) yang tersedia.

- Menjaga tempat kejadian agar tidak berubah sehingga barang bukti terpelihara untuk digunakan dalam proses investigasi penyebab kecelakaan atau keadaan darurat.

 Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai kejadian keadaan darurat untuk digunakan dalam menyusun rencana tindakan penanggulangan yang akan dilakukan.

10.1.2. Petugas di Bagian Pusat Pengaduan Keadaan Darurat (Emergency Call Center)

 Emergency Call lengkap dengan operator telepon darurat harus selalu siap 24 jam per hari.

 Pesawat telepon darurat hanya boleh digunakan untuk menerima laporan keadaan darurat. Untuk panggilan telepon yang sifatnya tidak darurat harus menggunakan telepon lain.

 Panggilan telepon yang masuk ke pesawat telepon darurat harus dijawab (diangkat) sesegera mungkin dan tidak boleh berdering lebih dari 3 (tiga) kali sebelum diangkat.

 Gunakanlah pesawat telepon darurat seperlunya saja dan pastikan pesawat telepon dalam keadaan stand by dan gagangnya berada pada tempatnya (tidak menggantung).

 Lakukan pengecekan rutin untuk memastikan pesawat telepon darurat selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik dan laporkan segera bila terjadi kerusakan.

 Operator yang bertugas harus mampu mendapatkan informasi sebanyak dan secepat mungkin dari pelapor dan memandu pelapor agar bisa tenang dan memberikan informasi yang diperlukan

 Pastikan si penelepon memberikan informasi yang diperlukan, minimal : - Nama, nomor pegawai, jabatan atau identitas lainnya dari si

penelepon

- Jenis kejadian gawat darurat yang terjadi (kebakaran, kerusuhan, dll) - Waktu dan lokasi tepat tempat kejadian

- Bantuan yang diperlukan (pemadam kebakaran, ambulance, dsb.) - Informasi lain yang dirasa perlu bila ada

 Laporkan informasi ini secara detail ke bagian penanggulangan keadaan darurat terkait seperti Ambulance, Pemadam Kebakaran, Pengamanan

(Security) dan Incident Commander.

10.1.3. Incident Commander

Begitu menerima laporan keadaan darurat, Incident Commander akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

 Segera menuju lokasi kejadian keadaan darurat

 Mengambil alih komando operasi penanggulangan keadaan darurat

 Memastikan keselamatan semua orang (karyawan, kontraktor, pengunjung dan orang lain) yang berada di lokasi serta keselamatan tim penanggulangan keadaan darurat.

 Melakukan pengkajian dan penilaian skala (Size Up) keadaan gawat darurat untuk menentukan langkah dan strategi penanggulangan keadaan darurat yang efektif sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

 Melaporkan kejadian keadaan darurat ke pihak-pihak yang terkait di dalam dan di luar perusahaan (organisasi).

 Mengaktifkan tim penanggulangan keadaan darurat yang diperlukan sesuai dengan skala dan sifat dari keadaan darurat yang terjadi.

 Menentukan areal yang aman untuk berkumpul dan penyelamatan serta zona-zona berbahaya terkait dengan keadaan darurat yang terjadi (hot zone, warm zone dan cold zone)

 Memastikan semua orang telah dievakuasi, area kejadian telah diisolasi dan diamankan dengan bantuan tim pengamanan (security) untuk membatasi pihak-pihak yang tidak terlibat dalam operasi penanggulangan keadaan darurat memasuki daerah yang berbahaya.

 Menentukan jenis alat pelindung diri yang sesuai untuk petugas yang akan memasuki hot zone.

 Mengkoordinir permintaan bantuan sumber daya yang diperlukan baik orang maupun peralatan untuk mendukung upaya-upaya pengendalian keadaan darurat.

10.2 Prosedur Menghadapi dan Penanggulangan Keadaan Darurat 10.2.1. Kebakaran dan Ledakan

Prosedur Umum

Kebakaran dapat sangat berbahaya dan anda diharapkan selalu memastikan bahwa tidak akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain saat mencoba memadamkan kebakaran yang terjadi.

Ikuti prosedur umum penanggulangan keadaan darurat terkait dengan kebakaran agar selamat dan meminimalkan dampak yang ditimbulkannya:

 Jika kebakarannya kecil dan anda sudah terlatih serta dapat menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia, anda boleh mencoba menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk memadamkan kebakaran.

 Aktifkan sistem alarm kebakaran atau beritahu regu pemadam kebakaran (PMK). Anda dapat meminta bantuan orang lain yang ada disekitar

tempat kejadian untuk membantu anda menghubungi PMK dan mengaktifkan alarm saat anda mencoba memadamkan kebakaran. Sistem alarm kebakaran biasanya juga secara otomatis memberitahu bagian pemadam kebakaran. Disamping itu juga akan memberitahukan penghuni bangunan lainnya tentang adanya kebakaran dan bersiap untuk evakuasi keluar bangunan.

 Bantu siapa saja yang terancam bahaya langsung untuk selamat. Pastikan anda dapat melakukannya dengan selamat dan tanpa beresiko pada diri anda sendiri dan orang lain.

 Anda harus mengenali dan tahu mengenai apa yang sedang terbakar, karena bila anda tidak mengetahui apa yang sedang terbakar, anda tidak tahu tipe alat pemadam kebakaran jenis apa yang akan digunakan.

Meskipun anda memiliki alat pemadam kabakaran jenis ABC yang dapat digunakan untuk semua jenis kebakaran, di sana mungkin ada sesuatu yang akan meledak atau menghasilkan asap yang sangat beracun yang dapat membahayakan keselamatan anda. Bila anda tidak tahu atau tidak mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang sedang terbakar serahkan kepada bagian pemadam kebakaran untuk menanganinya.

 Jika kebakaran meluas dan berkembang dengan cepat, evakuasi semua orang karena alat pemadam api ringan hanya efektif dan mampu memadamkan kebakaran saat api baru menyala atau pada awal terjadinya kebakaran.

 Tutup pintu dan jendela pada saat anda meninggalkan ruangan/bangunan.

Karena kebakaran dapat sangat berbahaya, maka diharapkan tidak memadamkan kebakaran bila keadaan tidak memungkinkan dan dapat membahayakan diri anda sendiri. Berikut ini adalah keadaan dimana anda sebaiknya tidak memadamkan kebakaran:

 Anda tidak memiliki peralatan yang sesuai dan memadai. Jika anda tidak memiliki APAR yang tepat atau cukup besar ukurannya, maka anda tidak akan efektif dan mampu memadamkan apinya.

 Anda mungkin menghisap asap beracun. Kebakaran dapat menghasilkan asap dalam jumlah besar yang dapat terhirup saat memadamkan api.

Semua pembakaran akan menghasilkan sejumlah karbon monoksida dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan hidrokarbon yang terbakar.

Bahan sintetik seperti nylon pada karpet atau busa pada sofa yang terbakar, akan menghasilkan gas yang sangat beracun seperti hydrogen sianida, akrolein, dan ammonia disamping karbon monoksida. Gas-gas beracun ini dapat mematikan dalam konsentrasi rendah (dalam jumlah kecil).

 Insting anda mengatakan tidak. Ini penting untuk diperhatikan, karena bila anda ragu-ragu, maka anda tidak akan dapat melakukannya dengan baik dan selamat. Jika anda tidak nyaman dengan keadaan karena sesuatu hal, biarkan bagian pemadam kebakaran yang melakukan.

Aturan terakhir adalah selalu menempatkan diri anda dengan pintu keluar berada di belakang anda sebelum mencoba menggunakan APAR untuk

memadamkan kebakaran. Jika APAR tidak berfungsi, atau sesuatu yang tak terduga terjadi, anda dapat keluar dengan cepat dan tidak terperangkap. Perlu diingat, selalu usahakan agar jalan keluar ada di belakang anda.

Berikut ini adalah prosedur khusus untuk keadaan darurat kebakaran yang terjadi di kantor, laboratorium, pabrik atau ruang produksi, tangki penyimpanan bahan bakar atau bahan kimia yang mudah terbakar, dan ledakan.

Kebakaran di Kantor

Kantor merupakan salah satu tempat di mana bahaya kebakaran dapat terjadi karena adanya aktifitas dan faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Agar dapat selamat dan terhindar dari hal-hal yang tidak

Kantor merupakan salah satu tempat di mana bahaya kebakaran dapat terjadi karena adanya aktifitas dan faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Agar dapat selamat dan terhindar dari hal-hal yang tidak