• Tidak ada hasil yang ditemukan

M ANAJEMEN I NFORMASI DAN INTELIJEN (I NFORMATION AND I NTELLIGENCE M ANAGEMENT )

BAB 4 KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP ICS

4.14 M ANAJEMEN I NFORMASI DAN INTELIJEN (I NFORMATION AND I NTELLIGENCE M ANAGEMENT )

tanggung jawab terhadap insiden, baik secara geografi ataupun fungsional melakukan usaha pengelolaan insiden dengan menyusun strategi-strategi dan objektif-objektif yang sama dalam penanggulangan insiden.

4.13 Penugasan/Pengerahan (Dispatch/Deployment)

Dengan prinsip ini, dimungkinkan semua instansi atau pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap insiden, baik secara geografi ataupun fungsional melakukan usaha pengelolaan insiden dengan menyusun strategi-strategi dan objektif-objektif yang sama dalam penanggulangan insiden.

4.14 Manajemen Informasi dan intelijen (Information and Intelligence Management) Dengan prinsip ini, dimungkinkan semua instansi atau pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap insiden, baik secara geografi ataupun fungsional melakukan usaha pengelolaan insiden dengan menyusun strategi-strategi dan objektif-objektif yang sama dalam penanggulangan insiden.

BAB 5 ORGANISASI ICS

5.1 Organisasi ICS

Sebagaimana kita ketahui hampir tidak ada insiden yang dapat ditangani sendiri oleh satu instansi atau fungsi saja. Setiap orang harus bekerja sama untuk mengelola suatu keadaan darurat.

Untuk mengkoordinir penggunaan sumber daya yang tersedia secara efektif, diperlukan suatu struktur manajemen formal yang membantu konsistensi, mendorong efisiensi dan memberikan arahan selama operasi penanggulangan insiden.

Struktur organisasi ICS dibangun dengan lima komponen utama sebagai berikut

Komando (Command)

Perencanaan (Planning)

Operasi (Operations)

Logistik (Logistic)

Keuangan/Administrasi (Finance/Administration)

Hubungan antar komponen-komponen tersebut digambarkan dalam bagan struktur organisasi di bawah ini.

Kelima komponen utama ini merupakan fondasi dari organisasi ICS dan digunakan dalam pengelolaan dan penanggulangan keadaan darurat. Untuk insiden skala kecil semua komponen ini mungkin hanya dikelola oleh satu orang saja yakni Incident Commander. Untuk insiden berskala besar semua fungsi (section) ini biasanya diperlukan. Organisasi ini dapat dikembangkan dan diciutkan sesuai dengan kebutuhan dalam penanggulangan insiden, tetapi semua insiden berapapun ukurannya atau kompleksitasnya akan memiliki seorang Incident Commander. Panduan dasar operasi ICS adalah orang yang pertama melihat kejadian dan paling senior di tempat kejadian akan bertindak sebagai Incident Commander dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan atau pengendalian keadaan di tempat kejadian insiden (on-scene) sampai otoritas komando diberikan kepada orang lain yang sudah ditunjuk sebelumnya menjadi Incident Commander.

Masing-masing komponen ini akan dijelaskan pada paragraf-paragraf berikut dengan lebih detil.

5.2 Fungsi Komando (The Command Function)

Fungsi komando diarahkan oleh Incident Commander, yaitu seseorang yang bertanggung jawab di tempat kejadian insiden, dan orang ini harus benar-benar ahli dalam mengelola operasi penanggulangan insiden.

Tanggung jawab utama dari Incident Commander adalah:

Melakukan aktivitas-aktivitas komando, seperti memberikan komando dan mendirikan Pos Komando Penanggulangan Insiden (Incident Command Post/ICP)

Melindungi jiwa dan harta benda

Mengendalikan sumber daya berupa personil dan peralatan

Bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan personil penanggulangan insiden, masyarakat, dan penyelesaian tugas-tugas operasi penanggulangan insiden

Menjalin dan memelihara hubungan yang efektif dengan pihak luar dan/ atau pemerintahan bila diperlukan.

Pengelolaan insiden meliputi:

Membentuk komando

Memastikan keselamatan personil yang terlibat dalam penanggulangan insiden

Menentukan prioritas penanggulangan insiden

Menetapkan objektif operasi penanggulangan insiden

Membuat dan melaksanakan rencana tindakan penanggulangan insiden (Incident Action Plan/IAP)

Membangun struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan usaha penanggulangan insiden

Memelihara rentang kendali yang dapat dikelola (manageable span of control)

Mengelola sumber daya untuk penanggulangan insiden

Mengkoordinir keseluruhan aktivitas penanggulangan insiden atau keadaan darurat

Mengkoordinir aktivitas-aktivitas dari pihak-pihak atau instansi luar

Memberikan otoritas untuk memberikan informasi kepada media

Memantau biaya penanggulangan insiden

Incident Commander yang efektif harus tegas, meyakinkan, objektif, tenang, dan cepat dalam berfikir. Untuk menangani semua tanggung jawab dalam tugas ini, Incident Commander juga harus mudah beradaptasi, fleksibel, dan realistis terhadap keterbatasannya. Incident Commander juga harus memiliki kemampuan untuk mendelegasikan tugas-tugas tertentu pada orang lain sesuai dengan kebutuhan operasi penanggulangan insiden.

Pada tahap awal, Incident Commander akan dipegang oleh orang pertama yang paling senior yang datang dilokasi kejadian insiden. Dengan adanya tambahan orang yang datang kemudian untuk menanggulangi insiden, komando akan dipindahkan ke orang yang memiliki otoritas untuk mengendalikan insiden. Bila insiden semakin berkembang menjadi lebih besar atau lebih komplek, maka diperlukan orang yang

memiliki kualifikasi sangat tinggi untuk menjadi Incident Commander. Pada saat pengalihan komando, Incident Commander yang akan mengalihkan komandonya harus memberikan penjelasan lengkap pada Incident Commander yang baru mengenai apa saja yang sudah dilakukan dan rencana tindakan ke depan, status sumber daya dan sebagainya serta memberitahukan semua staff mengenai pergantian komando ini.

Sebagaimana dijelaskan di atas dengan berkembangnya insiden, Incident Commander dapat mendelegasikan otoritas untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu kepada yang lain sesuai keperluan. Incident Commander dapat membentuk posisi Staff Komando (Command Staff) lain seperti di bawah ini:

Information Officer menangani semua pertanyaan dari media dan mengkoordinir semua pemberian informasi kepada media.

Safety Officer memantau kondisi keselamatan dan membuat usaha-usaha untuk memastikan keselamatan semua personil yang ditugaskan.

Liaison officer adalah kontak person untuk instansi lain yang ditugaskan untuk penanggulangan insiden.

Legal officer menangani semua permasalahan hukum terkait dengan operasi penanggulangan insiden

Security officer menangani semua permasalahan security terkait dengan operasi penanggulangan insiden

Deputy Incident Commander dibentuk jika semua fungsi yang ada diaktifkan sehingga span of control untuk Incident Commander lebih dari 7. Fungsinya adalah untuk membawahi general staff (Operation Section, Planning, Logistic, dan Finance Section Chief)

Incident Commander akan memutuskan dan melakukan pengembangan dan penciutan organisasi atas dasar pertimbangan prioritas utama penanggulangan insiden sebagai berikut:

Keselamatan orang (Life safety). Prioritas utama Incident Commander adalah selalu keselamatan orang yang terlibat dalam penanggulangan insiden dan masyarakat.

Kestabilan insiden (Incident Stability). Incident Commander memiliki tanggung jawab menentukan strategi untuk:

-

Meminimalkan dampak insiden terhadap areal sekitarnya

-

Memaksimalkan usaha-usaha penanggulangan insiden dengan menggunakan sumber daya secara efisien.

Memelihara harta benda (Property concervation). Incident Commander bertanggung jawab untuk meminimalkan kerusakan harta benda dalam mencapai objektif penanggulangan insiden.

Dengan makin berkembangnya insiden, Incident Commander dapat mengaktifkan Deputy Incident Commander dan tambahan seksi-seksi General Staff (Planning, Operations, Logistic dan/atau Finance/Administration), sesuai keperluan. Setiap Kepala Seksi (Section Chief) yang ditunjuk memiliki otoritas untuk mengembangkan internal seksinya sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan penciutan organisasi penanggulangan insiden ini harus mengikuti rentang kendali yang dapat dikelola

(manageable span of control) yakni seorang pimpinan membawahi antara 3 orang sampai 7 orang.

5.3 Seksi Operasi (The Operations Section)

Seksi Operasi (Operations Section) bertanggung jawab untuk menjalankan tindakan-tindakan penanggulangan insiden yang dicantumkan dalam IAP. Kepala Seksi Operasi (Operation Section Chief) mengkoordinir aktivitas-aktivitas Operations Section dan memiliki tanggung jawab utama untuk menerima dan melaksanakan IAP.

Operations Section Chief melapor kepada Incident Commander dan menentukan jumlah sumber daya dan organisasi yang diperlukan dalam Operations Section.

Incident Commander

Information Officer Legal Officer Deputy Inc. Commander Safety Officer Security Officer Liaison Officer

Operations Section Planning Section Finance/Administration

Section Logistic Section

Staging Area Manager

Law Enforcement Branch Coordinator Fire/Rescue Branch Coordinator

Health/Welfare Branch Coordinator

Fire Operation Unit Leader Disaster Medical Unit

Leader Search & Rescue Unit

Leader

Hazmat Unit Leader

Coroner Unit Leader

Damage/Safety Assessment Unit Leader

Public Work Unit Leader

Public Health Unit Leader Care & Shelter Unit

Leader

Tanggung jawab utama Operations Section Chief adalah sbb:

 Mengarahkan dan mengkoordinir semua operasi, dan memastikan keselamatan semua personil Operations Section

 Membantu Incident Commander dalam membuat tujuan dan objektif penanggulangan insiden

 Meminta dan mengembalikan sumber daya melalui Incident Commander

 Memberikan informasi kepada Incident Commander tentang situasi dan status sumber daya dalam operasi.

Organisasi di bawah Operations Section dapat berkembang membentuk beberapa Branch, Divisi dan Group sesuai dengan kebutuhan operasi penanggulangan insiden.

Branch dibawahi oleh Branch Director, sedangkan Divisi dan Group dibawahi oleh seorang Unit Leader dan Supervisor. Beberapa posisi tertentu dibawahi oleh seorang Coordinator. Di bawah ini adalah salah satu bentuk pengembangan organisasi dibawah Operations Section.

5.4 Seksi Perencanaan (The Planning Section)

Untuk kejadian atau insiden yang lebih kecil, Incident Commander bertanggung jawab terhadap perencanaan, tetapi saat insiden menjadi lebih besar, Incident Commander akan membentuk Planning Section. Planning Section berfungsi untuk mengumpulkan, mengevaluasi, menyebarkan dan menggunakan informasi tentang perkembangan insiden dan status dari sumber daya. Tanggung jawab dari seksi ini juga termasuk pembuatan Incident Action Plan (IAP), yang menjelaskan tentang aktivitas-aktivitas penanggulangan insiden dan penggunaan sumber daya untuk periode waktu tertentu.

Organisasi di bawah Planning Section dapat berkembang lebih luas sesuai dengan kebutuhan operasi penanggulangan insiden. Tambahan posisi di bawah Planning Section Chief biasanya berupa:

 Situation Analysis Unit Leader,

 Documentation Unit Leader,

 Advance Planning Unit Leader,

 Technical Services Unit Leader,

 Resource Unit Leader, dan

 Demobilization Unit Leader.

Masing-masing unit memiliki tugas dan fungsinya sendiri-sendiri untuk membantu Planning Section Chief dalam menjalankan fungsinya sebagaimana disebutkan di atas. Di bawah ini adalah bagan struktur organisasi Planning Section yang sudah dikembangkan

5.5 Seksi Logistik (The Logistic Section)

Seksi Logistik (Logistic Section) bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas, pelayanan, dan material, termasuk personil untuk mengoperasikan peralatan yang diminta untuk penanggulangan insiden. Seksi ini memegang peran penting dalam mendukung operasi penanggulangan insiden untuk jangka panjang. Organisasi di bawah Logistic Section dapat dikembangkan lebih luas sesuai dengan kebutuhan operasi penanggulangan insiden yang juga berkembang dari skala maupun kompleksitasnya.

Biasanya Logistic Section berkembang menjadi dua Branch utama yaitu Services Branch dan Support Branch.

Services Branch terdiri dari:

 Communication Unit,

 Medical Unit, dan

 Food Unit,

Sementara Support Branch terdiri dari:

 Facilities Unit,

 Supply Unit,

 Transportation Unit, dan

 Maintenance Unit

5.6 Seksi Keuangan/Administrasi (The Finance/ Administration Section)

Seksi keuangan sangat penting untuk menelusuri biaya penanggulangan insiden dan penggantian biaya. Semua biaya untuk operasi penanggulangan ini akan dibukukan.

Organisasi di bawah Finance/Administration Section ini juga bisa berkembang seperti terlihat pada bagan organisasi dibawah ini sesuai dengan berkembangnya kebutuhan operasi penanggulangan insiden karena skala dan kompleksitas dari insiden itu sendiri.

5.7 Peralihan Komando

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya orang yang paling senior datang di tempat kejadian insiden untuk menanggulangi insiden bertindak sebagai Incident Commander.

Begitu insidennya berkembang jadi lebih besar maka komando harus dialihkan ke orang lain yang lebih berpengalaman atau kepada orang yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk menjadi Incident Commander oleh perusahaan atau pemerintah.

Bila diperlukan peralihan komando, maka Incident Commander yang akan digantikan harus memberikan penjelasan kepada Incident Commander yang baru tentang semua hal yang berkenaan dengan rencana dan operasional aktivitas penanggulangan insiden sebagai berikut:

 Kondisi insiden (keadaan sekarang, objektif, prioritas, bahaya-bahaya, sumber daya yang diperlukan, dsb.)

 Incident Action Plan (IAP) dan statusnya saat ini

 Pertimbangan-pertimbangan dan masalah keselamatan

 Pengerahan dan penugasan unit operasi dan personil

Incident Commander yang akan digantikan harus menelaah papan komando (commnad board) yang memperlihatkan status sumber daya dan pengerahannya kepada Incident Commander yang baru, dan semua orang yang terlibat dalam operasi penanggulangan insiden harus diberitahukan.

Untuk memudahkan dalam persiapan penjelasan (briefing), disarankan untuk menggunakan formulir untuk penjelasan insiden (Incident Briefing Form). Formulir ini menyediakan informasi-informasi sebagai berikut:

 Areal insiden

 Tindakan yang dilakukan saat ini oleh instansi/fungsi yang menanggulangi insiden

 Organisasi ICS saat ini

 Sumber daya yang saat ini diperlukan dan pengerahannya

5.8 Rencana Tindakan Penanggulangan Insiden (Incident Action Plan/IAP)

Incident Commander bertanggung jawab untuk membuat dan melaksanakan Incident Action Plan (IAP). Untuk insiden yang skalanya kecil, IAP dapat dibuat oleh Incident Commander tanpa harus tertulis. Untuk insiden yang lebih besar skalanya atau lebih komplek, IAP akan dibuat oleh Seksi Perencanaan (Planning Section) dalam bentuk dokumen tertulis dibawah arahan dari Incident Commander.

IAP selalu didasarkan atas kebutuhan insiden dan organisasi ICS. IAP tersebut harus fleksibel dan harus dievaluasi ulang terus menerus.

IAP dibuat untuk masa waktu tertentu yang disebut sebagai periode operasi (operational period) yang ditentukan berdasarkan pada kebutuhan insiden. Untuk

kondisi insiden yang eskalasinya sangat cepat atau sangat komplek, maka operational period harus lebih pendek untuk memungkinkan operasi penanggulangan yang cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk insiden dengan skala lebih kecil atau tidak terlalu komplek, operasional period bisa lebih lama tetapi tidak boleh lebih dari 12 Jam.

BAB 6

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM ICS

6.1 Komando Insiden (Incident Command) Incident Commander

Incident Commander bertanggung jawab untuk aktivitas penanggulangan insiden termasuk pengembangan dan pelaksanaan keputusan strategis untuk persetujuan permintaan dan pengembalian sumberdaya. Incident Commader, apapun tingkatannya, memiliki wewenang penuh dan tanggung jawab untuk melakukan operasi secara keseluruhan.

Tanggung jawab lebih terinci dari Incident Commander adalah sebagai berikut:

 Menetapkan dan mendirikan Pos Komando Lapangan (Field Command Post/FCP) yang sesuai.

 Mendapatkan penjelasan (briefing) dari pejabat Incident Commander yang sebelumnya. Jika dia adalah orang yang pertama memegang komando, dia harus melakukan penilaian tentang situasi insiden.

 Menunjuk atau menugaskan staff komando (command staff) dan kepala seksi operasional bila diperlukan.

 Melakukan penjelasan (briefing) awal.

 Mengaktifkan elemen-elemen dari Incident Command System (ICS).

 Memastikan pertemuan (meeting) perencanaan dan intelijen dilakukan, jika diperlukan.

 Menyetujui dan memberikan wewenang untuk melaksanakan rencana tindakan penanggulangan insiden (incident action plan/IAP). Sebuah rencana tertulis tidak diperlukan selama organisasi penanggulangan tidak terlalu besar dimana semua anggota organisasi masih bisa dihubungi langsung, atau operasi penanggulangan berlangsung tidak terlalu lama.

 Membangun alur informasi yang relevan untuk personil komando (commad personnel)

 Mengkoordinasi aktivitas staff.

 Menangani operasi penanggulangan insiden dengan mendelegasikan wewenang pada penanggung jawab operasi lapangan dibawahnya (bila diperlukan).

 Menyetujui permintaan untuk tambahan sumber daya dan permintaan untuk pengurangan atau pengembalian sumber daya.

 Menyetujui penggunaan peserta pelatihan, relawan, mahasiswa, dan personel lain untuk penanggulangan insiden.

 Memberikan wewenang untuk mempublikasikan informasi kepada media.

 Menyetujui rencana tindakan penanggulangan insiden (IAP) dan meneruskannya pada instansi yang berwenang dan bagian yang terkait.

Deputy Incident Commander

Di bawah pengarahan dari Incident Commander, Deputy Incident Commander memiliki tanggung jawab dan akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Membantu Incident Commander.

 Memegang komando sementara dan melakukan tanggung jawab Incident Commander ketika Incident Commander tidak berada di tempat.

 Memastikan pelaksanaan arahan dari Incident Commander.

 Menunjuk personil departemen sebagai wakil instansi untuk ditempatkan di posko instansi luar.

 Meminta pihak-pihak pemerintah yang ikut dalam tim penanggulangan keadaan darurat untuk menyediakan personil penghubung untuk ditempatkan di pos komando lapangan (Field Command Post/FCP).

 Mengulas laporan situasi, jurnal, dan laporan lainnya agar lebih sempurna.

 Memastikan semua section chief (kepala seksi) menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Incident Commander pada setiap akhir periode operasi, mengenai perincian aktivitas-aktivitas dari seksi mereka.

Information Officer

Public Information Officer, adalah anggota dari staff komando (Command Staff), bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengeluarkan informasi tentang upaya penanggulangan keadaan darurat dan kondisi insiden kepada media. Di bawah arahaan dari Incident Commander, Public Information Officer akan:

 Menerima petunjuk dan pengarahan (briefing) dari Incident Commander.

 Menghubungi badan yang terkait untuk mengkoordinir aktivitas – aktivitas informasi publik.

 Membangun pusat informasi insiden (incident information center) yang terpisah bila memungkinkan.

 Menata tempat kerja, material, telepon dan personil (staff).

 Mendapatkan salinan dari rangkuman informasi pemberitaan ICS.

 Mempersiapkan rangkuman informasi awal saat sampai di pos komando lapangan.

 Melakukan observasi terhadap hambatan-hambatan dalam penyampaian informasi di pos komando dan lokasi lainnya.

 Mengeluarkan berita ke media pemberitaan dan menampilkan informasi tersebut di Pos Komando dan tempat lain yang sesuai.

 Menghadiri petemuan (meeting) untuk memperbaharui informasi yang dikeluarkan.

 Mengkoordinir pertemuan antara media dan tim penanggulangan insiden bila diminta oleh Incident Commander.

 Meyediakan layanan pemandu untuk media dan VIP.

 Memelihara catatan dan rekaman data untuk semua kegiatan pemberitaan.

Liaison Officer

Liaison Officer adalah anggota dari staff komando (Command Staff) dan melapor kepada Incident Commander, dan merupakan kontak penghubung dengan wakil instansi yang saling membantu. Termasuk dalam hal ini adalah perwakilan dari Pelayanan Psikologi, Kepolisian, PMK, PMI, Pekerjaan Umum, dan Instansi terkait lainnya.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander.

 Menjadi penghubung untuk permintaan bantuan dari perwakilan badan-badan yang dapat membantu.

 Mendata perwakilan badan pemerintah termasuk hubungan komunikasi dan lokasinya.

 Menanggapi permintaan dari tim penanggulangan insiden untuk hubungan antar organisasi.

 Memantau operasi penanggulangan insiden untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang timbul antar organisasi.

 Memberikan informasi dan memelihara hubungan dengan badan pemerintah dan penegak hukum lainnya.

 Memelihara catatan dan rekaman data tentang kegiatan unitnya.

Liaison Officer (Perwakilan dari Instansi Terkait)

Perwakilan instansi yang terkait adalah individu dari pihak yang membantu yang telah diberikan otoritas penuh untuk membuat keputusan yang berdampak pada keterlibatan pihak tersebut dalam insiden. Perwakilan pihak terkait tersebut akan melapor pada Liaison Officer, jika posisi tersebut sudah diaktifkan. Bila Liaison Officer belum diaktifkan, Perwakilan instansi melapor pada Incident Commander.

Setiap instansi akan menunjuk satu perwakilan saja.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Memastikan semua sumber daya dari instansi tersebut sudah datang di lokasi insiden.

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Liaison Officer atau Incident Commander.

 Menetapkan dan mengatur lokasi kerja

 Menghadiri pertemuan-pertemuan untuk perencanaan tindakan penanggulangan insiden bila diperlukan.

 Memberikan masukan tentang penggunaan sumber daya dari instansi tersebut.

Security Officer

Security Officer bertanggung jawab untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas tenaga pengamanan dan mengawasi personil yang ditugaskan dalam penanggulangan insiden. Dia juga bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga pengamanan untuk Field Command Post, staging area, dan lokasi lain yang digunakan untuk mendukung operasi penanggulangan insiden.

Tanggung jawab dari Security officer lebih detil mencakup:

 Mempersiapkan dan menyampaikan rencana pengamanan untuk lokasi insiden, Field Command Post, staging area dan fasilitas lainnya.

 Menyediakan tenaga pengamanan yang diperlukan untuk staging area untuk mengamankan peralatan dan personil yang ada di sana.

 Memberikan pengawalan (escorts) untuk peralatan dan kendaraan yang akan digunakan dalam penanggulangan insiden (ambulance, mobil pemadam

kebakaran, bulldozer, dump truck, dsb), serta personil penanggulangan insiden dan pengunjung dari instansi yang berwenang.

 Memastikan pos pengamanan dilengkapi dengan petugas pengamanan sesuai keperluan.

 Mengeluarkan pas masuk kepada personil yang berwenang sesuai kebutuhan.

 Membatasi masuknya orang atau petugas yang tidak berwenang.

 Menentukan batas-batas lokasi terjadinya insiden dan mengamankan lokasi tersebut.

 Memelihara rekaman catatan kegiatan unit.

Command Post Incident Scribe

Di bawah arahan dari Incident Commander, Command Post Incident Scribe mencatat informasi dari semua formulir-formulir yang tersedia dengan mengacu pada waktu, pesan dan tindakan yang dilakukan.

Detil tanggung jawabnya mencakup :

 Memelihara dan mendistribusikan secara berkala laporan perkembangan situasi.

 Mengumpulkan informasi terkait insiden dari pos komando untuk dimasukkan dalam buku catatan atau rekaman data.

 Menyampaikan informasi yang dapat dijadikan berita kepada Information Officer.

 Memastikan semua pesan disampaikan dengan tepat.

6.2 Seksi Operasi (Operations Section)

Seksi operasi bertanggung jawab untuk upaya penanggulangan taktis terhadap insiden. Tanggung jawab tersebut termasuk dan tidak terbatas hanya pada pengerahan personil untuk menanggulangi kerusuhan masa, upaya terkoordinasi untuk evakuasi, penyelamatan korban, mendukung upaya pemadaman kebakaran, penanggulangan tumpahan bahan kimia, dan sebagainya.

Kepala Seksi Operasi (Operations Section Chief)

Kepala seksi operasi bertanggung jawab untuk mengelola semua operasi yang secara langsung berhubungan dengan misi utama usaha penanggulangan keadaan darurat.

Kepala seksi operasi akan mengaktifkan dan mengawasi elemen-elemen organisasi sesuai dengan rencana tindakan penanganan insiden (incident action plan) dan mengarahkan pelaksanaannya.

Lebih detil tanggung jawabnya mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander.

 Mengkoordinasikan aktivitas seksi operasi dengan aktivitas seksi-seksi yang lain.

 Mengawasi dan mengarahkan personil seksi operasi lapangan.

 Mengangkat staff sesuai keperluan.

 Memberikan saran/informasi kepada Incident Commander mengenai organisasi dan pengerahan tenaga lapangan untuk mengendalikan sesuatu yang tidak umum terjadi.

 Menyarankan area-area untuk menempatkan personil/peralatan, dan mengkoordinasikan fungsi ini dengan kepala seksi logistik.

 Menyarankan batas-batas area insiden, rencana pengendaliannya, dan rencana evakuasi sesuai keperluan.

 Membentuk atau membubarkan berbagai unit yang ditugaskan pada Seksi Operasi.

 Melaporkan informasi tentang aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian khusus kepada Incident Commander.

 Menentukan kebutuhan dan permintaan sumber daya sesuai kebutuhan.

 Memantau rantai komando dan rentang kendali untuk efisiensi operasi penanggulangan.

 Memastikan komunikasi berjalan dengan efektif.

 Memelihara catatan dan rekaman data operasi penanggulangan yang dilakukan.

Branch Coordinator (Koordinator Cabang)

Branch Coordinator melapor kepada Operation Section Chief. Branch Coordintor bertanggung jawab untuk melaksanakan incident action plan yang terkait dengan fungsinya, mengalokasikan sumber daya untuk misinya dan melaporkan perkembangan dan status sumber daya dalam cabangnya. Branch Coordinator memiliki pengendalian taktis dan supervisi penuh terhadap sumber daya dan personil dibawahnya.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

Menerima petunjuk dan penjelasan dari Operation Section Chief.

Menerima petunjuk dan penjelasan dari Operation Section Chief.