• Tidak ada hasil yang ditemukan

R ENCANA T INDAKAN P ENANGGULANGAN I NSIDEN (I NCIDENT A CTION P LAN /IAP)

BAB 5 ORGANISASI ICS

5.8 R ENCANA T INDAKAN P ENANGGULANGAN I NSIDEN (I NCIDENT A CTION P LAN /IAP)

Incident Commander bertanggung jawab untuk membuat dan melaksanakan Incident Action Plan (IAP). Untuk insiden yang skalanya kecil, IAP dapat dibuat oleh Incident Commander tanpa harus tertulis. Untuk insiden yang lebih besar skalanya atau lebih komplek, IAP akan dibuat oleh Seksi Perencanaan (Planning Section) dalam bentuk dokumen tertulis dibawah arahan dari Incident Commander.

IAP selalu didasarkan atas kebutuhan insiden dan organisasi ICS. IAP tersebut harus fleksibel dan harus dievaluasi ulang terus menerus.

IAP dibuat untuk masa waktu tertentu yang disebut sebagai periode operasi (operational period) yang ditentukan berdasarkan pada kebutuhan insiden. Untuk

kondisi insiden yang eskalasinya sangat cepat atau sangat komplek, maka operational period harus lebih pendek untuk memungkinkan operasi penanggulangan yang cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk insiden dengan skala lebih kecil atau tidak terlalu komplek, operasional period bisa lebih lama tetapi tidak boleh lebih dari 12 Jam.

BAB 6

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM ICS

6.1 Komando Insiden (Incident Command) Incident Commander

Incident Commander bertanggung jawab untuk aktivitas penanggulangan insiden termasuk pengembangan dan pelaksanaan keputusan strategis untuk persetujuan permintaan dan pengembalian sumberdaya. Incident Commader, apapun tingkatannya, memiliki wewenang penuh dan tanggung jawab untuk melakukan operasi secara keseluruhan.

Tanggung jawab lebih terinci dari Incident Commander adalah sebagai berikut:

 Menetapkan dan mendirikan Pos Komando Lapangan (Field Command Post/FCP) yang sesuai.

 Mendapatkan penjelasan (briefing) dari pejabat Incident Commander yang sebelumnya. Jika dia adalah orang yang pertama memegang komando, dia harus melakukan penilaian tentang situasi insiden.

 Menunjuk atau menugaskan staff komando (command staff) dan kepala seksi operasional bila diperlukan.

 Melakukan penjelasan (briefing) awal.

 Mengaktifkan elemen-elemen dari Incident Command System (ICS).

 Memastikan pertemuan (meeting) perencanaan dan intelijen dilakukan, jika diperlukan.

 Menyetujui dan memberikan wewenang untuk melaksanakan rencana tindakan penanggulangan insiden (incident action plan/IAP). Sebuah rencana tertulis tidak diperlukan selama organisasi penanggulangan tidak terlalu besar dimana semua anggota organisasi masih bisa dihubungi langsung, atau operasi penanggulangan berlangsung tidak terlalu lama.

 Membangun alur informasi yang relevan untuk personil komando (commad personnel)

 Mengkoordinasi aktivitas staff.

 Menangani operasi penanggulangan insiden dengan mendelegasikan wewenang pada penanggung jawab operasi lapangan dibawahnya (bila diperlukan).

 Menyetujui permintaan untuk tambahan sumber daya dan permintaan untuk pengurangan atau pengembalian sumber daya.

 Menyetujui penggunaan peserta pelatihan, relawan, mahasiswa, dan personel lain untuk penanggulangan insiden.

 Memberikan wewenang untuk mempublikasikan informasi kepada media.

 Menyetujui rencana tindakan penanggulangan insiden (IAP) dan meneruskannya pada instansi yang berwenang dan bagian yang terkait.

Deputy Incident Commander

Di bawah pengarahan dari Incident Commander, Deputy Incident Commander memiliki tanggung jawab dan akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Membantu Incident Commander.

 Memegang komando sementara dan melakukan tanggung jawab Incident Commander ketika Incident Commander tidak berada di tempat.

 Memastikan pelaksanaan arahan dari Incident Commander.

 Menunjuk personil departemen sebagai wakil instansi untuk ditempatkan di posko instansi luar.

 Meminta pihak-pihak pemerintah yang ikut dalam tim penanggulangan keadaan darurat untuk menyediakan personil penghubung untuk ditempatkan di pos komando lapangan (Field Command Post/FCP).

 Mengulas laporan situasi, jurnal, dan laporan lainnya agar lebih sempurna.

 Memastikan semua section chief (kepala seksi) menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Incident Commander pada setiap akhir periode operasi, mengenai perincian aktivitas-aktivitas dari seksi mereka.

Information Officer

Public Information Officer, adalah anggota dari staff komando (Command Staff), bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengeluarkan informasi tentang upaya penanggulangan keadaan darurat dan kondisi insiden kepada media. Di bawah arahaan dari Incident Commander, Public Information Officer akan:

 Menerima petunjuk dan pengarahan (briefing) dari Incident Commander.

 Menghubungi badan yang terkait untuk mengkoordinir aktivitas – aktivitas informasi publik.

 Membangun pusat informasi insiden (incident information center) yang terpisah bila memungkinkan.

 Menata tempat kerja, material, telepon dan personil (staff).

 Mendapatkan salinan dari rangkuman informasi pemberitaan ICS.

 Mempersiapkan rangkuman informasi awal saat sampai di pos komando lapangan.

 Melakukan observasi terhadap hambatan-hambatan dalam penyampaian informasi di pos komando dan lokasi lainnya.

 Mengeluarkan berita ke media pemberitaan dan menampilkan informasi tersebut di Pos Komando dan tempat lain yang sesuai.

 Menghadiri petemuan (meeting) untuk memperbaharui informasi yang dikeluarkan.

 Mengkoordinir pertemuan antara media dan tim penanggulangan insiden bila diminta oleh Incident Commander.

 Meyediakan layanan pemandu untuk media dan VIP.

 Memelihara catatan dan rekaman data untuk semua kegiatan pemberitaan.

Liaison Officer

Liaison Officer adalah anggota dari staff komando (Command Staff) dan melapor kepada Incident Commander, dan merupakan kontak penghubung dengan wakil instansi yang saling membantu. Termasuk dalam hal ini adalah perwakilan dari Pelayanan Psikologi, Kepolisian, PMK, PMI, Pekerjaan Umum, dan Instansi terkait lainnya.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander.

 Menjadi penghubung untuk permintaan bantuan dari perwakilan badan-badan yang dapat membantu.

 Mendata perwakilan badan pemerintah termasuk hubungan komunikasi dan lokasinya.

 Menanggapi permintaan dari tim penanggulangan insiden untuk hubungan antar organisasi.

 Memantau operasi penanggulangan insiden untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang timbul antar organisasi.

 Memberikan informasi dan memelihara hubungan dengan badan pemerintah dan penegak hukum lainnya.

 Memelihara catatan dan rekaman data tentang kegiatan unitnya.

Liaison Officer (Perwakilan dari Instansi Terkait)

Perwakilan instansi yang terkait adalah individu dari pihak yang membantu yang telah diberikan otoritas penuh untuk membuat keputusan yang berdampak pada keterlibatan pihak tersebut dalam insiden. Perwakilan pihak terkait tersebut akan melapor pada Liaison Officer, jika posisi tersebut sudah diaktifkan. Bila Liaison Officer belum diaktifkan, Perwakilan instansi melapor pada Incident Commander.

Setiap instansi akan menunjuk satu perwakilan saja.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Memastikan semua sumber daya dari instansi tersebut sudah datang di lokasi insiden.

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Liaison Officer atau Incident Commander.

 Menetapkan dan mengatur lokasi kerja

 Menghadiri pertemuan-pertemuan untuk perencanaan tindakan penanggulangan insiden bila diperlukan.

 Memberikan masukan tentang penggunaan sumber daya dari instansi tersebut.

Security Officer

Security Officer bertanggung jawab untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas tenaga pengamanan dan mengawasi personil yang ditugaskan dalam penanggulangan insiden. Dia juga bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga pengamanan untuk Field Command Post, staging area, dan lokasi lain yang digunakan untuk mendukung operasi penanggulangan insiden.

Tanggung jawab dari Security officer lebih detil mencakup:

 Mempersiapkan dan menyampaikan rencana pengamanan untuk lokasi insiden, Field Command Post, staging area dan fasilitas lainnya.

 Menyediakan tenaga pengamanan yang diperlukan untuk staging area untuk mengamankan peralatan dan personil yang ada di sana.

 Memberikan pengawalan (escorts) untuk peralatan dan kendaraan yang akan digunakan dalam penanggulangan insiden (ambulance, mobil pemadam

kebakaran, bulldozer, dump truck, dsb), serta personil penanggulangan insiden dan pengunjung dari instansi yang berwenang.

 Memastikan pos pengamanan dilengkapi dengan petugas pengamanan sesuai keperluan.

 Mengeluarkan pas masuk kepada personil yang berwenang sesuai kebutuhan.

 Membatasi masuknya orang atau petugas yang tidak berwenang.

 Menentukan batas-batas lokasi terjadinya insiden dan mengamankan lokasi tersebut.

 Memelihara rekaman catatan kegiatan unit.

Command Post Incident Scribe

Di bawah arahan dari Incident Commander, Command Post Incident Scribe mencatat informasi dari semua formulir-formulir yang tersedia dengan mengacu pada waktu, pesan dan tindakan yang dilakukan.

Detil tanggung jawabnya mencakup :

 Memelihara dan mendistribusikan secara berkala laporan perkembangan situasi.

 Mengumpulkan informasi terkait insiden dari pos komando untuk dimasukkan dalam buku catatan atau rekaman data.

 Menyampaikan informasi yang dapat dijadikan berita kepada Information Officer.

 Memastikan semua pesan disampaikan dengan tepat.

6.2 Seksi Operasi (Operations Section)

Seksi operasi bertanggung jawab untuk upaya penanggulangan taktis terhadap insiden. Tanggung jawab tersebut termasuk dan tidak terbatas hanya pada pengerahan personil untuk menanggulangi kerusuhan masa, upaya terkoordinasi untuk evakuasi, penyelamatan korban, mendukung upaya pemadaman kebakaran, penanggulangan tumpahan bahan kimia, dan sebagainya.

Kepala Seksi Operasi (Operations Section Chief)

Kepala seksi operasi bertanggung jawab untuk mengelola semua operasi yang secara langsung berhubungan dengan misi utama usaha penanggulangan keadaan darurat.

Kepala seksi operasi akan mengaktifkan dan mengawasi elemen-elemen organisasi sesuai dengan rencana tindakan penanganan insiden (incident action plan) dan mengarahkan pelaksanaannya.

Lebih detil tanggung jawabnya mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander.

 Mengkoordinasikan aktivitas seksi operasi dengan aktivitas seksi-seksi yang lain.

 Mengawasi dan mengarahkan personil seksi operasi lapangan.

 Mengangkat staff sesuai keperluan.

 Memberikan saran/informasi kepada Incident Commander mengenai organisasi dan pengerahan tenaga lapangan untuk mengendalikan sesuatu yang tidak umum terjadi.

 Menyarankan area-area untuk menempatkan personil/peralatan, dan mengkoordinasikan fungsi ini dengan kepala seksi logistik.

 Menyarankan batas-batas area insiden, rencana pengendaliannya, dan rencana evakuasi sesuai keperluan.

 Membentuk atau membubarkan berbagai unit yang ditugaskan pada Seksi Operasi.

 Melaporkan informasi tentang aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian khusus kepada Incident Commander.

 Menentukan kebutuhan dan permintaan sumber daya sesuai kebutuhan.

 Memantau rantai komando dan rentang kendali untuk efisiensi operasi penanggulangan.

 Memastikan komunikasi berjalan dengan efektif.

 Memelihara catatan dan rekaman data operasi penanggulangan yang dilakukan.

Branch Coordinator (Koordinator Cabang)

Branch Coordinator melapor kepada Operation Section Chief. Branch Coordintor bertanggung jawab untuk melaksanakan incident action plan yang terkait dengan fungsinya, mengalokasikan sumber daya untuk misinya dan melaporkan perkembangan dan status sumber daya dalam cabangnya. Branch Coordinator memiliki pengendalian taktis dan supervisi penuh terhadap sumber daya dan personil dibawahnya.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

Menerima petunjuk dan penjelasan dari Operation Section Chief.

 Menghadiri pertemuan-pertemuan perencanaan sesuai permintaan dari Operation Section Chief.

 Meninjau penugasan pekerjaan dengan bawahannya. Memodifikasi penugasan berdasarkan keefektifan dari operasi yang dilakukan.

 Menugaskan pekerjaan khusus kepada unit leader atau supervisor.

 Menyelesaikan masalah logistik yang dilaporkan oleh bawahannya.

 Melaporkan kepada Operation Section Chief bila:

− Incident action plan akan dimodifikasi.

− Diperlukan tambahan sumber daya.

− Kelebihan sumber daya.

− Terjadi situasi yang berbahaya atau kejadian yang signifikan.

 Menyetujui semua laporan kecelakaan dan medis yang dibuat dalam Cabangnya.

 Mengawasi operasi demobilisasi dari Cabang.

 Memelihara catatan dan rekaman data kegiatan Cabang.

Task Force/Unit Leader (Pimpinan Unit)

Task Force/Unit Leader melapor ke Branch Coordinator dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas taktis, seperti pengendalian lalu lintas, evakuasi dan penyelamatan, pengamanan, dan lain-lain. Unit Leader melaporkan perkembangan, status sumber daya, dan informasi lain kepada Branch Coordinator dan memelihara rekaman data dan laporan yang diperlukan.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Branch Coordinator.

 Meninjau penugasan pekerjaan dengan bawahannya.

 Memantau perkembangan dan melakukan perubahan bila diperlukan.

 Melakukan koordinasi terhadap aktivitas dan pekerjaan dengan unit atau task force yang terkait.

 Menyampaikan informasi tentang status situasi dan sumber daya kepada Branch Coordinator.

 Memelihara laporan dan catatan yang diperlukan.

Staging Area Manager

Staging Area Manager bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara lokasi dimana personil dan peralatan untuk penanggulangan insiden ditempatkan untuk mendukung operasi penanggulangan insiden.

Tanggung jawab lebih detil dari Staging Area Manager mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Operation Section Chief.

 Membuat layout (tata letak) staging area.

 Menentukan dukungan yang diperlukan untuk peralatan, makanan, sanitasi dan pengamanan.

 Membuat prosedur check-in dan check out, dan menempelkan rambu-rambu sehingga sumber daya yang datang dapat mengenali lokasi check in dengan mudah.

 Memintakan jasa perawatan untuk peralatan yang ada di staging area sesuai kebutuhan.

 Melaporkan perubahan status sumber daya atau kekurangan sesuai keperluan dengan memelihara catatan apa yang dipesan dan apa yang datang.

 Mengatur fasilitas penyimpanan untuk kendaraan yang perlu dikandangkan.

 Mengawasi parkir dan mengamankan kendaraan pribadi personil penegak hukum yang mungkin diparkir di atau dekat staging area.

 Demobilisasi staging area sesuai dengan rencana demobilisasi insiden.

 Memastikan kebersihan dari staging area.

 Menilai kerusakan terhadap fasilitas dan barang milik staging area.

 Memelihara rekaman catatan kegiatan unit.

6.3 Seksi Perencanaan (Planning Section)

Fungsi dari seksi ini adalah untuk membuat rencana tindakan untuk penanggulangan insiden (incident action plan/IAP) dan melapor pada Incident Commander. Seksi ini akan memonitor dan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan menggunakan sebagai bahan masukan dalam rencana tindakan ke depan untuk mengatasi dan menyelesaikan semua permasalahan yang timbul selama insiden berlangsung.

Bila diperlukan, seksi ini juga mempersiapkan pengarahan dari Incident Commander terkait degan perkembangan dan status operasi penanggulangan insiden.

Planning Section Chief (Kepala Seksi Perencanaan)

Planning Section Chief adalah anggota dari General Staff dan bertanggung jawab untuk mengkoordinir Seksi Perencanaan dalam memahami situasi terkini,

memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi terkait dengan insiden dan mempersiapkan rencana untuk menanggulangi insiden.

Detil tanggung jawab dari Planning Section Chief mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander dan Operations Officer mengenai status terkini dari insiden.

 Mengaktifkan unit-unit yang diperlukan sesuai dengan kondisi operasi penanggulangan insiden seperti Situation Analysis, Advance Planning, Resources, Technical Specialist Units

 Bertindak sebagai penghubung utuk technical specialist yang diperlukan untuk mengendalikan insiden.

 Memberikan informasi secara berkala tentang potensi insiden.

 Mengumpulkan dan menampilkan rangkuman informasi tentang status insiden.

 Memberitahukan general staff terhadap perubahan yang signifikan dari status insiden.

 Memastikan pelaporan kepada pemerintah atau instansi terkait sudah dipenuhi.

Technical Services (Specialist)

Technical Specialists adalah penasehat dengan skill khusus yang diperlukan untuk mendukung operasi penanggulangan insiden.

Detil tanggung jawabnya mencakup:

 Melapor kepada Planning Section Chief, menerima petunjuk dan pengarahan serta instruksi khusus.

 Berpartisipasi dalam pengembangan dari rencana tindakan penanggulangan insiden dan meninjau objektif pengendalian secara umum, termasuk alternatif strategi yang dibutuhkan.

 Menanggapi permintaan untuk informasi tentang keterbatasan dan kemampuan dari sumber daya yang ada.

 Mengumpulkan dan menyebarkan rekaman data ke documentation unit pada setiap akhir periode operasi penangulangan insiden.

Documentation Unit Leader (Unit Dokumentasi) Documentation Unit Leader bertanggung jawab untuk:

 Memelihara arsip terkait dengan insiden dengan akurat dan lengkap.

 Memberikan salinan arsip kepada personil penanggulangan insiden yang memerlukannya.

 Mengemas dan menyimpan arsip-arsip terkait dengan penanggulangan insiden untuk kebutuhan legal dan maksud analisa dan data hitoris.

 Lebih detil tanggung jawab dari Documentation Unit Leader mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Planning Section Chief.

 Membangun dan mengelola arsip-arsip terkait dengan insiden dan penanggulangannya.

 Menjaga dan membuat salinan arsip dari formulir dan laporan resmi.

 Menerima dan menyimpan laporan yang disampaikan ke unit-unit dari organisasi penanggulangan insiden.

 Memeriksa keakuratan dan kelengkapan rekaman data yang disampaikan untuk diarsipkan.

 Membetulkan kesalahan pada arsip (formulir dan laporan serta rekaman data) dengan menghubungi unit yang terkait.

 Memberikan salinan formulir dan laporan-laporan kepada yang memintanya.

 Mempersiapkan dokumentasi insiden untuk Planning Section Chief.

 Memelihara dan menyimpan arsip-arsip insiden untuk penggunaan dikemudian hari.

 Mengumpulkan catatan (log) seksi/unit lain untuk maksud membangun data historis.

 Memelihara rekaman data kegiatan unit.

Situation Unit Leader

Situation Unit Leader bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengelola status insiden dan informasi situasi. Situation Unit terdiri dari Field Observer, Casualty Information, Display Processor, dan Weather Observer.

Secara umum tanggung jawabnya mencakup:

 Menganalisa dan menampilkan informasi mengenai status dan situasi insiden.

 Melakukan penilaian terhadap kerusakan dan korban jiwa.

 Menyediakan peta dan grafik-grafik.

 Menganalisa keadaan cuaca.

Lebih detil tanggung jawab dari Situation Unit Leader mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan serta instruksi khusus dari Planning Section Chief.

 Mengawasi persiapan dan pemeliharaan display informasi situasi insiden pada Command Post (Posko).

 Memberikan pekerjaan kepada personil yang ditugaskan pada Situation Unit.

 Meminta tambahan personil, atau memberhentikan kelebihan personil sesuai kebutuhan.

 Mengumpulkan data insiden sesegera mungkin.

 Memantau siaran TV dan Radio bila diperlukan.

 Mendapatkan rekaman suara, foto-foto, peta dan video tentang insiden bilamana memungkinkan.

 Memantau kebutuhan atau permintaan dari Planning Section Chief dan menyampaikan laporan-laporan sesuai jadwal atau atas permintaan dari Incident Commander.

 Menempatkan data pada diplay kerja unit dan command post secara berkala (interval waktu tertentu).

 Ikut serta dalam pertemuan-pertemuan perencanaan sesuai permintaan dari Incident Commander.

 Menyediakan informasi status sumber daya (resources) and situasi untuk menanggapi permintaan-permintaan khusus.

 Memelihara rekaman data kegiatan unit.

Berikut ini adalah tanggung jawab untuk Field Observer, Casualty Information, Display Processor, dan Weather Observer.

Pengamat Lapangan (Field Observer)

Field Observer bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi dari pengamatan individu di lokasi insiden dan memberikan informasi tersebut kepada Situation Unit Leader.

Detil tanggung jawabnya dari Field Observer mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Situation Unit Leader.

 Membuat keputusan tentang:

 Lokasi penugasan

 Jenis informasi yang diperlukan

 Prioritas

 Batasan waktu untuk penyelesaian

 Metode komunikasi

 Metode transportasi

 Mendapatkan salinan incident action plan/IAP untuk setiap periode operasi (operational period).

 Mendapatkan peralatan dan pasokan yang diperlukan.

 Melakukan observasi/pengamatan lapangan.

 Melaporkan informasi kepada Situation Unit sesuai dengan prosedur yang dibuat.

Informasi Korban (Casualty Information)

Casualty information menyediakan dan membangun lokasi terpusat untuk mencatat semua korban terkait dengan insiden dari berbagai sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Casualty information harus memastikan:

 Tersedia laporan informasi yang akurat tentang korban meninggal, cidera, hilang dan yang ditemukan.

 Informasi tentang korban tidak akan disampaikan kepada wartawan tanpa izin dari Incident Commander.

 Ada hubungan atau kontak dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Rumah Sakit dan Pusat Pengobatan lainnya untuk mendapatkan informasi tentang korban terkait dengan insiden.

 Ada personil yang ditugaskan dan dikerahkan di rumah sakit, pusat pengobatan, dan lokasi lain untuk penghitungan korban jika diperlukan.

 Daftar rumah sakit, pusat evakuasi, tempat pertolongan pertama sementara, kamar mayat yang ditetapkan didata dan disampaikan kepada Operations Section.

 Rekaman catatan kegiatan dan aktivitas unit dipelihara.

Petugas Tampilan (Display Processor)

Display Processor bertanggung jawab untuk menampilkan informasi status insiden yang diperoleh dari field observer, casualty information, laporan status sumber daya, foto udara dan foto lain dan data-data lainnya.

Detil tanggung jawab dari Display Processor mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Situation Unit Leader.

 Membuat keputusan tentang:

− Jumlah, jenis dan lokasi dari tampilan yang diperlukan.

− Prioritas.

− Kebutuhan peta untuk incident action plan/IAP.

− Batasan waktu untuk penyelesaian tugas.

 Mendapatkan peralatan dan pasokan yang diperlukan.

 Mendapatkan salinan dari incident action plan untuk setiap peride operasi (operational period).

 Membantu Situation Unit Leader dalam menganalisa dan mengevaluasi laporan-laporan dari lapangan.

 Mengembangkan display yang diperlukan sesuai dengan batasan waktu untuk penyelesaian.

Pengamat Cuaca (Weather Observer)

Weather Observer bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi cuaca terkait dengan insiden dimasa lalu, saat ini, dan dimasa depan dan memberikan informasi tersebut kepada Situation Unit Leader.

Informasi cuaca ini sangat penting bila insiden tersebut terkait dengan kebocoran bahan kimia berbahaya dan beracun atau selama berlangsungnya banjir besar.

Lebih detil tanggung jawab dari Weather Observer mencakup:

 Menerima petunjuk dan pengarahan dari Situation Unit Leader.

 Membuat keputusan tentang:

− Keadaan dan lokasi

− Metoda pengumpulan data cuaca yang digunakan.

− Prioritas pengumpulan data.

− Frekuensi pelaporan.

− Metoda pelaporan.

 Merekam dan melaporkan hasil observasi cuaca pada lokasi yang ditentukan sesuai jadwal.

Resource Unit Leader

Resource Unit Leader berada di bawah arahan dari Planning Section Chief dan bertanggung jawab untuk perencanaan dan penyediaan tenaga kerja serta peralatan untuk penanggulangan insiden termasuk tenaga kerja sukarela (relawan/volunteer) dan bantuan dari pihak yang saling bekerjasama untuk saling membantu (mutual aid).

Resources Unit Leader mengendalikan kebutuhan tenaga untuk operasi penanggulangan insiden dan mengkoordinir dengan Logistics Section untuk penyediaan makanan dan pertolongan untuk personil yang ditugaskan.

Detil tanggung jawab dari Resource Unit Leader mencakup:

 Mendapatkan petunjuk dan pengarahan dari Incident Commander dan Planning Section Chief.

 Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada personil yang akan ditugaskan dan setelah penugasan atau setelah insiden termasuk para relawan dan tenaga bantuan lainnya yang ikut dalam membantu operasi penanggulangan insiden.

 Menghadiri pertemuan-pertemuan perencanaan untuk mengumpulkan informasi mengenai strategi menyeluruh dan kebutuhan serta persyaratan personil.

 Membangun fungsi check-in pada lokasi insiden dan pencatatan informasi daftar check-in terkait dengan staging area unit.

 Mempersiapkan dan memelihara display (tampilan) pada Command Post tentang bagan organisasi dan alokasi serta pengerahan sumber daya.

 Membangun kontak atau hubungan dengan fasilitas insiden dengan menggunakan telefon atau melalui pusat komunikasi dan membuat rekaman data status ketersediaan sumber daya.

 Memelihara cadangan personil dan peralatan yang siap untuk dikerahkan.

 Membuat rekomendasi kepada Logistics Section Chief, mengenai lokasi yang tepat untuk penyediaan dan pemberian makanan untuk personil yang bertugas dan personil cadangan. Hal ini agar dikoordinasikan dengan Service Branch Coordinator.

 Memelihara catatan waktu penugasan dari semua relawan, liaison, dan personil dari instansi luar yang ditugaskan untuk penanggulangan insiden.

 Menjaga ketersediaan tenaga cadangan yang memadai dan siap pakai untuk

 Menjaga ketersediaan tenaga cadangan yang memadai dan siap pakai untuk