• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Gramatikal

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 74-78)

STRUKTUR KALIMAT DAN FUNGSI GRAMATIKAL DALAM BAHASA JEPANG

4.5 Fungsi Gramatikal

Fungsi gramatikal yang paling umum dikenal, antara lain subjek dan objek.

Namun, TLF mengemukakan fungsi gramatikal yang ada, antara lain SUBJect,

OBJect, OBJø, COMP, XCOMP, OBLiqueø, ADJunct, XADJunct. Dari fungsi

gramatikal tersebut, yang termasuk argumen adalah subjek, objek, dan oblik.

Sementara ajung dan komplemen adalah nonargumen (Dalrymple, 2001 : 9). Dalam

bahasa Jepang juga ditemukan fungsi gramatikal subjek, objek (obj1 dan obj2), oblik,

komplemen, dan ajung. Di bawah ini adalah contoh fungsi gramatikal yang muncul

dalam bahasa Jepang.

(14) Shin wa sono hi, konbini no mae ni suwa-tte imashita Nama TOP itu hari, konbini GEN depan DAT duduk-KKinLam ‘Shin hari itu duduk di depan konbini (convenience store)’

(Shinka, 2006: 7)

Pada contoh kalimat di atas, muncul wa yang menunjukkan bahwa nomina

yang ada sebelumnya, yaitu Shin (nama orang) mengalami topikalisasi. Selain itu,

store’ yang dimarkahi oleh pemarkah datif ni. Pada contoh (14) muncul pula fungsi

gramatikal lainnya, yaitu ajung sono hi ‘hari itu’. Menurut Kroeger (2004: 10), ajung

adalah nonargumen yang memberikan kontribusi terhadap makna kalimat secara

keseluruhan, tetapi tidak pernah diperlukan untuk melengkapi makna predikat.

Dengan kata lain, argumen berhubungan erat dengan makna predikat, sedangkan

ajung tidak. Ajung menunjukkan informasi semantik, seperti waktu, cara, atau sikap,

tujuan, dan yang lainnya. Jadi, pada contoh (14) jika sono hi ‘hari itu’ dihilangkan,

tidak mengurangi makna kalimat karena ajung sifatnya opsional. Contoh obliklokasi dalam bahasa Jepang dapat pula dilihat pada contoh di bawah ini.

(15) Shin wa Shouta to konbini no mae de dara dara to Nama-TOP Nama dengan konbini-GEN depan LOK berlama-lama

hima wo tsubu-shite ita

waktu luang-AK mengisi-KKinLam

‘Shin melewatkan waktu luang dengan berlama-lama di depan kobini bersama Shouta’

(Shinka, 2006: 9)

Pada contoh (15) muncul dua buah oblik. Pertama, oblikkomitatif, yaitu Shouta (nama orang) yang dimarkahi pemarkah kasus komitatif to dan kedua obliklokasi, yaitu

konbini no mae ‘depan convenience store’ yang dimarkahi oleh de. Dalam bahasa

Jepang objeklokasi dapat dimarkahi oleh ni dan de. Perbedaannya adalah ni diikuti oleh verba yang tidak menunjukkan aktivitas, seperti verba suwaru ‘duduk’ pada contoh

(14). Sebaliknya, ketika obliklokasi dimarkahi oleh de, berarti verba yang muncul menunjukkan aktivitas. Pada contoh (15) verba yang dimaksud, yaitu tsubushite itta

(16) Shin wa Shouta no moto e modo-tte itta Nama-TOP Nama-GEN asal ke kembali-KKinLam ‘Shin kembali ke asal Shouta’

(Shinka, 2006: 9)

Pada contoh (16) di atas muncul oblikgoal, yaitu moto ‘asal’ yang dimarkahi oleh e ‘ke’. Pemarkah tujuan e biasanya diikuti oleh verba seperti iku ‘pergi’, kuru

’datang’, kaeru ‘pulang’ dan beberapa verba lainnya. Oblikgoal pada contoh kalimat (16) bisa juga dimarkahi oleh ni.

(17) Shin wa Shouta to isshoni tabako ni hi wo tsuke-ta Nama-TOP Nama dengan bersama rokok ke api-AK beri-KLam ‘Shin bersama-sama dengan Shouta menyalakan api ke rokok’

(Shinka, 2006: 9)

Fungsi gramatikal yang muncul pada contoh (17), antara lain subjek,

oblikkomitatif, yaitu Shouta (nama orang) yang dimarkahi oleh to, oblikgoal, yaitu

tabako ‘rokok’ dan objek, yaitu hi ‘api’ yang dimarkahi oleh wo.

(18) Shouta wa warai de Shin ni hanashi kake-te kita Nama-TOP tertawa dengan Nama-DAT sapa-KLam

‘Shouta dengan tertawa menyapa (kepada) Shin’

(Shinka, 2006: 9)

Fungsi gramatikal oblik juga muncul pada contoh (18). Oblikinstrumen, yaitu

warai ‘tertawa’ yang dimarkahi oleh de yang dalam contoh (18) berarti dengan.

Selain oblikinstrumen, muncul pula oblikgoal, yaitu Shin (nama orang) yang dimarkahi oleh ni yang dalam contoh (18) berarti kepada. Contoh oblikinstrumen dalam bahasa Jepang juga dapat dilihat pada contoh (19) dan (20) berikut ini.

(19) San nin no warai koe de heya ga atata-ku na-ru tiga orang-GEN tertawa suara dengan kamar-NOM hangat-BSmb jadi-KKin ‘Kamar menjadi hangat dengan suara tawa ketiga orang (itu)’

(Hoshino, 2008 :34)

(20) Gakkou wa, ie kara kuruma de nijuuppun kaka-ru sekolah-TOP rumah dari mobil dengan dua puluh menit perlu-KKin ‘(ke) Sekolah perlu dua puluh menit dengan mobil dari rumah’

(Hoshino, 2008 :34)

Pada contoh (19) dan (20) di atas pemarkah yang muncul adalah de yang

menyatakan dengan untuk menunjukkan oblikinstrumen. Tidak hanya instrumen yang berupa benda seperti pada contoh (20), tetapi juga sesuatu yang muncul dari tubuh

manusia, seperti pada contoh (19).

(21) Okaasan wa byoushitsu kara de-te itte shimatta Ibu TOP kamar pasien dari keluar-KLam

‘Ibu keluar dari kamar pasien’ (Shinka, 2006 :

13)

Contoh kalimat (21) terdiri atas fungsi gramatikal subjek dan obliksumber, yaitu

byoushitsu ‘kamar pasien’ yang dimarkahi oleh kara ‘dari’.

(22) Shin wa, gakkou no sensei ni “sonna asobi bakari yatteru na” Nama-TOP sekolah-GEN guru DAT “ seperti itu bermain melulu melakukan-jangan”

to iwa-rete ita.

bahwa katakan-PAS-KLam

“Guru mengatakan kepada Shin (bahwa) “jangan bermain melulu”

Fungsi gramatikal yang muncul pada contoh (22), antara lain subjek, oblikagen, yaitu gakkou no sensei ‘guru sekolah’ yang dimarkahi oleh ni dan komplemen, yaitu

“sonna asobi bakari yatteru na” to “bahwa “jangan bermain melulu””.

(23) Anzai san ga watashi ni iro iro na koto wo oshie-te kure-ta Nama-NOM saya kepada bermacam-macam hal-AK ajar-KLam ‘Anzai mengajarkan bermacam-macam hal kepada saya’

(Shinka, 2006: 99)

Pada contoh di atas terdapat oblikpenerima, yaitu watashi ‘saya’ yang mendapat bermacam-macam pengetahuan dari kegiatan yang dilakukan oleh Anzai. Dengan

demikian, dari contoh kalimat (14) sampai dengan (23) terlihat bahwa fungsi

gramatikal yang ada dalam bahasa Jepang, antara lain subjek, objek, oblik,

komplemen, dan ajung. Oblik dalam bahasa Jepang, antara lain obliklokasi, oblikkomitatif, oblikgoal, obliksumber, oblikagen, oblikinstrumen, dan oblikpenerima.

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 74-78)