KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG
5.2 Klausa Relatif Bahasa Jepang .1 Posisi Nomina Inti
5.2.2 Jenis-jenis Klausa Relatif Bahasa Jepang
Comrie membagi klausa relatif menjadi dua, yaitu klausa relatif restriktif dan
nonrestriktif. Klausa relatif restriktif bersifat membatasi referen yang diacu atau
digunakan ketika nomina inti tidak memberikan informasi yang cukup kepada
pendengar. Sementara itu, klausa relatif nonrestriktif tidak bersifat membatasi karena
hanya memberikan informasi tambahan terhadap referen atau nomina yang
sebenarnya sudah dapat diidentifikasi oleh pendengar.
5.2.2.1 Klausa Relatif Restriktif
Klausa relatif jenis ini lebih banyak ditemukan dalam bahasa Jepang atau
klausa relatif restriktif dalam bahasa Inggris, the man that I saw yesterday left this
morning. Klausa relatif that I saw yesterday membatasi referen untuk kata the man
dan menunjukkan secara khusus pria mana yang sedang dibicarakan dalam kalimat.
Dalam bahasa Jepang nomina yang mendapat pemodifikasi klausa relatif
restriktif tidak terbatas pada referen animate, tetapi juga inanimate. Nomina yang
dimodifikasi oleh klausa relatif restiktif dalam bahasa Jepang menempati posisi, baik
subjek, objek, posesor, maupun oblik dalam kalimat. Berikut beberapa contoh klausa
relatif restriktif dalam bahasa Jepang.
(32) [Kyoushitsu kara mie-ru] keshiki wa sukkari aki ni kelas dari terlihat-KKin pemandangan-TOP benar musim gugur-DAT
na-tte ita
jadi- KKinLam
‘Pemandangan yang terlihat dari kelas benar-benar (sudah) menjadi musim gugur’
(Shinka, 2006: 172)
Contoh (32) termasuk klausa relatif restriktif dan nomina inti yang
dimodifikasi adalah keshiki ‘pemandangan’. Tanpa dimodifikasi oleh klausa relatif,
referen yang dimaksud kurang dapat dipahami karena keshiki ‘pemandangan’ sifatnya
terlalu umum. Oleh karena itu, klausa relatif, yaitu kyoushitsu kara mieru ‘terlihat
dari kelas’ berfungsi menambahkan informasi untuk keshiki agar referen yang
dimaksud lebih jelas dan mudah dipahami. Contoh klausa relatif restriktif dalam
bahasa Jepang yang lain dapat dilihat pada contoh (33) di bawah ini.
(33) Shin wa [Yuu no tsuku-tta] fuku wo jitto mitsume-te iru Nama-TOP nama-GEN buat-KLam pakaian-AK terus pandang-KKin ‘Shin terus memandangi pakaian yang dibuat (oleh) Yuu’
(Shinka, 2006: 187)
Nomina inti untuk contoh (33) adalah fuku ‘pakaian’. Pakaian masih terlalu
umum untuk dapat dipahami oleh pendengar. Tanpa adanya klausa relatif yang
memodifikasi nomina inti, mungkin akan muncul pertanyaan pakaian apa? atau
pakaian siapa? Terlebih lagi ada bermacam-macam jenis pakaian, sehingga nomina
tersebut perlu dijelaskan lagi untuk memberikan pemahaman terhadap pendengar.
(34) Shin wa [jibun wo niramitsuke-ru] onna no ko ni muka-tta Nama-TOP self-AK pandang-KKin perempuan-GEN anak-DAT tuju-KLam ‘Shin menuju ke (arah) anak perempuan yang memandangi dirinya’
(Shinka, 2006: 9)
Klausa relatif restriktif pada contoh (34) memodifikasi nomina inti, yaitu
onna no ko ‘anak perempuan’. Nomina inti onna no ko ‘anak perempuan’ perlu
dijelaskan karena bisa saja dalam sebuah situasi ada beberapa anak perempuan
sehingga klausa relatif diperlukan untuk memberikan batasan referen mana atau anak
perempuan mana yang sebenarnya dimaksud. Muncul pronomina refleksif dalam
klausa relatif pada contoh (34).
Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Tsujimura (1996: 230) bahwa kapan pun
ditemukan pronomina refleksif jibun dalam kalimat, antesedennya diidentifikasi
sebagai subjek kalimat. Karena subjek kalimat adalah Shin, maka anteseden untuk
jibun pada contoh (34) adalah Shin.
(35) Shin wa [itsumo tabako wo ka-u] jidouki ni muka-tta Nama-TOP selalu rokok-AK beli-KKin mesin otomatis-DAT tuju-KLam ‘Shin menuju mesin otomatis di mana (dia) selalu membeli rokok’
Nomina inti pada contoh (35), yaitu jidouki dianggap belum dapat
memberikan informasi yang jelas tentang referen mana yang sebenarnya dimaksud.
Di Jepang ada banyak sekali jidouki (mesin penjual otomatis) sehingga klausa relatif
diperlukan untuk memberikan informasi tambahan dan untuk membatasi mesin
penjual otomatis mana yang dimaksud dan pada contoh (35) mesin otomatis yang
dimaksud adalah mesin otomatis tempat Shin selalu membeli rokok.
5.2.2.2 Klausa Relatif NonRestriktif
Comrie (1981: 132) memberikan contoh klausa relatif nonrestriktif dalam
bahasa Inggris, yaitu Fred, who had arrived yesterday, left this morning. Klausa
relatif dalam kalimat tersebut, yaitu who had arrived yesterday ‘yang tiba kemarin’
memberikan informasi tentang sesuatu yang sudah teridentifikasi, yaitu Fred. Dalam
bahasa Jepang klausa relatif jenis ini cukup banyak ditemukan. Dari data yang
terkumpul untuk penelitian ini, nomina yang dimodifikasi dengan klausa relatif
nonrestriktif menduduki fungsi subjek, objek, dan oblik dalam kalimat.
(36) [Sakki made damatte ki-ite ita] Yuu ga tachi aga-tta tadi sampai diam-dengar-KKinLam Nama-NOM berdiri-KLam ‘Yuu yang hingga tadi hanya diam mendengar (akhirnya) berdiri’
(Shinka, 2006: 131)
Contoh (36) mirip dengan contoh yang dikemukakan oleh Comrie. Nomina
inti, yaitu Yuu (nama orang) sudah memberikan informasi yang sangat jelas dan
dimaksud. Oleh karena itu, klausa relatif pada contoh (36), yaitu sakki made damatte
kite ita ‘(yang) hingga tadi hanya diam mendengar’ hanya memberikan informasi
tambahan mengenai Yuu. Contoh (37) di bawah ini juga termasuk klausa relatif
nonrestriktif. Berbeda dengan contoh (36) yang nomina intinya berupa nama orang,
nomina inti pada contoh (37) adalah pronomina orang pertama, yaitu watashi ‘saya’.
(37) [gakkou kara kae-tte kita] watashi wa yuubin uke ni te wo sekolah dari pulang-KLam saya-TOP surat tempat-DAT tangan-AK ire-ta
masukkan-KLam
‘(ketika) Saya yang pulang dari sekolah (saya) mengambil surat di tempat surat’ (Hoshino, 2008: 27)
Nomina inti watashi ‘saya’ sudah sangat jelas menunjuk referen yang
dimaksud. Penggunaan saya dalam kalimat tentu menunjukkan pembicara sendiri dan
tentu saja tidak ada dua orang saya. Dengan demikian, klausa relatif pada contoh
(37), yaitu gakkou kara kaette kita ‘pulang dari sekolah’ juga hanya memberikan
informasi tambahan untuk referen yang sebenarnya sudah teridentifikasi dengan jelas.
(38) [uso wo i-tte iru] jibun ga nantonaku kanashiku na-tta bohong-AK katakan REF-NOM entah bagaimana sedih-BSmb jadi-KLam ‘Entah bagaimana diri sendiri yang mengatakan (hal) bohong menjadi sedih’
(Hoshino, 2008:
24)
Pada contoh (38), nomina inti berupa pronomina refleksif jibun. Contoh
kalimat ini menunjukkan bahwa pronomina refleksif dalam bahasa Jepang tidak
Jepang bahkan dapat menduduki fungsi posesor, seperti pada contoh jibun no ie
‘rumahnya sendiri’. Pendapat Tsujimura mengenai anteseden dari jibun yang
merupakan subjek kalimat memang benar. Namun, pada contoh (38) jibun itu sendiri
berperan sebagai subjek karena tidak ada nomina lain yang menempati posisi
tersebut. Dapat dikatakan bahwa pronomina refleksif jibun pada contoh (38) sama
dengan nomina inti contoh (37), yaitu watashi ‘saya’. Hanya penggunaan jibun
dikarenakan subjek yang sebenarnya sudah muncul di kalimat sebelumnya. Klausa
relatif pada contoh (37), yaitu uso wo itte iru ‘(yang) mengatakan (hal) bohong’
hanya memberikan informasi tambahan untuk jibun.
(39) (watashi wa) [juku ni kayo-tte iru] anata wo mite, (saya-TOP) les-DAT pulang-pergi-KLam Anda-AK lihat-BSmb,
sugoku ki ni i-tta
sangat berkenan di hati- KLam
‘(Saya) sangat senang melihat Anda yang pulang-pergi ke tempat les’
(Hoshino,
2008: 50)
Mirip dengan nomina inti pada contoh (37) dan (38), nomina inti pada contoh
(39) berupa pronomina orang kedua, yaitu anata ‘Anda’. Sama dengan watashi
‘Saya’, anata ‘Anda’ juga sudah cukup untuk menunjuk referen yang dimaksud
dalam kalimat. Klausa relatif, yaitu juku ni kayotte iru ‘(yang) pulang-pergi tempat
les’ hanya memberikan informasi tambahan untuk anata ‘Anda’.