• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Konstituen

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 118-125)

STRUKTUR KONSTITUEN, STRUKTUR FUNGSIONAL, DAN STRUKTUR ARGUMEN

6.1 Struktur Konstituen

Struktur konstituen/ c-structure (StKon) sudah dikenal sejak linguistik

transformasional. Selain kesamaan, ada pula perbedaan antara StKon dalam TLF dan

StKon dalam teori transformasional. Persamaannya adalah TLF juga menggunakan

teori X-bar, tetapi TLF tidak mengharuskan StKon untuk memuat seluruh properti

sintaktik dari sebuah konstituen. Hal penting di balik Stkon adalah frasa dan kategori

dari AP, V merupakan inti dari VP, dan P merupakan inti dari PP. Frasa yang

memiliki inti dengan kategori yang sama disebut dengan endocentricity.

Selain kategori leksikal, TLF juga mengenal kategori fungsional. Contoh

kategori fungsional, yaitu D(eterminer) yang merupakan inti dari DP dan NP dalam

DP adalah komplemen. Kategori fungsional lainnya, yaitu Infl (I) yang dalam

terminologi tradisional disebut dengan pelengkap (auxiliaries). Infl (IP) berperilaku

seperti inti dengan VP di posisi komplemen (Falk, 2001: 35-39).

Kategori fungsional menekankan perbedaan utama antara StKon dalam TLF

dan StKon dalam teori transformasional. Kategori fungsional I dan D dalam TLF

dinyatakan sebagai sebuah kata, bukan sebuah afiks subleksikal (Falk, 2001: 40).

Dalrymple (2001: 60) menyatakan bahwa pada banyak bahasa IP berkorespondensi

dengan kalimat (S), sedangkan CP berkorespondensi dengan yang disebut S’, kalimat

dengan complementizer atau frasa pengganti di posisi awal kalimat. Berikut aturan

frasa yang dapat dinyatakan dalam bahasa Jepang berdasarkan teori TLF.

a. I’ → IP COMP

b. IP → DP I’

c. DP → (IP) (NP) (AP) N

d. VP → (PP) (DP) (PP) (DP) (I’) V

d. PP → DP P

Berikut digambarkan StKon kalimat bahasa Jepang dengan klausa relatif

sebagai modifier NP. Contoh yang digunakan adalah contoh (44) yang muncul pada

bab sebelumnya.

(44) Shin wa [Yuu no/ga tsuku-tta] fuku wo mitsume-te ita Nama-TOP Nama-GEN buat-KLam baju-AK pandang-KKinLam ‘Shin terus memandangi baju (yang) Yuu buat’

(Shinka, 2006: 180) IP DP I’ NP DP I N NP VP IP N V

Shin wa DP I’ fuku wo mitsumete ita

NP DP I

N NP VP

Yuu no/ga N tsukutta

(……)

Contoh (44) menggunakan strategi gap sehingga dengan diagram pohon juga

terlihat bahwa ada satu konstituen yang kosong dalam klausa relatif. Konstituen

tersebut sebenarnya diisi oleh nomina yang merupakan inti dari NP yang sama. DP

dalam bahasa Jepang tidak ditemukan determiner sehingga DP hanya terdiri atas NP.

Jadi, NP bukan DP, tetapi NP adalah bagian atau komplemen dari DP.

Dengan menggunakan scrambling yang sudah dibahas pada bab IV, contoh

(44) bisa diubah urutan konstituennya tanpa mengubah arti kalimat. Ada beberapa

kemungkinan, tetapi tidak semua dianggap gramatikal. Berikut beberapa

kemungkinan urutan konstituen untuk contoh (44).

(44a) [Yuu no/ga tsuku-tta] fuku wo Shin wa mitsume-te ita Nama-GEN/NOM buat-KLam baju-AK Nama-TOP pandang-KkinLam ‘Shin memandangi baju yang Yuu buat’

(44b) * Shin wa [Yuu no/ga tsuku-tta] mitsume-te ita fuku wo Nama-TOP Nama-GEN/NOM buat-KLam pandang-KKinLam baju-AK

(44c) * Shin wa mitsume-te ita [Yuu no/ga tsuku-tta] fuku wo Nama-TOP pandang-KKinLam Nama-GEN/NOM buat-KLam baju-AK

(44d) * Yuu ga Shin wa [tsuku-tta] fuku wo mitsume-te ita

Nama-NOM Nama-TOP buat-KLam baju-AK pandang-KKinLam

Dari keempat kemungkinan urutan kata untuk contoh (44) di atas, hanya satu

kalimat yang dianggap gramatikal. Kalimat (44b) dan (44c) dianggap tidak

gramatikal karena verba tidak dapat mengalami scrambling. Posisi verba dalam

kalimat bahasa Jepang selalu di akhir. Sementara itu, contoh (44d) dianggap tidak

gramatikal karena konstituen dalam klausa sematan pindah ke klausa utama. Hal

tersebut juga salah satu batasan dalam scrambling, yaitu tidak memperbolehkan

konstituen dalam klausa sematan untuk pindah ke klausa utama. Jadi, hanya contoh

(44a) yang dianggap masih gramatikal. Konstituen yang pindah adalah subjek, yaitu

dalam kalimat bahasa Jepang mengalami perpindahan, pemarkah memainkan

peranannya sehingga tetap terlihat fungsi apa yang dimiliki dalam kalimat. Stkon

untuk (44a) dapat dilihat sebagai berikut.

(44a) [Yuu no/ga tsuku-tta] fuku wo Shin wa jitto mitsume-te ita Nama-GEN/NOM buat-KLam baju-AK Nama-TOP terus pandang-KKinLam ‘Baju yang dibuat Yuu, Shin terus memandangnya’

IP

DP I’

NP DP I

IP N NP VP

DP I’ fuku wo N V

NP DP I Shin wa mitsumete ita

N NP VP

Yuu no/ga N tsukutta

(….)

StKon untuk contoh (44) terdiri atas IP, DP, NP, dan VP. Selanjutnya

digambarkan StKon kalimat dalam bahasa Jepang yang di dalamnya terdapat PP.

Berbeda dengan bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia, P dalam P adalah posposisi

karena letaknya sesudah nomina. Contoh yang digunakan belum muncul pada

pembahasan sebelumnya. Masih menggunakan strategi gap, PP yang muncul pada

contoh berikut ini dapat mengisi fungsi subjek yang kosong dalam klausa relatif.

(55a) [Happa wo wake-te mora-tte ita] nakama to, Shin wa wo Daun-AK pisahkan-terima-KKinLam teman dengan, Nama-TOP gyangu chiimu tsuku-ru

gang tim-buat-KKin

‘Shin membuat tim gang dengan teman (yang membantunya) memisahkan daun,’

(Shinka, 2006: 194)

Posposisi pada contoh di atas adalah to ‘dengan’ dan nomina yang dilekatinya

menduduki fungsi oblik dalam kalimat. Berikut Stkon untuk contoh (55).

IP

DP I’

N PP VP

Shin wa DP P DP DP V

IP N to NP NP tsukuru

DP I’ tomodachi N N

NP DP I Shin wa gyangu chiimu wo

N NP VP

(……) N V

Happa wo wakete moratte ita

Seperti contoh (44), dengan menggunakan scrambling urutan kata yang masih

dianggap gramatikal adalah sebagai berikut beserta StKon-nya.

(55b) Shin wa [happa wo wake-te mora-tte ita] nakama to gyangu Nama-TOP daun-AK pisahkan-terima-KKinLam teman dengan gang

chiimu wo tsuku-ru

tim-AK buat-Kkin

‘Shin membuat tim gang dengan teman (yang membantunya) memisahkan daun,’ IP DP I’ NP VP N PP VP Shin wa DP P DP V IP N to NP tsukuru DP I’ tomodachi N

NP DP I gyangu chiimu wo

N NP VP

(……) N V

Happa wo wakete moratte ita

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 118-125)