• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relasi Gramatikal

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 112-118)

KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG

5.4 Relasi Gramatikal

Relasi gramatikal menyangkut fungsi gramatikal. Fungsi gramatikal (fungsi

argumen) tersebut, antara lain SUBJ (subjek), OBJ (objek), OBJ2 (objek kedua), dan

OBL (oblik). Fungsi tambahannya antara lain POS (posesor) yang digunakan untuk

argumen tertentu dari nomina (Falk, 2001: 57--58). Comrie menyatakan bahwa

nomina inti dari klausa relatif sebenarnya memainkan peranan di dua klausa yang

berbeda dalam sebuah konstruksi klausa relatif. Di satu sisi memainkan peranan di

klausa utama dan di sisi lain memainkan peranan di klausa yang membatasi

(restricting clause) dalam pengertian klausa relatif yang merupakan klausa

subordinatif. Berikut beberapa contoh yang menunjukkan relasi gramatikal yang

diacu oleh nomina inti dalam bahasa Jepang. Sebagian contoh sudah muncul di bab

sebelumnya.

(56) [Soto de tomodachi ni kakoma-rete iru] Shin wo mi-tara luar-LOK teman-DAT kelilingi-PAS-KKin Nama-AK lihat-BPeng sugoku tooi sonzai na ki ga-shita

sangat jauh kehadiran rasa-KLam

‘Kalau melihat Shin (yang) sedang dikelilingi temannya, (saya) merasa kehadirannya sangat jauh’

(Shinka, 2006 : 52)

Nomina inti pada contoh di atas adalah Shin ‘nama orang’. Karena dimarkahi

oleh wo, nomina inti tersebut menduduki fungsi objek di klausa utama. Klausa relatif

fungsi, yaitu subjek. Fungsi tersebut dapat diisi oleh nomina inti dengan menerapkan

strategi gap.

[____soto de tomodachi ni kakoma-rete iru] Shin wo

____luar-LOK teman-DAT kelilingi-PAS-KKin Nama-AK

Jadi, nomina inti pada contoh di atas merupakan objek klausa utama sekaligus

subjek klausa relatif. Pemarkah wo sebagai pemarkah akusatif kemudian berubah

menjadi ga sebagai pemarkah nominatif.

(57) [Yuu ga to-tta] chiketto wa mae kara nibanme no seki da-tta Nama-NOM ambil-KLam tiket-TOP depan dari kedua-GEN kursi KOP-KLam ‘Tiket (yang) diambil Yuu adalah kursi kedua dari depan’

(Shinka, 2006: 34)

Pada contoh di atas nomina inti, yaitu chiketto ‘tiket’ dimarkahi oleh wa

yang merupakan pemarkah topik. Nomina inti tersebut merupakan subjek klausa

utama yang mengalami topikalisasi. Nomina inti juga dapat mengisi fungsi objek

yang kosong dalam klausa relatif seperti terlihat di bawah ini.

[Yuu ga ____to-tta] chiketto wa

Nama-NOM ____ambil-KLam tiket-TOP

Contoh di atas menunjukkan bahwa nomina inti merupakan subjek klausa

utama sekaligus objek klausa relatif. Pemarkah topik wa untuk chiketto di klausa

utama berubah menjadi pemarkah wo untuk chiketto yang menduduki fungsi objek

(58) [Watashi ga i-tte ita] juku wa kaigo shisetsu mo saya-NOM pergi-KKinLam tempat les-TOP pemeliharaan sarana juga unei-shite ita

kelola-KKinLam

‘Tempat les (yang) saya datangi juga mengelola sarana pemeliharaan’

(Hoshino, 2008: 49)

Nomina inti pada contoh di atas adalah juku ‘tempat les’. Nomina inti tersebut

dimarkahi oleh pemarkah topik wa yang juga menunjukkan subjek klausa utama. Jika

melihat klausa relatif pada contoh di atas maka akan terlihat ada fungsi yang hilang

atau kosong, yaitu fungsi oblik. Verba klausa relatif, yaitu itte ita yang merupakan

bentuk lampau dari iku ‘pergi’ memerlukan dua buah argumen. Argumen tersebut,

yaitu subjek dan oblik (obliklokasi). Fungsi subjek sudah diisi oleh watashi ‘saya’.

[Watashi ga ____ i-tte ita] juku wa

saya-NOM ____ pergi-KKinLam tempat les-TOP

Fungsi oblik yang kosong dalam klausa relatif tersebut dapat diisi oleh

nomina inti, yaitu juku ‘tempat les’. Karena merupakan objek lokasi dengan verba iku

‘pergi’, pemarkah wa untuk juku sebagai subjek klausa utama berubah menjadi ni

atau e. Penggunaan kedua pemarkah ini sudah dibahas pada bab IV penelitian ini.

Contoh di atas menunjukkan bahwa nomina inti merupakan subjek klausa utama dan

sekaligus oblik klausa relatif.

(59) [Happa wo wake-te mora-tte ita] nakama to, Shin wa daun-AK pisahkan-terima-KKinLam teman dengan, Nama-TOP

gyangu chiimu wo tsukuru

‘Shin membuat tim gang dengan teman (yang membantunya) memisahkan daun’ (Shinka, 2006: 194)

Berbeda dengan contoh (58), nomina inti pada contoh (59) menduduki fungsi

oblik, yaitu oblikkomitatif. Oblikkomitatif dalam bahasa Jepang dimarkahi oleh to yang merupakan pemarkah kasus komitatif. Verba klausa relatif, yaitu wakete moratte ita

yang berasal dari verba wakeru ‘memisahkan’. Verba ini memerlukan dua buah

argumen, yaitu subjek dan objek. Argumen yang kosong adalah subjek. Posisi

tersebut dapat diisi oleh nomina inti, yaitu nakama ‘teman’.

[____happa wo wake-te moratte ita] nakama to,

____daun-AK pisahkan-terima-KKinLam teman dengan

Jadi, nomina inti pada contoh di atas merupakan oblik klausa utama sekaligus

subjek klausa relatif. Subjek klausa utama sudah diisi oleh Shin ‘nama orang’. Ada

pula nomina inti yang memiliki fungsi sama, baik di klausa utama maupun klausa

relatif. Contohnya dapat dilihat berikut ini.

(60) [Kyoushitsu ni hai-tte kita] Shige san wa, Shin-tachi no hou wo mi-te

ita

kelas-DAT masuk-KLam Nama-TOP, Nama-jamak-GEN arah-AK lihat- KKinLam

‘Shige (yang) masuk ke kelas melihat ke arah Shin dan temannya’

(Shinka, 2006: 24)

[____kyoushitsu ni hai-tte kita] Shige san wa,

____kelas-DAT masuk-KLam Nama-TOP

Klausa relatif pada contoh di atas kehilangan satu fungsi, yaitu subjek. Fungsi

di klausa utama. Pada contoh ini nomina inti hanya memiliki satu fungsi gramatikal,

yaitu subjek, baik di klausa utama maupun klausa relatif. Oleh karena itu, pemarkah

wa tidak berubah atau bisa digantikan dengan ga sebagai pemarkah subjek.

(61) Shin wa [Yuu no tsuku-tta] fuku wo jitto mitsume-te ita Nama-TOP Nama-GEN buat-KLam baju-AK terus pandang-KKinLam ‘Shin terus memandangi baju (yang) dibuat Yuu’

(Shinka, 2006: 180)

Contoh di atas sudah dibahas di bagian perelatifan objek bab ini. Nomina inti,

yaitu fuku ‘baju’ menduduki fungsi objek di klausa utama dan menduduki fungsi

yang sama di klausa relatif. Fungsi objek yang kosong dalam klausa relatif dapat diisi

oleh nomina inti tersebut. Jadi, nomina inti hanya memiliki fungsi gramatikal yang

sama di kedua klausa. Fungsi tersebut adalah objek sehingga pemarkah wo tidak

mengalami perubahan.

Shin wa [Yuu no/ga _____ tsuku-tta] fuku wo

---Nama-TOP Nama-GEN _____buat-KLam baju-AK

Satu buah nomina inti memiliki fungsi yang sama di klausa utama dan klausa

relatif juga ditunjukkan oleh contoh berikut ini. Sama dengan contoh sebelumnya,

contoh berikut ini juga sudah digunakan pada bagian perelatifan oblik bab ini.

(62) [Yuu no i-nai] sekai de, Shin wa zetsubou dake wo Nama-DAT ada-KKinNeg dunia-LOK, Nama-TOP kekecewaan hanya-AK kanji-te ita

rasa-KKinLam

‘Shin hanya merasakan kekecewaan di dunia di manaYuu tidak ada’

Nomina inti menduduki fungsi oblik dan dimarkahi oleh de yang merupakan

pemarkah lokatif. Nomina inti tersebut dapat mengisi fungsi yang kosong dalam

klausa relatif, yaitu fungsi oblik (obliklokasi).

[Yuu no ______i-nai] sekai de,

---Nama-GEN_____ ada-KKinNeg dunia-LOK

Jadi, nomina inti pada contoh tersebut menduduki fungsi yang sama di kedua

klausa. Fungsi tersebut adalah oblik, yaitu obliklokasi sehingga pemarkah yang digunakan tidak berubah.

BAB VI

STRUKTUR KONSTITUEN, STRUKTUR FUNGSIONAL,

Dalam dokumen KLAUSA RELATIF BAHASA JEPANG (Halaman 112-118)