• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 49-52)

Kompetensi : 3A

Laporan Penyakit : 16 ICD X : N00

a. Definisi

Glomerulonefritis akut (GNA) atau glomerulonefritis pasca infeksi adalah suatu peradangan pada glomeruli yang menyebabkan hematuria (darah dalam urin), dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria (protein dalam urin) yang jumlahnya bervariasi.

b. Penyebab

Infeksi bakteri atau virus tertentu pada ginjal. Kuman yang paling sering dihubungkan dengan GNA adalah Streptococcus beta-haemolyticus grup A. c. Gambaran Klinik

1) Sekitar 50% pasien tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, yang pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan (edem), berkurangnya volume urin dan berwarna gelap karena mengandung darah.

2) Pada awalnya edem timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat.

3) Tekanan darah tinggi dan pembengkakan otak bisa menimbulkan sakit kepala, gangguan penglihatan dan gangguan fungsi hati yang lebih serius.

d. Diagnosis

1) Urinalisis menunjukkan jumlah protein yang bervariasi dan konsentrasi urea dan kreatinin di dalam darah seringkali tinggi.

2) Kadar antibodi untuk streptococcus di dalam darah bisa lebih tinggi daripada normal.

3) Kadang pembentukan urin terhenti sama sekali segera setelah terjadinya glomerulonefritis pasca streptococcus, volume darah meningkat secara tiba-tiba dan kadar kalium darah meningkat. Jika tidak segera menjalani dialisa, maka pasien akan meninggal.

4) Sindroma nefritik akut yang terjadi setelah infeksi selain Streptococcus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika infeksinya masih berlangsung.

e. Penatalaksanaan

1) Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan dan kortikosteroid tidak efektif, kortikosteroid bahkan bisa memperburuk keadaaan. 2) Jika pada saat ditemukan sindroma nefritik akut infeksi bakteri masih

berlangsung, maka segera diberikan antibiotik.

3) Jika penyebabnya adalah infeksi pada bagian tubuh buatan (misalnya katup jantung buatan), maka prognosisnya tetap baik, asalkan infeksinya bisa diatasi.

4) Pasien sebaiknya menjalani diet rendah protein dan garam sampai fungsi ginjal kembali membaik.

5) Bisa diberikan diuretik untuk membantu ginjal dalam membuang kelebihan garam dan air.

6) Untuk mengatasi tekanan darah tinggi diberikan obat anti hipertensi. 7) Jika diperlukan perlu dirujuk ke rumah sakit

f. KIE

1) Tujuan pengobatan: menghilangkan infeksi dan menghambat progresifitas penyakit.

2) Pencegahan: pemantauan klinik yang teratur, kontrol tekanan darah, proteinuria dan kadar lemak darah, pengaturan asupan protein.

34. GONORE

Kompetensi : 4

Laporan Penyakit : 25 ICD X : A54

a. Definisi

Gonore adalah infeksi bakteri tertentu di alat kelamin, dubur atau tenggorokan.

b. Penyebab

Disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae (gonococcus), suatu diplococcus gram negatif. Gonore dapat menular kalau seseorang melakukan hubungan seks vaginal, dubur atau mulut dengan seseorang yang sedang mengalami infeksi tersebut tanpa memakai kondom. Untuk laki-laki yang mengalami infeksi saluran kencing, gejala-gejalanya biasanya muncul dalam waktu 2–10 hari setelah terinfeksi.

c. Gambaran Klinis

1) Setelah melakukan kontak seksual kelainan di awal dengan keluhan rasa tidak nyaman/panas di saluran kemih dan beberapa waktu kemudian dengan keluarnya cairan putih kekuningan (darah) dari lubang kencing.

2) Biasanya penyakit ini menunjukan gejala 2-10 hari. Umumnya penyakit ini ditandai dengan radang saluran urin dengan gejala nyeri sewaktu berkemih dan mengeluarkan cairan putih dari saluran kemihnya. Namum pengeluaran cairan putih, ataupun yang kuning, yang kental ataupun yang encer bisa disebabkan oleh kuman lain, sehingga sifat cairan ini tidak memastikan penyakit ini.

3) Pada wanita biasanya tidak ada keluhan keputihan dan kadang-kadang pendarahan yang tidak normal dari rahim serta rasa tak nyaman pada liang dubur. Namun semua gejala itu pun tidak khas bagi gonore, ia bisa juga disebabkan oleh penyakit lain sehingga perlu diperiksa dengan teliti.

4) Pada wanita infeksi gonore bisa berlanjut menjadi peradangan alat dalam panggul yang menjalar dari bibir rahim, ke dalam rahim, ke saluran telur dan ke seluruh alat dalam panggul, biasanya terjadi selama haid. Gejala penyakit ini meliputi demam dan nyeri perut bagian bawah. Mungkin juga terdapat pengeluaran cairan kekuningan dari dalam bibir rahim dan nyeri tekan pada rahim pada waktu pemeriksaan

dalam atas alat-alat panggul. Radang alat-alat panggul ini bisa menyebabkan strerilitas, kehamilan di luar kandungan dan nyeri panggul yang menahun.

5) Selain komplikasi setempat pada laki-laki dan wanita, bisa juga terjadi komplikasi di tempat lain, akibat penyebarannya kuman gonore melalui darah, dan kira-kira 2/3 pasiennya wanita. Bisa terjadi radang sendi dan kulit yang di tandai demam, nyeri sendi dan bengkak sendi, menggigil serta kelainan kulit berbentuk nanah dan gelembung. Radang sendi melibatkan beberapa sendi, sering melibatkan sendi pergelangan tangan, jari-jari, sendi lutut dan sendi pergelangan kaki. Manifestasi lazim lainnya meliputi radang selaput pembukus jantung (perikarditis), dan radang hati (hepatitis). Kadang-kadang terjadi radang lapisan dalam jantung dan selaput otak.

d. Diagnosis

Gonore dan klamidia dapat diketahui dengan sampel yang diseka dari saluran kemih, dubur atau tenggorokan. Penting agar pasien tidak buang air kecil selama paling tidaknya tiga jam sebelum menjalani tesnya.

e. Penatalaksanaan

1) Eritromisin 4x500 mg/hari, per oral, 7 hari 2) Doksisiklin 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari

3) Penisilin prokain 2,4 juta UI, diberikan i.m., sedang dosis untuk wanita 4,8 juta UI.

4) Siprofloksasin 500 mg tiap 12 jam selama 5-7 hari per oral. f. KIE

1) Tujuan penatalaksanaan: mengobati dan menghindari penularan. 2) Pencegahan: hindari perilaku berisiko atau perilaku seksual yang tidak

aman, hindari kontak langsung dengan pasien.

3) Alasan rujukan: tidak sembuh dengan pengobatan tersebut diatas 4) Efek samping pengobatan: alergi obat.

5) Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun

35. GOUT

Kompetensi : 3A

Laporan Penyakit : 90 ICD X : M10

a. Definisi

Gout merupakan penyakit radang sendi yang terjadi akibat deposisi kristal mono sodium urat pada persendian dan jaringan lunak.

Gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai dengan pembentukan kristal sodium urat yang besar (yang dinamakan tophus), deformitas (kerusakan) sendi secara kronik, dan adanya cedera pada ginjal.

b. Penyebab

Penumpukan asam urat didalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi asam urat yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan yang kaya akan purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi.

c. Gambaran Klinis

1) Gejala paling khas adalah nyeri dan kemerahan pada sendi metatarsofalangeal pertama, biasanya melibatkan satu sendi. Gejala bisa dieksaserbasi oleh paparan terhadap dingin dan sering memburuk pada malam hari.

2) Gout dapat menyerang lebih dari 1 sendi, tetapi umumnya asimetri (satu sisi tubuh saja). Sendi yang terlibat tampak bengkak, hangat, kemerahan, dengan kulit diatasnya yang teregang.

3) Selama serangan akut, pasien mungkin agak demam dan ada peningkatan jelas LED dan CRP serum.

4) Lebih dari sekali mengalami serangan artritis akut. 5) Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari. 6) Oligoartritis.

7) Kemerahan di sekitar sendi yang meradang.

8) Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah >7,5 mg/dL). 9) Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja). d. Diagnosis

Kadar urat serum biasanya >7,5 mg/dL. e. Penatalaksanaan

1) Pada serangan artritis akut, pasien biasanya diberikan terapi untuk mengurangi peradangan dengan memberikan obat analgesik atau kortikosteroid. Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan untuk menurunkan kadar asam urat didalam tubuh.

2) Kondisi yang terkait dengan hiperurisemia adalah diet kaya purin, obesitas, serta konsumsi alkohol. Purin merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat didalam tubuh. Alkohol merupakan salah satu sumber purin dan juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal sehingga disarankan untuk tidak sering mengonsumsi alkohol. Pasien juga disarankan untuk minum air dalam jumlah yang banyak (>2 L tiap harinya) karena akan membantu pembuangan asam urat dan meminimalkan pengendapan asam urat dalam saluran kemih. Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya akan purin, antara lain jeroan (sapi, babi, kambing), makanan dari laut (seafood), melinjo, softdrink, minuman berfruktosa (termasuk jus kemasan). Makanan tersebut jangan dikonsumsi berlebihan.

3) Obat yang digunakan untuk terapi profilaksis adalah:

a) Alopurinol, bila terdapat over produksi asam urat. Obat ini menghambat sintesa dan menurunkan kadar asam urat darah. Dosis pada hiperurikemia 100 mg tiap 8 jam sesudah makan, bila perlu dinaikkan tiap minggu dengan 100 mg hingga 10 mg/kgBB/hari. b) Natrium bikarbonat 2 tablet 3 x sehari, untuk membantu kelarutan

asam urat. f. KIE

1) Tujuan penatalaksanaan: mengurangi peradangan, menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

2) Pencegahan: membatasi diet purin, tidak mengkonsumsi alkohol, minum air dalam jumlah banyak (> 2 L).

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 49-52)