• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFEKSI POST-PARTUM

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 68-71)

Kompetensi : 3A

Laporan Penyakit : 105 ICD X : O86

a. Definisi

Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan, ditandai dengan meningkatnya temperatur suhu 380C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 – 10 post partum dan diukur per oral 4 kali sehari.

b. Penyebab

Dapat disebabkan oleh bakteri Gram negatif maupun positif. Sebagian besar infeksi terjadi selama proses persalinan.

Beberapa faktor predisposisi: kurang gizi atau malnutrisi, anemia, higiene buruk, kelelahan, proses persalinan bermasalah (partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, periksa dalam yang berlebihan).

c. Gambaran Klinis

1) Pasien biasanya demam dan perineum atau dinding vagina yang terinfeksi tampak bengkak dan bernanah, menimbulkan nyeri.

2) Infeksi di bagian lebih dalam dapat berupa endometritis, salpingitis, parametritis, peritonitis, dan tromboflebitis, yang pada umumnya dimulai dari endometrium. Lebih berat lagi dapat terjadi sepsis.

d. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang selalu didapat serta gejala lain yang mungkin didapat.

e. Penatalaksanaan

1) Pada Puskesmas non PONED: rujuk ke Puskesmas PONED atau RS 2) Pada Puskesmas PONED:

a) Bila terdapat luka perineum, rawat dengan povidon iodin 10%, atau kompres Rivanol bila terdapat pus.

b) Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang tinggi: (1) Ampisilin 2 g i.v, kemudian 1 g tiap 6 jam

(2) Ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB i.v. sebagai dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg i.v. tiap 8 jam.

c) Berikan uterotonika ergometrin i.m. untuk memperkuat involusi uterus.

d) Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis. e) Persiapan transfusi dan rujukan.

f) Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau dengan kuret tumpul besar).

g) Bila ada pus intraperitoneal lakukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu dalam posisi Fowler.

h) Bila tak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata pasien dirujuk ke RS untuk dilakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila pada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.

f. KIE

1) Pencegahan:

a) Prinsip universal precaution. b) Jaga kebersihan tempat persalinan. 2) Konseling ke pasien:

a) Jaga kebersihan diri.

b) Tidak menggunakan obat/ ramuan.

45. INFLUENZA

Kompetensi : 4

Laporan Penyakit : 1302 ICD X : J00

a. Definisi

Influenza tergolong infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya terjadi dalam bentuk epidemi. Disebut common cold atau selesma bila gejala di hidung lebih menonjol, sementara influenza dimaksudkan untuk kelainan yang disertai faringitis dengan tanda demam dan lesu yang lebih nyata. b. Penyebab

Banyak macam virus penyebabnya, antara lain Rhinovirus, Coronavirus, virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Adenovirus. Biasanya penyakit ini sembuh sendiri dalam 3–5 hari.

c. Gambaran Klinis

1) Gejala sistemik khas berupa gejala infeksi virus akut yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nafsu makan hilang, disertai gejala lokal berupa rasa menggelitik sampai nyeri tenggorokan, kadang batuk kering, hidung tersumbat, bersin, dan ingus encer.

2) Tenggorokan tampak hiperemia.

3) Dalam rongga hidung tampak konka yang sembab dan hiperemia. 4) Sekret dapat bersifat serus, seromukus atau mukopurulen bila ada

infeksi sekunder. d. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. e. Penatalaksanaan

1) Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting pada influenza ini. Pengobatan simtomatis diperlukan untuk menghilangkan gejala yang terasa berat atau mengganggu.

2) Parasetamol 500 mg tiap 8 jam untuk menghilangkan nyeri dan demam. 3) Untuk anak, dosis parasetamol adalah 10 mg/kgBB/kali, tiap 6-8 jam. 4) Dekongestan efedrin.

5) Antibiotik amoksisilin atau eritromisin hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder.

f. KIE

1) Tujuan penatalaksanaan: menghilangkan gejala. 2) Pencegahan: istirahat cukup, makan makanan bergizi.

46. KANDIDIASIS

Kompetensi : 4, 3A

Laporan Penyakit : 2001 ICD X : B37

a. Definisi

Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida sp. Infeksi ini menyerang kulit, mukosa maupun alat dalam. Beberapa faktor predisposisi seperti kehamilan, obesitas, DM, pemakaian antibiotik, antiseptik atau kortikosteroid yang lama, penyakit kronik (HIV-AIDS, TBC, tumor ganas), kurang gizi, serta kulit yang kotor, lembab, dan basah mempermudah terjadinya kandidiasis (kandidosis) ini.

b. Penyebab

Agen penyebab paling sering dari kandidiasis murni adalah Candida albicans.

Bayi dapat terinfeksi melalui vagina saat dilahirkan, atau karena dot yang tidak steril.

c. Gambaran Klinis

1) Kandidosis pada kulit memberikan keluhan gatal dan perih. Kelainannya berupa bercak merah dengan maserasi di daerah sekitar mulut, di lipatan payudara (intertriginosa) dengan bercak merah yang terpisah di sekitarnya (satelit).

2) Bentuk kronik ditemukan di sela-sela jari kaki, sekitar anus dan di kuku (paronikia atau onikomikosis).

3) Pada pasien DM biasanya terdapat sebagai vulvo vaginitis.

4) Tampilan di mukosa mulut dikenal sebagai guam atau oral thrush yang diselaputi pseudomembran. Daya kecap pasien berkurang disertai rasa metal.

5) Tampilan di usus dapat berupa diare.

6) Sel ragi dapat dilihat di bawah mikroskop dalam pelarut KOH 10% atau pewarnaan Gram berupa hyfe.

d. Diagnosis

Bercak putih di mukosa mulut atau lidah, bercak merah pada kulit dengan maserasi dan bercak satelit.

e. Penatalaksanaan

1) Faktor predisposisi yang dapat diatasi dihilangkan dahulu dan kebersihan perorangan diperbaiki karena kalau tidak penyakit ini akan bersifat kronik-residif.

2) Untuk lesi kulit menggunakan mikonazol krim.

3) Kandidosis di mukosa mulut atau lidah menggunakan gentian violet 1% yang dibuat baru.

4) Cara mengobati luka/trush di mulut: a) Cuci tangan sebelum mengobati

b) Bersihkan mulut dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram (1 gelas air hangat ditambah seujung sendok teh garam)

c) Olesi rongga mulut dengan gentian violet 1% (bayi 0,25%) yang dibuat baru

d) Cuci tangan kembali

e) Obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7 hari. f. KIE

1) Tujuan pengobatan: menghilangkan infeksi 2) Pencegahan: jaga higiene rongga mulut. 3) Jika gentian violet tertelan tidak berbahaya.

4) Alasan rujuk: kandidiasis oral pada dewasa, perlu dicurigai kemungkinan immunocompromissed.

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 68-71)