• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUKA BAKAR

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 96-102)

KERACUNAN ORGANOKLORIN

61. LUKA BAKAR

Kompetensi : 4 dan 3A

Laporan Penyakit : 1901 ICD X : S02,T02

a. Definisi

Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik.

b. Penyebab

Akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik. c. Gambaran Klinis

Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka:

1) Luka bakar derajat I

Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak. Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan.

2) Luka bakar derajat II

Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih. Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.

3) Luka bakar derajat III

Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.

Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan. Jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.

d. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. e. Penatalaksanaan

Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan pasiennya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan semua pakaian pasien. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air.

Luka Bakar Ringan

Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke dalam air dingin. Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama mungkin. Di tempat praktek dokter atau di ruang emergensi, luka bakar dibersihkan secara hati-hati dengan sabun dan air untuk membuang semua kotoran yang melekat. Jika kotoran sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat bius dan digosok dengan sikat. Lepuhan yang telah pecah biasanya dibuang. Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin).

Untuk melindungi luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang verban. Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka, karena jika lapisan kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan maka bisa terjadi infeksi yang dengan mudah akan menyebar. Jika diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa diberikan antibiotik, Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang mengalami luka bakar biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung. Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar derajat II atau III, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian. Mungkin perlu diberikan obat pereda nyeri selama beberapa hari. Pemberian booster tetanus disesuaikan dengan status imunisasi pasien. f. KIE

Pasien langsung dirujuk jika:

1) Luka bakar yang sedang, berat atau membahayakan nyawa pasien 2) Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki. 3) Terkena arus listrik dan sambaran petir.

4) Pasien akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah.

5) Pasien berumur < 2 tahun atau > 70 tahun. 6) Terjadi luka bakar pada organ dalam.

62. MALARIA

Kompetensi : 4 dan 3B

Laporan Penyakit : 0503 ICD X : B54

a. Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

b. Penyebab

Ada 4 jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

c. Gambaran Klinis

1) Masa inkubasi berkisar 1-2 minggu.

2) Keluhan utama pada malaria tanpa komplikasi: demam, menggigil, berkeringat dapat disertai sakit kepala, mual, muntah diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

3) Gejala pada malaria dengan komplikasi (malaria berat): gangguan kesadaran, keadaan umum yang lemah, kejang–kejang, panas sangat tinggi, perdarahan, warna air seni seperti teh tua dan gejala lainnya. 4) Malaria falciparum yang sering menyebabkan terjadinya malaria

dengan komplikasi (malaria berat) d. Diagnosis

Diagnosis malaria dilakukan dengan pemeriksaan yaitu : 1) Pemeriksaan dengan mikroskop

Merupakan Gold standard untuk diagnosis pasti malaria. Dilakukan dengan menemukan parasit dalam pulasan darah yang diwarnai Giemsa dan diperiksa dengan mikroskop. Pemeriksaan mikroskop dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis.

2) Rapid Diagnostik Test (RDT) dengan mekanisme kerja berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, yang bermanfaat digunakan pada unit gawat darurat, saat kejadian luar biasa dan daerah terpencil yang tidak terdapat fasilitas laboratorium. Pemeriksaan ini hanya digunakan pada fasilitas kesehatan yang tidak ada pemeriksaan mikroskopis dan dalam keadaan pasien dicurigai dengan malaria berat.

e. Penatalaksanaan

Obat malaria hanya diberikan setelah ada hasil pemeriksaan konfirmasi dan harus tuntas.

Pengobatan malaria tanpa komplikasi:

1) Malaria Falciparum (Tabel 22 dan Tabel 23)

a) Lini I: Dihidroartemisinin–Piperakuin atau Artesunat+ Amodiakuin dosis tunggal selama 3 hari + primakuin hari I

Dihidroartemisinin: 2–4 mg/kgbb/hari dan Piperakuin: 16–32 mg/ kgbb/hari.

Atau

Artesunat: 4 mg/kgbb/hari dan Amodiakuin: 10 mg/kgbb/hari Ditambah dengan: Primakuin: 0,75 mg/kgbb/hari

(1) Primakuin tidak boleh diberikan pada Ibu hamil dan bayi <1 tahun dan penderita G6PD

Tabel 22. Pengobatan Malaria Falciparum (1)

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan <5 kg 6-10 kg 11- 17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg > 60 kg 0 -1 bulan 2 -11 bulan 1 - 4 tahun 5 - 9 Tahu n 10 -14 tahun > 15 tahun > 15 tahun 1-3 DHP 1/4 1/2 1 2 3 4 1 Prima kuin - - 3/4 2 2 3

Tabel 23. Pengobatan Malaria Falciparum (2) Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan <5kg 6-10 kg 11-17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-49 kg 50-59 kg >60 kg 0 -1 bulan 2 -11 bulan 1 - 4 tahun 5 - 9 tahun 10-14 tahun > 15 tahun > 15 tahun > 15 tahun 1-3 Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4 4 Amodia kuin ¼ ½ 1 2 3 4 4 1 Primakuin - - 3/4 2 2 2 3

b) Lini II: Kina+Tetrasiklin/ Doksisiklin selama 7 hari + Primakuin hari I

Kina : 10 mg/kgbb/kali (tiap 8 jam) selama 7 hari

Doksisiklin : 3,5 mg/kgbb/hari diberikan tiap 12 jam ( > 15 tahun) Doksisiklin : 2,2 mg/kgbb/hari diberikan tiap 12 jam (8-14 tahun) Tetrasiklin : 4–5 mg/kgbb/kali (tiap 6 jam) selama 7 hari

Primakuin : 0,75 mg/kgbb/hari

(1) Doksisiklin/Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak dengan umur di bawah 8 tahun dan ibu hamil

(2) Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan bayi < 1 tahun dan penderita G6PD.

(3) Lini kedua diberikan bila apabila pada pemantauan di hari ke 4-14 gejala klinis semakin memburuk atau jumlah parasit menetap/semakin banyak

2) Malaria vivax (Tabel 24 dan 25) a) Lini I :

Dihidroartemisinin–Piperakuin atau Artesunat+Amodiakuin dosis tunggal selama 3 hari + primakuin selama 14 hari

Dihidroartemisinin: 2–4 mg/kgbb/hari dan Piperakuin: 16–32 mg/kgbb/hari

Atau

Artesunat: 4 mg/kgbb/hari dan Amodiakuin: 10 mg/kgbb/hari Ditambah dengan Primakuin: 0,25 mg/kgbb/hari selama 14 hari (1) Primakuin tidak boleh diberikan pada Ibu hamil dan bayi <1

tahun dan penderita G6PD.

Tabel 24. Pengobatan Malaria Vivax (1)

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan <5 kg 6-10 kg 11- 17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg > 60 kg 0 -1 Bulan 2 -11 Bulan 1 - 4 Tahun 5 - 9 tahun 10 -14 Tahun > 15 Tahun > 15 Tahun 1-3 DHP 1/4 1/2 1 2 3 4 1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1

Tabel 25. Pengobatan Malaria Vivax (2)

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5kg 6-10kg 11-17 kg 18-30 kg 31-40 kg41-49 kg50-59 kg ≥ 60 kg 0 -1 Bulan 2 -11 Bulan 1 - 4 Tahun 5 - 9 tahun 10 -14 Tahun > 15 Tahun > 15 Tahun > 15 Tahun 1-3 Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4 4 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4 4 1-14 P vivax Primakuin - - ¼ 1/2 ¾ 1 1 1 b) Lini II :

Kina (3x sehari) selama 7 hari + Primakuin selama 14 hari Kina: 10 mg/kgbb/kali (3x sehari) selama 7 hari

Primakuin : 0,25 mg/kgbb/hari

(1) Lini kedua diberikan bila apabila pada pemantauan di hari ke 4-28 gejala klinis semakin memburuk atau jumlah parasit menetap/semakin banyak.

3) Malaria mix (malaria falciparum+ malaria vivax) (Tabel 24) Pengobatan diberikan:

Dihidroartemisinin–Piperakuin atau Artesunat+Amodiakuin dosis tunggal selama 3 hari+primakuin selama 14 hari

Dihidroartemisinin: 2–4 mg/kgbb/hari dan Piperakuin: 16–32 mg/kgbb/ hari, Atau

Artesunat: 4 mg/kgbb/hari dan Amodiakuin: 10 mg/kgbb/hari Ditambah dengan Primakuin: 0,25 mg/kgbb/hari selama 14 hari.

Tabel 26. Pengobatan Malaria Mix

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan <5 kg 6-10 kg 11- 17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg > 60 kg 0 -1 Bulan 2 -11 Bulan 1 – 4 Tahun 5 - 9 tahun 10 -14 Tahun > 15 Tahun > 15 Tahun 1-3 DHP 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4 1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1 1-3 Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4 4 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4 4 1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1

4) Malaria dalam kehamilan

Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.

Tabel 27. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil

Umur Kehamilan Pengobatan

Trimester I (0-3 bulan) Kina tablet selama 7 hari Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet selama 3 hari Trimester III (7-9 bulan) ACT tablet selama 3 hari f. KIE

1) Tujuan Pengobatan adalah membunuh semua parasit malaria yang ada didalam tubuh manusia dan memutus rantai penularan.

2) Efek samping pengobatan:

a) Amodiakuin: mual, muntah, sakit kepala, diare.

b) Kina: tinnitus, gangguan pendengaran,vertigo, hipotensi, hipoglikemia.

3) Pencegahan:

a) Menghindari gigitan nyamuk dengan penggunaan kelambu berinsektisida, repellent, baju lengan panjang dan celana panjang. b) Membersihkan tempat perindukan nyamuk.

c) Pengobatan harus diberikan sampai tuntas. d) Alasan rujuk: malaria dengan komplikasi.

Lihat Buku Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria oleh Subdit Malaria, Direktorat PPBB, Ditjen PP dan PL.

63. MIGREN

Kompetensi : 3A

Laporan Penyakit : 21 ICD X : N13

a. Definisi

Serangan nyeri kepala sesisi yang berulang, beragam beratnya, lamanya dan kekerapannya mungkin merupakan serangan migren. Migren klasik diawali selama + 60 menit.

b. Penyebab

Vasodilatasi pembuluh darah di otak. c. Gambaran Klinis

1) Nyeri kepala khas berdenyut, unilateral dan bertambah berat setelah aktivitas fisik.

2) Frekuensi lebih dari 5 kali serangan per hari dengan durasi masing-masing 4-72 jam.

3) Pasien mengeluh mual sampai muntah dan terdapat anoreksia, fotofobia atau fenofobia.

4) Migren dengan aura mempunyai gejala tambahan:

a) Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral.

b) Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual ≥ 5 menit dan/atau jenis aura yang lainnya≥5 menit.

c) Tiap gejala berlangsung≥5 menit dan ≤ 60 menit. d. Diagnosis

1) Migren tanpa aura 2) Migren dengan aura 3) Status migrenosus e. Penatalaksanaan

1) Hindari faktor pencetus 2) Terapi serangan akut (abortif) 3) Serangan diatasi dengan:

a) Obat spesifik: ergotamin tablet 1 mg kombinasi kafein, dosis disesuaikan kondisi penyakit.

b) Obat nonspesifik: parasetamol 500 mg atau ibuprofen 400 mg c) Obat penunjang: metoklopramid tablet

d) Obat profilaksis (keadaan tertentu): propanolol 10 mg tiap 8-12 jam atau asam valproat 500 mg tiap 12 jam.

f. KIE

1) Tujuan penatalaksanaan: menghilangkan serangan.

2) Pencegahan: hindari faktor pencetus seperti makanan tertentu (coklat, MSG), ketegangan emosi dan kelelahan fisik. Hal-hal itu harus diidentifikasi.

3) Alasan rujukan: pada kasus migren dengan aura, migren komplikata yang memerlukan terapi profilaksis, migren dengan intensitas dan frekuensi tinggi.

64. MORBILI (Campak)

Kompetensi : 4 dan 3A

Laporan Penyakit : 0402 ICD X : B05

a. Definisi

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut yang bermanifestasi dalam 3 stadium yaitu stadium kataral, erupsi dan konvalens.

b. Penyebab

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi.

c. Gambaran Klinis

Secara garis besar penyakit campak dibagi menjadi 3 fase:

1) Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10–12 hari. Pada fase ini anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apapun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.

2) Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu seperti batuk, pilek dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (fotofobia). Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3–4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. 1–2 hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38–40,5oC.

3) Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang telinga, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar 1 minggu, tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing anak. Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

d. Diagnosis

Bercak kemerahan terutama pada bagian atas badan. e. Penatalaksanaan

Penanganan yang benar

1) Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.

2) Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.

3) Beri pasien asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain seperti radang tenggorokan, flu atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung 1 bulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh pasien yang masih lemah.

4) Pengobatan secara simtomatik sesuai dengan gejala yang ada.

5) Pemberian fortivikasi vitamin A 50.000 UI untuk anak <6 bulan, 100.000 UI untuk anak 6-11 bulan, 200.000 UI untuk anak 12 bulan – 5 tahun, untuk mempercepat proses penyembuhan. Untuk pasien dengan gizi buruk diberikan vitamin A 3x.

f. KIE

1) Tujuan pengobatan: mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. 2) Pencegahan: pemberian Imunisasi morbili (campak).

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 96-102)