• Tidak ada hasil yang ditemukan

STOMATITIS AFTOSA (SARIAWAN)

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 137-140)

f. Diagnosis kerja

89. STOMATITIS AFTOSA (SARIAWAN)

Kompetensi : 3B

Laporan Penyakit : 1505 ICD X : K12

a. Definisi

Stomatitis aftosa (sariawan) adalah suatu luka terbuka yang kecil di dalam mulut yang menimbulkan nyeri.

b. Penyebab

Penyebabnya macam-macam misalnya kebersihan mulut yang buruk, gizi kurang, infeksi kuman, gangguan hormonal (gingivostomatitis deskuamatif), kelainan darah, pemakaian obat (stomatitis medikamentosa/venenata) atau makanan yang merangsang misalnya cabe. Stomatitis Vincent disebabkan oleh kuman Gram negatif, sedangkan stomatitis aftosa (sariawan) merupakan salah satu bentuk yang tidak diketahui penyebabnya.

Beberapa faktor diduga berperan dalam terjadinya sariawan, misalnya demam, stres, trauma, cemas, gangguan hormonal.

c. Gambaran Klinis

1) Sariawan dapat terjadi di semua bagian mulut. Bila sariawan ini terletak di dekat faring, pasien biasanya mengeluh sakit menelan.

2) Stomatitis Vincent atau gingivostomatitis nekrotik biasanya timbul akut. Pasien mengeluh mulutnya rasa terjadi perdarahan spontan pada gusi dan gigi sering terasa memanjang. Ulkus pada stomatitis ini biasanya terdapat di daerah gusi antargigi dan diselaputi pseudomembran berwarna kuning keabu-abuan yang mudah diangkat. Tetapi ulkus ini dapat meluas ke bagian lain mulut sampai ke faring. d. Diagnosis

1) Nyeri dan lesi pada rongga mulut. 2) Diagnosis banding:

a) Infeksi oportunistik HIV-AIDS atau immunocompromised lain b) Bagian dari autoimun

c) Bagian dari penyakit menular seksual d) Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD)

e. Penatalaksanaan

1) Anjurkan pasien untuk meningkatkan kebersihan mulutnya, menghindari makan makanan yang merangsang (asam, pedas), perbanyak makan buah-buahan dan hindari stress.

2) Pemberian suplemen vitamin C

3) Jika sariawan tidak hilang setelah 2 minggu, rujuk ke Rumah Sakit. f. KIE

1) Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkan gejala, mencegah komplikasi.

2) Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi tiap pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, memeriksakan ke dokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berserat dan berair (sayur dan buah).

90. STROKE

Kompetensi : 3A

Laporan Penyakit : ICD X :

-a. Definisi

Stroke menurut Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) tahun 1970, adalah sindroma klinik yang ditandai oleh kelainan fungsi otak baik fokal maupun global (misalnya koma) yang berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh darah otak.

Sindroma klinik lain yang disebut “Transient Ischaemic Attack” (TIA) yang gejalanya persis sama seperti stroke, namun kembali normal dalam waktu 24 jam dan dalam pemeriksaan pencitraan (imaging) tidak ditemukan kelainan.

b. Penyebab

Stroke menurut patologinya dibagi :

1) Stroke Iskemik terjadi karena kurang atau hilangnya aliran darah ke otak. Ini disebabkan karena adanya blockade/hambatan oleh trombosis atau emboli arteri. Angka kejadiannya 80-85%

a) Stroke infark trombotik b) Stroke infark emboli

2) Stroke Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak. Angka kejadiannya 15-20%

a) Stroke perdarahan intraserebral b) Stroke perdarahan sub arachnoid. c. Faktor Risiko Stroke:

1) Tidak dapat dimodifikasi: usia, ras, jenis kelamin, riwayat keluarga menderita penyakit vaskuler

2) Dapat dimodifikasi: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, kegemukan, sindroma metabolik, merokok, dislipidemi, pernah menderita TIA atau stroke sebelumnya.

d. Gambaran Klinis

Gejala-gejala Stroke terjadi secara mendadak, yaitu: 1) Secara garis besar disebut “AKSI”

a) Asimetri wajah

b) Kelumpuhan sesisi (hemiparese)

c) Sulit bicara (disartri, afasi/disfaria) d) Inisiatif segera kerumah sakit

2) Sulit merasakan sensasi, gringgingen, kebas tubuh satu sisi 3) Gangguan konsentrasi dan memori

4) Gangguan koordinasi dan keseimbangan tubuh

5) Gangguan penglihatan, pendengaran, mengecap dan membau. e. Penatalaksanaan

1) Deteksi

Pengenalan cepat dan reaksi cepat terhadap tanda-tanda stroke dan TIA dari dokter, petugas medis maupun petugas terkait karena konsep Time is Brain yang berarti bahwa pengobatan Stroke merupakan keadaan gawat darurat. Jadi keterlambatan pertolongan fase prahospital harus dihindari dengan pengenalan keluhan dan gejala stroke bagi pasien dan keluarga

2) Pengiriman pasien

Segera panggil ambulans gawat darurat hal ini sangat berperan penting dalam pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat untuk penanganan stroke.

3) Transportasi/ambulans

Transporasi pengiriman pasien fasilitas kesehatan yang dituju, petugas ambulans gawat darurat harus mempunyai kompetensi dalam penilaian pasien stroke pra rumah sakit.

Fasilitas yang harus ada dalam ambulans adalah sebagai berikut: a) Personil yang terlatih

b) Peralatan dan obat resusitasi dan gawat darurat.

c) Ambulans dilengkapi dengan peralatan gawat darurat, a.l. pemeriksaan glukosa (glucometer), Oksigen dan pemeriksa kadar saturasi O2.

Personil pada ambulans gawat darurat yang terlatih mampu mengerjakan:

a) pemeriksaan dan menilai tanda-tanda vital

b) tindakan stabilisasi dan resusitasi (Airway, Breathing Circulation/ABC). Intubasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan koma yang dalam,hipoventilasi, dan aspirasi.

c) bila kardiopulmoner stabil pasien diposisikan setengah duduk d) pemasangan infus dengan cairan normal salin

e) pemberian oksigen untuk menjamin saturasi > 95% f) pencatatan waktu onset serangan

g) transportasi secepatnya ( Time is brain).

4) Memanfaatkan jaringan pelayanan stroke komprehensif yaitu unit gawat darurat, stroke unit atau ICU sebagai tempat tujuan penanganan definitif pasien stroke.

f. KIE

Pencegahan primer

Pada stroke meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan pengendalian berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat dan kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke.

Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: 1) Mengatur pola makan yang sehat

2) Konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol dapat meningkatkan risiko terkena serangan stroke.

3) Jenis makanan yang sehat adalah:

a) Makanan biji-bijian a.l; beras merah, bulgur, jagung, gandum, kacang kedelai

b) Makanan yang bervitamin dan antioksidan: susu, sayuran, buah c) Teh hitam dan teh hijau yang banyak mengandung antioksidan 4) Menambah asupan kalium dan mengurangi natrium (monosodium

glutamate, sodium natrium), makanan sebaiknya segar

5) Mengutamakan makanan berserat dan protein nabati serta bervariasi dan perhatikan menu seimbang

6) Sumber lemak sebaiknya berasal dari sayuran, ikan, buah polong dan kacang-kacangan serta banyak mengandung polisakarida seperti nasi, roti, pasta, sereal dan kentang.

7) Hindari makanan yang mengandung gula. 8) Penanganan stress dan beristirahat yang cukup.

a) Istirahat cukup dan tidur teratur sekitar 6–8 jam/hari.

b) Mengendalikan stress dengan cara berpikir positif sesuai jiwa sehat menurut WHO, menyelesaikan pekerjaan satu demi satu, bersikap ramah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

9) Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter dalam hal diet dan obat. Apabila mempunyai faktor risiko stroke (misalnya: hipertensi, diabetes, dislipidemia) harus dikendalikan dengan pengobatan dan gaya hidup sehat (menu makanan seimbang dan tidak merokok/alkohol).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas pelayanan ambulans:

1) Jangan terlambat membawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan 2) Jangan memberi cairan berlebih kecuali pada pasien syok dan

hipotensi.

3) Jangan menurunkan tekanan darah. Hindari hipotensi, hipovolemi. hipoventilasi atau anoksia.

Dalam dokumen Ppd Puskesmas 2011 (Halaman 137-140)