KAJIAN PUSTAKA
H. Kriteria Validitas dan Reliabelitas Penelitian
I. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut disampaikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang sedang dilakukan:
1. Hasil penelitian dari Fischbein & Grossman (1997) menunjukkan bahwa intuisi
selalu didasarkan pada struktur skemata tertentu. Intuisi yang digunakan berupa
dugaan spontan yang merupakan fakta di balik layar skemata. Apabila siswa
sedang memecahkan masalah matematika akan menggunakan struktur skemata
yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga ada kemungkinan munculnya intuisi
tersebut berupa dugaan spontan yang disebabkan fakta di balik layar skemata
tersebut. Penelitian di atas bertujuan mencari pola atau skemata tertentu dalam
memecahkan masalah matematika. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif FI
dan FD dalam menyelesaikan masalah geometri.
2. Hasil penelitian Stavy, et all (1997) menujukkan bahwa kebenaran yang didapat
dari berpikir yang melibatkan intuisi tidak mutlak, artinya dalam matematika
menunjukkan bahwa intuisi hanya memandu dalam beraktivitas matematika,
walaupun hasil aktivitas yang didasarkan pada intuisi belum tentu menghasilkan
solusi yang benar. Sedangkan dalam penelitian ini ingin melihat peran intuisi
melalui karakteristik berpikir dan model intuitif dalam menyelesaikan masalah
geometri berdasarkan gaya kognitif siswa.
3. Hasil penelitian yang dilakukan Burton (1999) menunjukkan bahwa dari 70
orang matematikawan ternyata sebanyak 83% mengakui bahwa kehadiran
intuisi telah membantu mereka dalam kegiatan bermatematika meskipun dengan
kadar beragam. Penelitian Burton ini bertujuan untuk menggali bagaimana
keterlibatan intuisi dalam kegiatan bermatematika para matematikawan.
Sedangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan
karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif FI dan FD dalam
menyelesaikan masalah geometri.
4. Hasil penelitian leteratur yang dilakukan Sukmana (2011) menyimpulkan
bahwa, (1) intuisi diakui banyak matematikawan banyak terlibat dalam kegiatan
bermatematika, pada umumnya cenderung membantu ketika mereka
menemukan gagasan-gagasan original atau ketika ingin membuat lompatan
karena belum menemukan jalur logis yang menghubungan fakta dengan teori;
(2) untuk beberapa kasus seperti teori peluang kehadiran intuisi seringkali
merintangi siswa untuk belajar, tetapi pada umumnya intuisi sejalan dengan
konsep-konsep atau teori matematika; (3) pemahaman mengenai intuisi sangat
intuisi matematika dapat disimpulkan bahwa intuisi merupakan sebuah “proses berpikir” yang unik sehingga dapat diajarkan atau dipelajari melalui
pembelajaran yang sesuai; dan (4) penelitian untuk menemukan pembelajaran
yang efektif untuk mengembangkan intuisi matematika masih terbuka lebar,
tetapi ada kendala belum ada hasil penelitian mengenai indikator atau
karakteristik intuisi sehingga masih sulit untuk mengukur kemampuan berpikir
intuitif secara kuantitatif. Oleh karenanya penelitian ini dimaksudkan untuk
menemukan karakteristik berpikir intuitif yang digunakan siswa SMA dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan perbedaan gaya kognitifnya.
5. Hasil penelitian Usodo (2011) dengan objek penyelesaian masalah aljabar yang
mengacu pada model penyelesaian menurut langkah-langkah Polya
menyimpulkan bahwa (1) siswa laki-laki berkemampuan tinggi dalam
memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah menggunakan
intuisi afirmatori, sedangkan dalam melaksakanan dan melihat kembali tidak
menggunakan intuisi, (2) subjek perempuan berkemampuan tinggi dalam
memahami masalah, melaksanakan dan mengecek kembali tidak menggunakan
intuisi, sedangkan dalam merencanakan menggunakan intuisi antisipatori, (3)
siswa laki-laki berkemampuan sedang dalam memahami masalah mengunakan
intuisi afirmatori, pada saat merencanakan penyelesaian menggunakan intuisi
antisipatori, sedang dalam melaksanakan dan melihat kembali tidak
menggunakan intuisi, (4) subjek perempuan berkemampuan sedang tidak
berkemampuan rendah dalam memahami maslah menggunkan intuisi
afirmatori, dalam merencanakan menggunakan intuisi antisipatori, sedangkan
dalam melaksanakan dan melihat kembali penyelesaian yang dibuat tidak
mengguankan intuisi, (6) subjek perempuan berkemampuan rendah tidak
menggunakan intuisi dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain secara
umum terdapat perbedaan karakteristik intuisi siswa dalam menyelesaikan
masalah. Penelitian Usodo ini bertujuan untuk memperoleh karakteristik intuisi
siswa SMA dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari perbedaan gender.
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik
berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif FI dan FD dalam menyelesaikan
masalah geometri.
6. Hasil penelitian Abidin (2013) menjelaskan bahwa (1) siswa dengan gaya
kognitif field independent dalam memahami masalah matematika divergen
menggunakan intuisi afirmatori yang bersifat langsung, sedang pada saat
membuat rencana pemecahan masalah menggunakan intuisi antisipatori, dalam
melaksanakan pemecahan masalah menggunakan intuisi yang bersifat global,
sedangkan untuk melihat kembali hasil jawaban mereka tidak menggunakan
intuisi, (2) siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam memahami
masalah matematika divergen menggunakan intuisi afirmatori yang bersifat
langsung, sedang pada saat membuat rencana pemecahan masalah
menggunakan intuisi antisipatori, yang bersifat langsung dan global, dalam
melihat kembali hasil jawaban menggunakan intuisi antisipatori yang bersifat
global. Dalam penelitian Abidin ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik
intuisi siswa dalam memecahkan masalah divergen ditinjau dari perbedaan gaya
kognitif field dependent dan field independent. Sedangkan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik berpikir intuitif siswa SMA
bergaya kognitif field independent dan field dependent dalam menyelesaikan
masalah geometri.
J. Kerangka Konseptual
Sebagaimana telah diuraikan pada subbab sebelumnya bahwa tidak setiap
peserta didik memiliki gaya kognitif sama, artinya terdapat beberapa siswa
memiliki gaya kognitif berbeda. Perbedaan gaya kognitif tersebut dimungkinkan
berdampak pada perbedaan cara pandang seseorang dalam menangkap makna,
memberikan representasi atau interpretasi terhadap objek atau bahkan pada saat
menghadapi dan menyelesaikan masalah dimungkinkan juga memiliki cara atau
strategi yang berbeda. Salah satu perbedaan beberapa jenis gaya kognitif yang
dimiliki seseorang adalah gaya kognitif field independent (GKFI) dan gaya kognitif
fielddependent (GKFD).
Siswa bergaya kognitif field independent (GKFI) memiliki ciri khas lebih
analitik, memiliki ketelitian dalam misah-misahkan stimuli dari konteksnya
sehingga persepsi atau interpretasinya tidak mudah terpengaruh walaupun terjadi
termotivasi intrinsik, mampu mengorganisasi dan menstruktur ulang secara
kognitif, sedangkan siswa bergaya kognitif field dependent (GKFD) memiliki ciri
khas berpikir global, sensitif terhadap lingkungan, mudah terpengaruh oleh konteks
lingkungan secara umum, termotivasi secara ekstrinsik, kurang terstruktur dan
kurang otonom. Dengan kata lain bahwa individu bergaya kognitif field dependent
(GKFD) ini seringkali mengalami kesulitan dalam membedakan stimuli konteks di
mana stimuli tersebut diletakkan sehingga persepsinya mudah dipengaruhi oleh
manipulasi konteks di sekelilingnya. Siswa bergaya kognitif field dependent
(GKFD) ini cenderung berpikir global ketika menemukan atau menyelesaikan
masalah yang sulit memiliki sensitivitas sosial yang tinggi terhadap lingkungannya,
lebih suka mengadopsi informasi pelajaran. Siswa bergaya kognitif field dependent
(GKFD) lebih termotivasi dari luar dan respons terhadap informasi sosial
sebelumnya.
Berdasarkan perbedaan gaya kognitif yang dikemukakan di atas,
dimungkinkan terdapat perbedaan berpikir mereka dalam memahami sehingga
memepengaruhi persepsi dan interpretasi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Perbedaan persepsi dan interpretasi ini secara teoritis mempengaruhi keterlibatan
intuisi mereka dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian berarti perbedaaan
gaya kognitif siswa akan berpengaruh terhadap berpikir intuitif mereka dalam