METODE PENELITIAN
PAPARAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
F. Paparan dan Penyimpulan Data Subjek S3 Bergaya Kognitif Field Dependent (GKFD) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri. Dependent (GKFD) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
3. Validasi dan Kredibelitas Data Subjek S3 Bergaya Kognitif Field Dependent (GKFD) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
Validasi data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
wawancara berbasis tugas masalah 1A (S3M1) dan data hasil wawancara
berbasis tugas masalah 1B (S3M2). Berdasarkan temuan kategori-kategori
data subjek S3 dalam menyelesaikan masalah 1A (S3M1) dan temuan
kategori-kategori data subjek S3 dalam menyelesaikan masalah 1B (S3M2)
disajikan pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Validasi Data hasil wawancara Berbasis Tugas S3M1 dan S3M2
Kategori Data S3M1 Kategori Data S3M2
Subjek memahami soal pada saat membaca soal sebanyak dua kali. Subjek memulai jawabannya dengan menggambar terlebih dahulu, ia merasa terbantu mengeluarkan ide jika ada gambarnya (S3M114), (S3M121).
Subjek memahami soal secara langsung dengan memperhatikan apa yang diketahui dan apa yang dicari dengan hanya membaca soal satu kali yang diilustrasikan dengan
menggambar. (S3M202), (S3M218), (S3M216), dan (S3M214).
Subjek S3 secara implisit membayangkan objek pada saat membaca soal seperti gambar limas, berikut terpikir rumus untuk
menentukan solusinya. Dengan gambar yang dibuat subjek merasa semuanya menjadi jelas(S3M123), (S3M125), dan (S3M130).
Subjek S3 secara implisit membayangkan objek pada saat membaca soal, yakni gambar limas. Subjek secara otomatis memikirkan langkah penyelesaian pada saat membaca apa yang dicari (S3M222), (S3M224), dan (S3M226).
Subjek S3 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar hingga dua kali, yakni sebagai perantara atau
jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Apabila mengalami kesulitan subjek justru melakukan
Subjek S3 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar, yakni sebagai perantara atau jembatan
berpikir yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Apabila subjek mengalami kesulitan, ia melakukan aktivitas menggambar,
Kategori Data S3M1 Kategori Data S3M2 aktivitas menggambar kembali.
Subjek yakin tanpa bantuan gambar, merasa kesulitan menyelesaikan masalah tersebut. (S3M105), (S3M107), (S3M109), (S3M110), (S3M11), (S3M136), (S3M142). (S3M132), (S3M134), dan (S3M142).
mencorat-coret hasil kerjanya. Melalui gambar subjek yakin masalahnya menjadi nyata. Tanpa bantuan gambar, subjek merasa kesulitan untuk
menyelesaikannya. (S3M203), (S3M204), (S3M232), (S3M236), (S3M238), (S3M240), (S3M242).
Subjek S3 tidak memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan masalah, munculnya ide seketika tetapi tidak berdasarkan pengalaman. (S3M148), (S3M150).
Subjek S3 tidak memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan masalah. Subjek S3 dalam
menyelesaikan masalah tidak melibatkan analogy pengalaman sebelumnya (S3M250), (S3M252), dan (S3M254).
Subjek S3 dalam menyelesaikan soal tidak menuliskan hal penting dari soal, seperti yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Subjek S3 langsung menunjukkan melalui gambar. Subjek S3 pada mulanya tidak menuliskan rumus jarak, sebagaimana mestinya, ia hanya melakukan perkiraan atau menebak,
menurutnya agar lebih cepat dan singkat. Subjek juga tidak menuliskan satuan pada jawaban akhir. (S3M107), (S3M110), (S3M130), (S3M144), (S3M152), dan (S3M154).
Subjek S3 dalam menyelesaikan soal tidak menuliskan hal penting dari soal, seperti yang diketahui dan apa yang ditanyakan, hal ini dimaksudkan agar lebih singkat dan cepat. (S3M228, S3M230)(S3M260).
Subjek S3 berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan ukuran jarak B ke TD, seperti pada lembar jawaban subjek. Berdasarkan lembar jawaban tersebut tampak subjek S3 mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami subjek beraktibat aktivitas yang dilakukan dengan mencoba-coba, menduga, dan banyak melakukan kegitan algoritmis dan memerlukan waktu yang lama.. (S3M106),
(S3M107), (S3M108), (S3M109), dan (S3M146).
Subjek S3 berusaha untuk menentukan ukuran jarak K ke TM, hanya saja subjek S3 tidak menyadari bahwa segitiga yang dibuat merupakan segitiga sama sisi sehingga subjek mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami subjek beraktibat aktivitas yang dilakukan dengan mencoba-coba, menduga, dan banyak melakukan algoritmis dan memerlukan waktu yang cukup lama. (S3M206, S3M207, S3M208), dan (S3M266).
Berdasarkan pemaparan data pada tabel di atas, dan setelah
membandingkan beberapa simpulan data hasil wawancara dan hasil
penyelesaian masalah secara tertulis di atas, maka diperoleh konsistensi
kategori-kategori data antara data dalam menyelesaikan masalah geometri
subjek S3 dalam menyelesaikan masalah 1A atau M1 maupun data subjek S3
dalam menyelesaikan masalah 1B atau M2. Dengan demikian berarti data hasil
wawancara dan hasil penyelesaian masalah secara tertulis subjek S3 (GKFD)
dalam menyelesaikan masalah geometri adalah valid atau kredibel, selanjutnya
data dapat dianalisis untuk memperoleh jawaban pertanyaan penelitian.
4. Penyimpulan Data Subjek S3 Bergaya Kognitif Field Dependent
(GKFD) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri.
Berdasarkan hasil validasi, data S3 telah memperhatikan konsistensi pada saat menyelesaikan masalah ketika wawancara melalui S3M1 dan S3M2, dan untuk selanjutnya analisis data difokuskan pada data wawancara S3M1 sebagai berikut.
Data hasil wawancara berbasis masalah geometri menunjukkan bahwa,
subjek memahami masalah secara langsung pada saat membaca soal. Subjek
membaca soal sebanyak dua kali untuk meyakinkan pemahamannya disertai
menggambar (S3M114). Subjek memulai jawabannya dengan menggambar
terlebih dahulu, ia merasa terbantu mengeluarkan ide jika ada gambarnya
(S3M105), (S3M121). Berarti subjek memahami masalah secara langsung
melalui ilustrasi gambar. Hal ini berarti sikap memahami secara langsung dan
muncul secara segera merupakan ciri dari berpikir yang melibatkan intuisi.
Subjek S3 secara implisit membayangkan objek pada saat membaca soal.
Berdasarkan objek yang dibayangkan kemudian muncul secara spontan strategi
penyelesaian seperti perkiraan rumus yang cocok untuk meyelesaikan masalah
tersebut (S3M123), (S3M125). Subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan, menurutnya cukup dengan gambar (S3M130). Dengan
demikian berarti subjek S3 melibatkan feeling yang muncul pada saat membaca
soal serta bersamaan dengan aktivitas subjek yang bersifat global secara spontan
juga mengatur strategi dalam penyelesaian masalah melalui ilustrasi gambar
yang dibuat.
Subjek S3 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar
hingga dua kali, yakni sebagai perantara atau jembatan yang membantu
memudahkan dalam menyelesaikan masalah tersebut, S3M105, S3M107,
S3M109, S3M110, dan S3M11). Apabila subjek mengalami kesulitan atau
menemukan jalan buntu dalam menyelesaikan masalah, justru ia melakukan
aktivitas menggambar ulang, mencorat-coret hasil kerjanya sambil memikirkan
langkah penyelesaian yang diinginkan (S3M136). Subjek yakin bahwa gambar
yang dibuat memandu pikirannya dalam menemukan jawaban (S3M142).
Subjek S3 tidak mungkin mudah menemukan solusi tanpa bantuan gambar
(S3M32), (S3M134). Subjek merasa bahwa gambar benar-benar membantu
menumbuhkan ide dalam menemukan solusi (S3M142). Berarti gambar yang
ilustrasi gambar tersebut terjadi pada saat subjek membaca soal. Dengan
demikian subjek S3 menggunakan perantara atau jembatan berpikir melalui
ilustrasi gambar sebagai strategi untuk membantu memudahkan dalam
menemukan solusi yang sekaligus menambah yakin dan mantap. Munculnya
ilustrasi gambar yang dimaksud bersifat otomatis, spontan sebagai ide atau
gagasan awal dalam menemukan solusi terjadi pada saat membaca soal yang
merupakan ciri model intuitif diagrammatic.
Subjek S3 tidak memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya dalam menyelesaikan masalah, (S3M148) (S3M150). Dengan
demikian berarti subjek S3 pada saat menyelesaikan masalah serupa tidak
didasarkan pada pengalaman sebelumnya, berarti subjek S3 tidak menggunakan
analogy dalam menyelesaikan masalah.
Subjek S3 dalam menyelesaikan soal tidak menuliskan hal penting dari
soal, seperti yang diketahui dan apa yang ditanyakan, menurutnya dirasa cukup
dengan adanya gambar (S3M130). Subjek S3 juga tidak awalnya menuliskan
rumus jarak, menurutnya rumus hanya dipikirkan, (S3M107, S3M110)
(S3M144). Subjek juga tidak menuliskan satuan pada jawaban akhir, yakni
�=27
12 3 , menurutnya yang demikian tidak apa dan benar (S3M152, S3M154). Dengan demikian berarti subjek S3 melakukan langkah algoritma bersifat
implisit dan berlangsung secara cepat. Subjek S3 mengabaikan atau tidak
menuliskan rumus luas segitiga, walaupun sesungguhnya subjek telah mengenali
langsung agar lebih singkat, yang berarti subjek menggunakan aktivitas berpikir
yang melibatkan model intuitif yang disebut tacit.
Adapun karakteristik berpikir intuitif yang digunakan subjek S3 bergaya
kognitif field dependent (GKFD) dalam menyelesaikan masalah geometri,
seperti ditunjukkan dengan adanya pemahaman masalah secara cepat dan subjek
menyelesaikan masalah walaupun melalui prosedur yang berbelit-belit dengan
berbagai cara yang ditempuh melalui menduga dan mencoba-coba. Subjek S3
berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan ukuran jarak B ke TD, seperti
pada lembar jawaban subjek (S3M106, S3M107, S3M108, dan S3M109).
Berdasarkan lembar jawaban tersebut tampak subjek S3 mengalami kesulitan.
Kesulitan yang dialami subjek beraktibat aktivitas yang dilakukan menggambar
kembali, mencoba-coba, menduga atau mencorat-coret hasil kerjanya sehingga
memerlukan waktu cukup lama. Akan tetapi subjek tetap kokoh, teguh
pendirian terhadap keputusan yang diambil, (S3M146). Berdasarkan
pengamatan terhadap hasil penyelesaian dan hasil wawancara berbasis tugas
terlihat subjek S3 menjawab masalah dengan berbagai prosedur algoritma dan
terkesan kurang logis, akan tetapi subjek menyelesaikan masalah bersifat
langsung (direct), segera (immediately) atau tiba-tiba (suddently), yang
merupakan karakter bepikir yang melibatkan intuisi yang disebut power of