• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hipotesis Kerja

Di dalam penelitian kualitatif, hipotesis kerja menurut Suryabrata (2010:91) merupakan hipotesa yang sebenarnya, yang asli, yang bersumber dari kesimpulan teoritik. Hipotesis kerja ini berfungsi untuk menfokuskan dan mengarahkan peneliti agar penelitian tidak lari dari rumusan penelitian.

Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian ini dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Tripathi dan Reddy dalam buku Meokijat (1994). Lebih jelasnya, hipotesis kerja yang dirumuskan peneliti, yaitu Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia terkait dengan hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang

sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualititatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap informasi dan pemahaman mendalam terhadap masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan suatu masalah. Idrus (2009: 22) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif menekankan pada banyak aspek dari satu variabel serta mengembangkan kepekaan terhadap konsep dan menggambarkan realitas yang tidak tunggal atau jamak, sampel yang digunakan kecil dan representatif dengan tujuan tertentu”.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk melihat, memahami, dan mempelajari realitas sosial atau gejala sosial dengan cara pandang yang objektif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengumpulkan data yang sudah tersedia melalui referensi sebanyak mungkin melalui buku teks yang didukung oleh pendapat para ahli. Adapun dalam penelitian ini pengumpulan data disesuaikan dengan katergori yang diperlukan sebagaimana Tripathi dan Reddy dalam Moekijat mengemukakan syarat-syarat mencapai koordinasi yang efektif yaitu hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja. Lokasi penelitian didasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan. Lokasi terkait penelitian ini adalah pada Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan.

Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia merupakan Kampung Keluarga Berencana (KB) dengan prestasi menjadi juara Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)-KKBPK dan Kesehatan tingkat Nasional yang telah melakukan koordinasi dengan lebih dari 3 instansi pemerintah dalam pelaksanaan programnya.

Kampung Keluarga Berencana Sari Rejo memiliki struktur kepengurusan dan penanggungjawab yang bertanggungjawab sebagai penghubung terhadap mitra koordinasi. Dalam operasionalisasi Kampung KB sudah dibentuk kelompok kerja yang memiliki struktur kepengurusan berupa ketua pokja, penanggungjawab serta seksi-seksi dalam sektor yang mencerminkan 8 fungsi keluarga. Tripathi dan Reddy dalam buku Moekijat mengemukakan syarat-syarat mencapai koordinasi yang efektif diantaranya adalah kesempatan awal untuk menyepakati aturan akan tetapi kampung KB Sari Rejo masih menemui kendala dalam keterbatasan anggaran dimana keterbatasan anggaran merupakan fakta yang menandakan kurang optimalnya koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkoordinasi dalam program kampung KB.

Karena, anggaran merupakan hal krusial yang harusnya dapat disepakati dalam kesempatan awal koordinasi diberlakukan. Permasalahan hubungan langsung atau keterlibatan instansi lintas sektor juga merupakan kendala besar karena kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk mengatasi masalah kenakalan remaja dan

dari lembaga lintas sektor yang diundang, dalam hal ini BNN. Padahal, masalah tersebut termasuk masalah yang meresahkan masyarakat setempat, dan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk mencapai sasaran dari fungsi perlindungan di Kampung KB Sari Rejo.

3.3 Informan Penelitian

Bungin (2007: 78) mengatakan, informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Informan dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel (Sugiyono 2011: 203). Informan peneliti sebagai berikut:

Tabel 3.3.1 Matriks Informan Penelitian

No Status Informan Informasi yang dibutuhkan Jumlah 1. BKKBN perwakilan

Provinsi Sumatera Utara

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas,

2 orang (1 orang dari bidang dalduk dan 1 orang dari bidang adpin)

komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

2. Koordinator PLKB Kecamatan Medan Polonia dan PLKB kelurahan Sari Rejo

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung

1 orang

KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

5. Lurah Kelurahan Sari Rejo

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

1 orang

6. Ketua Pojka/PPKBD Kampung KB Sari Rejo

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang

1 orang

efektif.

7. Pengurus Kampung KB Sari Rejo

Informasi terkait koordinasi yang

dilakukan dalam upaya

menyelenggarakan kegiatan sebagai stakeholder dalam program kampung KB pada hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

Informasi terkait pengetahuan tentang koordinasi yang dilakukan pada pelaksanaan program kampung KB dalam hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif serta kepemimpinan dan suvervisi yang efektif.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data berupa keterangan dan informasi sangat diperlukan.

Sebagai usaha untuk mengumpulkan data yang relevan dengan objek penelitian, maka

diperlukan adanya metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer, antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder sifatnya mendukung keperluan data primer. Data ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

(Sugiyono 2011:402).

Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan rangkaian pertanyaan secara langsung kepada pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sebelum peneliti terjun ke lapangan, peneliti harus telah membuat pedoman wawancara. Metode wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya oleh si peneliti, yakni mereka yang mengetahui dan terkait dengan objek penelitian. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (in depth interview) secara langsung atau tatap muka.

3.4.2 Observasi

Observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung gejala-gejala yang menjadi objek penelitian. Sebelum peneliti terjun ke lapangan, peneliti harus telah membuat pedoman observasi. Berdasarkan pedoman observasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai apa yang sebenarnya dilakukan dan melihat langsung hubungan yang ada di dalamnya, kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan objek penelitian.

3.4.3 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini merupakan cara pengumpulan informasi dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

Sebelum ke lapangan peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman dokumentasi.

3.5 Metode Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Menurut Moleong (2017: 247) teknik analisa kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011: 243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama.

Pengumpulan data yang sistematis dapat membantu penulis dalam menyusun laporan penelitian agar lebih tertata. Dengan begitu penulis dapat melakukan metode dalam pengumpulan data, memulainya dengan merangkum hal-hal pokok, menarasikan, dan menarik kesimpulan.

3.6 Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian untuk menjaring data/informasi.

Menurut Winarno (2012:107) Triangulasi adalah suatu metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif, sering juga digunakan dalam metode kuantitatif untuk mengukur validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitaitif.

Dalam penelitian dapat dipergunakan 4 jenis triangulasi, yaitu (Bungin, 2007:264):

1. Triangulasi Kejujuran Peneliti.

Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivtas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti dilapangan. Hal ini perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu meminta bantu peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama dilapangan. Hal ini adalah sama dengan proses varifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti.

2. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan oleh Moeleong, (2017:101) 1). Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 2). Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data 3). Menyediakan tambahan informasi secara sukarela 4).

Memastikan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data 5). Menilai kecakupan menyeluruh data yang dikumpulkan.

3. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di interview dan observasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.

4. Triangulasi dengan Teori

Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba (dalam Moeloeng 2017 :307), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa dengan derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Teknik keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah triangulasi dengan metode. Teknik ini digunakan untuk memastikan keabsahan data yang digunakan oleh peneliti. Keabsahan data diperlukan untuk untuk memastikan bahwa

data yang digunakan teruji kebenarannya, selain itu teknik ini juga digunakan untuk memperkaya data yang digunakan oleh peneliti.

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi lokasi penelitian merupakan penggambaran mengenai lokasi tempat peneliti menganalisis fenomena yang terjadi. Dalam deskripsi lokasi peneliti memaparkan situasi dan kondisi lingkungan penelitian, baik yang bersifat fisik maupun penggambaran interaksi yang terjadi pada lokasi penelitian.

4.1.1 Profil Kelurahan Sari Rejo A. Letak Geografis dan Batasan Desa

Kelurahan Sari Rejo merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan yang berkembang sebagai daerah jasa perdagangan, permukiman dan lain-lain. Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 (sembilan) lingkungan. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Suka Damai

Sebelah Selatan : Kelurahan Pangkalan Masyhur Sebelah Barat : Kelurahan Polonia

Sebelah Timur : Kelurahan Beringin

B. Luas Wilayah dan Topografi

Kelurahan Sari Rejo merupakan kelurahan yang terdapat di wilayah administratif Kecamatan Medan Polonia. Luas wilayah Kelurahan Sari Rejo adalah 2,46 Km2 arau 25,78% dari total keseluruhan wilayah Kecamatan Medan Polonia. Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 lingkungan yaitu lingkungan I sampai

lingkungan IX. Kelurahan Sari Rejo mempunya jumlah penduduk mencapai 27.975 jiwa.

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Tanah Di kelurahan Sari Rejo

No. Penggunaan Tanah Luas (Ha)

1 Pemukiman 1,58 km2

2 Perkantoran 0,05 km2

3 Persawahan 0,08 km2

4 Perkebunan 0,03 km2

5 Wakaf 0,03 km2

6 Dan lain-lain 0,42 km2

Total 2,46 km2

Sumber: dokumen profil Kelurahan Sari Rejo

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 50% luas tanah digunakan sebagai pemukiman. Data ini menandakan Kelurahan Sari Rejo merupakan wilayah yang tergolong sebagai wilayah padat penduduk. Dimana hal ini menjadi salah satu faktor Kelurahan Sari Rejo wilayah yang menjadi sasaran Kampung KB berdasarkan kepadatan penduduk yang dimiliki wilayah kelurahan ini.

C. Keadaan Sosial

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Kelurahan Sari Rejo memiliki penduduk sebanyak 27.975 jiwa dengan 5.984 Kepala Keluarga (KK), dan menunjukkan bahwa perempuan lebih

banyak jumlahnya daripada laki-laki, yang dapat dilihat pada table 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di kelurahan Sari Rejo

No Laki-laki Perempuan Jumlah Jlh KK Jumlah lingkungan

1 13.104 14.871 27.975 5.894 9 lingkungan

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019

2. Keadaan Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin Keadaan penduduk Kelurahan Sari Rejo menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat melalui table berikut :

Tabel 4.3 Jumlah penduduk Kelurahan Sari Rejo menurut usia dan jenis kelamin

No Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 - 5 Tahun 239 298 537

2 6 - 15 Tahun 1.327 2.032 3.359

3 16 - 21 Tahun 2.058 2.426 4.484

4 22 - 35 Tahun 4.027 4.827 8.904

5 36 - 45 Tahun 1.993 2.520 4.513

6 46 - 60 Tahun 2.375 2.150 4.525

7 60 - dst 855 798 1.653

Jumlah 12.875 15.013 27.975

Sumber : Data Demografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019

Dari Data jumlah penduduk di atas dapat dilihat bahwa rentang usia 22 hingga 35 tahun merupakan golongan usia yang lain dan juga dapat diketahui bahwa usia produktif dengan rentang usia 16 sampai dengan 45 tahun mendominasi jumlah penduduk di kelurahan Sari Rejo. Dimana hal ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan Kelurahan Sari Rejo merupakan wilayah yang mendukung utnuk menjadi sasaran program Kampung KB berdasarkan banyaknya masyarakat produktif yang dapat diberdayakan.

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian yang paling banyak di kelurahan Sari Rejo (mayoritas adalah wiraswasta karena di kelurahan Sari Rejo terdapat banyak home industry, seperti pembuatan tahu, kerupuk, dan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari table 4.3 berikut :

Tabel 4.4 Keadaan penduduk Menurut Mata pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1 Buruh 319

2 PNS/TNI/POLRI 98

3 Petani 30

4 Pengangguran 22

5 Wiraswasta 624

Sumber: Data Demografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019

Dari data di atas dapat dilihat mayoritas penduduk Kelurahan Sari Rejo memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta. Namun masih sangat terlihat jelas perbedaan kemampuan perekonomian antara rumah tangga kaya, miskin dan menengah. Hal ini disebabkan kebanyakan mata pencaharian ada di sektor informal seperti wiraswasta yang sebagian besar adalah pedagang kecil dengan usaha rumahan, buruh tani, buruh bangunan, buruh pabrik, penarik bentor, buruh lepas, petani sawah tadah hujan, dan sebagian kecil disektor formal seperti PNS, Pegawai kantoran, Honorer, Guru, Tenaga Medis, TNI dan Polri dll.

D. Visi, Misi dan Struktur Pemerintahan Kelurahan Sari Rejo 1. Visi

Melayani masyarakat dengan santun, cepat, tepat dan adil sesuai prosedur 2. Misi :

Pelayanan dengan 3 S (Senyun, Sapa, Salam)

 Ciptakan suasana nyaman di ruang pelayanan ddan ruang tunggu

 Pelayanan secara cepat dan tepat tanpa mengabaikan prosedur

 Menerima saran dan masukan dengan segera menindaklanjuti.

3. Struktur Organisasi Kelurahan Sari Rejo

Adapun bagan sturktur organisasi Kelurahan Sari Rejo dapat dilihat dari gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Sari Rejo

Sumber: Kelurahan Sari Rejo Tahun 2020

Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 lingkungan dengan kepala lingkungan sebagai berikut :

Kepala Lingkungan 1 : Dimun Kepala Lingkungan 2 : Darusman Kepala Lingkungan 3 : Sani Mg.Arbie Kepala Lingkungan 4 : Panca

Kepala Lingkungan 5 : Sumarni

Kepala Lingkungan 6 : Demiyati Kepala Lingkungan 7 : Sudarmono Kepala Lingkungan 8 : Edy Sujarno Kepala Lingkungan 9 : Fauzy

Gambar 4.2 tiga pilar di kelurahan Sari Rejo

Sumber: olahan peneliti, 2020

Seyogyanya dalam pemerintahan kelurahan memiliki 3 pilar yang saling berkoordinasi yaitu dengan kepolisian Sektor Medan Baru serta Koramil 05 Medan Baru yakni adanya Bhabinkamtibnas dan Babinsa Kelurahan. Koordinasi dari 3 pilar ini menjadi salah satu kekautan dalam menjaga keamanan dan

4.1.2 Profil BKKBN Perwakilan Sumatera Utara

Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam Pasal 53 ayyat (2) BKKBN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 273/PER/B4/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukaan dan Keluarga Berencana Nasional, dissebutkan bahwa BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawaab kepada Presiden melalui Menteri yang berrtanggung jawab di bidang kesehatan. BKKBN bertugas melaksanakan pengendaliaan penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.

A. Tugas BKKBN Perwakilan Provinsi

Perwakilan BKKKBN Provinsi Sumatera Utara merupakan perpanjangan BKKBN di tingkat provinsi mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana dann pembangunan keluarga. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan tugas di tingkat provinsi, diantaranya:

1) Perumusan kebijakan, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di tingkat Provinsi;

2) Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;

3) Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KB;

4) Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PPLKB);

5) Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Sumatera Utara;

6) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan Reproduksi (KR);

7) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berenncana; dan lain-lain.

Selain menyelenggarakan fungsi di atas, aspek strategis lain Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara juga menyelenggarakan kegiatan kegiatan operasional instansi, diantaranya :

1) Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;

2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;

3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;

4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan 5) Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.

B. Visi, Misi dan Tujuan BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Perwakilaan BKKBN Provinsi Sumatera Utara sebagai Perwakilan BKKBN di tingkat provinsi, memiliki peran yang sama untuk mendukung peningkatan kualitas hidup manusia melalui visi BKKBN yaitu “Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”. Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019, maka BKKBN memiliki misi, yaitu :

1. Mengarusutamakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;

2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;

3. Memfasilitassi pembangunan keluarga;

4. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi seccara konsisten;

5. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan

Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub Urusan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, BKKBN akan berupaya dalam tujuan paling utama untuk :

Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub Urusan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, BKKBN akan berupaya dalam tujuan paling utama untuk :