BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.3 Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung KB di kelurahan
4.3.8 Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu persyaratan dalam koordinasi yang baik. Melalui saling tukar informasi secara terus menerus, perbedaan-perbedaan individu dan bagian dapat diatasi dan perubahan-perubahan kebijaksanaan, penyesuaian program-program, program-program untuk waktu yang akan datang, dan sebagainya dapat dibicarakan. Melalui komunikasi yang efektif tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan dapat dihindarkan dan kegiatan-kegiatan keseluruhan staf dapat diarahkan secara harmonis menuju kepelaksanaan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.
Dalam koordinasi pada program kampung KB Sari Rejo, alur komunikasi terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal pada lintas sektoral. Pusat dari komunikasi yang terjalin tidak lepas dari peran DPPKB sebagai leading sektor dalam Kampung KB. Sehingga DPPKB memiliki peran besar dalam menjalankan komunikasi dalam koordinasi program Kampung KB. Adapun alur komunikasi ke atas yang terjalin yaitu DPPKB kepada instansi lintas sektoral dalam rapat koordinasi, sebagaimana yang disampaikan Ibu Kasi KB dari DPPKB menyatakan,
“komunikasi kita ke atas ya kepada walikota, akan tetapi yang sering terjadi dan membutuhkan komunikasi aktif yaitu bersama dengan dinas setara, seperti kepada dinas kesehatan, dinas pendidikan, dalam rapat koordinasi, juga dalam rapat gabungan bersama kasubbag pengendalian penduduk dari BKKBN. Sedangkan untuk komunikasi ke bawah atau kita sebut lini lapangan, diteruskan dengan adanya koordinator Petugas
ini yang menjembatani komunikasi DPPKB dengan masyarakat kampung KB di beberapa daerah tersebar.” (wawancara Faridah, 22 Februari 2020) Komunikasi yang terjalin antara leading sector yaitu DPPKB dengan pihak atasan, bawahan dan instansi setara memiliki alur yang jelas dalam program kampung KB. Adapun Bentuk komunikasi ke bawah yang dilakukan di dalam pelaksanaan kegiatan program Kampung KB Sari Rejo ini yaitu berupa penyampaian informasi atau pemberian instruksi yang dilakukan oleh DPPKB kepada kelompok kerja pelaksana di lini lapangan kelurahan Sari Rejo.
termasuk pemberian instruksi kepada koordinator PLKB, pengarahan PLKB dan pembinaan kepada kelompok kerja kepengurusan kampung KB Sari Rejo.
Pada bentuk komunikasi horizontal, koordinasi melibatkan banyak pihak seperti dalam program kampung KB Sari Rejo. komunikasi dari masing-masing pihak ditunjukkan dengan pengintegrasian program dan kegiatan yang dilakukan masing-masing pihak yang terlibat. Terkait dengan komunikasi horizontal dalam koordinasi pada program kampung KB Sari Rejo menurut pengamatan penulis bahwa komunikasi tersebut sudah berjalan. Hal tersebut dapat dilihat dengan kegiatan lain yang dilakukan pada masing-masing pihak untuk menunjukkan tindakan-tindakan yang mendukung dalam koordinasi.
Sebagaimana dengan hasil wawancara peneliti dari informan berikut,
“Kalau nilai ya kami terutama dari DPPKB pasti harus mendukung penuh kampung KB kan perwakilan kotanya. Kalau yang lain seperti dinas kesehatan juga terlibat kok, karena kita tidak diberikan payung hukum untuk melakukan tindakan medis di kampung KB, makanya sistemnya mitra dengan klinik dan puskesmas setempat memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat kampung KB, tapi kalau urusan KB alat kontrasepsi kami sediakan hanya kalau mau suntik itu harus dari
orang-bapak orang-bapak babinsa ini nya sering memang mengawal dan patroli juga dilingkungan KB walaupun di luar kegiatan kampung KB.” (Wawancara Halimatun, 8 Agustus 2020).
Pendapat di atas sejalan dengan keterangan informan berikut,
“
Kita dari kelurahan ada jumat bersih, jadi khusus hari jum’at pagi selesai senam ada gotong royong. Adanya bansos juga kan merupakan saluran bantuan untuk warga yang kekurangan. Dan kegiatan lain sih seperti PKK, atau dari puskesmas, kegiatan lomba sekecamatan itu juga semua bentuk dukungan ya.” (Wawancara Nur’aini, 31 Agustus 2020).Berdasarkan observasi peneliti tentang komunikasi dalam koordinasi kampung KB Sari Rejo, bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan mitra diluar kegiatan dalam program kampung KB Sari Rejo merupakan wujud komunikasi dengan melakukan kegiatan yang tidak bertentangan atau bersifat mendukung dalam program kampung KB Sari Rejo karena dengan begitu dapat mempermudah pelaksanaan kampung KB Sari Rejo. Seperti adanya gotong royong oleh ibu-ibu PKK, senam gabungan untuk lansia dan kegiatan lain yang dilakukan oleh pihak-pihak terkoordinasi selain kegiatan dari kampung KB Sari Rejo.
Menurut pengamatan yang dilakukan peneliti, selama masa pandemi cukup banyak kegiatan yang dilakukan dari beberapa dinas lintas sektoral di kampung KB kelurahan Sari Rejo. Seperti kegiatan dari dinas sosial yaitu pemberian bantuan kepada warga terdampak covid-19. Kemudian, komunikasi antara pokja kampung KB, masyarakat dan mitra kerja kampung KB diketahui dengan adanya kegiatan pendukung berupa himbauan keliling dari Babinsa dan Bhabinkamtibnas mengenai Covid-19 dan penyuluhan dari Dinas Kesehatan
tentang pencegahan Covid-19. Adapula penyediaan drum air dan tempat mencuci tangan yang disediakan oleh BKKBN dan DPPKB di berbagai tempat yang selalu di datangi oleh warga seperti, di setiap rumah ibadah, kantor lurah, rumah data, dan beberapa rumah kepala lingkungan.
Gambar 4.10 : Kegiatan pendukung dari dinas lintas sektoral yaitu dinas sosial bersama mitra kampung KB Sari Rejo
Sumber: Dokumentasi kampung KB Sari Rejo, 2020
Kegiatan-kegiatan di atas sebagai bukti dalam bentuk dokumentasi atas dukungan dari masing-masing pihak sebagai bentuk komunikasi yang terjalin dalam koordinasi di kampung KB Sari Rejo. Dengan adanya kegiatan pemberian bantuan yang dilakukan oleh Dinas Sosial saat masa pandemi memudahkan kelompok kerja kampung KB dalam menangani masalah keluarga kurang mampu yang membutuhkan sembako karena terdampak pandemi Covid-19.
Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat berdasarkan budaya dan nilai bersama yang dimiliki dalam koordinasi untuk melihat kebersamaan yang terbangun dan pemahaman yang baik antara satu pihak dengan yang lainnya tentang tupoksi mereka. Selain itu juga, budaya dan nilai bersama memerlukan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik yang mengharuskan orang untuk bekerja sama seolah-olah mereka dipekerjakan oleh organisasi yang sama.
Budaya dan nilai bersama dalam koordinasi pada program kampung KB Sari Rejo, berdasarkan hasil wawancara penulis melihat bahwa kebersamaan yang terbangun sudah optimal. Hal ini dapat dilihat dengan seragamnya budaya dan nilai yang disepakati, yaitu semangat kerja keras dan gotong royong, seperti yang disampaikan oleh informan berikut ini,
“kerja keras dan ikhlas saja ya. Karena kegiatan ini tidak bisa kalau dilakukan sendiri-sendiri. Saya minta untuk kedepannya atasan lebih saling support lagi dengan kami karena kita sendiri ya gak bisa, kita semua harus kerja sama.” (Wawancara Sufiati, 5 Agustus 2020).
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat informan lain berikut ini :
“Yang penting ikhlas saja lah, tidak rugi kita saling membantu. Dan menjaga kerukunan itu penting untuk kedamaian lingkungan ini kan harus saling menghargai warganya dalam beragama. Karena kegiatan lain juga kan sesuai dengan pemuka agamanya dijalankan dengan izin juga jadi ya aman aman saja disini bagus kerja samanya.” (Wawancara M.Sholeh, 13 Agustus 2020).
Pernyataan-pernyataan di atas juga sejalan dengan pendapat dari berbagai pihak lainnya yang dirangkum oleh pendapat informan berikut,
“Ya sebisa mungkin kita selalu himbau untuk selalu mau turut berpartisipasi dan saling membantu, karena kita betul tidak bisa kerja sendiri. Kalau masyarakat tidak antusias ya bagaimana mau diterapkan begitu juga kalau lurah kepling dan mitra lain tidak sigap ya pasti
kampung KB tidak berjalan. Intinya kerja sama lah dan gotong royong dalam semua kegiatan.” (Wawancara Halimatun, 7 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang budaya dan nilai bersama dalam koordinasi kampung KB Sari Rejo, penulis melihat bahwa kepeduliaan pihak pengurus kampung KB terhadap budaya dan nilai yang dijunjung bersama dibuktikan dengan keikutsertaan mereka dalam setiap kegiatan dan usaha pihak-pihak tersebut untuk memahami walaupun dengan keterbatasan yang dihadapi masing-masing. Pihak-pihak yang terlibat sudah memahami dengan seragam pentingnya memiliki dan mempertahankan budaya dan nilai yang disepakati bersama dan kesadaran yang cukup baik untuk melaksanakan tugas sesuai dengan budaya dan nilai bersama.
Dari hasil wawancara penulis, selain budaya dan nilai bersama yang optimal, kebersamaan yang terjalin juga dapat dilihat dengan intensitas komunikasi antar pihak di kampung KB Sari Rejo yang cukup baik.
Komunikasi yang dilakukan cukup sering dan mudah dilakukan. Setiap pihak bisa dengan mudah berkomunikasi dengan pihak lainnya menunjukkan budaya dan nilai bersama diterapkan dengan optimal dalam koordinasi pada kampung KB Sari rejo, seperti yang dikemukakan informan berikut,
“Ya sudah baik lah, saya udah kenal dan akrab dengan ibu lurah saya kenal sampe kadis p2KB juga saya kenal. Ya harus gitu, biarpun dibilang cerewet kalau tidak begitu ya orang tidak mau dekat dan peduli.
Alhamdulillah sudah baik sekarang juga mudah dengan wa saja.”
(Wawancara Sufiati, 5 Agustus 2020).
Sejalan dengan pendapat di atas, sebagaimana disampaikan informan berikut ini,
“Kalau dari dinas ya pasti kita udah di briefing lah, dan semua pasti punya alat komunikasikan, dari HP apalagi sekarang kerja dari rumah semua mengandalkan teknologi. Ya seperti beginilah saya dengan bu sufi ketua pokja sering telpon atau datang. Tapi ya kalau kumpul semua itu saat musyawarah itulah dipadakan semua yang mau disampaikan, kebutuhan warga, masyarakat perlunya apa dan lain-lain.” (Wawancara Halimatun, 8 Agustus 2020).
Hal yang sama juga disampaikan oleh pihak BKKBN mengenai komunikasi yang dilakukan hingga ke kampung KB Sari Rejo,
“Kita melalui whatsapp group. Disetiap radalgram pasti ada pembicaraan, tapi kita hanya memfasilitasi kampung KB, karena ada banyak sekali kalau kita turun ke lapangan ya anggarannya tidak mungkin. Kita hanya memetakan untuk mengetahui kampung KB mana saja yang membutuhkan. Monitoring hanya dilakukan melalui website. Dan hasilnya dari 840an kampung KB hanya 5% yang sudah menjadi kampung KB mandiri. Nah kalau dilapangan DPPKB kita bermitra.
Aparatur lapangan kita kan PLKB, tapi yang mengetahui kinerjanya yg lebih dekat yaitu DPPKB. Dan komunikasi melalui WA, kami memfasilitasi ke OPD KB nanti OPD KB yang melanjuti.” (Wawancara Alpian, 7 September 2020).
Berdasarkan hasil observasi peneliti perihal komunikasi yang dijaliin dalam kooridnasi kampung KB, penulis melihat bahwa komunikasi yang terjalin sudah cukup optimal di kampung KB Sari Rejo. Akan tetapi, pada aspek pemahaman pihak yang satu tentang tupoksi pihak lainnya masih belum optimal. Kepengurusan pokja kampung KB Sari REjo hanya fokus pada tugasnya saja itupun masih memerlukan pendampingan yang lebih lanjut oleh PLKB dan ketua pokja untuk memahamkan mereka atas tupoksi yang dijalankan sebagai penanggung jawab seksi yang diemban. Penulis menilai pendapat dari pihak kepengurusan terlalu bersifat umum dan sekedar menjawab sudah memahami saja padahal dalam pelaksanaannya mereka masih perlu