BAB III METODE PENELITIAN
3.6 Validitas Data
Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian untuk menjaring data/informasi.
Menurut Winarno (2012:107) Triangulasi adalah suatu metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif, sering juga digunakan dalam metode kuantitatif untuk mengukur validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitaitif.
Dalam penelitian dapat dipergunakan 4 jenis triangulasi, yaitu (Bungin, 2007:264):
1. Triangulasi Kejujuran Peneliti.
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivtas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti dilapangan. Hal ini perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu meminta bantu peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama dilapangan. Hal ini adalah sama dengan proses varifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti.
2. Triangulasi dengan Sumber Data
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan oleh Moeleong, (2017:101) 1). Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 2). Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data 3). Menyediakan tambahan informasi secara sukarela 4).
Memastikan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data 5). Menilai kecakupan menyeluruh data yang dikumpulkan.
3. Triangulasi dengan Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di interview dan observasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.
4. Triangulasi dengan Teori
Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba (dalam Moeloeng 2017 :307), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa dengan derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Teknik keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah triangulasi dengan metode. Teknik ini digunakan untuk memastikan keabsahan data yang digunakan oleh peneliti. Keabsahan data diperlukan untuk untuk memastikan bahwa
data yang digunakan teruji kebenarannya, selain itu teknik ini juga digunakan untuk memperkaya data yang digunakan oleh peneliti.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Deskripsi lokasi penelitian merupakan penggambaran mengenai lokasi tempat peneliti menganalisis fenomena yang terjadi. Dalam deskripsi lokasi peneliti memaparkan situasi dan kondisi lingkungan penelitian, baik yang bersifat fisik maupun penggambaran interaksi yang terjadi pada lokasi penelitian.
4.1.1 Profil Kelurahan Sari Rejo A. Letak Geografis dan Batasan Desa
Kelurahan Sari Rejo merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan yang berkembang sebagai daerah jasa perdagangan, permukiman dan lain-lain. Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 (sembilan) lingkungan. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Suka Damai
Sebelah Selatan : Kelurahan Pangkalan Masyhur Sebelah Barat : Kelurahan Polonia
Sebelah Timur : Kelurahan Beringin
B. Luas Wilayah dan Topografi
Kelurahan Sari Rejo merupakan kelurahan yang terdapat di wilayah administratif Kecamatan Medan Polonia. Luas wilayah Kelurahan Sari Rejo adalah 2,46 Km2 arau 25,78% dari total keseluruhan wilayah Kecamatan Medan Polonia. Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 lingkungan yaitu lingkungan I sampai
lingkungan IX. Kelurahan Sari Rejo mempunya jumlah penduduk mencapai 27.975 jiwa.
Tabel 4.1 Luas Penggunaan Tanah Di kelurahan Sari Rejo
No. Penggunaan Tanah Luas (Ha)
1 Pemukiman 1,58 km2
2 Perkantoran 0,05 km2
3 Persawahan 0,08 km2
4 Perkebunan 0,03 km2
5 Wakaf 0,03 km2
6 Dan lain-lain 0,42 km2
Total 2,46 km2
Sumber: dokumen profil Kelurahan Sari Rejo
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 50% luas tanah digunakan sebagai pemukiman. Data ini menandakan Kelurahan Sari Rejo merupakan wilayah yang tergolong sebagai wilayah padat penduduk. Dimana hal ini menjadi salah satu faktor Kelurahan Sari Rejo wilayah yang menjadi sasaran Kampung KB berdasarkan kepadatan penduduk yang dimiliki wilayah kelurahan ini.
C. Keadaan Sosial
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kelurahan Sari Rejo memiliki penduduk sebanyak 27.975 jiwa dengan 5.984 Kepala Keluarga (KK), dan menunjukkan bahwa perempuan lebih
banyak jumlahnya daripada laki-laki, yang dapat dilihat pada table 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di kelurahan Sari Rejo
No Laki-laki Perempuan Jumlah Jlh KK Jumlah lingkungan
1 13.104 14.871 27.975 5.894 9 lingkungan
Sumber : Data Monografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019
2. Keadaan Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin Keadaan penduduk Kelurahan Sari Rejo menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat melalui table berikut :
Tabel 4.3 Jumlah penduduk Kelurahan Sari Rejo menurut usia dan jenis kelamin
No Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0 - 5 Tahun 239 298 537
2 6 - 15 Tahun 1.327 2.032 3.359
3 16 - 21 Tahun 2.058 2.426 4.484
4 22 - 35 Tahun 4.027 4.827 8.904
5 36 - 45 Tahun 1.993 2.520 4.513
6 46 - 60 Tahun 2.375 2.150 4.525
7 60 - dst 855 798 1.653
Jumlah 12.875 15.013 27.975
Sumber : Data Demografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019
Dari Data jumlah penduduk di atas dapat dilihat bahwa rentang usia 22 hingga 35 tahun merupakan golongan usia yang lain dan juga dapat diketahui bahwa usia produktif dengan rentang usia 16 sampai dengan 45 tahun mendominasi jumlah penduduk di kelurahan Sari Rejo. Dimana hal ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan Kelurahan Sari Rejo merupakan wilayah yang mendukung utnuk menjadi sasaran program Kampung KB berdasarkan banyaknya masyarakat produktif yang dapat diberdayakan.
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian yang paling banyak di kelurahan Sari Rejo (mayoritas adalah wiraswasta karena di kelurahan Sari Rejo terdapat banyak home industry, seperti pembuatan tahu, kerupuk, dan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari table 4.3 berikut :
Tabel 4.4 Keadaan penduduk Menurut Mata pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
1 Buruh 319
2 PNS/TNI/POLRI 98
3 Petani 30
4 Pengangguran 22
5 Wiraswasta 624
Sumber: Data Demografi Kelurahan Sari Rejo Tahun 2019
Dari data di atas dapat dilihat mayoritas penduduk Kelurahan Sari Rejo memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta. Namun masih sangat terlihat jelas perbedaan kemampuan perekonomian antara rumah tangga kaya, miskin dan menengah. Hal ini disebabkan kebanyakan mata pencaharian ada di sektor informal seperti wiraswasta yang sebagian besar adalah pedagang kecil dengan usaha rumahan, buruh tani, buruh bangunan, buruh pabrik, penarik bentor, buruh lepas, petani sawah tadah hujan, dan sebagian kecil disektor formal seperti PNS, Pegawai kantoran, Honorer, Guru, Tenaga Medis, TNI dan Polri dll.
D. Visi, Misi dan Struktur Pemerintahan Kelurahan Sari Rejo 1. Visi
Melayani masyarakat dengan santun, cepat, tepat dan adil sesuai prosedur 2. Misi :
Pelayanan dengan 3 S (Senyun, Sapa, Salam)
Ciptakan suasana nyaman di ruang pelayanan ddan ruang tunggu
Pelayanan secara cepat dan tepat tanpa mengabaikan prosedur
Menerima saran dan masukan dengan segera menindaklanjuti.
3. Struktur Organisasi Kelurahan Sari Rejo
Adapun bagan sturktur organisasi Kelurahan Sari Rejo dapat dilihat dari gambar berikut ini :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Sari Rejo
Sumber: Kelurahan Sari Rejo Tahun 2020
Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 lingkungan dengan kepala lingkungan sebagai berikut :
Kepala Lingkungan 1 : Dimun Kepala Lingkungan 2 : Darusman Kepala Lingkungan 3 : Sani Mg.Arbie Kepala Lingkungan 4 : Panca
Kepala Lingkungan 5 : Sumarni
Kepala Lingkungan 6 : Demiyati Kepala Lingkungan 7 : Sudarmono Kepala Lingkungan 8 : Edy Sujarno Kepala Lingkungan 9 : Fauzy
Gambar 4.2 tiga pilar di kelurahan Sari Rejo
Sumber: olahan peneliti, 2020
Seyogyanya dalam pemerintahan kelurahan memiliki 3 pilar yang saling berkoordinasi yaitu dengan kepolisian Sektor Medan Baru serta Koramil 05 Medan Baru yakni adanya Bhabinkamtibnas dan Babinsa Kelurahan. Koordinasi dari 3 pilar ini menjadi salah satu kekautan dalam menjaga keamanan dan
4.1.2 Profil BKKBN Perwakilan Sumatera Utara
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam Pasal 53 ayyat (2) BKKBN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden.
Dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 273/PER/B4/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukaan dan Keluarga Berencana Nasional, dissebutkan bahwa BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawaab kepada Presiden melalui Menteri yang berrtanggung jawab di bidang kesehatan. BKKBN bertugas melaksanakan pengendaliaan penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.
A. Tugas BKKBN Perwakilan Provinsi
Perwakilan BKKKBN Provinsi Sumatera Utara merupakan perpanjangan BKKBN di tingkat provinsi mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana dann pembangunan keluarga. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan tugas di tingkat provinsi, diantaranya:
1) Perumusan kebijakan, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di tingkat Provinsi;
2) Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;
3) Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KB;
4) Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PPLKB);
5) Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Sumatera Utara;
6) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan Reproduksi (KR);
7) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berenncana; dan lain-lain.
Selain menyelenggarakan fungsi di atas, aspek strategis lain Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara juga menyelenggarakan kegiatan kegiatan operasional instansi, diantaranya :
1) Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;
2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;
3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan 5) Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.
B. Visi, Misi dan Tujuan BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Perwakilaan BKKBN Provinsi Sumatera Utara sebagai Perwakilan BKKBN di tingkat provinsi, memiliki peran yang sama untuk mendukung peningkatan kualitas hidup manusia melalui visi BKKBN yaitu “Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”. Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019, maka BKKBN memiliki misi, yaitu :
1. Mengarusutamakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
3. Memfasilitassi pembangunan keluarga;
4. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi seccara konsisten;
5. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub Urusan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, BKKBN akan berupaya dalam tujuan paling utama untuk :
1. Menguatkaan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas, terutama dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan.
2. Peningkataan pembinaan peserta KB, baik menggunakan MKJP maupun Non-MKJP dengan memperhatikan efektivitas dan kelayakan medis hak reproduksinya (rasional, efektif dan efisien), dan
peningkatan penanganan KB pasca persalinan, pasca keguguran, serta penanganan komplikasi dan efek samping penggunaan kontrasepsi;
3. Meningkatkkan pemahaman remaja mengenai Keluaarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam penyiapan kehidupan dalam berkeluarga, melalui; pengembangan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu, antar sektor dan antara pusat-daerah, tentang KIE dan koonseling kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan orangtua, teman sebaya, tokoh agama (toga)/tokoh masyarakat (toma)/ tokoh adat (toda), sekolah, dan peningkatan pengetahuan Kesehatan Reproduksi (Kespro) remaja dalam pendidikan, yaitu peningkatan fuungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan kelompok remaja tentang pengetahuan Kespro bagi remaja dan mahasiswa (pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja PIK-KRR) dengan mendorong remaja untuk mempunyai kegiatan yang positif dalam meningkatkan status kesehatan, pendidikan, jiwa kepemimpinan, serta dalam penyiapan kehidupan berkeluarga; dan
4. Penguatan tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidang Keluarga Berencana untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan efektivitas pembangunan Kependudukan dan KB.
A. Visi :
Dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana memiliki visi sebagai berikut: “Terwujudnya Kesetaraan Gender Dan Perlindungan Anak Serta Dua Anak Lebih Baik Menuju Keluarga Sejahtera.”
Kesetaraan Gender bermakna setara dan seimbang dan sederajat dalam hubungan peran, kedudukan, fungsi hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Berarti sederajat dalam perbedaan dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan di seluruh bidang kehidupan (Public Private). Perlindungan Anak bermakna, terlaksananya hak-hak anak; Dua Anak Lebih Baik bermakna Kelahiran Anak yang direncanakan akan lebih baik; serta Menuju Keluarga Sejahtera bermakna Keluarga dan Rumah Tangga yang harmonis, terpenuhi dan terfasilitasi seluruh kebutuhan Dasar.
Keluarga yang terencana, kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan perumahan, kehidupan keagamaan, serta peningkatan pendapatan untuk menghidupan keluarga yang layak dan sejahtera merupakan visi dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Medan
B. Misi :
Dengan memperhatikan Visi tersebut, maka misi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kesejahteraan Gender dan Kualitas hidup Perempuan dan Anak.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Pelayanan Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi dalam membangun Keluarga Sejahtera.
3. Meningkatkan Kualitas lingkungan dan kesejahteraan Keluarga.
C. Peran dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten/Kota memiliki fungsi :
1. perumusan kebijakan teknis bidang pengendalian kuantitas penduduk dan KB, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
2. pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang pengendalian kuantitas penduduk, KB, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
3. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk;
4. pelaksanaan pemetaan perkiraan pengendalian penduduk;
5. pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi pengendalian kuantitas penduduk dan KB;
6. pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB dan kader KB;
7. pelaksanaan pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi;
8. pelaksanaan pelayanan KB;
9. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam pelaksanaan pelayanan, pembinaan kesertaan Ber-KB, pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga; dan
10. penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
4.1.4 Kelompok Kerja Kampung KB Sari Rejo
Kampung KB, Kampung Sehat, Kampung Kreatif Sari Rejo salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Polonia Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 Lingkungan. Merupakan pemukiman padat penduduk, pencapaian KB rendah, oleh sebab itu Kampung KB Sari Rejo dibentuk pada tanggal 18 Juli 2017 menjadi salah satu Kampung KB yang mewakili Karakter wilayah perkotaan. Untuk meningkatkan peluang kerja dan pendapatan warga, bebagai potensi sedang dikembangkan di Kampung KB Kelurahan Sari Rejo, diantaranya adalah :
1. Terbentuknya Kelompok UPPKS.
2. Usaha Pembuatan Wedang Sere
3. Pembuatan Donat,Krepik / makanan ringan 4. Pembuatan Manisan/ Haluwa
5. Pembuatan Bakso dan Makanan Lainnya
Gambar 4.3 Struktur Kelompok Kerja Kampung KB Sari Rejo
Sumber: Rumah Data Kampung KB Sari Rejo 2020
Susunan pengurus Kampung KB adalah sebagai berikut : a. Pelindung/Penanggung Jawab : Kepala Desa/Lurah
b. Penasehat : BPD, Ketua TP-PKK Desa/Kelurahan, Pedoman Pengelolaan Kampung KB | 19 PB, PPKBD/Pos KB.
c. Ketua : Kepala Dusun / Ketua RW / Tokoh Masyarakat d. Sekretaris : Sub-PPKBD/SubPos KB
e. Bendahara : Pengurus PKK RW f. Seksi-seksi : (dipilih oleh masyarakat)
Adapun peranan/fungsi pengurus Kampung KB sebagai berikut : 1. Penanggung jawab:
a. Bertanggung jawab secara keseluruhan tentang pembentukan
b. Mengkoordinasikan kegiatan Kampung KB dengan sektor terkait;
c. Mengusahakan anggaran dari dana Desa serta pihak luar untuk keperluan Kampung KB.
2. Penasehat:
a. Memberikan masukan baik kepada penanggung jawab maupun pelaksana dalam membina mengembangkan Kampung KB;
b. Mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dengan Program dan kegiatan Kampung KB.
3. Ketua Pokja:
a. Menentukan kebijakan dan strategi program kegiatan Kampung KB;
b. Membimbing dan membina seluruh pengurus Pokja;
c. Melakukan Koordinasi dengan semua pihak.
4. Sekretaris:
a. Melakukan tatalaksana administrasi Kampung KB;
b. Menerima dan mengolah laporan pelaksanaan Kampung KB;
c. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan Kampung KB.
5. Bendahara: Menerima, membayarkan, mencatat, melaporkan dan mempertanggungjawabkan semua aktifitas keuangan Kampung KB.
6. Seksi-seksi
a. Seksi Keagamaan antara lain :
1) Membuat program maghrib mengaji, dengan menghimbau agar keluarga-keluarga tidak menonton TV pada saat maghrib tapi
2) Kebersamaan ibadah di gereja, Pure dsb.
3) Pengajian rutin baik mingguan maupun bulanan.
4) Mengunjungi/memotivasi keluarga-keluarga yang belum ikut dalam kegiatan keagamaan dan menghimbau agar tiap keluarga memiliki ruangan ibadah di rumah masing-masing.
5) Membantu/mendorong keluarga untuk zakat, infak, shodakoh bagi kepentingan umum. Misalnya memberi makan tambahan ke posyandu, wakap tanah untuk pembuangan sampah.
6) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang keagamaan kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
7) Dsb.
b. Seksi Pendidikan/Sosialisasi antara lain :
1) Membentuk, membina dan mengembangkan BKB (Bina Keluarga Balita).
2) Membentuk membina dan mengembangkan BKR (Bina Keluarga Remaja).
3) Membantu membina dan mengembangkan BKL (Bina Keluarga Lansia).
4) Membentuk membina dan mengembangkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
5) Melaksanakan keaksaraan fungsional.
6) Kursus-Kursus tentang keterampilan baik yang dilaksanakan oleh dinas instansi pemerintah maupun atas prakarsa masyarakat (Kursus Perbengkelan, Tata busana dan merias pengantin) dsb.
7) Membina Kadarkum (Keluarga Sadar Hukum).
8) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang pendidikan/sosialisasi kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
9) Dsb.
c. Seksi Reproduksi antara lain : 1) Memotivasi PUS untuk ber-KB.
2) Membina kelangsungan ber-KB.
3) Menyelenggarakan pembentukan, pembinaan dan pengembangan posyandu.
4) Membuat peta keluarga tiap RT.
5) Mendidik keluarga tentang kesehatan reproduksi dan reproduksi remaja.
6) Pembentukan PIK Remaja dan Kampanye PUP.
7) Melaksanakan pelayanan KB.
8) Melaksanakan rujukan dan pengayoman medis.
9) Penyediaan alat kontrasepsi bagi yang tidak mampu.
10) Mengkordinasikan layanan dan Pembinaan peserta KB dengan Dokter Bidan Swasta.
11) Pelayanan papsmear, pemeriksaan bumil dan imunisasi di Posyandu.
12) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang reproduksi kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
13) Dsb.
d. Seksi Ekonomi antara lain :
1) Mempromosikan potensi/profesi yang dimiliki oleh warga kampung (memasarkan tukang tembok, sopir, penjahit dsb) ke Pasar kerja.
2) Membina, membimbing produk-produk unggulan baik yang diproduksi masing-masing keluarga maupun dalam bentuk kelompok.
3) Membentuk membina dan mengembangkan usaha bersama baik UPPKS, UP2K dan KUBE.
4) Membentuk, membina dan mengembangkan Koperasi simpan pinjam berupa uang atau produk/hasil pertanian.
5) Menjalankan sistem lumbung kampung untuk kepentingan keluarga.
6) Iuran untuk permodalan dengan barang (palantir/Kelapa sebulan Satu butir) atau produk lain sesuai dengan potensi yang dimiliki di daerah masing-masing untuk kepentingan dan kebersamaan di kampung.
7) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang ekonomi kepada
8) Dsb.
e. Seksi Perlindungan antara lain : 1) Penyuluhan anti KDRT.
2) Penyuluhan Narkoba.
3) Mengurus jaminan-jaminan kehidupan bagi keluarga (BPJS, Jamkesda).
4) Sistem ronda malam untuk perlindungan keamanan.
5) Bantuan hukum bagi keluarga yang tersangkut masalah hukum.
6) Ayoman sosial bagi peserta KB yang mendapat keluhan/komplikasi.
7) Mengusahakan pelayanan administrasi kependudukan misalnya Akta Kelahiran dan KTP.
8) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang perlindungan kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
9) Dsb.
f. Seksi Kasih Sayang antara lain : 1) Iuran kematian.
2) Donor darah untuk membantu sesama.
3) Jimpitan beras untuk membantu orang miskin.
4) Membentuk kas untuk peserta KB yang tidak bisa membeli kontrasepsi.
5) Jaminan Ibu bersalin (Jambulin) dan tabungan Ibu bersalin.
7) Pengumpulan dan pemberian pakaian layak pakai dari keluarga yang mampu kepada yang membutuhkan.
8) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang kasih sayang kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
9) Dsb.
g. Seksi Sosial Budaya antara lain :
1) Menanamkan budaya budi pekerti di keluarga-keluarga sesuai tatakrama setempat.
2) Memelihara dan mengembangkan tradisi yang baik yang menjadi kebiasaan setempat.
3) Membentuk kelompok seni sesuai dengan kehendak bersama 4) Kampanye program-program pemerintah melalui seni budaya.
5) Mengajarkan bahasa yang santun baik bahasa ibu maupun bahasa nasional.
6) Menyelenggarakan lomba-lomba budaya baik antar individu, antar keluarga maupun antar RT.
7) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang sosial budaya kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst)
8) Dsb.
h. Seksi pembinaan lingkungan antara lain :
2) Gerakan penanaman tanaman halaman.
3) Pembuangan sampah bersama dan pengurusan secara bergiliran (terjadwal).
4) Penataan kampung baik pembuatan jalan, gang dan pagar-pagar yang membuat keserasian dan keindahan.
5) Petunjuk-petunjuk jalan dan gang dengan nama yang disepakati.
6) Masyarakat bergotong-royong membangun rumah layak huni;
7) Mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan bidang lingkungan kepada pemerintah yang lebih atas (Desa, Kecamatan, Kabupaten Dst).
8) Dsb.
4.2 Program Kampung KB
Dalam langkah penguatan Program KKBPK 2015-2019, Bapak Presiden Republik Indonesia mengamanatkan BKKBN agar dapat menyusun suatu kegiatan/program yang dapat memperkuat upaya pencapaian target/sasaran Pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 2015- 2019, dapat menjadi ikon BKKBN serta dapat secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia di seluruh tingkatan wilayah.
Dalam hal ini kemudian disepakati agar BKKBN segera dapat membentuk Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB).
Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategis untuk dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program KKBPK secara utuh di lini lapangan. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniatur
pelaksanaan total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh Bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi kampung KB) di seluruh kabupaten dan kota.
4.2.1 Tujuan Kampung KB
Kampung KB memiliki tujuan umum yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta
Kampung KB memiliki tujuan umum yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta