• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.3 Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung KB di kelurahan

4.3.1 Hubungan Langsung

Menurut Beebe (2005) dalam Skripsi Rahayu mengungkapkan bahwa hubungan antar pribadi merupakan hubungan yang terbangun antara dua orang sebagai hasil dari komunikasi antar pribadi. Hubungan antar pribadi seperti layaknya komunikasi antar pribadi bersifat transaksional dimana setiap individu yang terlibat saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Hubungan pribadi langsung dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi tatap muka (face to face communication). Komunikasi ini juga biasa disebut komunikasi secara lisan (oral communication). Maka dapat diukur indikator dalam hubungan pribadi langsung adalah komunikasi lisan (oral communication) Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka (face to face communication). Komunikasi ini mempunyai banyak keuntungan karena dapat menilai dari tingkat daripada penerimaan atas pengertian terhadap orang-orang yang diajak bicara, sebab dapat langsung menanyakan, dapat menilai dari jawabannya, dapat mengetahui secara jelas pengertian-pengertiannya, dan dapat diketahui secara jelas apa yang dibicarakan.

Pada aspek hubungan langsung berbicara tentang adanya keterlibatan dengan komunikasi langsung berbagai lembaga dalam koordinasi pada program kampung KB di Kelurahan Sari Rejo. Dimana jika mengacu pada surat Walikota Medan Nomor 476/572.K/IV tahun 2017 lembaga yang terlibat dalam kelompok kerja kampung KB diantaranya adalah seluruh kepengurusan pokja,

kelurahan Sari Rejo juga melibatkan dinas lintas sektoral yang disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di kampung KB di kelurahan Sari Rejo.

Adapun terkait dengan hubungan langsung dalam koordinasi yang dilakukan pada program kampung KB Sari Rejo dapat dilihat melalui pertemuan langsung yang dihadiri oleh pihak-pihak terlibat. Pihak-pihak tersebut termasuk juga mitra dan instansi lintas sektoral yang hadir dalam tiap-tiap pertemuan yang diadakan di kampung KB. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memusyawarahkan permasalahan dan pencarian solusi serta pembahasan mengenai rencana kerja yang selanjutnya dilakukan di kampung KB Sari Rejo.

Jadwal pertemuan yang dilakukan dalam kampung KB dilakukan dalam jangka waktu tertentu, seperti yang dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 4.5: Pertemuan Forum Musyawarah Kampung KB Sari Rejo

Sumber: Dokumentasi peneliti 2020

Dari hasil dokumentasi peneliti tentang keterlibatan stakeholder dalam berbagai pertemuan koordinasi pada program kampung KB Sari Rejo, adanya

jadwal yang ditetapkan, membuat pertemuan yang diadakan menjadi lebih tersistematis sehingga hal tersebut mendukung para stakeholder agar dapat terlibat dalam setiap pertemuan yang dilakukan. Dalam setiap pertemuan juga terdapat daftar hadir, dokumentasi, dan berita acara. Dapat dilihat dari gambar di atas dan daftar hadir yang diamati peneliti, pertemuan dihadiri para stakeholder yang termasuk dalam undangan pertemuan yaitu kepala seksi DPPKB, koordinator PLKB Kecamatan, PLKB kelurahan, Lurah, semua kepala lingkungan, setiap penanggung jawab seksi pokja dan pengurus pokja hadir dalam forum musyawarah.

Gambar 4.6: Notulensi Forum dan Daftar Hadir Pertemuan Kampung KB

Sumber: Dokumentasi peneliti 2020

Dalam notulensi forum musyawarah mencatat permasalahan prioritas yang dihadapi masyarakat Sari Rejo. Forum musyawarah di masa pandemi bulan Nopember tercatat permasalahan yang diangkat mengenai meningkatnya kriminalitas pada masa pandemi di kelurahan Sari Rejo. Kriminalitas terjadi diduga karena semakin terhimpitnya ekonomi masyarakat menyebabkan banyak pelaku pencurian. Hal ini menjadi perhatian kampung KB terkait keamanan dan kenyamanan masyarakat Sari Rejo. Untuk mengatasi masalah tersebut diusulkan beberapa solusi di antaranya ialah memberlakukan jam malam untuk anak-anak, memperketat patroli dengan menjadwalkan warga dan keikutsertaan mitra dari Babinsa dan Bhabinkamtimnas melakukan patroli keamanan disekitar lingkungan kelurahan Sari Rejo.

Kemudian seperti hasil dari pertemuan forum musyawarah pada bulan Oktober lalu yang diamati peneliti, yaitu musyawarah terkait masalah sampah dan kenakalan remaja. Dan solusi yang diberikan oleh para stakeholder yaitu dengan menjadwalkan gotong royong membersihkan lingkungan dan memberikan sangsi pada warga yang kedapatan membuang sampah diselokan dan pinggir jalan yang bukan tempatnya. Forum musyawarah dilakukan sekali setiap bulannya. Adapun untuk permasalahan lain yang belum dinilai sebagai masalah mendesak dibicarakan kembali di luar pertemuan sesuai arahan pihak berwenang, seperti halnya keinginan warga dalam solusi sistem belajar online ketika masa pandemi.

Hubungan langsung dalam kampung KB di kelurahan Sari Rejo juga diungkapkan oleh PLKB Sari Rejo sebagai berikut,

“Kalau dikampung KB sari rejo bisa adek lihat karena ini kampung KB percontohan mungkin jadi ya semua pihak memang menunjukkan keterlibatan dankomunikasi langsung, seperti dinas P2KB Kota Medan yang memantau terus pelaksanaan kegiatan di kampung KB. Kami juga ada musyawarah atau pertemuan biasanya 2 bulan sekali untuk membahas kegiatan dan rencana kerja bersama pihak-pihak tersebut, misalnya bu lurah, koordinator KB juga, TP-PKK, babinsa dan lainnya karena kita bermitra tidak bisa kerja sendiri sendiri karena tugas saya juga bukan memantau masalah KB tapi juga pengendalian penduduk bahkan hingga ke perekonomiannnya.” (Wawancara Halimatun 8 Agustus 2020).

Berdasarkan hasil obeservasi peneliti tentang jadwal pertemuan, daftar kehadiran dan pertemuan yang diadakan di kampung KB Sari Rejo dapat diketahui bahwa hubungan langsung dalam pertemuan DPPKB dan Pokja program kampung KB bersama mitra sudah baik. Dengan hadirnya semua pihak yang menunjukkan komunikasi lisan dan partisipasi aktif sesuai dengan kapasitasnya. Namun dalam koordinasi dengan lembaga lintas sektoral masih menemui kekurangan. Dimana beberapa lembaga lintas sektoral yang diharapkan mengintervensi belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan kampung KB di kelurahan Sari Rejo. Seperti yang disampaikan Koordinator PLKB Sari Rejo berikut,

“kalau dalam koordinasi di pokja kampung KB kita sudah sangat aktif ya anggotanya, tetapi dalam intervensi kita tidak punya wewenang untuk mendesak lembaga tersebut kita hanya menyurati. Seperti BNN yang belum langsung turun dengan timnya ke kampung KB Sari Rejo, karena memang masalah utama di kampung KB Sari Rejo ini masih banyak ditemukan penyalahgunaan narkoba.” (Wawancara Aminah, 14 Januari 2020).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai hubungan langsung lintas sektoral dan dari data-data di atas, peneliti menemukan fakta bahwa kampung KB Sari Rejo sebagai kampung KB percontohan yang ada di Kota Medan masih menemui kendala dalam mengundang lintas sektoral.

Seperti yang diakui oleh koordinator PLKB di kecamatan yang menjelaskan tentang dinas-dinas lain yang memiliki program tersendiri dan kurangnya anggaran untuk berpartisipasi pada program kampung KB menjadi alasan lintas sektoral masih menemui kendala seperti halnya di Kelurahan Sari Rejo yang belum menerima kunjungan langsung dari BNN untuk urusan penyuluhan narkoba.

Penyuluhan narkoba dimaksudkan agar masyarakat terutama remaja mengetahui bahaya dari pemakaian obat-obat terlarang dan enggan untuk memakai narkotika karena memahami akibat yang akan diterima apabila kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang tersebut, serta memberikan wawasan akan kerugian dan efek yang ditimbulkan dari pemakaian narotika.

Walaupun dalam pelaksanaannya kegiatan penyuluhan selama ini tetap dapat berjalan, dengan memberikan arahan tentang bahaya narkoba dilakukan oleh mitra kerja di kelurahan yaitu Babinsa dan Babinkamtimnas. Kemudian, mengacu pada Surat Edaran Walikota Medan Nomor 470/1856 tahun 2019 bahwa belum ada daftar BNN sebagai pelaksana penyuluhan narkoba. Hal ini menjadi masalah dalam pemahaman setiap lembaga lintas sektoral tentang keterlibatannya. Ini juga berkaitan dengan pentingnya tujuan yang didefinisikan