• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.3 Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung KB di kelurahan

4.3.9 Kepemimpinan dan supervisi yang Efektif

Suksesnya koordinasi banyak dipengaruhi oleh hakikat kepemimpinan dan supervisi. Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-orang, baik pada tingkat perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan.

Pemimpin yang efektif membuat kepercayaan terhadap orang-orang bawahan dan memelihara juga semangat kerja mereka. Sesungguhnya, kepemimpinan yang efektif merupakan metode koordinasi yang paling baik dan tidak ada metode lain yang dapat menggantikannya.

Mayoritas studi tentang perilaku yang diperlukan untuk koordinasi yang sukses menekankan peran kepemimpinan. Dua jenis kepemimpinan diidentifikasi: pertama, peran kepemimpinan yang dimainkan oleh kelompok itu sendiri, dan kedua, peran kepemimpinan dalam kelompok (State Services Commission,2008:17). Dalam koordinasi program kampung KB Sari Rejo, ketepatan dan kemampuan kepemimpinan dalam kampung KB berjalan dengan baik. Dimana pihak lini lapangan seperti koordinator PLKB, PLKB, ketua pokja dan seluruh penanggung jawab dalam kelompok kerja dan kegiatan sudah ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kampung KB. Pihak atasan seperti Dinas PPKB dan BKKBN beserta mitra dari kelurahan hingga pada tingkatan pemerintahan kota sudah melaksanakan peran sesuai kapasitasnya masing-masing. Hanya saja dari hasil wawancara peneliti peran pemimpin pihak lintas sektoral belum optimal, sesuai dengan apa yang disampaikan infroman berikut,

“Ya seperti tadi saya kira sudah tepat dan cukup mampu. Hanya saja pasti kalau dalam pelaksanaan ada saja kendalanya kan gak bisa kita bilang yaa sempurna. Kebanyakan pihak-pihak seperti kalau ada kegiatan dengan mitra kerja mau untuk berpartisipasi itukan sudah dikatakan menjalankan tupoksi ya dek. Tapi kendalanya untuk tupoksi lintas sektoral kita tidak bisa pastikan.” (Wawancara Halimatun, 8 Agustus 2020).

Pendapat di atas sejalan dengan apa yang disampaikan Kabid Pengendalian Penduduk BKKBN berikut dengan lebih menjelaskan kemungkinan penyebab kendala ketepatan dan keterampilan kepemimpinan lintas sektoral.

“Ya sudah sejauh ini kita selalu berupaya untuk berkontribusi dalam koordinasi di program ini karena program ini adalah program nasional jadi memang semua harus berpartisipasi tentu dengan kapasitasnya masing-masing. Harusnya sudah namun ada beberapa kendala yang sering ditemui seperti dukungan antar lembaga di beberapa daerah masih kurang. Bisa karena pemahaman terhadap program yang belum baik, padahal program ini tentunya sangat bagus apabila dijalankan dengan maksimal.” (Wawancara Alpian, 7 September 2020).

Berdasarkan observasi peneliti tentang ketepatan dan kemampuan kepemimpinan dalam koordinasi kampung KB Sari Rejo, bahwa kendala koordinasi yang ditemukan di kampung Sari Rejo lebih kepada hubungan lintas sektoral. Dimana seharusnya kendala seperti ini tidak terjadi karena untuk komitmen pimpinan program kampung KB Sari Rejo sudah mendapat dukungan dari Walikota Medan. Maka lembaga lintas sektoral yang berada di bawah naungan Walikota Medan sudah seyogyanya berpartisipasi dalam program kampung KB tentu tanpa mengesampingkan program mereka sendiri.

Hal ini karena, sudah ada perintah untuk berkoordinasi dalam program kampung KB. Akan tetapi, aturan formal saja tidak cukup untuk melibatkan

seluruh pihak apabila pihak-pihak tersebut masih egosektoral dan tidak memahami program kampung KB yang bertujuan mensinergikan seluruh program yang ada agar dapat mudah mencapai sasaran yaitu masyarakat khususnya masyarakat di kampung KB kelurahan Sari Rejo.

Adapun pihak-pihak lintas sektoral yang masih belum optimal melakukan tupoksinya bisa dihadapkan dengan faktor bahwa pemimpin dari lembaga atau dinas lintas sektoral belum memahami dengan jelas manfaat akan koordinasi pada kampung KB Sari Rejo. Dalam hal ini, peran pemimpin untuk melakukan advokasi, menjalin hubungan baik dengan lembaga lintas sektoral sangatlah diperlukan. Tanpa adanya pemahaman yang baik dalam program kampung KB Sari Rejo ataupun masukan dari lintas sektoral maka selama itu pula pelaksanaan kampung KB Sari Rejo akan terus menemui kendala yang sama.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Program kampung KB merupakan program yang membutuhkan koordinasi dari berbagai lembaga karena kampung KB bukan hanya untuk pengendalian penduduk saja melainkan juga peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan daerah. Berdasarkan perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana koordinasi dalam program kampung KB di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, maka peneliti menyimpulkan bahwa koordinasi dalam program kampung KB Sari Rejo masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari sembilan syarat pencapaian koordinasi yang efektif menurut Tripathi dan Reddy dalam Moekijat dimana sembilan syarat tersebut adalah hubungan langsung, kesempatan awal, kontinuitas, dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, dan kepemimpinan dan supervisi yang efektif.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Tripathi dan Reddy dalam Moekijat, mengenai sembilan syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif yaitu:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan sebelumnya maka peneliti menyimpulkan bahwa koordinasi dalam program kampung KB di kelurahan Sari Rejo belum optimal. Pada kategori hubungan langsung koordinasi di kampung KB Sari Rejo masih belum optimal. Masih ada lembaga yang belum melakukan peran yang diharapkan mengatasi masalah di kampung KB Sari Rejo. Dalam aspek

adanya komitmen yang dituangkan dalam bentuk formal seperti surat-surat keputusan sebagai landasan hukum terkait pelaksanaan koordinasi di kampung KB.

Pada aspek kontinuitas, koordinasi kampung KB masih adanya masalah keterbatasan anggaran mengenai belum ada perencanaan anggaran khusus untuk kegiatan kampung KB hingga koordinasi kampung KB tidak optimal. Selain itu, koordinasi dalam hal pengawasan kampung KB masih perlu dioptimalkan karena walaupun sering dilakukan kunjungan tetapi ditemukan adanya kegiatan yang tidak efektif dan efisien dalam bidang sosial budaya. Pada aspek dinamisme, koordinasi kampung KB Sari Rejo Rejo masih belum maksimal karena masalah anggaran dan sarana prasarana masih menjadi kelemahan dalam koordinasi.

Kemudian, pada aspek tujuan yang jelas, koordinasi dalam program kampung KB Sari Rejo juga masih perlu dioptimalkan karena masih kurangnya pemahaman pengurus pokja kampung KB Sari Rejo dengan tujuan dan sasaran yang tertuang pada pedoman yang telah dibuat dengan rinci. Pada aspek organisasi yang sederhana koordinasi kampung KB sudah melakukan perubahan struktur organisasi dengan pergantian sub bagian dalam kepengurusan anggota pokja di kelurahan. Sementara, dalam aspek wewenang dang tanggungjawab yang jelas koordinasi dalam program kampung KB Sari Rejo belum optimal karena belum adanya pertanggungjawaban khusus dari dinas atau instansi lintas sektoral yang melakukan intervensi di kampung KB kelurahan Sari Rejo.

Pada aspek komunikasi, koordinasi kampung KB Sari Rejo cukup baik dengan adanya komunikasi dilihat berdasarkan budaya dan nilai bersama yang dimiliki dalam

antara satu pihak dengan yang lainnya. Dan aspek kepmimpinan dan supervisi masih perlu ditingkatkan dalam hal advokasi pada pimpinan lintas sektoral.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk koordinasi pada program kampung KB di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan polonia yaitu:

1. Meminta pihak atasan seperti BKKBN perwakilan provinsi Sumatera Utara dan Dinas Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan melakukan advokasi dengan lembaga lintas sektoral yang masih jarang melakukan perannya di kampung KB Sari Rejo terutama sebagai kampung KB percontohan.

2. Melakukan sosialisasi rutin dan memberikan pelatihan untuk kader pokja kampung KB Sari Rejo guna memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan dan sasaran kampung KB Sari Rejo.

3. Meminta pihak lintas sektoral yang melakukan pelayanan di kampung KB Sari Rejo untuk membuat laporan kegiatan yang dilakukan di kampung KB Sari Rejo kepada pihak penangunggjawab lini lapangan atau kepada DPPKB Kota Medan.

4. Melakukan kegiatan untuk mempererat koordinasi antar pengurus pokja sekaligus melakukan workshop untuk meningkatkan pemahaman tupoksi pihak satu dengan yang lainnya dalam kepengurusan pokja kampung KB Sari Rejo.

Peneliti juga berharap saran-saran di atas dapat membuat koordinasi dalam

kampung KB Sari rejo berjalan optimal dengan memenuhi seluruh faktor-faktor yang berkaitan dengan keberhasilan koordinasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Putra Grafika

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen edisi kedua cetakan keduapuluh satu.

Yogyakarta: BPFE

Handayaningrat, Soewarno. 1989. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif; Edisi Kedua. Yogyakarta: Erlangga

Jones, Charles O. 1991. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: Rajawali Press

Koonzt, Harold, Cyrill O’Donnel. 1997. Management. Jakarta: Erlangga Manullang. 2008. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Ghalia Indonesia (GI) Mardalis. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksar Moekijat. 1994. Koordinasi (suatu tinjauan teoritis). Bandung: Penerbit Mandar

Maju.

Moleong, Lexy.J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Jakarta: Gramedia

Pasolong, Harbani. 2015. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Robbins, Stephen. 1994. Teori Organisasi, Stuktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta:

Arcan

Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. 2015. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

State Services Commision. 2008. Factors for Successful Coordination – A Framework to Help State Agencies Coordinate Effectively. New Zealand:

State Services Commission. ISBN 978-0-478-30327-8

Sugandha, Dann. 1991. Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi. Cetakan kedua, Jakarta: Intermedia

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan R&D. Bandung: Alfabeta Syafiie, Kencana, Inu, DR. 2011. Manajemen Pemerintahan. Jawa Barat: Pustaka

Reka Cipta.

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Media Pressindo

Jurnal dan skripsi:

Mahfud, Ali Jufri, dkk. 2015. Peran Dan Koordinasi Stakeholder Pengembangan Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2070-2076. Universitas Brawijaya, Malang. ISSN: 2503-3867

Nugroho, Hermawan, dkk. 2014. Koordinasi Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pembangunan (J-PAL), Vol. 5, No. 1, Hal. 12-22. Universitas Brawijaya, Malang. ISSN: 2087-3522 Safitri, Widianingsih, Halimah. 2017. Koordinasi Dalam Penanganan Gelandangan

Psikotik Di Kota Bandung. Jurnal Administrasi Negara, Vol.2, No. 1, hal. 10-20. Universitas Padjajaran, Bandung. ISSN: 2086-1338

Rahayu, Rini. 2018. Koordinasi Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (Pmt-As) Di Kota Padang. Skripsi. Padang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas.

Undang-Undang dan lainnya:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 440/70/SJ, Tertanggal 11 Januari 2016 tentang Pencanangan dan Pembentukan Kampung KB.

Bidang Data dan Informasi BKKBN Sumatera Utara, 2019, Evaluasi Program Kependudukan dan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Internet dan website:

Profil Program Kampung KB BKKBN. http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/4559 (diakses tanggal 17 Desember 2019)

Profil Kampung KB http://bkkbn.go.id (diakses tanggal 15 Desember 2019)

Profil Kampung KB Sari Rejo http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/4559 (diakses tanggal 17 Desember 2019)

https://www.antaranews.com/berita/1173031/bkkbn-kampung-kb-sukses-jika-didukung-sinergi-kementerian-dan-lembaga (diakses tanggal 15 Desember 2019)

https://www.liputan6.com/health/read/2994295/kendala-terbentuknya-kampung-kb-di-daerah (diakses tanggal 17 Desember 2019)

https://www.bkkbn.go.id/po-content/uploads/RENSTRA_BKKBN%25202015-2019.pdf (diakses tanggal 20 Desember 2019)

https://nasional.kompas.com/read/2011/07/13/2024416/Penduduk.Indo.Tambah.3.5.J uta.Jiwa.Per.Tahun (diakses tanggal 21 Desember 2019)

Lampiran 1 : Pedoman Observasi

Pedoman Observasi Tentang Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia

Pedoman observasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data, baik kondisi fisik maupun kondisi non fisik dari Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.

Adapun aspek yang diobservasi adalah sebagai berikut:

1. Lokasi dan keadaan lingkungan kampung keluarga berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.

2. Kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki kampung keluarga berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.

3. Suasana dalam setiap kegiatan pada program kampung keluarga berencana (KB) di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.

4. Partisipasi masyarakat dan instansi dalam melakukan koordinasi di lapangan.

Lampiran 2: pedoman wawancara

Pedoman Wawancara Tentang Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Adapun aspek yang diwawancarai adalah sebagai berikut:

Pertanyaan umum:

Apa yang menjadi kendala dalam koordinasi yang dilakukan pada program kampung keluarga berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia?

Pertanyaan panduan:

1. Identitas diri Nama : Jabatan : Agama : Pekerjaan : Alamat :

Pendidikan Terakhir : Pertanyaan penelitian:

Hubungan Langsung, Kesempatan Awal, Tujuan yang Jelas

1. Apakah program kampung KB sudah menjadi prioritas oleh masing-masing lembaga ataupun stakeholder yang terkoordinasi? Jika ya, apakah Program ini memiliki regulasi dan landasan kerja?

2. Apa saja sarana dan prasarana yang diberikan untuk menjalankan program kampung KB?

3. Apakah pihak-pihak yang berkoordinasi memiliki peraturan atau nota kesepahaman untuk melakukan koordinasi?

4. Apakah lembaga atau pihak-pihak yang terkoordinasi pada program Kampung KB sudah terlibat sesuai kapasitasnya?

5. Apakah ada kerangka kerja yang menjelaskan tupoksi masing-masing pihak yang berkoordinasi dalam program kampung KB?

6. Apakah ada pedoman pelaksanaan program kampung KB? Jika ada, apakah pedoman tersebut diketahui oleh lembaga atau pihak-pihak yang terlibat?

Kontinuitas, Dinamisme, Perumusan Wewenang dan Tanggungjawab

1. Bagaimana mekanisme akuntabilitas, atau pelaporan tanggungjawab dalam program kampung KB? Apakah ada laporan khusus dari masing-masing pihak lintas sektoral pada koordinator pusat?

2. Bagaimana alur dan sumber anggaran dalam program kampung KB?

Apakah anggaran tersebut juga mendukung kegiatan lintas sektoral?

3. Apakah tiap pihak mengetahui dengan jelas sasaran dan indikator untuk mengetahui keberhasilan kegiatan dalam program kampung KB?

4. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan pada koordinasi dalam program kampung KB?

Kepemimpinan yang Suvervisi, Organisasi yang Sederhana, Komunikasi

1. Apakah menurut saudara pihak-pihak yang terkoordinasi sudah melakukan kegiatan sesuai kapasitasnya?

2. Bagaimana cara dalam berkomunikasi, berbagi informasi pihak-pihak dalam koordinasi pada program kampung KB?

3. Apakah tiap pihak sudah mengetahui tupoksi pihak lainnya dengan baik?

4. Adakah nilai dan budaya bersama yang diterapkan dalam melaksanakan koordinasi pada program kampung KB?

5. Adakah kegiatan lain yang dilakukan masing-masing pihak untuk mendukung program Kampung KB?

Lampiran 3: pedoman dokumentasi

Pedoman Dokumentasi Tentang Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia

Pedoman dokumentasi ini memiliki tujuan yaitu guna memperoleh dokumen – dokumen mengenai Koordinasi dalam Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Adapun aspek yang didokumentasikan dalam penelitian ini antara lain:

1. SK kampung KB

2. Struktur jaringan dan kepengurusan pada program kampung keluarga berencana kelurahan Sari Rejo kecamatan Medan Polonia

3. Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kampung keluarga berencana

4. Dokumen landasan kerja dalam koordinasi pada program kampung keluarga berencana

5. Tugas pokok dan fungsi pihak dalam koordinasi pada program kampung keluarga berencana

6. Berita acara pertemuan dan laporan Kampung KB

Lampiran 4: Transkrip observasi

Lokasi Penelitian berada di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Kelurahan Sari Rejo merupakan salah satu wilayah padat penduduk, terdapat aliran sungai deli yang membatasi wilayah tersebut dengan kelurahan padang bulan. Dimana sudah ramai sekali rumah dan pemukiman warga, akses jalan di kelurahan ini juga terbilang tidak lebar sehingga untuk lalu lintas kendaraan roda empat cukup sempit bila berpapasan dengan kendaraan sejenis pada arah berlawanan. Selebihnya, infrastruktur jalan sudah aspal hanya dibeberapa gang kecil yang belum di aspal.

Kelurahan Sari Rejo terbagi menjadi 9 lingkungan, kantor lurah terdapat pada lingkungan 1 sama dengan letak keberadaan rumah data di rumah kepala lingkungan. Adapun tempat pertemuan kampung KB biasa diadakan dihalaman rumah ketua pokja atau jika ruang tidak mencukupi maka pertemuan diadakan di aula kantor lurah. Kebanyakan kegiatan diadakan di rumah ketua pokja dan beberapa lainnya di rumah anggota pokja atau masyarakat yang suka rela untuk menfasilitasi kegiatan di rumahnya selebihnya diadakan di tempat-tempat sesuai fungsi yag terkait dengan kegiatan yang dilakukan. Seperti, puskesma, rumah sakit fajar, klinik, masjid, dan lainnya.

Kondisi dan ketersediaan sarana dan

Peneliti mengamati bahwa di kelurahan Sari Rejo Sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat juga sudah ada, seperti rumah ibadah, sekolah, pasar dan lainnya. Kemudian Rumah Data

prasarana yang peralatan pendukung lainnya seperti laptop, buku catatan dan alat-alat tulis.

Penulis melihat suasan yang terbangun dalam beberapa kegiatan yang dihadiri terpantau tertib, terutama di masa pandemic covid 19 setiap warga atau pihak yang hadir dalam pertemuan mematuhi protocol kesehatan dengan memakai masker, duduk dengan menjaga jarak, serta mencuci tangan sebelum memulai kegiatan.

Partisipasi

Partisipasi masyarakat dalam beberapa kegiatan yang dihadiri peneliti cukup baik dengan melihat antusiasnya para warga dalam kegiatan posyandu dan kegiatan gotong royong. Sementara, seluruh pelaksana lini lapangan menunjukkan partisipasi dengan menghadiri pertemuan-pertemuan yang telah dijadwalkan di kampung KB Sari Rejo. Kemudian, untuk pihak mitra dan lintas sektoral beberapa terlihat menghadari undangan pertemuan yang diadakan. Pihak yang utama hadir dalam pertemuan adalah pengurus pokja, perwakilan DPPKB, serta pemerintah daerah setempat. Penerapan nilai dan

lingkungan koordinasi.

budaya kerja keras dan gotong royong terlihat dengan kehadiran serta usaha setiap pihak dalam memahami topik topik yang dibahas dalam pertemuan.

Lampiran 5: Transkrip Dokumentasi

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Lampiran 6: Transkrip Wawancara

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah Program Kampung KB sudah menjadi program prioritas di (lembaga) ex:

BKKBN ? Jika ya, apakah Program ini memiliki regulasi dan landasan kerja?

Sudah karena ya bisa kita lihat kan saya sebagai PLKB juga memiliki tupoksi yang sudah di sahkan. Kemudian kan juga ada SK dari kelurahan untuk pembentukkan kampung KB

2 Bagaimana fasilitas, sarana dan prasarana yang diberikan untuk menjalankan program kampung KB?

Menurut saya ya kalau untuk rumah data sebenarnya sudang cukup lengkap, seperti Komputer dan lainnya sudah di fasilitasi, seperti buku-buku juga sudah ada.

Untuk fasilitas ya kami selalu berusaha mendampingi masyarakat dalam setiap kegiatan. sebagai pendamping masyarakat di lapangan. Kalau surat koordinasi setau saya sudah ada dari walikota.

Saya harus tau itu, karena saya berperan untuk membantu ketua pokja sehingga setiap kegiatan yang dilakukan memang berdasarkan aturan-aturan dari BKKBN pusat. Kalau regulasi itu semacam SK kampung KB ya, ya masing masing punya salinan SKnya.

4 Apakah lembaga atau pihak-pihak yang terkoordinasi pada

Kalau dikampung KB sari rejo bisa adek lihat karena ini kampung KB percontohan mungkin jadi ya semua pihak

pelaksanaan kegiatan di kampung KB. Kami juga ada musyawarah atau pertemuan biasanya 2 bulan sekali untuk membahas kegiatan dan rencana kerja bersama pihak-pihak tersebut, misalnya bu lurah, koordinator KB juga, TP-PKK, babinsa dan lainnya karena kita bermitra tidak bisa kerja sendiri sendiri karena tugas saya juga bukan memantau masalah KB tapi juga pengendalian penduduk bahkan hingga ke perekonomiannnya.

5 Apakah ada pedoman

pelaksanaan program kampung KB? Jika ada, apakah pedoman tersebut diketahui oleh lembaga atau pihak-pihak yang terlibat?

Ada, kalau saya ada buku pedoman pelaksanaan yang dibagikan dari DP2KB. Kalau saya ya harus paham kalau tidak bagaimana menjadi pendamping atau Pembina dilapangan.

6 Apakah ada kerangka kerja yang menjelaskan tupoksi masing-masing pihak yang berkoordinasi dalam program kampung KB?

Ya sudah jelas lah tupoksi saya. Ya sejauh ini kita bekerja pasti ya sesuai kapasitas kita masing-masing ya dek, misalnya pak babinsa juga sering ikut serta dalam kegiatan binaan remaja agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja dan penggunaan narkotika. Dan yang lain juga begitu, sampai pada mitra juga ya melakukan tugasnya masing masing lah dek.

7 Bagaimana mekanisme

akuntabilitas, atau pelaporan tanggungjawab dalam program kampung KB? Apakah ada laporan khusus dari masing-masing pihak lintas sektoral pada koordinator pusat?

Kalau laporan karena saya yang selalu hadir kalau rapat musyawarah dan saya memang selalu berdampingan dengan ibu ketua, pelaporan kegiatan ya saya nanti juga lapor ke koordinator PLKB bu aminah, kemudian ibu aminah meneruskan ke dinas P2KB sampai terus ke BKKBN provinsi lah. Sejauh ini belum ada laporan dari lembaga lintas sektoral yang diteruskan ke DPPKB jadi kita pacuannnya ya dari laporan PLKB atau saya yang buat saya yang susun dan laporkan.

8 Bagaimana alur dan sumber anggaran dalam program

8 Bagaimana alur dan sumber anggaran dalam program