Dosen STAI Syekh H. Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai
Keberadaan media sosial sangat membantu masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi. Informasi yang diperoleh lalu menyebar dari satu lidah ke lidah yang lain. Tidak heran penyebaran informasi lebih cepat daripada wabah virus Covid-19. Informasi dari mana saja dan tentang apapun akan mudah diperoleh termasuk penyebaran Covid-19 dengan berbagai implikasinya dalam kehidupan dan pendidikan. Desas-desus berbagai kebijakan yang akan meliburkan sekolah dan kampus sudah mewabah. Para orang tua, pelajar dan mahasiswa mulai mempertanyakan kebijakan yang akan dikeluarkan, kapan dan bagaimana kebijakan pemangku pendidikan dan pemerintah menghadapi persoalan ini. Karena kekhawatiran terjangkitnya virus yang mematikan banyak orang.
Di tempat saya mengajar, pimpinan kampus mengundang para dosennya untuk membicarakan langkah-langkah yang akan dibuat terkait proses pembelajaran sembari menunggu keputusan dan kebijakan pemerintah. Pada sesi tanggapan saya mengusulkan agar dosen diberikan kebebasan untuk menentukan aplikasi yang digunakan dalam mengajar online. Oleh karena setiap dosen memiliki kemampuan yang berbeda dengan dosen yang lain dalam menggunakan aplikasi. Keputusan rapat, pimpinan memberi kebebasan kepada para dosen untuk menentukan aplikasi yang digunakan untuk mengajar
online. Tidak lama kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan
strategis dan preventif sebagai upaya melindungi rakyat dengan tetap memberikan hak kepada anak bangsa untuk tetap memperoleh pendidikan yang layak dengan mengalihkan proses pembelajaran offline kepada pembelajaran online. Masing-masing kampus melaksanakan
kuliah online dengan menggunakan berbagai aplikasi dan media
online. Termasuk kampus tempat saya mengajar.
Dampak Covid-19
Wabah virus Corona di tanah air berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Mulai dari pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai pada perguruan tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari covid-19 dalam dunia pendidikan meliputi perihal financial, metode mengajar, sarana dan prasarana. Efek psikologis bukan hanya dirasakan oleh guru atau dosen tetapi juga dirasakan oleh orang tua, anak murid dan mahasiswa. Anak-anak yang terbiasa berangkat dari rumah pagi hari ke sekolah namun belajarnya harus dirumahkan. Awalnya efek belajar online belum kentara. Tapi lambat laun semakin lama diberlakukannya waktu belajar online anak-anak mulai merasakan rasa jenuh. Anak-anak menghabiskan waktunya di depan gadget-nya. Hal inilah yang dialami oleh orang tua sejak pemberlakuan belajar secara online. Ditambah lagi orang tua mereka yang harus dirumahkan alias tidak bekerja lagi. Ini menambah beban kepada orang tua untuk memikirkan biaya anak-anak sekolah dan kuliah di samping harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Secara sederhana kuliah online merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi. Kegiatan belajar online bisa menggunakan teks, suara maupun tatap muka secara online. Kegiatan belajar menggunakan teks artinya belajar dengan menampilkan teks yang berisi uraian atau tulisan tertentu. kegiatan belajar ini bisa dilakukan dengan menggunakan blog, facebook/fanspage, whatshap dan lainnya. Kegiatan belajar via suara biasanya lebih populer disebut dengan VN (voice note). Artinya materi yang akan diajarkan direkam terlebih dahulu lalu di-share pada perangkat yang digunakan. Bisa juga belajar menggunakan via tatap muka online. Ini biasanya disebut dengan via conference. Untuk saat ini, aplikasi yang paling banyak digunakan adalah zoom dan google meeting.
muka. Segala pergerakan, respon, keaktifan, motivasi beserta aktivitas mahasiswa dapat dipantau dan dikontrol. Sedangkan pembelajaran
online seorang guru maupun dosen tidak bisa melakukan itu semua.
Apalagi belajar online menggunakan media teks. Dimana seorang guru atau dosen hanya memberikan teks ajar lalu menampilkan pada media online. Sesudah itu ia menyuruh anak murid atau mahasiswa membaca, mengerjakan tugas atau mendiskusikannya. Untuk itu belajar online dengan menggunakan aplikasi conference efektif untuk melihat kehadiran mahasiswa belajar. Karena dapat memonitor mahasiswa yang tetap mengikuti belajar sampai selesai. Untuk melakukan belajar menggunakan sistem ini memerlukan jaringan internet yang bagus dan paket internet yang lebih. Jika tidak, bisa saja di awal atau di pertengahan perkuliahan mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan selebihnya mereka tereliminasi secara natural.
Di samping itu, belajar online juga dapat dilakukan dengan membuat video persentase dengan durasi tertentu. Video persentase tersebut di-share dalam grup belajar, misalnya whatshap. Selain video bisa juga dalam bentuk voice note, gambar, teks, slide, animasi dan lainnya. Hal ini lebih efektif dalam hal kuota internet dan lebih bersahabat dengan jaringan. Kelemahannya adalah tidak dapat memonitor mahasiswa yang masih aktif belajar dan mahasiswa yang tidak ikut berpartisipasi. Mungkin ada yang menanyakan, aplikasi atau media online apa yang paling bagus digunakan dalam belajar
online? Jawabannya adalah semua aplikasi dan media online bagus.
Setiap aplikasi memiliki keunggulan masing-masing. Namun tidak semua bisa diterapkan di setiap daerah dan tidak semua orang bisa menggunakannya. Masalahnya bukan menyangkut teknologi bagus dan canggih tetapi juga menyangkut di luar kecanggihan teknologi itu sendiri. Karena masalah yang terjadi adalah masalah signal dan kemampuan penggunanya. Paket bisa dibeli tetapi sinyal tidak bisa dibeli. HP canggih bisa dibeli tapi kemampuan tidak bisa dibeli.
Pengalaman
(FB)/fanspage, WhatsApp (WA) dan blog untuk melaksanakan kuliah
online. Secara umum mahasiswa sudah memiliki HP android. Dengan
demikian mereka sudah memiliki akun facebook dan whatshap. Inilah alasannya saya menggunakan FB, WA dan blog untuk kuliah online. Secara umum masing-masing sudah memilikinya. Sedangkan alasan ekonominya adalah penggunaan teknologi ini tidak banyak menyedot paket internet. Masing-masing kelas yang saya ampu sudah memiliki grup whatshap masing-masing. Melalui grup belajar inilah saya memberikan link belajar di blog dan fanspage FB. Mendekati akhir perkuliahan semester ini saya menggunakan grup WA saja. Dengan tujuan agar ada suasana baru yang diperoleh mereka.
Pada awal perkuliahan online, saya membuat tata tertib perkuliahan agar mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk tetap belajar dengan tertib. Selain untuk mengantisipasi kecurangan mahasiswa yang hanya numpang absen. Walaupun demikian saya tetap memberlakukan sistem demokrasi di dalam perkuliahan dengan pertimbangan keadaan dan faktor yang ada. Agar tidak ada kekecewaan maupun keegoisan yang dialamatkan kepada saya sebagai seorang dosen. Saya mempertanyakan kepada para mahasiswa waktu yang ditoleransi keterlambatan mengisi absen. Kesepakatan yang diperoleh batas toleransi keterlambatan mengisi absensi 15 menit. Namun dalam proses perjalanan perkuliahan online ternyata ada didapati mengisi absen 15 menit lagi mau selesai perkuliahan baru menyatakan kehadirannya dengan alasan signal, tidak ada paket dan hp bermasalah.
Di awal-awal perkuliahan online antusias mahasiswa luar biasa. Mungkin terbawa suasana belajar yang baru. Tetapi di penghujung semester suasana belajar tidak seperti di awal. Untuk itu saya siasati dengan bergurau dan menyelingi dengan menanyakan sesuatu pada mahasiswa di luar konteks perkuliahan. Bahkan satu waktu saya mendapati dalam grup tidak begitu aktif. Pada kesempatan yang lain saya ingin tahu apa permasalahan belajar online yang mereka hadapi dan belajar seperti apa yang mereka inginkan yang menurut mereka itu asik. Ketika hampir habis jam perkuliahan saya membuat seperti
sebuah kuisoner. Masing-masing mahasiswa membuat permasalahan mereka dan mengemukakan belajar yang menurut mereka mengasikkan. Ternyata permasalahan belajar online mereka hadapi yaitu, sinyal, sulit diskusi kelompok bersama teman ketika persentase
online, paket miris isi dompet miris, membosankan, terbentur dengan
pekerjaan di rumah dan tidak semua mata kuliah dapat dijelaskan melalui online. Istilah mereka tatap muka saja materi yang dijelaskan kadang gak nyambung apalagi online. Sedangkan harapan dan belajar yang mengasikkan adalah perkuliahan langsung tatap muka. Terkait permasalahan-permasalahan di atas bahkan ada mahasiswa numpang absen melalui akun temannya. Selain itu, ada juga story whatshap mahasiswa yang tidak kalah perihnya:
Sumber: Dokumen pribadi
Menyikapi hal itu, saya memang harus tidak konsisten dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Karena saat ini semua merasakan dampaknya. Bagi mahasiswa yang tinggal di kota mungkin tidak ada masalah dengan signal dan akses membeli paket. Begitu juga mahasiswa yang memiliki finansial yang cukup tanpa bekerja mungkin tidak bermasalah dengan paket internetnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal di daerah perkampungan, jauh dari akses membeli paket
dan memiliki keterbatasan keuangan tentu akan menjadi masalah. Walaupun jumlah mereka tidak banyak tetapi keadilan itu harus diberikan kepada mereka. Setidaknya mereka masih mau hadir itu sudah menunjukkan dia memiliki semangat untuk tetap belajar. Jadi, tidak wajar menghukum dalam situasi yang sulit. Jika itu dilakukan sama saja menambah beban mereka sedangkan mereka memiliki alasan yang bisa diterima.
Pada suatu waktu, ada mahasiswa men-japri untuk menceritakan kesulitan yang dihadapinya terkait biaya perkuliahan. Karena orang tuanya pekerja bangunan yang terkena dampak Covid-19. Walaupun pihak kampus sudah memberikan diskon uang kuliah kepada mahasiswa, dengan keuangan yang sulit jumlah yang kecil pun pasti dirasakan besar. Namun saya tetap membesarkan jiwanya bahwa setiap orang memiliki masa-masa paling sulit sepanjang kehidupannya.
Hikmah
Pembelajaran secara online membuka mata kepada semua pihak memang betul-betul harus melek terhadap teknologi. Sejak diberlakukannya belajar online setidaknya ada guru terutama yang senior yang hidup bukan di zaman teknologi merasakan getirnya mengajar online, walaupun teknologi sudah memberikan berbagai fasilitas yang canggih dengan tujuan memudahkan. Mulai dari namanya facebook, whatsapp, google meeting, zoom, youtube dan masih banyak lainnya. Musibah Covid-19 yang menyerang sendi-sendi kehidupan membawa hikmah bagi semua pihak walaupun wabah ini mengakibatkan kerugian yang banyak. Pada sisi yang lain ini membuka cakrawala berpikir kepada semua pihak bahwa media sosial yang biasa digunakan untuk hiburan dapat dijadikan sebagai media dan sumber belajar.
Lebih dari itu di tengah-tengah munculnya Covid-19 munculnya suatu tradisi yang baru dalam lingkungan akademik, yaitu workshop, pelatihan, seminar nasional maupun internasional. Keberadaan seminar online mengiringi munculnya belajar online. Di sela-sela waktu kosong saya mengikuti berbagai webinar di berbagai instansi
dan kampus di tanah air. Bahkan saya mengikuti seminar yang pada dasarnya tidak memiliki korelasi dengan latar belakang pendidikan saya. Tetapi prinsip saya adalah ini adalah peluang untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Hingga tulisan ini dibuat, setiap pekan ada saja seminar online. Secara umum seminar online yang ada tanpa dipungut biaya dengan fasilitas e-sertifikat, materi bahkan ada doorprize. Jika dibandingkan sebelum Covid-19, untuk mengikuti seminar kadang harus merogoh uang saku dan menempuh tempat seminar yang lumayan jauh. Sedangkan sekarang kita cukup mendaftar online dengan mengisi form kita akan mendapat info, teknis pelaksanaan dan link web seminar dalam waktu relatif singkat. Menurut saya, keberadaan seminar online ini akan terus dilakukan ke depannya. Oleh karena itu, mari kita terus belajar dalam dan dengan siapapun.