• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDEMI COVID-19 Muhammad Luqman Hakim

Dalam dokumen Kuat Melawan Corona (Halaman 69-77)

Email : [email protected]

Sistem kuliah daring Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan sesuatu yang baru. Saya kuliah di program Magister Manajemen (MM), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) angkatan 2019. Keputusan untuk melakukan kegiatan kuliah secara daring merupakan keputusan yang mendadak ditengah – tengah proses pembelajaran semester tahun 2020. Pengumuman perubahan kuliah offline ke daring oleh perguruan tinggi disaat saya mempersiapkan dua presentasi untuk minggu depan, ada presentasi mata kuliah Business

Ethics (BE) dan Technology and Operations Management (TOM),

dan kelompok saya mempersiapkan secara offline saat berkumpul mendiskusikan presentasi mata kuliah Business Ethics di cafe Raya’s Jogja. Namun, di hari Sabtu (14 Maret 2020) itu diputuskan bahwa perkuliahan mulai Minggu depan seluruhnya dilakukan secara daring. Hal itu membuat kelompok saya harus bekerja ekstra keras dikarenakan tugas kami bertambah dengan membuat video presentasi untuk presentasi besok Senin, otomatis kerja kami bertambah.

Saya memandang hal tersebut sebagai peluang untuk belajar sistem secara daring. Harus bisa survive dengan perubahan yang terjadi. Sistem belajar first time secara daring dan langsung pula dilakukan presentasi. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk melakukan uji coba melakukan presentasi vidio hari itu juga, agar tidak rumit besoknya. Kelompok berusaha mempersiapkan dengan baik proses membuat video presentasi. Karena, saya perlu pulang ke Solo untuk kegiatan dengan masyarakat, maka beberapa teman yang bisa berkumpul untuk membuat video presentasi dilakukan dalam

satu tempat. Sedangkan saya dan ada teman yang lain yang tidak bisa berkumpul mengirimkan file video bagiannya yang dibuat.

Ternyata praktik dalam realiasi perencanaan tidak semudah apa yang direncanakan. Banyak beberapa masalah yang saya dan teman–teman hadapi dalam prosesnya, ditambah saya dihadapkan untuk melakukan dua presentasi disaat perubahan sistem belajar terjadi. Maka, perlu dilakukan tindakan yang tepat dalam melaluinya. Kuncinya adalah sabar dan terus berusaha. Masalah yang saya hadapi, terkait dengan durasi presentasi masing – masing personal. Video yang saya buat dalam penjelasan materi kuliah berdurasi 7 menit. Teman– teman menginginkan durasi 2–3 menit saja. Hasilnya ditunggu hari Minggu sore itu juga. Karena, sebelumnya belum disepakati terkait durasi penyampaian, maka dalam hati saya menangis dalam pikiran saya harus membuat video presentasi lagi. Namun, saya harus tetap berusaha untuk tetap melakukannya. Oleh karena itu, saya kembali berpikir dan meminta tolong kakak saya dalam proses membuat video. Terkait dengan background, saya berpikir karena saat itu belum ada pengaturan ketat terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Oleh karena itu, saya coba untuk mencari cafe terdekat untuk yang backgroundnya bagus di daerah sekitar rumah di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Akhirnya saya memilih Mommy Steak and Resto untuk mempersiapkan videonya. Alhamdulillah, karena persiapan saya di hari sabtu sudah mencoba memulai presentasi di video, walaupun videonya diawal tidak dipakai dapat melatih saya untuk menyampaikan presentasi lebih baik ditengah persiapan yang mendesak. Memang memerlukan beberapa kali take video, namun ternyata tidak disangka hasil videonya lebih baik dari sebelumnya. Ternyata masalah dalam perkuliahan daring tidak berhenti disana. Aplikasi yang direkomendasikan UGM adalah Webex. Penggunaan aplikasi dilakukan dengan membuat akun atau langsung join ke sistem yang dibuat oleh UGM.

Hari cepat berlalu, tiba hari Senin dimana saya harus presentasi bersama kelompok, karena masih dalam proses beradaptasi apalagi kami melakukan presentasi. Maka, kelompok bersepakat untuk saling

bertemu dalam koordinasi khususnya dalam sesi diskusi. Ternyata benar, hari presentasi dimulai. Saya sudah mempersiapkan tempat diskusi disuatu cafe di Jogja 2 jam sebelumnya, dan benar headset

trouble, kedua video yang dipersiapkan tidak bisa diputar di via Webex.

Akhirnya saya harus siap dalam kondisi apapun, saya berpresentasi lagi secara langsung via daring dihadapan teman–teman dalam jaringan webex dengan headset teman saya. Alhamdulillah presentasi Teman” dan saya berjalan lancar. kemudian masalah saya dalam diskusi saya bingung dalam menjawab pertanyaan, karena headset yang rusak.

Akhirnya saya coba login menggunakan App webex di HP. Sebelum akhir dari kuliah headset bisa digunakan, Alhamdulillah saya bisa menjawab pertanyaan dan berpendapat terkait pertanyaan dosen dalam mata kuliah tersebut. Keyakinan walaupun dihadapkan dalam trouble perkuliahan daring, kita harus selalu berpikir positif

thinking dalam segala situasi. Tetap tenang dalam perubahan, dan

mempersiapkan rencana untuk menghadapinya. Presentasi yang kedua dan selanjutnya di era pandemi Covid-19, membuat seseorang belajar dari peristiwa yang dialaminya. Peribahasa “experience is the best

teacher” sangat berarti bagi saya. Awalnya memang perlu berkumpul

di satu tempat dengan teman – teman yang lain, kumpul teman sekelompok saja, sampai akhirnya koordinasi benar – benar dari jauh di rumah masing-masing.

Beberapa inovasi pengajaran yang dilakukan dosen – dosen MM FEB UGM secara daring juga berkembang. Pembelajaran dengan media daring yang bervariasi dari Webex, jika sistem down maka bisa menggunakan aplikasi yang lain, seperti Zoom, Google hangout, dan Google Classroom. selain itu juga dilakukan pemanfaatan media YouTube sebagai alat untuk media presentasi. Inovasi yang dilakukan oleh beberapa dosen dalam pembelajaran daring saat pandemi covid-19. Pertama, media aplikasi dimaksimalkan untuk diskusi, sebelumnya mahasiswa diminta untuk melakukan resume topik materi yang akan dipelajari otomatis mahasiswa belajar sebelumnya. Dosen menyampaikan materi sedikit untuk memacu diskusi antara mahasiswa dengan dosen. Selanjutnya, dilakukan diskusi. Peran dosen

sebagai fasilitator bagi mahasiswa dalam diskusi.

Kedua, ada yang menerapkan sistem tugas sebagai penggantian kuliah. Namun, cara ini membuat kebanyakan mahasiswa merasa terbebani, dikarenakan kuliah secara offline saja tugas sudah menumpuk. Hal tersebut ditambah tugas lagi dalam kondisi covid-19. Ketiga, dosen menerapkan pengajaran materi melalui YouTube yang bisa ditonton mahasiswa jam berapapun, dan sesi diskusi dilakukan via comment. Namun, diskusi via comment dirasa kurang bisa maksimal dari mahasiswa, dikarenakan kelonggaran mahasiswa untuk menonton pengajaran via youtube kapan saja, sehingga diskusi bisa jadi tertunda sampai mahasiswa yang lainnya selesai menonton pengajarannya.

Keempat, ada via google classroom. Link file video presentasi di share beberapa jam sebelumnya, untuk ditonton oleh mahasiswa. Setelah itu via google classroom digunakan juga untuk diksusi sesi tanya jawab. Peran dosen memfasilitasi dan memberikan pertanyaan kritis untuk memacu mahasiswa berdiskusi lebih fokus dan menarik. Selain itu juga, tugas – tugas dikumpulkan dengan media yang sama pada jam dan waktu yang sudah ditentukan.

Kelima, perkuliahan via zoom dilakukan dengan timeline waktu yang sudah ditentukan, selain memacu mahasiswa untuk disiplin waktu, juga membuat mahasiswa lebih terarah dalam perkuliahan. Perkuliahan mahasiswa kelompok presentasi diminta membuat video presentasi yang dishare di channel YouTube. Sesi diskusi sebelumnya ada kuis yang harus dikirimkan dalam waktu yang sudah ditentukan. Saat diskusi di aplikasi Zoom, ditunjuk salah satu anggota kelompok petugas presentasi untuk menjadi moderator sesi tanya jawab dan diskusi. Diskusi dilakukan dua arah antara kelompok presentator dengan mahasiswa yang lainnya. Diakhir sesi moderator menyimpulkan hasil diskusi. Peran dosen merangkum hasil diskusi dan menambahkan sesuatu yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Mahasiswa dalam era pandemi juga merubah kebiasaan dalam mengikuti perkuliahan. Pengalaman saya sendiri dalam mengikuti

perkuliahan secara daring, membutuhkan waktu persiapan yang lebih banyak daripada kuliah secara offline. Dikarenakan mahasiswa kelompok presentasi perlu mempersiapkan ppt dan video presentasi sebelumnya, menggabungkan video tiap anggota jadi satu kesatuan video agar menarik dilihat dan didengar oleh audience. Selain itu, mahasiswa perlu mengantisipasi sinyal yang naik turun di daerahnya. Kouta dalam satu kali kuliah daring menghabiskan lebih dari 2 GB. Ditambah pihak kampus memutuskan untuk semester masa pandemi Covid-19 dipercepat sehingga satu kali perkuliahan bisa membahas 2 – 3 materi.

Di lain kesempatan bagi yang tidak presentasi, saya biasanya membutuhkan waktu 1- 2 jam untuk persiapan sebelum kuliah daring. dikarenakan di MM FEB UGM terdapat aturan mengenakan business

attire, maka mahasiswa diminta untuk tetap memakai pakaian yang

sudah ditentukan dengan menggunakan baju hem, dasi dan celana kain. Kuliah via webex dan zoom dari pihak akademik mengharuskan mahasiswa memakainya. Hal ini menarik dan jadi cara yang efektif ketika dirumah saja yang suasananya akan berbeda dengan di kampus. Di rumah suasananya ingin santai, nonton televisi, aktivitas bersama keluarga, makan bersama, dll. Ternyata, mendisiplinkan diri untuk memakai baju kuliah salah satu cara membuat bersemangat dalam proses belajar daring, memang segala sesuatu tergantung diri sendiri. Bagaimana mendisiplinkan diri untuk belajar dan mengatur waktu.

Saya mempersiapkan sebelum kuliah dengan membaca materi – materi yang akan dibahas dalam perkuliahan dari buku dan internet. Saya biasa menggunakan dua alat elektronik, handphone (hp) dan laptop. Hp digunakan untuk kuliah daring dengan diletakkan di depan layar laptop agar kameranya bisa mengarahkan ke pengguna. Laptop berguna untuk media mencari informasi di internet. Jadi, apabila dosen menanyakan sesuatu atau ada hal yang belum dipahami,bisa mencarinya melalui internet dari medis surat kabar, journal nasional dan internasional. Hal yang perlu diingat, saat pandemi seperti ini kedisiplinan diri sangat penting.

diperlukan, dosen hanya bisa melihat lebih fokus pada mahasiswa ketika dia berbicara baik menyampaikan pendapat, bertanya, maupun menjawab pertanyaan dari diskusi. Oleh karena itu, saya sering sebelum perkuliahan mempersiapkan list pertanyaan – pertanyaan tentang materi yang tidak saya mengerti. List pertanyaan tersebut dilingkari poin- poin pertanyaan yang paling penting berupa angka 1-3. Nomer 1, pertanyaan yang paling penting bagi saya untuk ditanyakan. Nomer 2, pertanyaan yang penting selanjutnya, namun masih kalah penting dari ke 1, dan seterusnya. Jadi, apabila pertanyaan saya sudah ditanyakan oleh mahasiswa lain, saya masih memiliki pertanyaan lainnya sesuai dengan prioritas kepentingan.

Cara berpendapat dalam perkuliahan daring, sebaiknya memiliki data untuk memperkuat pendapat. Kalau saya, sering mempersiapkan data dari buku catatan, buku mata kuliah cetak maupun ebook, internet, jurnal – jurnal yang jadi rujukan, kumpulan berita – berita terbaru tentang topik yang dibahas. Hal tersebut memperkaya saya dalam wawasan untuk berdiksusi di perkuliahan via daring. Pihak UGM, dikarenakan perpustakaan tutup. Maka, pihak perguruan tinggi membeli sistem akses journal internasional dan diberikan aksesnya kepada mahasiswa UGM untuk memudahkan dalam literasi untuk memperluas jaringan wawasan pengetahuan walaupun hanya dirumah saja. Menurut Asih (2010) menyampaikan bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang sehari–hari dilakukan dengan hal yang sama, akan memunculkan adat kebiasaan dan ditaati masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa seseorang memerlukan proses dalam adaptasi perubahan, setelah seseorang beradaptasi dan melakukan kebiasaan perilaku dalam jangka waktu lebih dari beberapa periode. Maka akan muncul kebiasaan baru ketika seseorang sudah kembali dalam kehidupan normal dengan istilah new normal. Pemerintah Indonesia saat ini mempersiapkan tahap proses new normal bagi masyarakat setelah diberlakukannya proses belajar, bekerja dan beraktivitas di rumah saja, dalam skala nasional.

Manusia memiliki kelebihan dalam berdaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Terbukti manusia yang tinggal di pegunungan

tinggi yang minim udara terbentuk hemoglobin dan jumlah sel darah merah yang lebih tinggi dalam dirinya dibandingkan dengan manusia yang tinggal di dataran yang rendah. Hal ini sama halnya dengan proses beradaptasi dari pandemi virus covid-19 yang berdampak di berbagai sektor baik dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, pariwisata dll. Maka, penerapan konsep new normal memunculkan kebiasaan baru bagi manusia untuk belajar disiplin diri, membangun jaringan secara daring maupun langsung sesuai protokol kesehatan,menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga, makan makanan yang bergizi, kebiasaan mencuci tangan dan memakai masker.

Pandemi virus corona selain dampak negatif memiliki hikmah positif bagi kehidupan yang memiliki sikap optimis. Memandang masalah seperti halnya gelas yang terisi setengah air, kita bisa memandangnya gelas setelah kosong atau setengah terisi. Bahwa, segala sesuatu kejadian yang menimpa Negara ini jika melihat positifnya akan ada peluang pelajaran yang bisa diambil. Misalnya dalam bidang pendidikan. Kita bisa lebih dekat dengan keluarga, bisa mengatur waktu sendiri untuk disiplin diri disaat tidak ada kuliah di rumah saja, ada beberapa seminar online yang bisa kita ikuti, memanfaatkan dengan memulis, membaca buku, membantu orang tua dll. Jangan sampai memanfaatkan masa pandemi dalam kuliah maupun sekolah secara daring dengan cara–cara yang curang atau hal – hal yang tidak baik. Seperti halnya meminta tolong saudaranya untuk mengerjakan tugasnya, ujiannya dll. Sejatinya tugas dan ujian dari kampus untuk mengukur pemahaman diri terkait mata kuliah yang sudah dipelajari dan meningkatkan kemampuan kritis untuk menghadapi situasi dan persoalan dalam ujiannya.

Perguruan tinggi sudah berupaya sebaik mungkin untuk mengoptimalkan proses belajar secara daring ditengah kondisi Covid -19 dari perkuliahan, ujian, seminar, literasi secara daring dll. Namun, masih terdapat kekurangan dalam prosesnya. Oleh karena itu, penulis mengusulkan proses new normal bagi sistem pendidikan. Cara yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi adalah melakukan transformasi perkuliahan dengan cara hidup normal yang baru. Sistem pendidikan

dengan protokol kesehatan, memberikan akses offline bagi mahasiswa yang mata kuliahnya memerlukan sistem offline dengan jumlah mahasiswa yang dibatasi. Perpustakaan yang kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan yang berlaku.

Perguruan tinggi di Indonesia bisa belajar dengan Peguruan tinggi di luar Negeri dalam sistem perkuliahan virtual. Misalnya

Nanyang Technological University (NTU) Singapura yang menerapkan

sistem perkuliahan secara offline dan online. Bagi mahasiswa diperbolehkan untuk datang langsung dan tidak langsung. Terdapat video hasil pengajaran dosen dan bisa mengikuti secara virtual. Hal tersebut dinilai efektif agar mahasiswa lebih fleksibel dalam proses belajar. Proses pembelajaran offline diperlukan batasan mahasiswa yang datang agar menghindari kerumuman banyak orang sesuai protokol kesehatan, dan memberikan fasilitas virtual bagi mahasiswa yang datang secara online dan pihak perguruan tinggi menyediakan video rekaman hasil pembelajaran dosen setelah perkuliahan hari itu berakhir untuk dipelajari mahasiswa.

Pihak kementerian pendidikan, kesehatan dan perguruan tinggi perlu berkolaborasi untuk membuat peraturan tentang new normal bagi pelajar dan mahasiswa. Bentuk kolaborasi tentang menjaga pola hidup sehat dilingkungan sekolah dan kampus dangan adanya hand sanitizer di beberapa tempat yang sering tersentuh oleh tangan, memakai masker, pembatasan waktu pembelajaran, batasan jumlah mahasiswa dalam satu kelas dll seperti dalam peraturan new normal bagi karyawan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Pihak Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat Penyebaran Coronavirus Diseses (Covid-19) yang lebih menekankan agar guru tidak membebani siswa dengan tugas dan persoalan kognitif saja, namun aspek yang lain juga dipertimbangkan seperti karakter, life skill, dll (Kompas.com; 2020).

REDESAIN METODE PEMBELAJARAN

Dalam dokumen Kuat Melawan Corona (Halaman 69-77)