• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMIS KUAT MELAWAN CORONA Arni Arsyad Sultan

Dalam dokumen Kuat Melawan Corona (Halaman 60-69)

Email : [email protected]

Corona Virus Disease-2019 atau Covid-19 adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh virus Corona SARS-CoV-2. Virus ini disinyalir berasal dari kota Wuhan, provinsi Hubei Tiongkok dan mulai mewabah pada 31 Desember 2019. Dilansir dari m.liputan6.com, asal mula wabah berdasarkan versi pemerintah China adalah sebuah pasar hewan di Wuhan. Menurut informasi dari kabar-priangan.com, virus ini menyebar dengan sangat cepat sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Covid-19 ini adalah wabah dunia yang berbahaya dan telah memakan banyak korban. Masih merujuk informasi dari kabar-priangan.com, telah tercatat negara-negara di dunia yang memiliki kasus tinggi terpapar Covid-19 adalah Italia, Tiongkok, Spanyol, Amerika Serikat, dan Iran dengan tingkat kematian ribuan orang. Di Indonesia, melalui konfirmasi media, presiden Jokowi pada tanggal 2 Maret 2020 mengumumkan terdapat 2 WNI yang tinggal di Malaysia terkonfirmasi positif Covid 19. Kedua pasien Covid-19 ini diketahui pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus. Kasus tersebut adalah kasus pertama korban virus Corona yang masuk ke Indonesia yang berawal di bulan Maret 2020 dan terus melonjak peningkatannya hingga saat ini. Dalam Hetanews. com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyatakan kasus pasien positif Corona yang semula hanya 2 orang yaitu seorang ibu dan putrinya kini tembus di angka 26.473 per 31 Mei 2020. Hanya dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, penyebaran virus Corona sangat cepat.

Penularan virus ini terjadi saat kontak sosial dengan orang lain. Penularan penyakit dapat terjadi melalui droplet dari orang

yang terinfeksi ketika batuk atau bersin. Menurut Science Daily dalam kompas.com, terdapat 2 tipe sel khusus di hidung yang telah diidentifikasi sebagai titik awal yang mungkin menjadi tempat masuknya virus Corona. Ilmuwan menemukan sel piala dan sel bersilia pada hidung memiliki protein entri yang tinggi yang digunakan virus Corona masuk ke dalam sel tubuh manusia. Selain itu, pendeteksian orang yang terpapar Covid-19 juga sulit untuk diketahui secara langsung karena masa inkubasi virus kurang lebih 2 minggu. Hal ini menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan.

Segala upaya dilakukan agar penyebaran wabah ini tidak semakin meluas dan mengurangi korban. Para tenaga medis seperti dokter, perawat, dll telah bekerja keras siang dan malam untuk menangani pasien korban Corona. Saat sedang bertugas, para tenaga medis harus berjibaku dengan pasien dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan standar untuk mencegah diri mereka dari penularan. Pemerintah juga telah berupaya membatasi gerak dan aktivitas masyarakat demi menekan penyebarluasan virus Corona. Pada salah satu siaran di Kompas TV tanggal 31 Mei 2020, News or

Hoax, disampaikan bahwa sejak tanggal 15 Maret 2020, presiden di

dalam pidatonya mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB merupakan himbauan pemerintah yang mengharuskan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Masyarakat harus mengurangi aktivitas fisik dan sosial di luar rumah serta tidak berkumpul atau berkerumun. Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan PSBB ini adalah DKI Jakarta dan disusul daerah-daerah lainnya. Himbauan cuci tangan dan pakai masker, serta menjaga jarak fisik 1 meter dengan orang lain merupakan upaya pemerintah lainnya untuk menekan penyebaran virus. Larangan mudik pada hari raya lebaran juga dijalankan. Kebijakan ini awalnya hanya diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) namun akhirnya berkembang untuk semua orang. Larangan mudik ini mulai diberlakukan oleh pemerintah pada tanggal 24 April 2020 menjelang hari raya lebaran Idul Fitri.

Wabah yang berasal dari kota Wuhan di Cina ini telah banyak mengubah perilaku manusia di seluruh dunia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Peraturan cuci tangan dan pakai masker bisa dijumpai di banyak tempat umum pada saat ini. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain mewajibkan untuk mencuci tangan pakai sabun di tempat yang telah disediakan dan menggunakan masker sebelum memasuki kawasan rumah sakit. Di banyak supermarket dan toko, kini telah disediakan air dan sabun jika pelanggan akan masuk untuk berbelanja. Temperature gun juga digunakan untuk mengukur suhu tubuh pelanggan yang akan masuk. Masyarakat yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah akan diminta oleh petugas keamanan setempat untuk tidak memasuki kawasan supermarket atau pertokoan. Jumlah pengunjung pun dibatasi agar tidak menimbulkan kerumumanan orang.

Tidak hanya aspek kebersihan dan kesehatan saja, bahkan aspek pendidikan, ekonomi, sosial, dan agama juga mengalami perubahan. Interaksi sosial yang biasanya sehari-hari dilakukan di luar rumah kini harus dikurangi. Bagi masyarakat, pemberlakuan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah tentu saja membutuhkan adaptasi diri. Belajar atau bekerja yang biasanya dilakukan di ruang publik kini harus dilakukan di dalam rumah. Kegiatan pembelajaran kini menggunakan sistem online dengan mengandalkan koneksi internet. Penyampaian materi dan tugas harus melalui media handphone atau laptop/komputer. Bekerja di rumah atau work from home juga tidak jauh berbeda.

WFH pun mengandalkan jaringan internet untuk menghubungkan

kita dengan orang lain dalam bekerja. Kegiatan rapat, seminar, dll menggunakan aplikasi berbasis online yang dulunya jarang digunakan karena orang-orang hanya perlu berkumpul di satu tempat dan memulai forum. Begitupun dengan beribadah, kegiatan jemaah dan majelis kini ditiadakan demi terputusnya penyebaran. Sholat, majelis, ibadah mingguan, dan ibadah keagamaan lainnya tidak boleh dilaksanakan di tempat-tempat ibadah dan harus dikerjakan di rumah. Segala kegiatan yang memang tidak bisa jika tidak keluar rumah harus mematuhi protokol kesehatan misalnya berbelanja kebutuhan pangan, obat, dan

memeriksakan diri di fasilitas kesehatan. Hal ini semua dilakukan demi menjaga seseorang dari terinfeksi virus menular Covid-19.

Sebagai seorang pengajar, saya menyikapi hal ini dengan ikhlas sebagai suatu cobaan dari Allah Yang Maha Esa dan tetap mengikuti aturan pemerintah. Seperti kebanyakan orang yang juga harus bekerja dari rumah, saya mengajar dengan mengandalkan aplikasi internet. Materi yang saya bawakan harus dibagikan melalui media sosial begitupun dengan mahasiswa yang harus mengumpulkan tugas. Hikmah adanya wabah virus ini bagi saya adalah aktif dalam membuat materi di salah satu situs terkenal yang menyajikan video. Saya menyampaikan bahan ajar pada saluran di situs tersebut dan mahasiswa dapat menyaksikan penjelasan materi. Selain itu, kegiatan belajar mengajar menjadi paperless. Penggunaan kertas menjadi minim sehingga dapat mengurangi sampah kertas. Kegiatan mencetak hasil tugas mahasiswa dapat ditunda dahulu dan cukup menyimpan tugas mereka di hard drive handphone dan komputer saya sebagai arsip. Jenis tugas mereka pun bisa variatif seperti video, foto, atau rekaman suara sehingga para mahasiswa dapat lebih mengasah kemampuan mereka dalam tugas yang diberikan.

Namun di balik hikmah positif tersebut, terdapat sisi emosional yang membutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi pandemi Corona ini. Keharuan yang pasti dirasakan oleh banyak orang yang keluarganya harus bekerja atau menuntut ilmu jauh dari mereka. Adanya himbauan presiden yang melarang kegiatan mudik dilakukan saat momen hari raya yang baru-baru ini membuat suasana hari raya terasa sangat berbeda. Hal itupun terjadi pada keluarga saya. Kegiatan kumpul keluarga pada momen lebaran yang baru-baru ini harus ditunda dahulu karena suami bekerja di luar provinsi. Penyebaran dikhawatirkan bisa terjadi melalui kontak dengan sarana umum saat di perjalanan. Sanak saudara, kerabat, bahkan tetangga terdekat dengan rumah tidak ada yang berkunjung. Alhasil, suasana silaturahmi lebaran tidak seperti biasanya.

Entah kapan situasi dapat kembali normal seperti sedia kala. Namun, menurut WHO, Covid-19 tidak bisa hilang sedangkan

aktivitas manusia seperti berdagang, belajar, bekerja, dll harus tetap berjalan. Maka dari itu, pemerintah baru-baru ini mengumumkan akan menjalankan kebijakan New Normal yaitu hidup berdamai dengan Covid-19. Tatanan kehidupan baru setelah munculnya pandemi berjalan normal seperti biasanya namun harus dengan ketat menjalankan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan memakai masker.

Tatanan hidup New Normal ini akan menjadi pintu gerbang dimulainya nafas baru aktivitas masyarakat. Dari informasi yang ada pada Koran-Jakarta, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan akan segera membuka kembali aktivitas perdagangan pada Juni 2020. Hal ini dilakukan untuk menggerakkan kembali ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Meskipun diizinkan, pemerintah tetap menetapkan syarat ketat sesuai dengan standar kesehatan. Informasi dari Koran-Jakarta juga menyebutkan bahwa pembukaan aktivitas perdagangan ini tentunya akan diawasi dan dievaluasi dengan memperhatikan situasi kerentanan penyebaran Covid-19. Berbagai aturan seperti protokol kesehatan yang ketat, pembatasan jam dan kapasitas operasional, pengaturan jumlah kunjungan dan waktu sirkulasi pengunjung, dan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) di tempat-tempat perdagangan melalui mitigasi resiko adalah prioritas evaluasi yang ditetapkan pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemda setempat. Pembukaan aktivitas perdagangan ini pun akan dibuka secara bertahap pada zona hijau yang terdapat di 100 daerah di delapan provinsi di Indonesia.

Dalam sektor pendidikan, meskipun New Normal akan diterapkan, presiden Jokowi memutuskan untuk menunda masuknya sekolah. Dari informasi newsmaker.tribunnews.com, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa presiden menginginkan agar kebijakan New Normal di sektor pendidikan harus dipikirkan secara matang. Penerapan New Normal di sekolah masih dinilai sangat beresiko jika dilaksanakan dalam waktu dekat.

Ketua Ikatan Guru Indonesia, Ramli Rahim juga menyambut baik adanya keputusan tersebut. Protokol keselamatan di sekolah berbeda dengan sektor lain terlebih lagi jika dihadapi oleh anak-anak. Dalm informasi dari m.bisnis.com, ia meminta agar menteri pendidikan segera menyampaikan kebijakan pemerintah tersebut secara terbuka karena telah begitu banyak Dinas Pendidikan yang sudah bersiap-siap menjalankan pembelajaran tatap muka mulai 13 Juli 2020. Ramli mengatakan, IGI tetap menolak adanya keinginan banyak pihak untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka meskipun dengan protokol yang ketat termasuk memperpendek waktu belajar menjadi hanya empat jam tanpa istirahat.

Lantas sebagai masyarakat awam, bagaimana seharusnya kita bersikap? Haruskah kita menyalahkan orang lain yang menjadi cikal bakal penyebaran virus Corona dengan diet makan mereka yang ekstrim? Atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita dengan membeli semua barang yang belum tentu kita butuhkan? Dilansir dari rumaysho.com dalam matabanua.co.id, Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazaq Al-Badr (guru besar di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi) memberikan nasehat tentang bagaimana kita sebagai umat muslim mengahdapi Covid-19 ini. Menurut beliau, kita sebagai umat muslim hendaknya bertawakkal dan pasrah akan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala karena semua hal terjadi atas kuasa Allah

Subhanahu wa Ta’ala dan sudah menjadi takdir-Nya. Allah Subhanahu

wa Ta’ala berfirman dalm surah At-Taghabun ayat 11, yang artinya “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan member petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Kedua, dengan menjaga aturan Allah. Sebagai umat muslim kita harus mengingat perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Beliau mengajak kita untuk sama-sama mengintrospeksi dan merenungi diri kita masing-masing, bisa jadi munculnya wabah Covid-19 ini disebabkan oleh dosa-dosa kita. Nasihat Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu ‘Abbas

radhiyallahu ‘anhuma disebutkan yang artinya “Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu” (HR. Tirmidzi, no.2516; Ahmad, 1:293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14:408. Al-Hafidz Abu Tahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketiga, ingatlah keadaan seorang mukmin antara bersabar dan bersyukur. Ketika kita mendapat kebahagiaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita bersyukur atas nikmat yang kita terima dan jika ketika kita ditimpa musibah seperti yang kita alami sekarang ini, maka seharusnya kita bersabar. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya”. (HR. Muslim, no. 2999). Mengenai sikap bersabar dalm menghadapi musibah juga telah disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 155-157, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang-orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Keempat, melakukan ikhtiar. Lakukanlah ikhtiar untuk menghindari atau mencegah Covid-19 ini masuk ke tubuh kita. Berbagai upaya bisa kita lakukan agar tidak terkena virus seperti mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun dan air mengalir, melaksanakan kebijakan pemerintah yaitu dengan physical

distancing; hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut karena

tangan kita banyak menyentuh permukaan benda dan virus mungkin dapat menempel disana; jangan mendekati kerumunan orang; terapkan etika batuk dan bersin yang benar; jika mengalami gejala seperti demam, batuk, dan kesulitan bernafas segeralah periksakan ke

dokter. Dalam menghadapi wabah, Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda yang artinya “Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Kelima, perkuat diri dengan dzikir terutama dzikir pagi dan petang. Dengan membaca dzikir pagi dan petang, maka Allah pasti akan menjaga kita karena di dalam bacaannya terkandung permohonan perlindungan secara sempurna dari berbagai bahaya.

Keenam, hati-hati dengan berita bohong atau hoax. Kita harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan luaskan informasi terutama yang berkaitan dengan isu Covid-19. Menyebarluaskan berita yang tidak benar dapat mengakibatkan kepanikan di masyarakat bahkan bisa sampai ke ranah hukum. Oleh karena itu, kita harus pandai menyaring dan menyikapi informasi yang beredar di berbagai media sosial. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Selama pandemi ini masih berada di tengah-tengah kita atau setelah kehidupan berjalan normal seperti biasanya, kita harus terus menjaga kebersihan dengan sebaik-baiknya. Memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan memberikan dampak kenyamanan dan keamanan bagi semua orang. Rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktivitas, menggunakan hand sanitizer, memakai masker, menjaga jarak, dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi sembari belajar dan bekerja adalah cara terbaik dalam hidup berdamai dengan Covid-19. Doa dan harapan semua orang adalah agar kehidupan dapat kembali pulih dan berjalan normal seperti biasanya. Tetap semangat dan optimis serta berdoa kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bagian terpenting dalam menjalani kehidupan yang sulit saat ini. Semoga Yang Maha Kuasa memberikan kita kekuatan dan kesabaran dalam menjalani masa depan.

PROSES SISTEM KULIAH DARING

Dalam dokumen Kuat Melawan Corona (Halaman 60-69)