• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Administra f dan Kontrol Sosial

Dalam dokumen filsafat ilmu dalam kajian hukum (Halaman 147-155)

HUKUM DAN KONTROL SOSIAL

8. Hukum Administra f dan Kontrol Sosial

Kesalahpenger an luas tentang hukum adalah pendapat bahwa hukum terdiri sepenuhnya dari hukum pidana dengan segala aparat pidananya yaitu : polisi, jaksa, hakim, juri, hukuman dan penjara. Kesalahpenger an lainnya adalah semua hukum dapat dibagi ke dalam hukum pidana dan hukum perdata. Namun sumber-sumber sistem hukum adalah jauh lebih kaya dari lebih luas sehingga dak ada satupun dari kedua pandangan tersebut yang benar (Summers dan Howard, 1972: 198). Seksi ini akan membahas bagaimana cara-cara hukum yang berbeda dapat digunakan untuk mengontrol apa yang oleh Robert S. Summers dan George H. Howard disebut sebagai ”ak vitas utama swasta” (private primary ac vity). Mereka berdua menggunakan konsep ini untuk menggambarkan berbagai tujuan, seper produksi dan pemasaran listrik dan gas alam, persyaratan dan pengopera on dari kereta api, transportasi udara, dan fasilitas-fasilitas transportasi lainnya, pengolahan dan distribusi makanan, pembangunan bangunan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, serta penyiaran radio dan televisi. Namun ak vitas-ak vitas dak membentuk sebagai urusan skala besar seper produksi atau persyaratan (provision) dari transportasi udara dan sejenisnya. Da ar ini dapat diperpanjang dengan persyaratan untuk pelayanan-pelayanan medis oleh dokter, kepemilikan dan pengoperasian dari kendaraan bermotor oleh warganegara biasa, pembangunan perumahan lokal oleh tukang kayu, dan penjualan dan pembelian saham dan obligasi oleh individu-individu. Ak vitas-ak vitas utama swasta dak hanya diinginkan secara posi f, tapi juga pen ng untuk memfungsikan masyarakat modern. Ak vitas-ak vitas ini membangkitkan keperluan-keperluan hukum yang dipenuhi melalui mekanisme kontrol administra f.

Dalam masyarakat modern, semua jenis pelayanan diperlukan, seper yang diberikan oleh dokter, fasilitas- fasilitas transport, dan perusahaan-perusahaan listrik. Namun dokter yang dak kompeten bisa membunuh pasien daripada menyembuhkannya. Seorang pilot pesawat yang

membunuh semua orang yang ada di pesawat. Seorang pembuat katering mungkin meracuni separuh dari anggota masyarakat. Selain inkompetensi / ke dakmampuan atau kecerobohan, penyalahgunaan juga sangat mungkin terjadi. Seorang individu dapat kehilangan seluruh tabungannya melalui pengoperasian saham yang meyimpang. Sebuah perusahaan telpon dapat menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya dan menarik biaya telpon yang sangat nggi. Seorang pemilik dari fasilitas pengolahan limbah nuklir mungkin ingin memotong aturan (cut the corners), sehingga seluruh masyarakat terekspos dengan radiasi.

Ak vitas-ak vitas utama swasta, seper yang dicatat oleh Summers dan Howard (1972: 199), dapat menyebabkan kerugian (harm), kerugian yang bisa dihindari (avoidable harm). Pesawat terbang dapat dibuat aman terbang, dan penggelapan saham oleh broker yang “nakal” (fl y-by-night operator) dapat dikurangi. Kontrol hukum terhadap ak vitas-ak vitas ini dijus fi kasi berdasarkan 2 alasan : pencegahan kerugian (preven on of harm) dan peningkatan kebaikan (promo on of good). Sebagai contoh, dalam kasus penyiaran radio dan televisi, hukum dapat berperan dalam mengontrol disiarkannya kecabulan (obscenity) dan masalah perimbangan program, seper melipu urusan- urusan publik, sebagai tambahan dari program hiburan dan olahraga. Kontrol dari ak vitas utama swasta dilakukan melalui hukum administra f, terutama dalam konteksi lisensi, inspeksi, dan ancaman publisitas.

Kontrol terhadap profesi-profesi dan ak vitas-ak vitas tertentu melalui lisensi / perijinan Kekuasaan hukum administra f adalah dak hanya menetapkan standar dan menghukum para pihak yang gagal mematuhi hukum, “Kepercayaan bahwa penegakan hukum lebih baik dicapai melalui pencegahan daripada penghukuman (prosecu on) telah menyumbangkan kemunculan regulasi administra f sebagai alat utama dari kontrol pemerintah” (Horak, diku p oleh Summers dan Howard, 1972: 202). Mensyaratkan dan memberikan lisensi untuk melakukan ak vitas-ak vitas tertentu adalah alat kontrol yang klasik. Suatu lisensi mungkin diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan,

mengoperasikan bisnis, melayani pelanggan khusus atau area khusus, atau untuk memproduksi produk tertentu. Dokter dan pengacara harus menjalani pela han dan mendemonstrasikan beberapa kompetensi sebelum mereka mendapatkan surat kualifi kasi untuk berpraktek. Di sini, lisensi digunakan untuk menegakkan standar kualifi kasi dasar. Perusahaan penerbangan

dak dapat menerbangi rute tertentu semau mereka dan para penyiar radio atau tv dak bisa bebas memilih frekuensi semau mereka sendiri. Hal yang mendasari semua peraturan lisensi adalah penolakan hak (denial of a right) untuk melakukan ak vitas yang diinginkan, kecuali dengan lisensi. Dalam hal ini, lisensi adalah suatu izin (permit) atau hak (privilege) untuk melakukan ak vitas tertentu yang dijamin oleh suatu otoritas yang berwenang dimana, menurut hukum, hal sebaliknya akan melanggar hukum (would otherwise be unlawfull). Lisensi adalah suatu izin resmi untuk melakukan sejenis ak vitas tertentu, seper menerbangkan pesawat atau mengoperasikan suatu stasiun televisi.

Kontrol terhadap profesi-profesi dan ak vitas-ak vitas tertentu melalui lisensi dapat dimenger (jus fi ed) sebagai proteksi publik dari pelayanan dan produk yang kurang mutunya (inferior), palsu (fraudulent), atau berbahaya (dangerous). Namun dalam pembahasan ini, kontrol telah diperluas dengan pekerjaan-pekerjaan (occupa ons) yang paling banter hanya mempengaruhi kesehatan dan keselamatan publik secara minimal. Di beberapa negara bagian, lisensi diperlukan untuk peramal bintang (cosmetologists), ahli pelelangan (auc oners), ahli pengendali cuaca (weather control prac oners), pengemudi taksi (taxidermist), pengelola kuburan mobil (junkyard operators), dan ahli pemasangan AC (weather vane installers). Negara bagian Hawaii memberi lisensi untuk ar s tatoo; New Hampshire memberi lisensi untuk para penjual penangkal pe r (lightning-rod salespersons). Di negara bagian Delaware 86 mata pencaharian / pekerjaan diberi lisensi, termasuk pemain sirkus, penjaga tempat bowling, ahli bunga, dan pemilik rumah bilyar. Sampai beberapa tahun yang lalu, merupakan pelanggaran hukum bagi orang yang mencari mata pencaharian dengan memperbaiki jam yang rusak

di negara bagian North Carolina. Hukumannya adalah hukuman 6 bulan penjara, sama dengan para penjual obat tanpa lisensi (U.S. News & World Report, 1979: 70). Sebagai tambahan dari pengeluaran lisensi untuk mata pencaharian / pekerjaan tersebut, negara bagian juga melakukan pengawasan berupa pencabutan atau penangguhan lisensi. Sebagai contoh, menurut hukum administra f, negara bagian dapat menarik lisensi untuk berpraktek bagi pengacara, dokter, atau ahli kecan kan, dan mungkin saja membatalkan lisensi dari pemilik restoran agar

dak buka bisnis selama beberapa hari dalam satu tahun atau bahkan selamanya.

Hukum administra f memberikan kekuatan-kekuatan inves gasi dan inspeksi kepada lembaga-lembaga regulatori. Inspeksi periodik adalah satu cara untuk memonitor ak vitas yang sedang berlangsung di bawah juridiksi suatu lembaga tertentu. Inspeksi seper itu menentukan apakah mobil, pesawat terbang, dan kereta api dapat berjalan, produk-produk pertanian dapat memenuhi standar kualitas, koran-koran dapat memperoleh hak pengiriman pos kilat, dan sebagainya. Prosedur-prosedur yang sama dapat digunakan untuk mencegah distribusi dari makanan dan obat-obatan yang dak aman, melarang pemasukan tanaman dan hewan yang sakit ke dalam suatu negara, atau untuk membatalkan (suspend) lisensi terbang seorang pilot sambil menunggu dengar pendapat tentang ndakan indisiplinernya.

Di berbagai industri, inspektur pemerintah beroperasi di tempat industri berada (premises). Sebagai contoh, ke ka inspektur dari Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administra on) menemukan adanya bakteri di dalam sup, maka manufakturer dari sup tersebut akan menarik semua dagangannya dari toko-toko makanan dan rak-rak di tempat manufakturer serta memusnahkan semua kaleng-kaleng sup yang ada – karena adanya ancaman yang dak tertulis tetapi umum dimenger bahwa Badan Obat dan Makanan berhak menjatuhkan hukuman (Gellhorn, 1972: 102).

Inspeksi merupakan alat utama bagi supervisi dan kontrol administra f. Sebagai contoh, bank-bank nasional berada di bawah pengawasan Dewan Bank Cadangan Federal / Bank

Pusat Amerika Serikat (Federal Reserve Board) dan Perusahaan Asuransi Deposit Federal / Lembaga Penjamin Simpanan Federal (Federal Deposit Insurance Corpora on) melalui kunjungan- kunjungan dari inspekturnya untuk memeriksa catatan-catatan bank. Seorang staf tata kota / tata bangunan dapat menginspeksi bangunan-bangunan untuk menentukan kepatuhan terhadap Undang-undang Bangunan (Building Codes). Di suatu waktu, inspeksi dilakukan secara kadang-kadang (occasionally), misalnya menjamin kepatuhan terhadap Undang-undang Bangunan. Di waktu lainnya, inspeksi dilakukan secara kon nu, misalnya inspeksi terhadap makanan. Kedua bentuk inspeksi, baik sporadis / kadang-kadang ataupun kon nu, telah menghadirkan tekanan untuk meregulasi diri sendiri dan menyumbang terhadap kontrol internal seper yang telah diperintahkan oleh hukum. Kadang- kadang, inspeksi-inspeksi ini juga akan berakibat kepada proposal / usulan untuk perbaikan legislasi standar regulasi tatakelola (legisla on governing regulatory standards).

Di dalam suatu masyarakat sederhana dimana orang cenderung kenal satu sama lain, mempublikasikan orang yang berbuat salah / jahat (publicizing wrongdoers) dapat mempunyai efek signifi kan untuk mengubah perilaku orang tersebut. Sistem kontrol sosial seper itu biasanya dak jalan di masyarakat industrial perkotaan dalam hal adanya penyimpangan perilaku individu. Perusahaan besar yang menjual produk bermerk yang diketahui luas, namun demikian, akan sangat terpengaruh oleh ancaman publisitas “nega f” (adverse publicity) yang beredar luas / beroplag besar (Nagel, 1975: 347).

Barangkali kekuatan potensial terbesar di tangan administrator adalah kekuasaan untuk mempublikasi (Gellhorn, 1972: 110). Suatu publisitas yang dikeluarkan yang menggambarkan dengan detail karakter dari pelanggaran yang didakwakan dan pelanggar yang terlibat dapat mengakibatkan kerugian segera yang dak kecil (can infl ict immediate damage). Sebagai contoh, sebelum Hari Terima Kasih (Thanksgiving) pada tahun 1959, Menteri Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan (Secretary opf Health, Educa on and Welfare) prak s telah menghancurkan semua pasar buah cranberry

dengan mengumumkan pada konperensi pers bahwa beberapa buah cranberry telah terkontaminasi oleh zat yang dapat menghasilkan kanker. Keefek van dan kekuatan dari publisitas adalah mekanisme kontrol yang akhir-akhir ini telah dikonfi rmasi bahwa pengumuman bakteri (botulism) dalam sekaleng sup telah membunuh seorang lelaki. Publisitas tersebut telah menghancurkan Perusahaan Sup Bonvivant (Gellhorn, 1972: 110). Namun perlu dicatat, bahwa kekuatan publikasi dak hanya dimiliki oleh pegawai pemerintah. Sebagai contoh, kehancuran pabrik mobil Corvair disebabkan oleh buku Ralph Nader yang berjudul ”Tidak Aman pada Kecepatan Berapapun” (Unsafe at Any Speed, 1965) dan publikasi-publikasinya yang lain.

Di banyak bidang, publisitas sangat berguna kalau dak amat sangat diperlukan dalam fungsi kontrol. Pada tahun 1970 legislasi polusi udara federal, sebagai contoh, telah memberitahu publik melalui publikasi sejauh mana se ap pabrik mobil patuh terhadap ketentuan yang dikeluarkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protec on Agency). Seringkali, perusahaan-perusahaan yang menghasilkan polusi setuju untuk menghen kan kegiatannya dan mematuhi perintah lembaga administra f karena ketakutan terhadap konsekuensi dari publisitas yang merugikan (Nagel, 1975: 347). Selain itu, dalam penegakan legislasi yang melindungi konsumen dari manufakturer dan penjualan makanan dan obat-obatan yang dak asli (impure food and drugs), kemampuan lembaga administra f untuk menginformasikan publik bahwa suatu produk mungkin berisi bahan-bahan yang merugikan (harmful ingredients) dapat mengambil peran pen ng dalam mencegah konsumsi produk yang di bawah inves gasi tersebut sampai akurasi dari dugaan ini dapat ditentukan.

Namun demikian dalam kasus-kasus tertentu, perusahaan- perusahaan yang mempunyai monopoli terhadak produknya, seper perusahaan listrik dan perusahaan gas, dak akan dirugikan oleh publisitas yang nega f. Lembaga-lembaga pemerintahan, kadang-kadang, juga segan untuk memberi kesan nega f (s gma) perusahaan-perusahaan karena publisitas nega f dipandang sebagai ajudikasi informal, walaupun

seringkali digunakan dan dijus fi kasi oleh pendapat bahwa orang mempunyai hak untuk tahu (people have a right to know).

KESIMPULAN

Pembahasan sederhana telah memandang hukum sebagai kontrol sosial formal. Hukum akan bermain bila kontrol sosial yang lain lemah, dak efek f, atau dak ada. Individu-individu dan kelompok-kelompok dipandu untuk berperilaku dalam cara- cara yang dapat diterima melalui proses sosialisasi dan tekanan eksternal dalam bentuk sangsi dari orang atau kelompok lain. Mekanisme kontrol sosial melalui tekanan dari luar dapat bersifat formal maupun informal, dan mencakup sangsi-sangsi posi f maupun nega f.

DAFTAR PUSTAKA

George Ritzer, Sosiologi, Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Penyun ng Alimandan, Rajawali Press, Jakarta, 1995. Adam Podgorecki & Christoper J. Whelan, Pendekatan Sosiologi

Terhadap Hukum, Bina Aksara, Jakarta, 1978.

Castberg F., Problem of Legal Philosophy, Oslo University Press, London, 2nd Edi on, 1957 .

I.S. Suanto, Lembaga Peradilan dan Demokrasi, Makalah pada seminar tentang Pendayagunaan Sosiologi Hukum Dalam Masa Pembangunan dan Restrukturisasi Global dan Pembentukan ASHI di Semarang, 12-13 Nov. 1996

Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, BPHN Depkeh dan Sinar Baru, Bandung, tanpa tahun.

Reinhard Bendix, The Compara ve Analysis of Historis Change, dalam Soscial Theory and Economic Change, disun ng oleh T. Burns & S.B. Saul, Tavistock Publica on, London, Rudolf von

Jhering dalam Soerjono Soekanto, Kegunaan Sosiologi Hukum Bagi Kalangan Hukum Citra Aditya Bak , Bandung, 1991,

hal. 20.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bak , Bandung, 1991.

Satjipto Rahardjo, Pendayagunaan Sosiologi Hukum untuk Memahami Proses-proses Sosial Dalam Konteks Pembangunan dan Globalisasi, Makalah pada seminar tentang Pendayagunaan Sosiologi Hukum Dalam Masa Pembangunan dan Restrukturisasi Global dan Pembentukan ASHI di Semarang, 12-13 Nov. 1996.

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta, PT RajaGrafi ndo Persada, Cet 15, 2005

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT RajaGrafi ndo Persada, Cet 38, 2005. Soe ksno, Filsafat Hukum, Bagian I, Pradnya Pramamita, Jakarta, 1988. W. Froedmann, Teori dan Filsafat Hukum (Susunan I), RajaGrafi ndo

Persada, Jakarta, 1993. Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Masyarakat, Bandung , Penerbit Angkasa,

Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafi ka, Jakarta, 2007 Soetandyo Wignyosiebroto, Sosiologi Hukum: Perannya Dalam

Pengembangan Ilmu Hukum dan Studi Tentang Hukum, Makalah pada seminar tentang Pendayagunaan Sosiologi Hukum

Dalam Masa Pembangunan dan Restrukturisasi Global dan Pembentukan ASHI di Semarang, 12-13 Nov. 1996.

Dalam dokumen filsafat ilmu dalam kajian hukum (Halaman 147-155)