• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN

Dalam dokumen filsafat ilmu dalam kajian hukum (Halaman 115-123)

FILSAFAT ILMU

PERANAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN

Semakin banyak manusia tahu, semakin banyak pula pertanyaan yang mbul dalam dirinya. Manusia ingin tahu tentang asal dan tujuan hidup, tentang dirinya sendiri, tentang nasibnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya. Sikap seperi ini pada dasarnya sudah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas, yang secara metodis dan sistema s dapat dibagi atas banyak jenis ilmu.

Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia dak dapat membiarkan ins ng mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistema sasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.

Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki se ap sudut kehidupan manusia. Hal ini dak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan. Prasetya T. W. dalam ar kelnya yang berjudul “Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl Feyerabend” mengungkapkan bahwa ada dua alasan mengapa ilmu pengetahuan menjadi begitu unggul. Pertama, karena ilmu pengetahuan mempunyai metode yang benar untuk mencapai hasil-hasilnya. Kedua, karena ada hasil-hasil yang dapat diajukan sebagai buk keunggulan ilmu pengetahuan. Dua alasan yang diungkapkan Prasetya tersebut, dengan jelas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan peranan yang cukup pen ng dalam kehidupan umat manusia.

Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru an terhadap ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini adalah Paul Karl Feyerabend. Sikap an ilmu pengetahuannya ini, dak berar an terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi an terhadap kekuasaan ilmu pengetahuan yang kerap kali melampaui maksud utamanya. Feyerabend menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan dak menggunguli bidang-bidang dan bentuk-bentuk pengetahuan lain. Menurutnya, ilmu-ilmu pengetahuan menjadi lebih unggul karena propaganda dari para ilmuan dan adanya tolak ukur ins tusional yang diberi wewenang untuk memutuskannya.

Sekalipun ada berbagai kontradiksi tentang keunggulan ilmu pengetahuan, dak dapat disangkal bahwa ilmu pengetahuan sesungguhnya memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dak terlepas dari peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah-

masalah hidupnya, walaupun kadang-kadang ilmu pengetahuan dapat pula menciptakan masalah-masalah baru.

Meskipun demikian, pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas. Seper yang telah diungkapkan pada bagian pendahuluan, keterbatasan itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu pengetahuan dak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan fi lsafat. Dalam hal inilah fi lsafat menjadi hal yang pen ng.

Verhaak dan R.Haryono Imam dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-ilmu, menjelaskan dua penilaian fi lsafat atas kebenaran ilmu-ilmu. Pertama, fi lsafat ikut menilai apa yang dianggap “tepat” dan “benar” dalam ilmu-ilmu. Apa yang dianggap tepat dalam ilmu-ilmu berpulang pada ilmu-ilmu itu sendiri. Dalam hal ini fi lsafat dak ikut campur dalam bidang-bidang ilmu itu. Akan tetapi, mengenai apa kiranya kebenaran itu, ilmu-ilmu pengetahuan dak dapat menjawabnya karena masalah ini dak termasuk bidang ilmu mereka. Hal-hal yang berhubungan dengan ada daknya kebenaran dan tentang apa itu kebenaran dibahas dan dijelaskan oleh fi lsafat. Kedua, lsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran.

Dari dua penilaian fi lsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat dillihat bahwa ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pas ) dak langsung berkecimpung dalam usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendeka kebenaran. Filsafatlah yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam fi lsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.

dalam usaha mencari jawaban dari berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama, lsafat harus mengkri k jawaban-jawaban yang dak memadai. Kedua,fi lsafat harus ikut mencari jawaban yang benar. Kri kan dan jawaban yang diberikan fi lsafat sesungguhnya berbeda dari jawaban-jawaban lain pada umumnya. Kri kan dan jawaban itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Pertanggungjawaban rasional pada hakikatnya berar bahwa se ap langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan, serta harus dipertahankan secara argumenta f dengan argumen-argumen yang objek f. Hal ini berar bahwa kalau ada yang mempertanyakan atau menyangkal klaim kebenaran suatu pemikiran, pertanyaan dan sangkalan itu dapat dijawab dengan argumentasi atau alasan-alasan yang masuk akal dan dapat dimenger .

Dari berbagai penjelasan di atas, tampak jelas bahwa fi lsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kri s sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teli dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan fi lsafat sendiri, senan asa harus terbuka terhadap berbagai kri kan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.

Inilah yang menunjukkan kekhasan fi lsafat di hadapan berbagai ilmu pengetahuan yang ada. Filsafat selalu terbuka untuk berdialog dan bekerjasama dengan berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka pencarian akan kebenaran. Baik ilmu pengetahuan maupun fi lsafat, bila diarahkan secara tepat dapat sangat membantu kehidupan manusia.

Membangun ilmu pengetahuan diperlukan konsistensi yang terus berpegang pada paradigma yang membentuknya. Kearifan memperbaiki paradigma ilmu pengetahuan nampaknya sangat diperlukan agar ilmu pengetahuan seiring dengan tantangan zaman, karena ilmu pengetahuan dak hidup dengan dirinya sendiri, tetapi harus mempunyai manfaat kepada kehidupan dunia

didominasi oleh pendekatan fi lsafat. Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ke daktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian- pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat dak mengharuskan adanya data empiris seper yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat Spekula f.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan fi lsafat ada sejumlah persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.Ilmu memiliki tugas melukiskan fi lsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan ak vitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan fi lsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakat itu darimana awalnya dan akan kemana akhirnya

KESIMPULAN

Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut penger annya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu fi lsafat berar cinta kearifan.sedangkan fi lsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan fi lsafat pengetahuan. Objek dari lsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu se ap saat ilmu itu berubah mengiku perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru dan Ilmu pengetahuan atau Knowledge ini merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita ketahui seper fi lsafat, sosial, seni, beladiri, dan ilmu sains itu sendiri.

Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran tapi fi lsafat dak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana fi lsafat selalu mengarah pada pencarian akan

kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kri s sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teli dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan fi lsafat sendiri, senan asa harus terbuka terhadap berbagai kri kan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.

Antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat dak mengharuskan adanya data empiris seper yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat Spekula f.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan fi lsafat ada sejumlah persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.Ilmu memiliki tugas melukiskan fi lsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan ak vitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan fi lsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu darimana awalnya dan akan kemana akhirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology; The Science Of Values; 44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,11.

Bertens, K., 1987., “Panorama Filsafat Modern”, Gramedia Jakarta, p.14, 16, 20-21, 26.

Koento Wibisono S. dkk., 1997., “Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, Intan Pariwara, Klaten, p.6-7, 9, 16, 35, 79.

Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta p.3, 14-16.

____________________., 1996., “Ar Perkembangan Menurut Filsafat Posi visme Auguste Comte”, Cet.Ke-2, Gadjah Mada University Press Yogyakarta, p.8, 24-26, 40.

____________________., 1999., “Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum Mengenai Kelahiran Dan Perkembangannya Sebagai Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu”, Makalah, Ditjen Dik Depdikbud – Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta, p.1.

Nuchelmans, G., 1982., “Berfi kir Secara Kefi lsafatan: Bab X, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, Dialihbahasakan Oleh Soejono Soemargono”, Fakultas Filsafat – PPPT UGM Yogyakarta p.6-7.

Sastrapratedja, M., 1997., “Beberapa Aspek Perkembangan Ilmu Pengetahuan”, Makalah, Disampaikan Pada Internship Filsafat Ilmu Pengetahuan, UGM Yogyakarta 2-8 Januari 1997, p.2-3.

Soeparmo, A.H., 1984., “Struktur Keilmuwan Dan Teori Ilmu Pengetahuan Alam”, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya, p.2, 11.

Liberty Yogyakarta, p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161. Van Melsen, A.G.M., 1985., “Ilmu Pengetahuan Dan Tanggung

Jawab, Diterjemahkan Oleh K.Bartens”, Gramedia Jakarta, p.16-17, 25-26.

Van Peursen, C.A.,1985., “Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, Alih Bahasa Oleh J.Drost”, Gramedia Jakarta, p.1, 4, 12

Dalam dokumen filsafat ilmu dalam kajian hukum (Halaman 115-123)