• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KEPUSTAKAN

II.1.5. Tinjauan Tentang Kerukunan Umat Beragama

II.1.5.3. Indikator Kerukunan Antar Umat Beragama

Untuk mempermudah pemahaman tentang kerukunan antar umat beragama yang berbeda-beda dari tiap agama, perlu diadakannya kesepahaman

33 bersama tentang indikator kerukunan, dalam hal ini indikator kerukunan dirunut dari PBM no 9 dan 8 tahun 2006, Aspek kerukunan dalam PBM tersebut adalah :

1. keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi. 2. Saling pengertian.

3. Saling menghormati.

4. Menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya.

5. Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Sejalan dengan indikator kerukunan berdasarkan PBM tersebut, sebagai pelengkap untuk memahami indikator kerukunan perlu juga meninjau pernyataan dari Risnawati, menurut Risnawati Sinulingga11 kerukunan umat beragama yang diharapkan antara lain adalah tercapainya kondisi sebagai berikut :

a. tidak adanya konflik intern umat beragama atau konflik ekstern antar golongan-golongan agama.

b. Keharmonisan hubungan dalam kehidupan bermasyarakat yang saling mengisi dan menguatkan.

c. Secara simpel dan praktis berupa pengendalian diri, sehingga setiap penganut agama menghormati kebebasan tiap orang dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai dengan agamanya, bertenggang rasa, dan tidak untuk memaksakan agamanya kepada orang lain.

11

34 II.1.5.4. Konsep Kerukunan Hidup Beragama Dalam Kitab Suci Agama-agama Di Indonesia

Tabel 3.

Konsep kerukunan dalam kitab suci agama-agama di Indonesia No Agama Konsep Kerukunan Dalam Kitab Suci

1 Islam Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. (QS. An-Nahl/16:90)

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negrimu. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah:8-9)

Hai manusia, sesungguhnya kami telah menjadikan kamu manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu bangsa-bangsa, dan bergolongan-golongan supaya kami saling mengenal. (QS.AlHujarat/49:13)

Dan janganlah kamu maki sembahan yang mereka seru selain dari Allah, karena mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. (QS. Al-An’am/6:108) Hai orang yang beriman, janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang dimengolok-olok- diolok-olok lebih baik dari mereka yang megdiolok-olok-diolok-olok. (QS. Al-Hujarat/49:11)

Hai orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. (QS. Al-Hujarat/49:12)

2 Kristen Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (matius 5 :9)

Sungguh alangkah baik dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama hidup rukun! (mazmur 133 :1)

Tetapi aku berkata kepadamu, janganlah kamu melawan orang-orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa yang menampar pipi kanan mu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (matius 5 : 39)

Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu. Dan seiapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (matius 5 : 40-41)

Tetapi aku berkata kepadamu ; kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (matius 5 :

35 44)

Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (matius 22 : 37,39)

3 Khatolik Hukum kasih tersebut ialah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. (matius 22:37; Roma 13;10; 1Kor.13:4-7) 4. Konghuchu Di empat penjuru samudera, kita semua manusia adalah

bersaudara dan seorang yang berperi cinta kasih itu ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lain pun tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lain pun maju. Yang dimaksud saling tenggang rasa adalah apa yang diri-sendiri tiada inginkan janganlah dilakukan kepada orang lain. (kitab mengze Bab II.B1/4).

5. Hindu Wahai Manusia! Pikirkanlah bersama. Satukanlah hati dan pikiran dengan yang lain. Aku anugerahkan pikiran yang sama dan fasilitas yang sama pula untuk kerukunan hidupmu. (Rg. Veda X191.4).

Wahai manusia! Milikilah perhatian yang sama. Tumbuhkan saling pengertian diantara kamu. Dengan demikian engkau dapat mewujudkan kerukunan dan kesatuan. (Rg. Veda X.191.4).

Wahai umat manusia. Aku memberimu sifat ketulus-ikhlasan, mentalitas yang sama, persahabatan tanpa kebencian, seperti halnya induk sapi mencintai anaknya yang baru lahir. Begitu seharusnya kamu mencintai sesamamu. (Arthava Veda III.30.1),

Hendaknya harmonis dengan penuh keintiman diantara kamu, demikian pula dengan orang-orang yang dikenal maupun asing. Semoga dewa asvina menganugerahkan rahmatNya untuk keharmonisan antar sesama. (Arthava Veda VII.52.1). 6. Budha Rasa belas kasihan yang ada pada diri-sendiri, bila

dipergunakan untuk mencintai semua makhluk yang mengalami penderitaan untuk melakukan kasihan itu, setelah melaksanakan rasa kasih sayang sebagaimana halnya ia mencintai semua manusia, inilah yang disebut satwalambana-karuna. (sangyangkamahayanikan ayat 79).

Oleh karena itu, kerukunan yang dianjurkan dengan pengertian bahwa semua orang hendaknya mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain. (prasasti Batu Kalingan No XII dari raja Asoka abad ke-3 SM).

Sumber : Kitab Suci masing-maing agama di Indonesia (dalam buku Arifinsyah;2013

36 Setiap agama di Indonesia nyatanya menekankan dan mewajibkan semua penganutnya menanamkan jiwa kerukunan. Oleh karena itu meskipun kita berbeda-beda suku, adat-istiadat dan agama namun kita telah bertekad untuk menjadi bangsa Indonesia yang satu, maka kerukunan hidup beragama antar kita pun harus kita jaga dan bina terus agar bertambah kokoh. Lewat gambaran kerukunan dari kitab suci berbagai agama tersebut menegur kita agar Jangan kita mencar-cari perbedaan diantara kita, lebih-lebih jangan kita menggunakan perbedaan agama untuk memperuncing perbedaan pendapat yang mungkin timbul diantara kita.