• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian…

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan nontes. Soal test digunakan untuk mengungkapkan data tentang

49

keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi. Soal nontes yaitu lembar observasi, lembar jurnal, dan lembar wawancara. Dokumentasi foto digunakan untuk mengungkapkan perubahan perilaku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak.

1. Instrumen Tes

Penilaian adalah kegiatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar yang diperoleh dari penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (Persivar 1998:95). Hasil penilaian peserta didik dalam belajar hanya salah satu dari cakupan faktor yang diperoleh melalui proses pembelajaran.

Sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian dengan sistem ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran dengan hasil yang lebih berkualitas. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil (Mulyasa 2006:102). Penilaian dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya 75% pesrta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, atau sosial dalam proses pembelajaran, di samping itu menunjukkan semangat yang tinggi dan rasa percaya diri pada diri sendiri.

Penilaian dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan sikap positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%. Lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas tinggi apabila

50

masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhan/perkembangan masyarakat dan pembangunan.

Penilaian proses dilakukan dengan menilai sikap dan respon peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,yang dapat diambil melalui data observasi, jurnal dan wawancara. Penilaian hasil diambil dari hasil menceritakan kembali cerita fantasipeserta didik dengan menitikberatkan pada aspek kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik.

Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi. Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes adalah tes membaca. Hasil akhir tes diambil berdasarkan jumlah skor tiap aspek.

Aspek yang dinilai dalam tes menceritakan kembali cerita fantasi adalah kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik. Soal tes berupa siswa diminta untuk menceritakan kembali cerita yang sudah didengar dengan memperhatikan aspek menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tiap tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan alur, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi dan gerak/ mimik. Setiap unsur jawaban siswa tersebut merupakan aspek penilaian yang diperhatikan oleh peneliti.

2. Instrumen Nontes

Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik, sikap peserta didik dalam pembelajaran, serta tanggapan peserta

51

didik mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri atas pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3. Pedoman Observasi

Tujuan utama pembuatan lembar observasi adalah untuk memperoleh data mengenai perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Subjek sasaran yang diamati dalam observasi difokuskan pada perilaku positif dan perilaku negatif yang muncul saat berlangsungnya penelitian pada siklus I dan siklus II. Pedoman observasi juga digunakan untuk mengamati tingkah laku, respon, dan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati dalam observasi meliputi

1. keantusiasan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru, 2. keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru,

3. perhatian peserta didik terhadap teknik yang disajikan guru, yaitu teknik loci,

4. kesungguhan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi,

5. keberanian peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas.

52 4. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dari peserta didik mengenai pembelajaran cerita fantasi. Wawancara ditujukan pada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Untuk melakukan wawancara pada peserta didik yang telah dipilih tersebut dilakukan di luar jam pelajaran, hal itu dimaksudkan agar peserta didik yang diwawancarai merasa nyaman. Untuk mempermudah wawancara peneliti berpedoman pada membacakan lembar wawancara yang sudah dipersiapkan. Pedoman wawancara yang dilakukan pada siklus I dan siklus II mengenai (1) bagaiamanakah tanggapan peserta didik mengenai teknik yang digunakan oleh guru, (2) apakah kesulitan yang dialami peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi, (3) bagaimanakah kesan peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

5. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto. Pengambilan data dengan dokumentasi foto digunakan dengan tujuan memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang dilakukan.

Pengambilan data dengan dokumentasi foto ini difokuskan pada semua aktivitas yang dilakukan peserta didik pada pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

53

6. Kriteria Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali Cerita Fantasi Penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita fantasi ini didasarkan pada keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi yang terdapat dalam kompetensi dasar menceritakan kembali cerita fanatasi yang dibaca yang harus dicapai siswa. Penilaian ini terdiri atas komponen-komponen menceritakan kembali cerita fantasi dengan menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa yang baik, pelafalan/intonasi, dan gerak/mimik yang tidak berlebihan. Penilaian tiap aspek tersebut disusun dengan skor 1 sampai dengan 5 berdasarkan kategorinya masing-masing,l dengan tiap aspek memiliki nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100, jadi skor 1 berniali 20, skor 2 bernilai 40, skor 3 bernilai 60, skor 4 bernilai 80, skor 5 bernilai 100. Rubrik penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita anak dengan teknik lociterlampir.

Peserta didik dikatakanmencapai nilai minimal ketuntasan belajar jika nilai akhir interval 68-83 maka peserta didik tersebut dikategorikan dalam keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi sudah baik.

Sebelum instrumen penelitian ini digunakan maka dilakukan uji validitasnya.

Pengujian itu bermaksud agar hasil yang dicapai nanti merupakan hasil yang dapat diandalkan.