• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, disusun sebuah hipotesis tindakan dari penelitian yang dilakukan yaitu pembelajaran cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi serta dapat mengubah sikap peserta didik menjadi lebih positif pada peserta didik.

Pratindakan Siklus I Siklus II

P : Perencanaan

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya bentuk penelitian yang bersifat reflektif dan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran secara professional (Arikunto, dkk 2007:2-5). Desain penelitian tindakan kelas dengan teknik Kemmis merupakan model yang tidak terlalu sulit dilakukan.Teknik kemmis adalah sistem spiral refleksi diri yang terdiri dari empat tahapan. Model ini terdiri atas empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan, yaitu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan perubahan sebagai solusi. Dalam penelitian ini, rencana berupa pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi.

Dalam penelitian ini perencanaan kegiatan dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Xaverius 1 Jambi.

2. Tindakan, yaitu tindakan apa yang dilakukan guru sebagai upaya memperbaiki, meningkatkan atau perubahan sebagai solusi.

Maksudnya adalah melakukan perbaikan terhadap peserta didik dalam membacakan cerita fantasi. Kegiatan Tindakan dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Xaverius 1 Jambi.

38

3. Observasi atau pengamatan, yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Kesalahan peserta didik, kesulitan yang dihadapi peserta didik, tanggapan peserta didik menjadi pertimbangan untuk siklus selanjutnya. Kegiatan Observasi dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Xaverius 1 Jambi.

4. Refleksi, yaitu suatu kegiatan yang mempertimbangkan dampak dari tindakansehinggadapat memperbaikinya apabila ada kesalahan-kesalahan.

(Arikunto, dkk 2007 16-22).

Kegiatan refleksi dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020di SMP Xaverius 1 Jambi.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Jika dalam siklus pertama muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, maka akan dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, serta dilakukan refleksi ulang untuk siklus kedua. Tiap-tiap siklus memiliki tujuan yang berbeda.

Siklus I bertujuan mengetahui keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik. Dari siklus I dijadikan sebagai refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus II. Tujuan siklus II sendiri adalah untuk meningkatkan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi pada peserta didik dengan teknik loci dan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.

39

Proses tindakan siklus I merupakan tindakan awal penelitian. Hasil siklus I dipakai sebagai refleksi melakukan siklus II. Siklus I terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tiap-tiap tahap diuraikan sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Masalah yang dialami dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi adalah rendahnya keterampilan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi yang masih menggunakan teknik yang konvensional. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan berusaha memanfaatkan teknik

Pratindakan

40

pembelajaran sebagai bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini, peneliti mencoba menerapkan teknik loci.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah

1. menyusun rencana pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

2. membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi untuk mengetahui bagaimana perilaku peserta didik ketika dilakukan pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan menggunakan teknik loci, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi untuk memperoleh data nontes, dan 3. menyiapkan pedoman penskoran dan penilaian.

b. Tindakan

Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi pada peserta didik.

Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan menggunakan teknik loci.

Setiap pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Proses pembelajaran pada sislus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama, pada tahap pendahuluan dilakukan langkah-langkah berikut

41

1. guru mengkondisikan peserta didik untuk siap mengikuti pelajaran, 2. Guru memberikanapersepsi tentang cerita fantasi. Tahap

selanjutnya adalah pelaksanaan.

Tahap pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Langkah-langkah yang dilakukan guru antara lain:

1. peserta didik secara individu membaca cerita fantasi yang berjudul

“Sakinah dan Anaknya”,

2. peserta didik menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita fantasi tentang penokohan, alur, dan latar cerita fantasi yang dibaca, 3. secara berkelompok peserta didik mendiskusikan hal-hal yang

menarik dan tidak menarikdengan alasan logis,

4. peserta didik menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi.

Sebagai penutup guru bersama-sama dengan peserta didik merefleksi pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Guru memberitugas rumah agar peserta didik berlatih menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca di rumah.

Pertemuan kedua, tahap pendahuluan dimulai dengan

1. guru dan peserta didik bertanya jawab tentang cerita fantasi yang dibaca sebelumnya,

2. peserta didik berkelompok sesuai dengan kegiatan sebelumnya.

42 Tahap pelaksanaannya,

1. Guru menjelaskan tentang kriteria menceritakan kembali cerita fantasi yang baik,

2. Guru membimbing peserta didik untuk berlatih vokal secara bersama-sama,

3. Peserta didik secara individu membaca cerita fantasi yang berjudul

“Putri Kelingking Raja”,

4. Peserta didik menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita anak tentang penokohan, alur, dan latar cerita anak yang dibaca,

5. Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan hal-hal yang menarik dan tidak menarik dengan alasan logis,

6. Peserta didik secara individu menceritakan kembali isi cerita di hadapan kelompoknya,

7. Beberapa peserta didik lain menilai peserta didik yang tampil di kelompoknya, guru mengamati tiap-tiap kelompok,

8. Beberapa peserta didik yang terbaik dari kelompoknya menceritakan kembali di depan kelas, peserta didik lain menanggapi.

9. Tahap penutup dilakukan dengan

10. Peserta didik dan guru menyimpulkan cara menceritakan kembali cerita fantasi secara kronologis,

11. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.

43 c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penerapan teknik loci selama proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi berlangsung. Proses pengambilan data tes dilakukan untuk melihat keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik. Pengambilan data nontes dilakukan untuk melihat perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Aspek-aspek yang dinilai dalam pengamatan meliputi perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran seperti kesungguhan peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang cerita fantasi dan latihan vokal.

d. Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana awal siklus II. Setelah putaran tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil observasi, hasil wawancara dan jurnal. Hasil observasi ini menunjukkan jumlah peserta didik yang telah mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan baik dan yang masih melakukan penyimpangan.

Dengan adanya refleksi ini peneliti dapat langsung memperbaiki kesalahan-kesalahan peserta didik. Untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi denganteknik loci, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik.

44

Hasil wawancara tersebut untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik yang telah digunakan dan alasan-alasan yang dikemukakan peserta didik. Dengan lembar wawancara tersebut, peneliti akan mengetahui peserta didik-peserta didik yang mengalami kesulitan dan penyebab kesulitannya, agar segera dapat melakukan penanganan. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui pesan dan kesan terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi melalui jurnal yang dibuat untuk peserta didik. Tiap-tiap kendala dari peserta didik, guru, materi, teknik atau yang lain perlu segera ditangani agar dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada tindakan berikut.

2.Proses Tindakan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana pada tindakan yang telah dilaksanakan. Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan Langkah-langkah-Langkah-langkah pada siklus I.

Perbedaannya hanya terletak pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

a. Perencanaan

Mengacu pada hasil refleksi siklus I, peneliti mempersiapkan hal-hal yang dilaksanakan pada siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan di antaranya sebagai berikut.

1. Menyusun perbaikan rencana pembelajaranmenceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

45

2. Menyiapkan lembar wawancara, lembar observasi, lembar jurnal, dan pedoman penilaian proses untuk memperoleh data nontes pada siklus II, dan

3. Menyiapkan perangkat tes menceritakan kembali cerita fantasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan memperbaiki siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

1. memberi umpan balik berupa pertanyaan mengenai pertemuan pada siklus I,

2. melaksanakan proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

3. memotivasi peserta didik agar berpartisipasi lebih aktif pada saat pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dan,

4. guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan bagi peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II peneliti hanya melakukan satu kali pertemuan.

5. Pada siklus II, materi pelajaran yang disampaikan masih sama dengan siklus I, yaitu menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Pembelajaran dimulai dengan

46

6. guru mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 7. guru memberikan apersepsi tentang manfaat membaca cerita

fantasi,

8. guru memberitahukan letak kesalahan–kesalahan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita anak pada siklus sebelumnya.

Tahap pelaksanaan dimulai dengan

1. peserta didik secara individu membaca cerita fantasi yang berjudul

“Tiga Ekor Kambing”,

2. peserta didik menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita fantasi tentang penokohan, alur, dan latar cerita fantasi yang dibaca, 3. secara berkelompok peserta didik mendiskusikan hal-hal yang

menarik dan tidak menarik dengan alasan logis,

4. peserta didik menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi,

5. peserta didik satu per satu menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca ke depan kelas.

Kemudian tahap penutup dilakukan dengan

1. Guru mengadakan evaluasi, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,

2. peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran,

3. guru membantu peserta didik merefleksi pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

47 c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penerapan teknik loci selama pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci pada siklus II berlangsung.

Proses pengambilan data tes masih digunakan untuk melihat keterampilan menceritakan kembali cerita anak pada peserta didik dengan intonasi, pelafalan, kelancaran, mimik, gesture yang tepat.

Pengambilan data nontes dilakukan untuk melihat perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada siklus II. Evaluasi ini untuk menentukan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

Refleksi pada siklus ini juga dilakukan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul pada peserta didik selama proses pembelajaran.

Kemajuan yang dicapai pada siklus II merupakan peningkatan nilai menceritakan kembali cerita fantasi dan perubahan perilaku peserta didik dari negatif menjadi positif.

48 B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik setingkat SMP/MTs pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca. Alasan dipilihnya kelas VII G sebagai subjek penelitian karena hasil menceritakan kembali cerita fantasi mereka kurang memuaskan. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional dan kurang bervariasi. Pembelajaran yang dilakukan selama ini terkesan monoton sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosan. Selain itu peserta didik kelas VII G lebih senang belajar eksak daripada belajar membaca sastra.

C.Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Fantasi

Menceritakan kembali cerita fantasi merupakan salah satu apresiasi peserta didik terhadap karya sastra yang diwujudkan melalui keterampilan membaca.

Dalam penelitian ini, peserta didik dikatakan berhasil apabila total skor rata-rata kelas mencapai 75, sesuai dengan patokan nilai ketuntasan belajar yang diterapkan dalam Kurikulum 2013. Penggunaan Teknik loci Pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan teknik loci dilakukan dengan cara mengingat isi bacaan kemudian menceritakan kembali isi bacaan yang dibaca.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan nontes. Soal test digunakan untuk mengungkapkan data tentang

49

keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi. Soal nontes yaitu lembar observasi, lembar jurnal, dan lembar wawancara. Dokumentasi foto digunakan untuk mengungkapkan perubahan perilaku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak.

1. Instrumen Tes

Penilaian adalah kegiatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar yang diperoleh dari penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (Persivar 1998:95). Hasil penilaian peserta didik dalam belajar hanya salah satu dari cakupan faktor yang diperoleh melalui proses pembelajaran.

Sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian dengan sistem ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran dengan hasil yang lebih berkualitas. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil (Mulyasa 2006:102). Penilaian dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya 75% pesrta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, atau sosial dalam proses pembelajaran, di samping itu menunjukkan semangat yang tinggi dan rasa percaya diri pada diri sendiri.

Penilaian dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan sikap positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%. Lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas tinggi apabila

50

masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhan/perkembangan masyarakat dan pembangunan.

Penilaian proses dilakukan dengan menilai sikap dan respon peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,yang dapat diambil melalui data observasi, jurnal dan wawancara. Penilaian hasil diambil dari hasil menceritakan kembali cerita fantasipeserta didik dengan menitikberatkan pada aspek kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik.

Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi. Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes adalah tes membaca. Hasil akhir tes diambil berdasarkan jumlah skor tiap aspek.

Aspek yang dinilai dalam tes menceritakan kembali cerita fantasi adalah kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik. Soal tes berupa siswa diminta untuk menceritakan kembali cerita yang sudah didengar dengan memperhatikan aspek menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tiap tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan alur, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi dan gerak/ mimik. Setiap unsur jawaban siswa tersebut merupakan aspek penilaian yang diperhatikan oleh peneliti.

2. Instrumen Nontes

Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik, sikap peserta didik dalam pembelajaran, serta tanggapan peserta

51

didik mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri atas pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3. Pedoman Observasi

Tujuan utama pembuatan lembar observasi adalah untuk memperoleh data mengenai perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Subjek sasaran yang diamati dalam observasi difokuskan pada perilaku positif dan perilaku negatif yang muncul saat berlangsungnya penelitian pada siklus I dan siklus II. Pedoman observasi juga digunakan untuk mengamati tingkah laku, respon, dan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati dalam observasi meliputi

1. keantusiasan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru, 2. keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru,

3. perhatian peserta didik terhadap teknik yang disajikan guru, yaitu teknik loci,

4. kesungguhan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi,

5. keberanian peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas.

52 4. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dari peserta didik mengenai pembelajaran cerita fantasi. Wawancara ditujukan pada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Untuk melakukan wawancara pada peserta didik yang telah dipilih tersebut dilakukan di luar jam pelajaran, hal itu dimaksudkan agar peserta didik yang diwawancarai merasa nyaman. Untuk mempermudah wawancara peneliti berpedoman pada membacakan lembar wawancara yang sudah dipersiapkan. Pedoman wawancara yang dilakukan pada siklus I dan siklus II mengenai (1) bagaiamanakah tanggapan peserta didik mengenai teknik yang digunakan oleh guru, (2) apakah kesulitan yang dialami peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi, (3) bagaimanakah kesan peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

5. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto. Pengambilan data dengan dokumentasi foto digunakan dengan tujuan memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang dilakukan.

Pengambilan data dengan dokumentasi foto ini difokuskan pada semua aktivitas yang dilakukan peserta didik pada pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

53

6. Kriteria Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali Cerita Fantasi Penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita fantasi ini didasarkan pada keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi yang terdapat dalam kompetensi dasar menceritakan kembali cerita fanatasi yang dibaca yang harus dicapai siswa. Penilaian ini terdiri atas komponen-komponen menceritakan kembali cerita fantasi dengan menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa yang baik, pelafalan/intonasi, dan gerak/mimik yang tidak berlebihan. Penilaian tiap aspek tersebut disusun dengan skor 1 sampai dengan 5 berdasarkan kategorinya masing-masing,l dengan tiap aspek memiliki nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100, jadi skor 1 berniali 20, skor 2 bernilai 40, skor 3 bernilai 60, skor 4 bernilai 80, skor 5 bernilai 100. Rubrik penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita anak dengan teknik lociterlampir.

Peserta didik dikatakanmencapai nilai minimal ketuntasan belajar jika nilai akhir interval 68-83 maka peserta didik tersebut dikategorikan dalam keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi sudah baik.

Sebelum instrumen penelitian ini digunakan maka dilakukan uji validitasnya.

Pengujian itu bermaksud agar hasil yang dicapai nanti merupakan hasil yang dapat diandalkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk tes dan nontes.

54 1. Teknik Tes

Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian peserta didik diberi pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus kedua.

Tes keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi dilakukan sebanyak satu kali pada setiap siklus. Tes ini merupakan tugas membacakan cerita fantasi.

2. Teknik Nontes

Data nontes pada penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Masing-masing teknik diuraikan sebagai berikut.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh dua orang (peneliti dan guru kelas/teman sejawat). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika peneliti lupa mencatat fenomena-fenomena yang muncul seperti yang terdapat dalam lembar observasi. Guru kelas atau teman peneliti mengamati perilaku peserta didik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Daftar perilaku positif dan negatif pada saat pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi sudah tertulis dalam lembar observasi.

Adapun tahap observasi yang dilakukan yaitu

55

1. menyiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang keaktifan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas,

2. melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, yaitu mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan peserta didik menceritakan kembali cerita fantasi, dan

3. mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan.

4. Dokumentasi

Untuk mengambil data dengan dokumentasi foto, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat dengan sebelumnya peneliti memberi pedoman pengambilan data melalui dokumentasi. Pengambilan data melalui dokumentasi ini dilakukan setiap kali pertemuan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Uraian tentang teknik kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.

56 1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menceritakan kembali cerita fantasi pada siklus I dan siklus II.

Analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Merekap skor yang diperoleh peserta didik.

2) Menghitung skor komulatif dari seluruh aspek.

3) Menghitung skor rata-rata kelas.

4) Menghitung prosentase, dengan rumus.

Pedoman penilaian untuk hasil belajar siswa menggunakan standar penilaian

Pedoman penilaian untuk hasil belajar siswa menggunakan standar penilaian