• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Refleksi Pratindakan

Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi pada pratindakan dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa selama pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi sebelum menggunakan teknik loci dimulai. Dari hasil tes pratindakan yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat

bahwa keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak masih tergolong dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik yaitu hanya mencapai 61,30.

Adapun penyebab rendahnya nilai siswa dalam menceritakan kembali cerita anak di antaranya dipengaruhi oleh teknik yang digunakan guru masih tradisional sehingga siswa merasa jenuh dan bosan. Selain itu juga masih banyak siswa yang enggan bertanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama berlatih menceritakan kembali cerita fantasi sehingga pengetahuan peserta didik mengenai menceritakan kembali cerita fantaasi sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan siswa, peneliti melakukan tindakan siklus I dengan menggunakan teknik loci.

69 Hasil Penelitian Siklus I

Proses pembelajaran pada siklus I merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

Tindakan yang dilakukan pada siklus I merupakan upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul pada pratindakan. Hasil penelitian dalam pembelajaran siklus ini merupakan hasil dari data tes dan data nontes.

Data tes diambil dari hasil menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Aspek penilaian pada siklus I meliputi

10. menyebutkan nama tokoh, 11. menjelaskan watak tiap tokoh, 12. menjelaskan latar cerita, 13. mengungkapkan alur,

14. mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, 15. kesesuaian isi,

16. bahasa,

17. pelafalan/intonasi, 18. Gerak/mimik.

Hasil penelitian kedua, data tersebut secara rinci dipaparkan sebagai berikut.

1. Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

Penilaian pada aspek menyebutkan nama tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi difokuskan pada seberapa banyak siswa dapat

70

menyebutkan tokoh dalam cerita fantasi. Hasil perolehan nilai pada aspek menyebutkan nama tokoh dapat dilihat dari tabel 10 berikut ini.

Tabel 10

Hasil Tes Siklus I Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2488

2 Baik 84-91 3 256 9,375 32

3 Cukup 75-83 29 2232 90,625 77,75

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2488 100%

Data pada tabel 10 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 29 siswa atau 90,62 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 3 siswa atau 9,37 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek menyebutkan nama tokoh pada siklus I yaitu sebesar 77,75 atau dalam kategori baik.

2. Aspek Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

Penilaian pada aspek keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh yang ada dalam cerita fantasi,

71

sehingga penghadiran watak tokoh jelas. Hasil perolehan nalai pada aspek menjelaskan watak tiap tokoh dapat dilihat dari tabel 11 berikut ini.

Tabe 11

Hasil Tes Siklus I Aspek Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2490

2 Baik 84-91 3 255 9,375 32

3 Cukup 75-83 29 2235 90,625 77,81

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2490 100%

Data pada tabel 11 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 29 siswa atau 90,62 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 3 siswa atau 9,37 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek menjelaskan watak tiap tokoh pada siklus I yaitu sebesar 77,81 atau dalam kategori baik.

3. Aspek Menjelaskan Latar Cerita

Penilaian pada aspek menjelaskan latar cerita ini difokuskan pada keterampilan peserta didik menyebut latar cerita pada cerita fantasi. Hasil

72

perolehan nilai aspek menjelaskan latar cerita dapat dilihat dari tabel 12 berikut ini.

Tabel 12

Hasil Tes Siklus I Aspek Menjelaskan Latar Cerita

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2511

2 Baik 84-91 4 346 12,5 32

3 Cukup 75-83 28 2165 87,5 78,46

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2511 100%

Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 28 siswa atau 87,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 4 siswa atau 12,5 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek menjelaskan latar cerita pada siklus I yaitu sebesar 78,46 atau dalam kategori baik.

4. Aspek Mengungkapkan Alur

Penilaian pada aspek keterampilan mengungkapkan alur cerita dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keruntutan

73

alur cerita. Hasil pemerolehan nilai pada aspek pemahaman isi dapat dilihat dari tabel 13 berikut ini.

Tabel 13

Hasil Tes Siklus I Aspek Mengungkapkan Alur

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 2504

2 Baik 84-91 5 427 15,625 32

3 Cukup 75-83 27 2077 84,375 78,25

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2504 100%

Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 27 siswa atau 84,37 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 5 siswa atau 15,62 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek mengungkapkan alur pada siklus I yaitu sebesar 78,25 atau dalam kategori baik.

5. Aspek Mengungkapkan Hal yang Menarik dari Cerita

Penilaian pada aspek keterampilan mengungkapkan hal menarik dari cerita dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada

74

keterampilan siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik dari cerita. Hasil perolehan nilai pada aspek keterampilan mengungkapkan hal yang menarik dari cerita dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.

Tabel 14

Hasil Tes Siklus I Aspek Mengungkapkan Hal yang Menarik dari Cerita No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2500

2 Baik 84-91 4 342 12,5 32

3 Cukup 75-83 28 2158 87,5 78,12

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2500 100%

Data pada tabel 14 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 28 siswa atau 87,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 4 siswa atau 12,5 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek mengungkapkan hal yang menarik dalam cerita pada siklus I yaitu sebesar 78,12 atau dalam kategori baik.

75 6. Aspek Kesesuaian Isi

Penilaian pada aspek pemahaman isi dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada kelengkapan dan keruntutan isi cerita.

Hasil perolehan nilai pada aspek kesesuaian isi cerita dapat dilihat dari tabel 15 berikut ini.

Tabel 15

Hasil Tes Siklus I Aspek Kesesuaian Isi

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2488

2 Baik 84-91 3 253 9,375 32

3 Cukup 75-83 29 2235 90,625 77,75

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2488 100%

Data pada tabel 15 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 29 siswa atau 90,62%, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 3 siswa atau 9,37 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek kesesuaian isi pada siklus I yaitu sebesar 77,75 atau dalam kategori baik.

76 7. Aspek Bahasa

Penilaian pada aspek bahasa pada pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada kesesuaian dalam berbahasa. Hasil perolehan nilai pada aspek bahasa dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.

Tabel 16

Hasil Tes Siklus I Aspek Bahasa

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2495

2 Baik 84-91 4 338 12,5 32

3 Cukup 75-83 28 2157 87,5 77,96

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2884 100%

Data pada tabel 16 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 28 siswa atau 87,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 4 siswa atau 12,5 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek bahasa pada siklus I yaitu sebesar 77,96 atau dalam kategori baik.

77 8. Aspek Pelafalan/ Intonasi

Penilaian pada aspek pelafalan/intonasi dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada kesesuaian intonasi dan kejelasan pelafalan sehingga suara pencerita jelas didengar oleh pendengar. Hasil perolehan nilai pada aspek pelafalan/intonasi dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini.

Tabel 17

Hasil Tes Siklus I Aspek Pelafalan/Intonasi

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2478

2 Baik 84-91 4 343 12,5 32

3 Cukup 75-83 28 2135 87,5 77,43

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2478 100%

Data pada tabel 17 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 28 siswa atau 87,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 4 siswa atau 12,5 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek pelafalan atau intonasi pada siklus I yaitu sebesar 77,43 atau dalam kategori baik.

78 9. Aspek Gerak/Mimik

Penilaian pada aspek gerak/mimik dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada kesesuaian mimik pencerita dan apresiasi gerak pencerita dengan mengikuti isi cerita. Hasil perolehan nilai pada aspek gerak/mimik dapat dilihat dari tabel 18 berikut ini.

Tabel 18

Hasil Tes Siklus I Aspek Gerak/ Mimik

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2477

2 Baik 84-91 3 255 9,375 32

3 Cukup 75-83 29 2222 90,625 77,40

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori Baik

Jumlah 32 2477 100%

Data pada tabel 18 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 29 siswa atau 90,62 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 3 siswa atau 9,37 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek gerak / mimik pada siklus I yaitu sebesar 77,40 atau dalam kategori baik.

79 Hasil Nontes Siklus I

Data penelitian pada siklus I yang berupa data nontes ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, jurnal siswa dan jurnal guru, dan wawancara. Hasil penelitian nontes siklus I diuraikan secara jelas pada paparan berikut.

Hasil Observasi Peserta didik Siklus I

Hasil nontes siklus I yang pertama yaitu hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada responden atau siswa. Observasi ini dilakukan pada waktu pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci di kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi berlangsung. Penelitian nontes yang berupa observasi dilakukan peneliti.

Aspek yang dinilai dalam observasi adalah (1) keantusiasan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, (2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, (3) perhatian siswa terhadap teknik yang disajikan guru, yaitu teknik loci, (4) kesungguhan siswa dalam menceritakan kembali cerita fantasi, (5) keberanian siswa dalam menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas.

Hasil Observasi Siklus I

Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru.

25

14

78,12

43, 75

80 3

4

5

Perhatian siswa terhadap teknik yang disajikan guru, yaitu teknik loci.

Kesungguhan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak.

Keberanian siswa dalam menceritakan kembali cerita anak di depan kelas.

Uraian tabel di atas merupakan hasil observasi yang dilakukan guru pada responden

atau siswa.

Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci, sikap pesertadidik dapat diamati secara jelas oleh peneliti. Pada aspek

keantusiasan peserta dalam mendengarkan penjelasan guru dalam kategori cukup.

Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya siswa yang antusias mendengarkan penjelasan guru yaitu 25 peserta didik atau 78,12 %.

Pada aspek keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaaan guru dapat digolongkan kurang terbukti hanya 14 peserta didik saja atau 43,75 % yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui secara jelas hal-hal yang berhubungan dengan cerita fantasi sehingga siswa merasa takut salah apabila menjawab pertanyaan guru.

81

Penelitian nontes pada observasi aspek perhatian siswa terhadap teknik yang disajikan oleh guru yaitu teknik loci, dapat dikategorikan cukup karena hasil perolehan 59,37% atau hanya dicapai 19 peserta didik saja.

Aspek nomor 4 dan aspek nomor 5 pada dasarnya saling berkaitan. Malu dan tidak punya keberanian untuk tampil di depan kelas menjadi kendala utama dalam aspek ini bahkan untuk siswa yang tergolong dalam IQ menengah ke atas pun memiliki keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas yang kurang tentunya karena rasa malu mereka mengalahkan kelebihan mereka.

Kesungguhan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita anak dicapai 15 peserta didik atau 46,87 %, sedangkan keberanian peserta didik dalam menceritakan kembali cerita anak di depan kelas dicapai 17 peserta didik atau 53,12%.

Observasi yang dilakukan, dikuatkan dengan adanya dokumentasi foto pada saat pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini digunakan sebagai bukti otentik dari kegiatan pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci yang telah dilakukan.

Jurnal

Hasil penelitian nontes berupa jurnal diambil dari dua jenis yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut sama-sama berisi tanggapan siswa dan guru selama proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

82 a. Jurnal Siswa

Pada jurnal siswa, siswa diharapkan dapat mengungkapkan pendapat dan tanggapanmengenai

1. kesulitan yang dialami dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasidengan teknik loci,

2. kesan siswa terhadap pembelajaran menceritakan kembali ceritafantasi dengan teknik loci,

3. kesan siswa terhadap kerja kelompok dan diskusi dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

4. saran siswa terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi agar lebih menyenangkan,

5. kesan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada waktu menceritakan kembali. Akan tetapi, mereka lebih menyukai dan antusias terhadap teknik yang diberikan sehingga terjadi peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi pada peserta didik VII G SMP Xaverius 1 Jambi. Siswa begitu terkesan dan berharap teknik loci dapat selalu digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi, sehingga dapat menjadi daya tarik dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi.

83

Kerja kelompok juga memudahkan mereka dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi. Mereka dengan cepat dapat menemukan tokoh dan menjelaskan watak tiap tokoh dari cerita fantasi dan dapat bertukar pikiran dalam menceritakan kembali cerita fantasi.

b. Jurnal Guru

Jurnal guru berisi tentang seluruh kejadian yang dirasakan guru selamapembelajaran berlangsung. Adapaun hal-hal yang menjadi objek sasaran jurnal guru adalah

1. bagaimanakah kesiapan siswa terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan teknik loci,

2. bagaimana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi,

3. bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

4. bagaimana respon siswa selama proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci berlangsung cukup baik.

Sebagian siswa tertarik dan senang dengan teknik yang digunakan. Namun demikian, ada sebagian siswa yang kurang bersemangat dan terlihat ragu dalam menggunakan teknik loci. Keterkaitan dengan keaktifan siswa dalam diskusi

84

kelompok, bertanya dan berkomentar dapat dikatakan masih cukup, karena hanya beberapa siswa saja yang aktif diskusi, bertanya, dan mengomentari.

Meski begitu, keaktifan siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan dari pratindakan yaitu siswa sudah mulai ada kemajuan untuk aktif, baik berdikusi, bertanya maupun mengomentari teman yang menceritakan kembali cerita fantasi. Namun demikian, ada sebagian siswa yang kurang suka dengan sistem diskusi, hal ini ditunjukkan dengan bercerita sendiri ketika waktunya berdiskusi dan mengomentari teman yang menceritakan kembali cerita fantasi.

Wawancara

Hasil nontes yang berupa wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus I dan setelah memperoleh nilai hasil tes siklus I. Peneliti melakukan terhadap tiga siswa dengan kriteria satu siswa yang memperoleh nilai tinggi, satu siswa yang memperoleh nilai sedang, dan satu siswa yang memperoleh nilai rendah. Kegiatan wawancara dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon yang diberikan siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di antaranya :

1. bagaimana tanggapan Anda mengenai teknik yang digunakan guru, 2. apakah kesulitan yang Anda alami dalam menceritakan kembali cerita

fantasi,

3. bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

85

4. bagaimana kesan Anda dengan adanya diskusi kelompok, 5. bagaimana model pembelajaran yang Anda disukai.

Dari hasil wawancara dengan tiga siswa yang diwawancarai, mereka mengaku teknik yang digunakan guru sangat menarik dan lebih menyenangkan.

Menurut mereka cara mengajar yang dilakukan peneliti lebih santai dan lebih mudah dipahami.

Menurut siswa yang memperoleh nilai tinggi, mengungkapkan lebih mudah menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Alasannya karena peneliti membuat terobosan baru dalam pembelajaran sehinngga siswa lebih bersemangat dan menyukai dalam pembelajran menceritakan kembali cerita fantasi, walaupun ada kesulitan mengingat saat menceritakan kembali cerita fantasi.Kerja kelompok juga memudahkan mereka dalam menentukan unsur intrinsik dalam cerita fantasi yang akan diceritakan kembali serta mengomentari teman yang menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas.

Menurut siswa yang mendapat nilai sedang, siswa mengaku mengalami kemudahan dalam menceritakan kembali cerita fantasi, akan tetapi belum terbiasanya tampil di depan kelas membuat siswa kesulitan untuk melafalkan dan intonasi bacaan dengan benar.

Menurut siswa yang nilainya rendah, siswa mengalami kesulitan dalam menceritakan kembali cerita fantasi, di antaranya adalah penggunaan teknik, kesulitan dalam berbahasa, menyebutkan latar cerita, menyebutkan watak tiap tokoh dan rasa malu tampil di depan kelas, sehingga intonasi dan mimik muka

86

saat menceritakan kembali cerita fantasi tidak sesuai dengan suasana cerita fantasi.

Refleksi siklus I

Dapat dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menceritakan kembali cerita fantasi. Namun demikian, ada beberapa aspek menceritakan kembali cerita fantasi yang harus diperbaiki di antaranya aspek mengungkapkan alur dengan skor terendah yang masih harus diperhatikan karena aspek ini sangat berpengaruh dalam menentukan baik tidaknya hasil menceritakan kembali cerita fantasi.

Kemudian hasil nontes siswa yang berupa hasil observasi, jurnal (guru dan siswa), dan wawancara menunjukkan adanya perubahan sikap siswa yang ditunjukkan masih dalam kategori normal karena masih belum menunjukkan perubahan yang berarti. Rendahnya perubahan sikap siswa ditunjukkan dengan belum terfokusnya perhatian siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa belum serius dalam berdiskusi, bahkan sebagian siswa ada yang masih terlihat malu untuk menceritakan kembali cerita fantasi. Dari adanya perubahan yang terlihat pada penelitian siklus I, maka peneliti melakukan tindakan siklus II untuk dapat mencapai hasil yang ditentukan.

87 Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus I. Pelaksanakan pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi siklus II terdiri atas data tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut akan diuraikan secara rinci sebagai berikut.

Hasil Tes Siklus II

Hasil tes siklus II berupa keterampilan siswa menceritakan kembali cerita anak setelah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik loci. Jumlah peserta didik yang mengikuti tes siklus II berjumlah 32 peserta didik.

1. Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

Penilaian pada aspek menyebutkan nama tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi difokuskan pada seberapa banyak siswa dapat menyebutkan tokoh dalam cerita fantasi. Hasil perolehan nilai pada aspek menyebutkan nama tokoh dapat dilihat dari tabel 19 berikut ini.

Tabel 19

Hasil Tes Siklus II Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 26 2445 81,25 2989

2 Baik 84-91 6 544 18,75 32

3 Cukup 75-83 0 0 0 93,40

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori

Jumlah 32 2989 100% Amat Baik

88

Data pada tabel 19 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0%. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 0 siswa atau 0 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 6 siswa atau 18,75 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 26 siswa atau 81,25 %. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam aspek menyebutkan nama tokoh pada siklus II yaitu sebesar 93,40 atau dalam kategori amat baik.

2. Aspek Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

Penilaian pada aspek keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh yang ada dalam cerita fantasi, sehingga penghadiran watak tokoh jelas. Hasil perolehan nalai pada aspek menjelaskan watak tiap tokoh dapat dilihat dari tabel 20 berikut ini

Tabel 20

Hasil Tes Siklus II Aspek Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 28 2630 87,5 2993

2 Baik 84-91 4 363 12,5 32

3 Cukup 75-83 0 0 0 93,53

4 Kurang 40-74 0 0 0 Kategori

Jumlah 32 2993 100% Amat Baik

89

Data pada tabel 20 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0%. Kategori cukup

Data pada tabel 20 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 0 siswa atau 0%. Kategori cukup