BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
3. Kondisi Awal Peserta Didik pada Prasiklus
Peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci belumlah memuaskan. Hal ini disebabkan oleh sikap siswa dalam pembelajaran masih menunjukkan perilaku negatif yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran belum terfokus, terbukti dengan adanya siswa yang masih berbicara dan bercanda dengan temannya, kondisi kelas belum kondusif, siswa masih pasif dalam bertanya, diskusi dan tanggapan siswa masih belum menunjukkan semangat dan kurang antusias dalam pembelajaran. Setelah dianalisis ternyata siswa belum terbiasa dengan pola pembelajaran yang dilakukan peneliti, karena pada kenyataan yang ada biasanya dalam pembelajaran guru cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional, sehingga apabila siswa
111
belum bisa beradaptasi dengan pembelajaran yang digunakan guru dalam penelitian ini adalah wajar.
3.1 Kondisi Siswa pada Siklus I
Kondisi siswa pada siklus I lebih baik daripada prasiklus. Hal tersebut dapat dilihat peneliti dari lebih berantusiasnya siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, suasana kelas lebih kondusif, keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi sudah nampak, lebih serius berdiskusi dan lebih berani tampil di depan kelas dibanding dengan siklus I.
Keseriusan itu dapat dilihat dengan adanya peningkatan skor nilai oleh siswa.
3.2 Kondisi Siswa pada Siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus II ini ternyata berdampak positif.
Suasana kelasterlihat menjadi kondusif, siswa terlihat antusias terhadap teknik pembelajaran dari guru. Selain itu, siswa juga tampak lebih aktif dalam berdiskusi, bertanya, dan menanggapi hasil menceritakan kembali cerita fantasi temannya. Pada siklus II ini terlihat siswa sudah mulai terbiasa dengan pola pembelajaran yang diberikan peneliti, terbukti sikap siswa lebih baik dan hasil yang dicapai siswa sudah terjadi peningkatan di setiap aspeknya, sehingga nilai rata-rata kelas yang dicapai semakin baik. Dengan demikian pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci pada siswa kelas VII G SMP Xaverius 1 Jambi sudah bisa dikatakan berhasil.
112 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Ada peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi kelas VII G SMP Xaverius 1 tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan pembelajaran dengan teknik loci. Peningkatan tersebut dapat diketahui setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II.
Hasil tes pratindakan menunjukkan bahwa rata-rata skor yang dicapai sebesar 66,33 atau masih dalam kategori kurang. Hasil tes pada siklus I rata-rata skor yang dicapai 77,88 atau masih dalam kategori cukup meskipun rata-rata skor sudah meningkat, namun belum memenuhi target yang ditentukan sehingga dilakukan tindakan siklus II. Pada tindakan siklus II rata-rata skor yang dicapai sebesar 93,30 atau meningkat dari siklus I atau sudah masuk pada kategori amat baik. Nilai pada siklus II telah mencapai nilai target yang ditentukan sehingga tindakan siklus III tidak perlu diadakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci pada peserta didik kelas VII G SMP Xaverius 1 Jambi telah berhasil dengan peningkatan.
113
2. Sikap siswa kelas VII G SMP Xaverius 1 Jambi mengalami perubahan setelah dilakukan pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Perubahan sikap siswa ini dapat dibuktikan dari hasil nontes yang meliputi
observasi, wawancara, jurnal pada siklus I dan siklus II. Perubahan yang terjadi yaitu dari sikap negatif menjadi positif. Berdasarkan data nontes pada siklus I menunjukkan bahwa sikap siswa dalam pembelajaran masih menunjukkan sikap negatif yaitu perhatian siswa dalam proses pembelajaran belum terfokus, sebagian siswa masih pasif, dan siswa belum bisa menyesuaikan dengan pola pembelajaran yang diberikan peneliti. Pada siklus II sudah terjadi perubahan sikap siswa. Perubahan tersebut mengarah pada perubahan positif yaitu siswa lebih serius dalam menceritakan kembali cerita fantasi, perhatian siswa dalam proses pembelajaran lebih terfokus, siswa sudah mulai aktif, dan siswa sudah bisa menyesuaikan dengan pola pembelajaran yang diberikan peneliti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita fantasi dapat merubah sikap siswa ke arah yang positif.
B. Saran
Setelah mengetahui pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi, maka peneliti menyarankan pada guru, siswa, dan peneliti lain sebagai berikut.
114
1. Pada guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar menggunakan teknik loci sebagai alternatif pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi karena melalui menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita fantasi dan dapat memotifasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Pada siswa hendaknya dalam mengikuti proses belajar dan mengajar khususnya pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan semangat dan perilaku yang baik atau positif serta banyak berlatih. Dengan demikian keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi bisa lebih baik.
3. Bagi praktisi di bidang pendidikan atau peneliti lain agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan penelitian.
115
DAFTAR PUSTKA
Ariesna,Sandi. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan BerceritaDengan Media Wayang SuluhPada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kretek Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.
Anafi. 2012. Peningkatan Keterampilan Bercerita Dengan Menggunakan Media Wayang BonekaPada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Seyegan Sleman.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Cahyani, Indah Dwi. 2018. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Fabel Melalui Teknik Paired StorytellingBerbantuan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II ASD Negeri Panggang Sedayu.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Harjasujana, Ahmad S, Yetty Mulyati, Titin N. 1988. Membaca. Jakarta: Karunia.
Karismi, Etie. 2018. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Isi Cerpen Dengan Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas IX A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Mulyasa, Enco. 2006. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatifyang Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak pengantar Dunia Anak.Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Malang: Sinar Baru Algensindo.
Persivar, Fred. 1998. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Solso, R. L., Maclin, M. K., Maclin, O. T. (2005). Cognitive Psychology Seventh Edition. United States: Pearson Education, Inc. 77
116
Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Henry Guntur.1987. Membaca Sebagai Keterampilan Bahasa. Bandung:
Angkasa Bandung
Tarigan, Henry Guntur, Aceng Ruhendi Saifullah, Kholid A. Harnas. 1990.
Membaca Dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa Bandung.
Wahyudi, Alexander Johan. 2012. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak Yang Dibaca Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Berpasangan Siswa Kelas VII Semester I SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Zahra, Alifarose Syahda. 2015.
Peningkatan KeterampilanMenceritakan Kembali Isi CerpenDengan Strategi Think Talk WritePada Siswa Kelas IX A SMP N 2 Jatikalen Nganjuk. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.117
LAMPIRAN
118 Lampiran I
PENILAIAN
Rubrik Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali dengan Teknik Loci
NO Aspek Penilaian (Nilai) Skor Nilai NILAI
1 2 3 4 5
20 40 60 80 100
1 Menyebutkan nama tokoh
2 Menjelaskan watak tiap tokoh
3 Menjelaskan latar cerita
4 Mengungkapkan alur
5
Mengungkap hal yang menarik dari
cerita
6 Kesesuaian isi
7 Bahasa
8 Pelafalan/intonasi
9 Gerak/mimik
Jumlah
119
Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menyebutkan Nama Tokoh
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh lengkap. 5 100 2 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh cukup lengkap. 4 80 3 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh kurang lengkap. 3 60 4 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh tidak lengkap. 2 40 5 Peserta didik tidak dapat menyebutkan tokoh. 1 20
120
Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menjelaskan Watak Tiap Tokoh
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh lengkap.
5 100
2 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh cukup lengka.
4 80
3 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh kurang lengkap.
3 60
4 Pesera didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh tidak lengkap.
2 40
5 Peserta didik tidak dapat menjelaskan watak tiap tokoh.
1 20
121
Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menjelaskan Latar Cerita
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat menjelaskan latar cerita lengkap.
5 100 2 Peserta didik dapat menjelaskan latar
cerita cukup lengkap.
4 80 3 Peserta didik dapat menjelaskan latar
cerita kurang lengkap.
3 60 4 Peserta didik dapat menjelaskan latar
cerita tidak lengkap.
2 40 5 Peserta didik tidak dapat menjelaskan
latar cerita.
1 20
122
Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Mengungapkan Alur Cerita
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat mengungkapkan alur cerita secara runtut.
5 100 2 Peserta didik dapat mengungkapkan alur
cerita cukup runtut.
4 80 3 Peserta didik dapat mengungkapkan alur
cerita kurang runtut.
3 60 4 Peserta didik dapat mengungkapkan alur
cerita tidak runtut.
2 40 5 Peserta didik tidak dapat mengungkapkan
alur cerita.
1 20
123
Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Mengungkapkan Hal Yang Menarik dari Cerita
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang menarik dari cerita secara tepat dan runtut.
5 100 2 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang
menarik dari cerita cukup runtut.
4 80 3 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang
menarik dari cerita kurang runtut.
3 60 4 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang
menarik dari cerita tidak runtut.
2 40 5 Peserta didik tidak dapat mengungkapkan hal
yang menarik dari cerita.
1 20
124 Kriteria Aspek Penilaian Kesesuaian Isi
No Kriteria Skor Nilai
1 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan runtut sesuai dengan isi cerita.
5 100
2 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan cukup runtut sesuai dengan isi cerita.
4 80
3 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita lengkap dan kurang runtut sesuai dengan isi cerita.
3 60
4 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita lengkap dan tidak runtut sesuai dengan isi cerita.
2 40
5 Peserta didik tidak dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan runtut sesuai dengan isi cerita.
1 20
125 Kriteria Aspek Penilaian Bahasa
No Kriteria Skor Nilai 1 Bahasa sangat baik dan
sangat lancar.
5 100
2 Bahasa baik dan lancar. 4 80 3 Bahasa cukup baik dan
cukup lancar.
3 60
4 Bahasa kurang baik dan kurang lancar.
2 40
5 Bahasa tidak baik dan tidak lancar.
1 20
126 Kriteria Aspek Penilaian Pelafalan/intonasi
No Kriteria Skor Nilai
1 Pelafalan kata sangat jelas dan intonasi tepat.
5 100 2 Pelafalan kata jelas dan intonasi
tepat.
4 80 3 Pelafalan kata cukup jelas dan
intonasi cukup tepat.
3 60 4 Pelafalan kata kurang jelas dan
intonasi kurang tepat.
2 40 5 Pelafalan kata tidak jelas dan
intonasi tidak tepat.
1 20
127 Kriteria Aspek Penilaian Gerak/mimik
No Kriteria Skor Nilai
1 Gerak/mimik sangat serasi antara ekspresi wajah, gerak, sikap dan ucapan.
5 100 2 Gerak/mimik serasi antara ekspresi wajah,
gerak, sikap dan ucapan.
4 80 3 Gerak/mimik cukup serasi antara ekspresi
wajah, gerak, sikap dan ucapan.
3 60 4 Gerak/mimik kurang serasi antara ekspresi
wajah, gerak, sikap dan ucapan.
2 40 5 Gerak/mimik tidak serasi antara ekspresi
wajah, gerak, sikap dan ucapan.
1 20
128
Kategori Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali Cerita
Standar Penilaian SMP Xaverius 1 Jambi Berdasarkan Kurikulum 2013 No Interval Nilai Kategori
1 92 - 100 Baik sekali (A)
2 84 – 91 Baik (B)
3 75 - 83 Cukup (C)
4 40 - 74 Kurang (D)
5 20 - 39 Sangat kurang (E)
129 Lampiran II
Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1 Aktivitas siswa saat mendengarkan penjelasan Guru pada siklus I.
Gambar 2 Aktivitas siswa pada saat diskusi.
130
Gambar 3 Siswa Menceritakan Kembali Cerita Fantasi pada Siklus I.
Gambar 4 Peserta Didik Menceritakan Kembali Cerita Fantasi di Depan Kelas.
131
Pada siklus II ini dokumentasi foto yang diambil meliputi aktivitas pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru, guru membagikan teks cerita fantasi pada siswa, diskusi kelompok, siswa menceritakan kembali cerita fantasi, aktivitas siswa mengomentari pembawaan cerita fantasi teman.
Gambar 5 Aktivitas Siswa Mencatat Penjelasan dari Guru pada Siklus II.
Gambar 6 Aktivitas Fantasiyang Berdiskusi Siklus II.
132
Gambar 7 Siswa Menceritakan Kembali Cerita Fantasidari Hasil Diskusi pada Siklus II.
Gambar 8 Aktivitas Siswa saat Menceritakan Kembali Cerita Fantasidi Depan Kelas pada Silkus II
133 Lampiran III
RPP Cerita Fantasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Nama Sekolah : SMP Xaverius 1 Jambi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1
Materi Pokok : 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca
dan didengar.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
134
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi)yang dibaca dan didengar.
Indikator
3.3.1 Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang dibaca/didengar.
3.3.2 Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berakhir peserta didik dapat:
1. Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang dibaca/didengar.
135
2. Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.
3. Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi
4. Menyimpulkan urutan cerita fantasi
5. Menceritakan kembali isi cerita fantasi isi secara lisan/ tulis.
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Tanya jawab, diskusi berkelompok, penugasan, latihan soal
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler Pengetahuan
· Pengertian cerita fantasi.
· Jenis cerita fantasi.
· Tujuan komunikasi cerita fantasi.
· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.
· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.
Keterampilan
· Praktik memahami isi cerita fantasi (menjawab pertanyaan hal yang dideskripsikan, apa saja informasi rincian.
136
· Praktik menentukan pola pengembangan isi teks (menggambarkan alur cerita).
2. Materi Pembelajaran Remedial Pengetahuan
· Pengertian cerita fantasi.
· Jenis cerita fantasi.
· Tujuan komunikasi cerita fantasi.
· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.
· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan Pengetahuan
· Pengertian cerita fantasi.
· Jenis cerita fantasi.
· Tujuan komunikasi cerita fantasi.
· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.
· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
· Mengucapkan salam, berdoa, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar dan mengabsen siswa.
137
· Guru bertanya-jawab tentang bentuk cerita fantasi dalam kehidupan sehari-hari.Pada bagian awal ini siswa disadarkan adanya cerita fantasi dalam komunikasi nyata (novel, cerpen yang berasal dari fantasi penulis_ Ini bertujuan agar siswa lebih menyadari manfaat praktis dan untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai jenis teks digunakan secara bersamaan atau sendiri-sendiri. Setiap jenis teks memiliki fungsi yang saling berkaitan.
· Dibuka dengan contoh cerita fantasi yang ada baik berupa novel maupun cerpen.
Bertanya jawab tentang kata kunci pada novel/ cerpen sehingga disebut cerita fantasi
· Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang kan dicapai.
· Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang pada KD 2.
2. Kegiatan Inti
Bagian A dan B: dekonstruksi
Pertemuan Pertama (4 JP)
· Membaca/ mendengarkan contoh judul cerita fantasi.
· Mempertanyakan
· Apa itu cerita fantasi, apa cirinya, dan apa bedanya dengan cerita yang lain · Menggali informasi
· Membaca berbagai contoh novel terkenal yang merupakan cerita fantasi
138 · Menalar
· Berdiskusi tentang ciri tokoh, seting, alur, dan tema cerita fantasi
· Bermain untuk menyimpulkan ciri umum fantasi dari segi isi dan aspek kesastraannya (alur, tokoh, latar, amanat, dll)
Pertemuan kedua (4 JP)
· Membaca/ mendengarkan beragam contoh judul cerita fantasi.
· Membuat pertanyaan untuk menebak isi cerita.
· Menggali informasi.
· Meringkas urutan peristiwa dalam cerita.
· Mengomunikasikan.
· Menceritakan secara berantai.
· Saling menilai hasil penceritaan.
3. Penutup
· Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah dipelajari.
· Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksnakan.
· Siswa menerima umpan balik tentang proses pembelajaran.
· Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi) minimal satu buah. Hasil
139
bacaannya dituangkan pada jurnal harian membaca.
· Siswa menerima penyampaian tentang kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya.
G. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes tulis dan penugasan.
Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara kelompok.
Indikator Soal :
Disajikan teks cerita fantasi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Cerita fiksi bergenre dunia imajinatif yang diciptakan penulis dan menceritakan hal yang tidak mungkin dijadikan biasa disebut ….
2. Tema fantasi adalah ….
3. Rangkaian peristiwa dalam cerita disebut ….
4. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan hukum ….
5. Unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa disebut ….
6. Tema dapat dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada ….
7. Unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya disebut ….
8. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ….
140
9. Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu ….
10. Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori yaitu ….
11. Kategori cerita fantasi total berisi ….
12. Cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata disebut
….
13. Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu ….
14. Latar sezaman berarti latar yang digunakan ….
15. Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan ….
Kunci Jawaban
1. Alur
2. Sebab-akibat.
3. Tokoh dan watak tokoh.
4. Alur cerita.
5. Amanat.
6. Cerita fantasi.
7. Majic, supernatural atau futuristik.
8. Ruang dan waktu.
141
9. Latar lintas waktu masa lampau, latar waktu sezaman, latar lintas waktu futuristik (masa yang akan datang).
10. Fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).
11. Fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu.
12. Cerita fantasi irisan.
13. Latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.
14. Satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik).
15. Dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik).
2. Penilaian Keterampilan
Menceritakan Kembali secara Berantai Isi Teks!
Berkelompoklah dan ceritakan isi cerita fantasi dengan bahasamu sendiri.
Dalam kegiatan ini kamu akan menceritakan kembali isi cerita fantasi secara berantai.
Berdasarkan ringkasan urutan peristiwa cerita fantasi di atas, lakukanlah hal-hal berikut!
1. Membentuk kelompok yang terdiri atas 5 atau 6 orang satu kelompok!
2. Tiap kelompok diundi untuk ke depan kelas atau di luar kelas (tiap anggota ditempel kertas bernomor 1-5).
3. Guru memerintahkan nomor yang disebut untuk memulai menceritakan isi cerita. Guru akan menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain
142
untuk melanjutkan isi cerita. Selama satu kelompok tampil, siswa kelompok lain menilai dengan format yang telah ditentukan.
Rubrik penilaian dan penskoran: terlampir
3. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
4. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
H. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar Media/alat : Buku, infokus.
Bahan : Cerita fantasi.
Sumber Belajar : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 43 s.d 60.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016.
Halaman 47 s.d 54.
143
LAMPIRAN MATERI TEKS NARASI (CERITA FANTASI)
Struktur Teks Cerita Fantasi
Pada umumnya struktur teks fantasi hampir sama dengan struktur teks narasi yaitu terdiri dari orientasi, konflik, resolusi dan ending. Adapun penjelasan dari masing masing struktur teks fantasi adalah sebagai berikut:
1. Orientasi : Pengenalan atau orientasi merupakan sebuah bagian dimana pengarang memberikan pengenalan tentang penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada pembacanya.
2. Konflik : Konflik sendiri merupakan bagian dimana terjadi permasalahan dimulai dari awal permasalahan hingga menuju ke puncak permasalahan.
3. Resolusi : Resolusi merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang tejadi. Resolusi sendiri merupakan bagian penentu yang akan mengarah pada ending.
4. Ending : Ending merupakan penutup cerita fantasi. Ending sendiri dapat dibedakan menjadi dua yakni happy ending dimana tokoh utama menang dan hidup bahagia. Dan yang lain adalah sad ending dimana tokoh utama tewas setelah mencapai tujuan dan sebagainya.
Jenis Jenis Teks Cerita Fantasi
Secara garis besar jenis dari teks cerita fantasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan dunia nyata dan berdasarkan latar cerita:
144 Berdasarkan Kesesuaiannya
Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).
• Kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/
tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.
• Cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan
• Cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan