• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Setelah mengetahui pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi, maka peneliti menyarankan pada guru, siswa, dan peneliti lain sebagai berikut.

114

1. Pada guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar menggunakan teknik loci sebagai alternatif pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi karena melalui menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali cerita fantasi dan dapat memotifasi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Pada siswa hendaknya dalam mengikuti proses belajar dan mengajar khususnya pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan semangat dan perilaku yang baik atau positif serta banyak berlatih. Dengan demikian keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi bisa lebih baik.

3. Bagi praktisi di bidang pendidikan atau peneliti lain agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan penelitian.

115

DAFTAR PUSTKA

Ariesna,Sandi. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan BerceritaDengan Media Wayang SuluhPada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kretek Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.

Anafi. 2012. Peningkatan Keterampilan Bercerita Dengan Menggunakan Media Wayang BonekaPada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Seyegan Sleman.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Cahyani, Indah Dwi. 2018. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Fabel Melalui Teknik Paired StorytellingBerbantuan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II ASD Negeri Panggang Sedayu.

Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Harjasujana, Ahmad S, Yetty Mulyati, Titin N. 1988. Membaca. Jakarta: Karunia.

Karismi, Etie. 2018. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Isi Cerpen Dengan Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas IX A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Mulyasa, Enco. 2006. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatifyang Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak pengantar Dunia Anak.Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Malang: Sinar Baru Algensindo.

Persivar, Fred. 1998. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Solso, R. L., Maclin, M. K., Maclin, O. T. (2005). Cognitive Psychology Seventh Edition. United States: Pearson Education, Inc. 77

116

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur.1987. Membaca Sebagai Keterampilan Bahasa. Bandung:

Angkasa Bandung

Tarigan, Henry Guntur, Aceng Ruhendi Saifullah, Kholid A. Harnas. 1990.

Membaca Dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa Bandung.

Wahyudi, Alexander Johan. 2012. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak Yang Dibaca Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Berpasangan Siswa Kelas VII Semester I SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Zahra, Alifarose Syahda. 2015.

Peningkatan KeterampilanMenceritakan Kembali Isi CerpenDengan Strategi Think Talk WritePada Siswa Kelas IX A SMP N 2 Jatikalen Nganjuk. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

117

LAMPIRAN

118 Lampiran I

PENILAIAN

Rubrik Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali dengan Teknik Loci

NO Aspek Penilaian (Nilai) Skor Nilai NILAI

1 2 3 4 5

20 40 60 80 100

1 Menyebutkan nama tokoh

2 Menjelaskan watak tiap tokoh

3 Menjelaskan latar cerita

4 Mengungkapkan alur

5

Mengungkap hal yang menarik dari

cerita

6 Kesesuaian isi

7 Bahasa

8 Pelafalan/intonasi

9 Gerak/mimik

Jumlah

119

Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menyebutkan Nama Tokoh

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh lengkap. 5 100 2 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh cukup lengkap. 4 80 3 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh kurang lengkap. 3 60 4 Peserta didik dapat menyebutkan tokoh tidak lengkap. 2 40 5 Peserta didik tidak dapat menyebutkan tokoh. 1 20

120

Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh lengkap.

5 100

2 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh cukup lengka.

4 80

3 Peserta didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh kurang lengkap.

3 60

4 Pesera didik dapat menjelaskan watak tiap tokoh tidak lengkap.

2 40

5 Peserta didik tidak dapat menjelaskan watak tiap tokoh.

1 20

121

Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Menjelaskan Latar Cerita

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat menjelaskan latar cerita lengkap.

5 100 2 Peserta didik dapat menjelaskan latar

cerita cukup lengkap.

4 80 3 Peserta didik dapat menjelaskan latar

cerita kurang lengkap.

3 60 4 Peserta didik dapat menjelaskan latar

cerita tidak lengkap.

2 40 5 Peserta didik tidak dapat menjelaskan

latar cerita.

1 20

122

Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Mengungapkan Alur Cerita

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat mengungkapkan alur cerita secara runtut.

5 100 2 Peserta didik dapat mengungkapkan alur

cerita cukup runtut.

4 80 3 Peserta didik dapat mengungkapkan alur

cerita kurang runtut.

3 60 4 Peserta didik dapat mengungkapkan alur

cerita tidak runtut.

2 40 5 Peserta didik tidak dapat mengungkapkan

alur cerita.

1 20

123

Kriteria Aspek Penilaian Kemampuan Mengungkapkan Hal Yang Menarik dari Cerita

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang menarik dari cerita secara tepat dan runtut.

5 100 2 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang

menarik dari cerita cukup runtut.

4 80 3 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang

menarik dari cerita kurang runtut.

3 60 4 Peserta didik dapat mengungkapkan hal yang

menarik dari cerita tidak runtut.

2 40 5 Peserta didik tidak dapat mengungkapkan hal

yang menarik dari cerita.

1 20

124 Kriteria Aspek Penilaian Kesesuaian Isi

No Kriteria Skor Nilai

1 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan runtut sesuai dengan isi cerita.

5 100

2 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan cukup runtut sesuai dengan isi cerita.

4 80

3 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita lengkap dan kurang runtut sesuai dengan isi cerita.

3 60

4 Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita lengkap dan tidak runtut sesuai dengan isi cerita.

2 40

5 Peserta didik tidak dapat menceritakan kembali cerita secara lengkap dan runtut sesuai dengan isi cerita.

1 20

125 Kriteria Aspek Penilaian Bahasa

No Kriteria Skor Nilai 1 Bahasa sangat baik dan

sangat lancar.

5 100

2 Bahasa baik dan lancar. 4 80 3 Bahasa cukup baik dan

cukup lancar.

3 60

4 Bahasa kurang baik dan kurang lancar.

2 40

5 Bahasa tidak baik dan tidak lancar.

1 20

126 Kriteria Aspek Penilaian Pelafalan/intonasi

No Kriteria Skor Nilai

1 Pelafalan kata sangat jelas dan intonasi tepat.

5 100 2 Pelafalan kata jelas dan intonasi

tepat.

4 80 3 Pelafalan kata cukup jelas dan

intonasi cukup tepat.

3 60 4 Pelafalan kata kurang jelas dan

intonasi kurang tepat.

2 40 5 Pelafalan kata tidak jelas dan

intonasi tidak tepat.

1 20

127 Kriteria Aspek Penilaian Gerak/mimik

No Kriteria Skor Nilai

1 Gerak/mimik sangat serasi antara ekspresi wajah, gerak, sikap dan ucapan.

5 100 2 Gerak/mimik serasi antara ekspresi wajah,

gerak, sikap dan ucapan.

4 80 3 Gerak/mimik cukup serasi antara ekspresi

wajah, gerak, sikap dan ucapan.

3 60 4 Gerak/mimik kurang serasi antara ekspresi

wajah, gerak, sikap dan ucapan.

2 40 5 Gerak/mimik tidak serasi antara ekspresi

wajah, gerak, sikap dan ucapan.

1 20

128

Kategori Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali Cerita

Standar Penilaian SMP Xaverius 1 Jambi Berdasarkan Kurikulum 2013 No Interval Nilai Kategori

1 92 - 100 Baik sekali (A)

2 84 – 91 Baik (B)

3 75 - 83 Cukup (C)

4 40 - 74 Kurang (D)

5 20 - 39 Sangat kurang (E)

129 Lampiran II

Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1 Aktivitas siswa saat mendengarkan penjelasan Guru pada siklus I.

Gambar 2 Aktivitas siswa pada saat diskusi.

130

Gambar 3 Siswa Menceritakan Kembali Cerita Fantasi pada Siklus I.

Gambar 4 Peserta Didik Menceritakan Kembali Cerita Fantasi di Depan Kelas.

131

Pada siklus II ini dokumentasi foto yang diambil meliputi aktivitas pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru, guru membagikan teks cerita fantasi pada siswa, diskusi kelompok, siswa menceritakan kembali cerita fantasi, aktivitas siswa mengomentari pembawaan cerita fantasi teman.

Gambar 5 Aktivitas Siswa Mencatat Penjelasan dari Guru pada Siklus II.

Gambar 6 Aktivitas Fantasiyang Berdiskusi Siklus II.

132

Gambar 7 Siswa Menceritakan Kembali Cerita Fantasidari Hasil Diskusi pada Siklus II.

Gambar 8 Aktivitas Siswa saat Menceritakan Kembali Cerita Fantasidi Depan Kelas pada Silkus II

133 Lampiran III

RPP Cerita Fantasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

Nama Sekolah : SMP Xaverius 1 Jambi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca

dan didengar.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

134

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi)yang dibaca dan didengar.

Indikator

3.3.1 Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang dibaca/didengar.

3.3.2 Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berakhir peserta didik dapat:

1. Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang dibaca/didengar.

135

2. Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.

3. Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi

4. Menyimpulkan urutan cerita fantasi

5. Menceritakan kembali isi cerita fantasi isi secara lisan/ tulis.

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik

2. Model : Discovery Learning

3. Metode : Tanya jawab, diskusi berkelompok, penugasan, latihan soal

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler Pengetahuan

· Pengertian cerita fantasi.

· Jenis cerita fantasi.

· Tujuan komunikasi cerita fantasi.

· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.

· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.

Keterampilan

· Praktik memahami isi cerita fantasi (menjawab pertanyaan hal yang dideskripsikan, apa saja informasi rincian.

136

· Praktik menentukan pola pengembangan isi teks (menggambarkan alur cerita).

2. Materi Pembelajaran Remedial Pengetahuan

· Pengertian cerita fantasi.

· Jenis cerita fantasi.

· Tujuan komunikasi cerita fantasi.

· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.

· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.

3. Materi Pembelajaran Pengayaan Pengetahuan

· Pengertian cerita fantasi.

· Jenis cerita fantasi.

· Tujuan komunikasi cerita fantasi.

· Pola pengembangan isi pada cerita fantasi.

· Karakteristik kata/ kalimat pada cerita fantasi.

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

· Mengucapkan salam, berdoa, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar dan mengabsen siswa.

137

· Guru bertanya-jawab tentang bentuk cerita fantasi dalam kehidupan sehari-hari.Pada bagian awal ini siswa disadarkan adanya cerita fantasi dalam komunikasi nyata (novel, cerpen yang berasal dari fantasi penulis_ Ini bertujuan agar siswa lebih menyadari manfaat praktis dan untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai jenis teks digunakan secara bersamaan atau sendiri-sendiri. Setiap jenis teks memiliki fungsi yang saling berkaitan.

· Dibuka dengan contoh cerita fantasi yang ada baik berupa novel maupun cerpen.

Bertanya jawab tentang kata kunci pada novel/ cerpen sehingga disebut cerita fantasi

· Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang kan dicapai.

· Membangun konteks untuk menumbuhkan sikap yang telah dirancang pada KD 2.

2. Kegiatan Inti

Bagian A dan B: dekonstruksi

Pertemuan Pertama (4 JP)

· Membaca/ mendengarkan contoh judul cerita fantasi.

· Mempertanyakan

· Apa itu cerita fantasi, apa cirinya, dan apa bedanya dengan cerita yang lain · Menggali informasi

· Membaca berbagai contoh novel terkenal yang merupakan cerita fantasi

138 · Menalar

· Berdiskusi tentang ciri tokoh, seting, alur, dan tema cerita fantasi

· Bermain untuk menyimpulkan ciri umum fantasi dari segi isi dan aspek kesastraannya (alur, tokoh, latar, amanat, dll)

Pertemuan kedua (4 JP)

· Membaca/ mendengarkan beragam contoh judul cerita fantasi.

· Membuat pertanyaan untuk menebak isi cerita.

· Menggali informasi.

· Meringkas urutan peristiwa dalam cerita.

· Mengomunikasikan.

· Menceritakan secara berantai.

· Saling menilai hasil penceritaan.

3. Penutup

· Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah dipelajari.

· Siswa bersama guru melakukan indentifikasi keunggulan dan kelemahan kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksnakan.

· Siswa menerima umpan balik tentang proses pembelajaran.

· Mewajibkan siswa siswa untuk membaca buku fiksi (cerita fantasi) minimal satu buah. Hasil

139

bacaannya dituangkan pada jurnal harian membaca.

· Siswa menerima penyampaian tentang kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya.

G. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Penilaian Pengetahuan

Teknik : Tes tulis dan penugasan.

Bentuk : Isian dan tugas yang dikerjakan secara kelompok.

Indikator Soal :

Disajikan teks cerita fantasi.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Cerita fiksi bergenre dunia imajinatif yang diciptakan penulis dan menceritakan hal yang tidak mungkin dijadikan biasa disebut ….

2. Tema fantasi adalah ….

3. Rangkaian peristiwa dalam cerita disebut ….

4. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan hukum ….

5. Unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa disebut ….

6. Tema dapat dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada ….

7. Unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya disebut ….

8. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ….

140

9. Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu ….

10. Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori yaitu ….

11. Kategori cerita fantasi total berisi ….

12. Cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata disebut

….

13. Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu ….

14. Latar sezaman berarti latar yang digunakan ….

15. Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan ….

Kunci Jawaban

1. Alur

2. Sebab-akibat.

3. Tokoh dan watak tokoh.

4. Alur cerita.

5. Amanat.

6. Cerita fantasi.

7. Majic, supernatural atau futuristik.

8. Ruang dan waktu.

141

9. Latar lintas waktu masa lampau, latar waktu sezaman, latar lintas waktu futuristik (masa yang akan datang).

10. Fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).

11. Fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu.

12. Cerita fantasi irisan.

13. Latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.

14. Satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik).

15. Dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik).

2. Penilaian Keterampilan

Menceritakan Kembali secara Berantai Isi Teks!

Berkelompoklah dan ceritakan isi cerita fantasi dengan bahasamu sendiri.

Dalam kegiatan ini kamu akan menceritakan kembali isi cerita fantasi secara berantai.

Berdasarkan ringkasan urutan peristiwa cerita fantasi di atas, lakukanlah hal-hal berikut!

1. Membentuk kelompok yang terdiri atas 5 atau 6 orang satu kelompok!

2. Tiap kelompok diundi untuk ke depan kelas atau di luar kelas (tiap anggota ditempel kertas bernomor 1-5).

3. Guru memerintahkan nomor yang disebut untuk memulai menceritakan isi cerita. Guru akan menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain

142

untuk melanjutkan isi cerita. Selama satu kelompok tampil, siswa kelompok lain menilai dengan format yang telah ditentukan.

Rubrik penilaian dan penskoran: terlampir

3. Pembelajaran Remedial

Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial, yang dapat berupa: pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.

4. Pembelajaran Pengayaan

Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.

H. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar Media/alat : Buku, infokus.

Bahan : Cerita fantasi.

Sumber Belajar : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Halaman 43 s.d 60.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi 2016.

Halaman 47 s.d 54.

143

LAMPIRAN MATERI TEKS NARASI (CERITA FANTASI)

Struktur Teks Cerita Fantasi

Pada umumnya struktur teks fantasi hampir sama dengan struktur teks narasi yaitu terdiri dari orientasi, konflik, resolusi dan ending. Adapun penjelasan dari masing masing struktur teks fantasi adalah sebagai berikut:

1. Orientasi : Pengenalan atau orientasi merupakan sebuah bagian dimana pengarang memberikan pengenalan tentang penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada pembacanya.

2. Konflik : Konflik sendiri merupakan bagian dimana terjadi permasalahan dimulai dari awal permasalahan hingga menuju ke puncak permasalahan.

3. Resolusi : Resolusi merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang tejadi. Resolusi sendiri merupakan bagian penentu yang akan mengarah pada ending.

4. Ending : Ending merupakan penutup cerita fantasi. Ending sendiri dapat dibedakan menjadi dua yakni happy ending dimana tokoh utama menang dan hidup bahagia. Dan yang lain adalah sad ending dimana tokoh utama tewas setelah mencapai tujuan dan sebagainya.

Jenis Jenis Teks Cerita Fantasi

Secara garis besar jenis dari teks cerita fantasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan dunia nyata dan berdasarkan latar cerita:

144 Berdasarkan Kesesuaiannya

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).

Kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/

tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.

Cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.

Berdasarkan Latar Cerita

Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.

Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik).

145

Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik) .

Ciri Ciri Teks Cerita Fantasi

Sebuah cerita dapat dikatakan sebagai cerita fantasi (fiksi) yaitu apabila memiliki ciri ciri / unsur unsur berikut ini :

1. Ide cerita yang terbuka

Ide cerita dalam cerita fantasi umumnya tidak memiliki batasan realita (kenyataan) dan dapat kembangkan sesuka pengarang.

2. Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban

Jika anda mendapati sebuah teks cerita mengandung unsur keanehan, bersifat misterius seperti mengandung unsur mistis maupun terdapat keajaiban yang tidak dapat dilogika oleh pikiran maka itu dapat menjadi ciri ciri cerita fantasi.

3. Latar

Latar yang digunakan dalam cerita fantasi dapat menembus ruang dan waktu.

4. Tokoh yang unik

Tokoh dalam teks cerita fantasi umumnya memiliki kelebihan tersendiri yang unik dan berbeda dari yang lain.

146 5. Fiksi atau khayalan

Kerena bersifat fiksi dan merupakan cerita khayalan semata, maka cerita fantasi ini tidak akan bisa dinalar oleh akal pikiran jika dibandingkan dengan kehidupan di dunia nyata.

6. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini umumnya tidak harus selalu terikat menggunakan bahasa yang formal. Melainkan menggunakan bahasa yang bervariasi.

Contoh Cerita Fantasi Terpopuler

Contoh Cerita Fantasi Terpopuler

Lighting and Darkness

Di suatu tempat di alam semesta yang bernama dunia fantasi, ada suatu kegelapan yang sangat kuat menyelimuti dunia fantasi yang berwujud seekor naga. Di dunia tersebut, makhluk hidup digolongkan menjadi 5 golongan yaitu golongan pemimpin, ksatria, penyihir, pemburu bayaran dan monster. Ada suatu ramalan yang menyatakan bahwa akan ada seorang pemuda dari golongan campuran yang akan menyalamatkan dunia atau menghancurkan dunia dan ada seorang yang bakalan menjadi pewaris kegelapan. Mendengar ramalan tersebut para tetua dari setiap golongan memerintahkan bahwa anak berdarah campuran harus dibunuh, pembantaian berlangsung sangat lama.

147

Di suatu desa hidup penyihir wanita yang memiliki seorang anak berdarah campuran yaitu penyihir dan orc yang bernama Frank Walker. Wanita tersebut menyembunyikan anaknya supaya tidak dibunuh dan merawatnya.

Bertahun-tahun kemudian isu tentang ramalan tersebut memudar, dan hiduplah seorang pemuda yang memiliki mata putih di sebelah kiri (ini adalah ciri dari orc) dan tangan monster di sebelah kanan, pemuda itu bernama frank walker.

“Frank ayo pulang sudah malam”. Suara itu terdengar dari suara wanita tua yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

“Iya ibu, aku pulang”

Ketika mereka sedang di rumah dan ingin makan malam terdengar suara ledakan yang ternyata desa penyihir diserang oleh golongan monster. Para penyihir dibantai habis-habisan dengan segala cara para penyihir menyerang tetapi tidak mempan karena kulit monster sangatlah keras.

Terdengar suara dari belakang rumah memanggil nama frank, ia ingat bahwa ibunya ada di belakang rumah, dengan cepatnya frank menuju suara tersebut dan sontak terkejut melihat ibunya dimakan oleh monster, frank sangat marah “Ibu tidak…!”, dengan cepat frank merapalkan mantera tetapi ibunya menyuruhnya untuk pergi sejauh-jauhnya, kemudian frank pergi menjauh dan kemudian ibunya merapalkan mantera, seketika itu terdengar suara ledakan.

Frank menyadari ibunya merapalkan mantera peledak, kemudian frank menangis melihat ibunya dan desanya hancur dalam semalam. Kemudian frank pergi menjelajah tempat-tempat baru dan pertualangannya dimulai. Frank menjadi

148

sosok yang ditakuti oleh golongan monster karena frank sudah membunuh ratusan monster dengan kekuatannya, kemudian ia dijuluki sebagai “Pembunuh berdarah dingin”.

“Tolong…” Terdengar suara orang meminta pertolongan, dengan cepat frank menuju ke tempat suara tersebut dan melihat seorang gadis yang sedang dikepung oleh monster. Monster itu terkejut, “Bukankah itu pembunuh berdarah

“Tolong…” Terdengar suara orang meminta pertolongan, dengan cepat frank menuju ke tempat suara tersebut dan melihat seorang gadis yang sedang dikepung oleh monster. Monster itu terkejut, “Bukankah itu pembunuh berdarah