• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

2. Proses Tindakan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana pada tindakan yang telah dilaksanakan. Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan Langkah-langkah-Langkah-langkah pada siklus I.

Perbedaannya hanya terletak pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

a. Perencanaan

Mengacu pada hasil refleksi siklus I, peneliti mempersiapkan hal-hal yang dilaksanakan pada siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan di antaranya sebagai berikut.

1. Menyusun perbaikan rencana pembelajaranmenceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

45

2. Menyiapkan lembar wawancara, lembar observasi, lembar jurnal, dan pedoman penilaian proses untuk memperoleh data nontes pada siklus II, dan

3. Menyiapkan perangkat tes menceritakan kembali cerita fantasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan memperbaiki siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

1. memberi umpan balik berupa pertanyaan mengenai pertemuan pada siklus I,

2. melaksanakan proses pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci,

3. memotivasi peserta didik agar berpartisipasi lebih aktif pada saat pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dan,

4. guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan bagi peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II peneliti hanya melakukan satu kali pertemuan.

5. Pada siklus II, materi pelajaran yang disampaikan masih sama dengan siklus I, yaitu menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Pembelajaran dimulai dengan

46

6. guru mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 7. guru memberikan apersepsi tentang manfaat membaca cerita

fantasi,

8. guru memberitahukan letak kesalahan–kesalahan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita anak pada siklus sebelumnya.

Tahap pelaksanaan dimulai dengan

1. peserta didik secara individu membaca cerita fantasi yang berjudul

“Tiga Ekor Kambing”,

2. peserta didik menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita fantasi tentang penokohan, alur, dan latar cerita fantasi yang dibaca, 3. secara berkelompok peserta didik mendiskusikan hal-hal yang

menarik dan tidak menarik dengan alasan logis,

4. peserta didik menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi,

5. peserta didik satu per satu menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca ke depan kelas.

Kemudian tahap penutup dilakukan dengan

1. Guru mengadakan evaluasi, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,

2. peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran,

3. guru membantu peserta didik merefleksi pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

47 c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penerapan teknik loci selama pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci pada siklus II berlangsung.

Proses pengambilan data tes masih digunakan untuk melihat keterampilan menceritakan kembali cerita anak pada peserta didik dengan intonasi, pelafalan, kelancaran, mimik, gesture yang tepat.

Pengambilan data nontes dilakukan untuk melihat perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada siklus II. Evaluasi ini untuk menentukan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

Refleksi pada siklus ini juga dilakukan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul pada peserta didik selama proses pembelajaran.

Kemajuan yang dicapai pada siklus II merupakan peningkatan nilai menceritakan kembali cerita fantasi dan perubahan perilaku peserta didik dari negatif menjadi positif.

48 B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik setingkat SMP/MTs pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca. Alasan dipilihnya kelas VII G sebagai subjek penelitian karena hasil menceritakan kembali cerita fantasi mereka kurang memuaskan. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional dan kurang bervariasi. Pembelajaran yang dilakukan selama ini terkesan monoton sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosan. Selain itu peserta didik kelas VII G lebih senang belajar eksak daripada belajar membaca sastra.

C.Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Fantasi

Menceritakan kembali cerita fantasi merupakan salah satu apresiasi peserta didik terhadap karya sastra yang diwujudkan melalui keterampilan membaca.

Dalam penelitian ini, peserta didik dikatakan berhasil apabila total skor rata-rata kelas mencapai 75, sesuai dengan patokan nilai ketuntasan belajar yang diterapkan dalam Kurikulum 2013. Penggunaan Teknik loci Pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan teknik loci dilakukan dengan cara mengingat isi bacaan kemudian menceritakan kembali isi bacaan yang dibaca.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan nontes. Soal test digunakan untuk mengungkapkan data tentang

49

keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi. Soal nontes yaitu lembar observasi, lembar jurnal, dan lembar wawancara. Dokumentasi foto digunakan untuk mengungkapkan perubahan perilaku peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak.

1. Instrumen Tes

Penilaian adalah kegiatan yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar yang diperoleh dari penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (Persivar 1998:95). Hasil penilaian peserta didik dalam belajar hanya salah satu dari cakupan faktor yang diperoleh melalui proses pembelajaran.

Sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian dengan sistem ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran dengan hasil yang lebih berkualitas. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil (Mulyasa 2006:102). Penilaian dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya 75% pesrta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, atau sosial dalam proses pembelajaran, di samping itu menunjukkan semangat yang tinggi dan rasa percaya diri pada diri sendiri.

Penilaian dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan sikap positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya 75%. Lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas tinggi apabila

50

masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhan/perkembangan masyarakat dan pembangunan.

Penilaian proses dilakukan dengan menilai sikap dan respon peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung,yang dapat diambil melalui data observasi, jurnal dan wawancara. Penilaian hasil diambil dari hasil menceritakan kembali cerita fantasipeserta didik dengan menitikberatkan pada aspek kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik.

Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi. Bentuk instrumen penelitian yang berupa tes adalah tes membaca. Hasil akhir tes diambil berdasarkan jumlah skor tiap aspek.

Aspek yang dinilai dalam tes menceritakan kembali cerita fantasi adalah kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi, gerak/mimik. Soal tes berupa siswa diminta untuk menceritakan kembali cerita yang sudah didengar dengan memperhatikan aspek menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tiap tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan alur, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa, pelafalan/intonasi dan gerak/ mimik. Setiap unsur jawaban siswa tersebut merupakan aspek penilaian yang diperhatikan oleh peneliti.

2. Instrumen Nontes

Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik, sikap peserta didik dalam pembelajaran, serta tanggapan peserta

51

didik mengenai pembelajaran yang telah dilakukan selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri atas pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

3. Pedoman Observasi

Tujuan utama pembuatan lembar observasi adalah untuk memperoleh data mengenai perubahan perilaku peserta didik selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Subjek sasaran yang diamati dalam observasi difokuskan pada perilaku positif dan perilaku negatif yang muncul saat berlangsungnya penelitian pada siklus I dan siklus II. Pedoman observasi juga digunakan untuk mengamati tingkah laku, respon, dan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati dalam observasi meliputi

1. keantusiasan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru, 2. keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru,

3. perhatian peserta didik terhadap teknik yang disajikan guru, yaitu teknik loci,

4. kesungguhan peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi,

5. keberanian peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi di depan kelas.

52 4. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dari peserta didik mengenai pembelajaran cerita fantasi. Wawancara ditujukan pada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Untuk melakukan wawancara pada peserta didik yang telah dipilih tersebut dilakukan di luar jam pelajaran, hal itu dimaksudkan agar peserta didik yang diwawancarai merasa nyaman. Untuk mempermudah wawancara peneliti berpedoman pada membacakan lembar wawancara yang sudah dipersiapkan. Pedoman wawancara yang dilakukan pada siklus I dan siklus II mengenai (1) bagaiamanakah tanggapan peserta didik mengenai teknik yang digunakan oleh guru, (2) apakah kesulitan yang dialami peserta didik dalam menceritakan kembali cerita fantasi, (3) bagaimanakah kesan peserta didik terhadap pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

5. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto. Pengambilan data dengan dokumentasi foto digunakan dengan tujuan memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang dilakukan.

Pengambilan data dengan dokumentasi foto ini difokuskan pada semua aktivitas yang dilakukan peserta didik pada pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

53

6. Kriteria Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali Cerita Fantasi Penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita fantasi ini didasarkan pada keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi yang terdapat dalam kompetensi dasar menceritakan kembali cerita fanatasi yang dibaca yang harus dicapai siswa. Penilaian ini terdiri atas komponen-komponen menceritakan kembali cerita fantasi dengan menyebutkan nama tokoh, menjelaskan watak tokoh, menjelaskan latar cerita, mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, kesesuaian isi, bahasa yang baik, pelafalan/intonasi, dan gerak/mimik yang tidak berlebihan. Penilaian tiap aspek tersebut disusun dengan skor 1 sampai dengan 5 berdasarkan kategorinya masing-masing,l dengan tiap aspek memiliki nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100, jadi skor 1 berniali 20, skor 2 bernilai 40, skor 3 bernilai 60, skor 4 bernilai 80, skor 5 bernilai 100. Rubrik penilaian kompetensi menceritakan kembali cerita anak dengan teknik lociterlampir.

Peserta didik dikatakanmencapai nilai minimal ketuntasan belajar jika nilai akhir interval 68-83 maka peserta didik tersebut dikategorikan dalam keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi sudah baik.

Sebelum instrumen penelitian ini digunakan maka dilakukan uji validitasnya.

Pengujian itu bermaksud agar hasil yang dicapai nanti merupakan hasil yang dapat diandalkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk tes dan nontes.

54 1. Teknik Tes

Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian peserta didik diberi pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus kedua.

Tes keterampilanmenceritakan kembali cerita fantasi dilakukan sebanyak satu kali pada setiap siklus. Tes ini merupakan tugas membacakan cerita fantasi.

2. Teknik Nontes

Data nontes pada penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Masing-masing teknik diuraikan sebagai berikut.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh dua orang (peneliti dan guru kelas/teman sejawat). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika peneliti lupa mencatat fenomena-fenomena yang muncul seperti yang terdapat dalam lembar observasi. Guru kelas atau teman peneliti mengamati perilaku peserta didik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Daftar perilaku positif dan negatif pada saat pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi sudah tertulis dalam lembar observasi.

Adapun tahap observasi yang dilakukan yaitu

55

1. menyiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang keaktifan peserta didik dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas,

2. melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, yaitu mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan peserta didik menceritakan kembali cerita fantasi, dan

3. mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan.

4. Dokumentasi

Untuk mengambil data dengan dokumentasi foto, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat dengan sebelumnya peneliti memberi pedoman pengambilan data melalui dokumentasi. Pengambilan data melalui dokumentasi ini dilakukan setiap kali pertemuan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Uraian tentang teknik kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.

56 1. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan menceritakan kembali cerita fantasi peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menceritakan kembali cerita fantasi pada siklus I dan siklus II.

Analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Merekap skor yang diperoleh peserta didik.

2) Menghitung skor komulatif dari seluruh aspek.

3) Menghitung skor rata-rata kelas.

4) Menghitung prosentase, dengan rumus.

Pedoman penilaian untuk hasil belajar siswa menggunakan standar penilaian yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah khususnya SMP Xaverius 1 Jambi. SMP Xaverius 1 Jambi menggunakan pedoman penilaian berdasarkan standar kurikulum 2013 yang mencakup nilai batas kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75 – 83 mendapatkan skor nilai C, nilai 84 – 91 mendapatkan skor nilai B, 92 – 100 mendapatkan skor nilai A.

57

Rubrik Penilaian Kompetensi Menceritakan Kembali dengan Teknik Loci

NO Aspek Penilaian (Nilai) Skor Nilai NILAI

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari data nontes yaitu hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Hasil data observasi akan diberi gambaran mengenai perubahan perilaku peserta didik pada saat pembelajaran. Data jurnal digunakan untuk mengetahui perilaku harian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Selanjutnya hasil wawancara dianalisis dengan membaca kembali catatan hasil wawancara. Data dokumentasi digunakan untuk melengkapi data penelitian dan dijadikan bukti visual. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci, dan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci.

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri atas hasi tes dan nontes. Hasil penelitian tes yang dipaparkan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi hasil pratindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil pratindakan yang dipaparkan merupakan hasil tes keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi sebelum tindakan penelitian dilakukan, sedangkan hasil tes tindakan siklus I, dan siklus II merupakan hasil tes keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi dengan teknik loci. Adapun hasil nontes yang diperoleh dari data observasi, jurnal, dan wawancara pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Hasil Tes Pratindakan

Hasil penelitian tes pratindakan adalah hasil keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes pratindakan berfungsi untuk mengetahui keadaan awal keterampilan menceritakan kembali cerita fantasi. Tes yang dilakukan adalah siswa mampu menceritakan kembali cerita fantasi dengan kriteria penilaian sebagai berikut

1. menyebutkan nama tokoh, 2. menjelaskan watak tiap tokoh, 3. menjelaskan latar cerita, 4. mengungkapkan alur,

59

5. mengungkapkan hal yang menarik dari cerita, 6. kesesuaian isi,

7. bahasa,

8. pelafalan/intonasi, 9. Gerak/mimik.

Hasil tes pratindakan dapat dilihat pada tabel.

1. Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

Penilaian pada aspek menyebutkan nama tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi difokuskan pada seberapa banyak siswa dapat menyebutkan tokoh dalam cerita fantasi. Hasil perolehan nilai pada aspek menyebutkan nama tokoh dapat dilihat dari tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Hasil Tes Pratindakan Aspek Menyebutkan Nama Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2100

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 3 239 9,375 65,62

4 Kurang 40-74 29 1861 90,625 Kategori Kurang

Jumlah 32 2100 100%

Data tabel 1 pada bagian kategori dan skor nilai disesuaikan dengan ketentuan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh

60

pihak sekolah. Untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40 -70 dicapai 29 siswa atau 90,62 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 3 siswa atau 9,37 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0

%. Jadi rata-rata keterampilan peserta didik kelas VII G SMP Xaverius 1 Jambi dalam aspek menyebutkan nama tokoh pratindakan yaitu sebesar 62,62 atau dalam kategori kurang.

2. Aspek Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

Penilaian pada aspek keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keterampilan menjelaskan watak tiap tokoh yang ada dalam cerita fantasi, sehingga penghadiran watak tokoh jelas. Hasil perolehan nilai pada aspek menjelaskan watak tiap tokoh dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Hasil Tes Pratindakan Menjelaskan Watak Tiap Tokoh

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2118

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 3 238 9,375 66,18

4 Kurang 40-74 29 1880 90,625 Kategori Kurang

Jumlah 32 2118 100%

61

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori menjelaskan watak tiap tokoh ada pada kategori kurang dengan rentang nilai 40 - 74 dicapai 29 siswa atau 90,62 %. Untuk kategori cukup dengan rentang nilai 75 - 83 dicapai 3 siswa atau 9,37 %. Kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi, rata-rata keterampilan peserta didik kelas VII G SMP XAVERIUS 1 JAMBI dalam menjelaskan watak tiap tokoh pratindakan yaitu sebesar 66,18 atau dalam kategori kurang.

3. Aspek Menjelaskan Latar Cerita

Penilaian pada aspek menjelaskan latar cerita ini difokuskan pada keterampilan siswa menyebut latar cerita pada cerita fantasi. Hasil perolehan nilai aspek menjelaskan latar cerita dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Hasil Tes Pratindakan Aspek Menjelaskan Latar Cerita

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2148

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 4 315 12,5 67,12

4 Kurang 40-74 28 1833 87,5 Kategori Kurang

Jumlah 32 2148 100%

62

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 28 siswa atau 87,5 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 73-85 dicapai 4 siswa atau 12,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi rata-rata keterampilan peserta didik kelas VII G SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam menjelaskan latar cerita pratindakan yaitu sebesar 67,12 atau dalam kategori kurang.

4. Aspek Mengungkapkan Alur

Penilaian pada aspek keterampilan mengungkapkan alur cerita dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keruntutan alur cerita. Hasil pemerolehan nilai pada aspek pemahaman isi dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini.

Tabel 4

Hasil Tes Pratindakan Aspek Mengungkapkan Alur

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2140

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 4 311 12,5 66,87

4 Kurang 40-74 28 1829 87,5 Kategori Kurang

Jumlah 32 2140 100%

63

Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40-74 dicapai 28 siswa atau 87,5 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 4 siswa atau 12,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori baik sekali dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0 %. Jadi rata-rata keterampilan siswa kelas VIIG SMP Xaverius 1 Jambi dalam mengungkapkan alur cerita pratindakan yaitu sebesar 66,87 atau dalam kategori kurang.

5. Aspek Mengungkapkan Hal Yang Menarik Dari Cerita

Penilaian pada aspek keterampilan mengungkapkan hal menarik dari cerita dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada keterampilan siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik dari cerita. Hasil perolehan nilai pada aspek keterampilan mengungkapkan hal yang menarik dari cerita dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5

Hasil Tes Pratindakan Aspek Mengungkapkan Hal Yang Menarik

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2126

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 4 310 12,5 66,43

4 Kurang 40-74 28 1816 87,5 Kategori Kurang

Jumlah 32 2126 100%

64

Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40 – 74 dicapai 28 siswa atau 87,5 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 4 siswa atau 12,5 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0%. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VIIG SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam mengungkapkan hal yang menarik dari cerita pratindakan yaitu sebesar 66,43 kategori kurang.

6. Aspek Kesesuaian Isi

Penilaian pada aspek pemahaman isi dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita fantasi ini difokuskan pada kelengkapan dan keruntutan isi cerita.

Hasil perolehan nilai pada aspek kesesuaian isi cerita dapat dilihat dari tabel 6 berikut ini.

Tabel 6

Hasil Tes Pratindakan Aspek Kesesuaian Isi

No Kategori Skor Nilai Frekuensi Bobot Skor % Rata-rata

1 Amat baik 92-100 0 0 0 2115

2 Baik 84-91 0 0 0 32

3 Cukup 75-83 3 234 9,375 66,09

4 Kurang 40-74 29 1881 90,625 Kategori Kurang

Jumlah 32 2115 100%

65

Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40 – 74 dicapai 29 siswa atau 90,62 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 3 siswa atau 9,37 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0%. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VIIG SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam kesesuaian isi pratindakan

Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa keterampilan siswa untuk kategori kurang dengan rentang nilai 40 – 74 dicapai 29 siswa atau 90,62 %. Kategori cukup dengan rentang nilai 75-83 dicapai 3 siswa atau 9,37 %, sedangkan kategori baik dengan rentang nilai 84-91 dicapai 0 siswa atau 0 %. Kategori amat baik dengan rentang nilai 92-100 dicapai 0 siswa atau 0%. Jadi, rata-rata keterampilan siswa kelas VIIG SMP XAVERIUS 1 Jambi dalam kesesuaian isi pratindakan