• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Muhamad Hari Nurhadi Widyaiswara LPMP NTB Email: arie759@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendampingan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data mutu satuan pendidikan. jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan subyek penelitian adalah pengawas, kepala sekolah, guru, komite dan siswa. Analisis data menggunakan tiga langkah analisis yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendampingan pengumpulan data mutu diawali dengan membuat perencanaan jadwal pendampingan dan sekenario pendampingan yang dikoordinasikan dengan kepala sekolah binaan, kemudian pelaksanaan pendampingan yang diisi dengan kegiatan sosialisasi kebijakan dan petunjuk teknis pengumpulan data mutu serta pembimbingan pengisian instrumen pengumpulan data mutu serta melakukan verifikasi sebelum data diupload kedalam server penjaminan mutu. Adapun kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data mutu adalah terbatasnya waktu pengumpulan data mutu, terlalu banyak butir isian di dalam instrumen dan butir pertanyaan masih sulit dipahami.

Kata Kunci : Pendampingan, Data Mutu Pendidikan, Kendala Pengumpulan Data

PENDAHULUAN

Upaya pemerintah dalam me-wujudkan pendidikan bermutu dila-kukan dengan menerapkan kebijak-an pelakskebijak-anakebijak-an penjaminkebijak-an mutu di satuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan tersebut mengatur bagaimana satuan pen-didikan melaksanakan penjaminan mutu secara mandiri melalui Sistem

Penjaminan Mutu Internal (SPMI). SPMI merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan yang dilakukan melalui siklus pemetaan mutu, pe-rencanaan peningkatan mutu, peme-nuhan mutu, monitoring dan evaluasi serta penyusunan setrategi pening-katan mutu. Peta mutu satuan pen-didikan dihasilkan dari proses pe-ngumpulan, pengolahan dan analisis data dan informasi capaian peme-nuhan standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan. Peta mutu

134 dijadikan dasar bagi satuan

pendi-dikan, kepala sekolah, guru, komite dan siswa dan pengawas. Pengi-sian ini dilakukan melalui pendam-pingan oleh pengawas. Dari hasil wawancara dengan pengawas merencanakan peningkatan mutu satuan pendidikan.

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pengumpulan Data Mutu

Pengumpulan data mutu meru-pakan langkah awal dari rangkaian sistem penjaminan mutu pendidikan. Pengumpulan data mutu dilakukan melalui pengisian intrumen evaluasi diri sekolah yang dilakukan. Peran data mutu dalam SPMI sangat penting, karena kualitas peta mutu yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan peningkatan mutu se-kolah sangat bergantung kepada kualitas data mutu yang dikum-pulkan melalui evaluasi diri sekolah. Hal ini sejalan dengan Satori, D (2011) menyatakan bahwa penja-minan mutu pendidikan merupakan serangkaian proses dan sistem yang saling berkaitan untuk mengumpul-kan, menganilisa dan melaporkan data tentang kinerja dan mutu tenaga pendidik dan kependidikan program dan lembaga pendidikan. Proses penjaminan mutu mengiden-tifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, menyediakan

data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya pe-ningkatan mutu berkelanjutan. Data mutu dapat didefinisikan sebagai data atau informasi capaian kinerja satuan pendidikan dalam peme-nuhan standar nasional pendidikan. Pengumpulan data mutu dilakukan secara mandiri oleh satuan pendi-dikan melalui evaluasi diri dengan menggunakan instrument yang telah disediakan oleh pemerintah dan se-lanjutnya diinput ke dalam aplikasi pemetaan mutu pendidikan.

Untuk menjamin akuntabilatas dan validitas data menjadi tanggung jawab pengawas sekolah sebagai pendamping pelaksanaan pengum-pulan data mutu. Secara nasional kegiatan pengumpulan data mutu diawali dengan penyiapan fasilitator nasional dilanjutkan dengan pe-nyiapan fasilitator daerah untuk melakukan bimtek pengumpulan da-ta mutu kepada pengawas pendam-ping atau pengawas binaan satuan pendidikan. Pengumpulan data mutu di satuan pendidikan dilakukan me-lalui pendampingan yang dilakukan oleh pengawas pendamping. Pen-dampingan merupakan suatu aktifi-tas yang dilakukan dan dapat ber-makna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam upaya pengum-pulan data mutu satuan pendidikan.

135 Pengawas pendamping

bertu-gas untuk membantu sekolah dalam memahamkan dan mengisi instru-men serta instru-menjamin validitas dan akuntabilitas data yang dihasilkan. Pengawas Sekolah memiliki peran strategis dalam proses pendam-pingan pengumpulan data mutu sekolah, dimana salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah sebagai salah satu tenaga kependidikan yang bertanggung jawab terhadap terpenuhinya delapan standar nasio-nal pendidikan yang merupakan standar acuan dalam penjaminan mutu pendidikan. Di samping itu Pengawas sebagai pembina sekolah adalah pihak yang diharapkan mem-berikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan, mem-berikan alternatif solusi ketika se-kolah mengalami kesulitan dalam meningkatkan mutu atau menjalan-kan program-programnya. Hasil dari pemetaan mutu pendidikan ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi pengawas sekolah dalam melakukan pembinaan di sekolah binaannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu peran penga-was dalam melaksanakan pendam-pingan pengumpulan data mutu sangat penting dalam rangka mem-bina sekolah untuk mendapatkan data yang valid sesuai dengan kon-disi sekolah, sehingga peta mutu

yang dihasilkan dapat menggam-barkan kondisi sesungguhnya dari sekolah tersebut. Hal ini terkait juga dengan apa yang disampaikan oleh Sujana (2006) tentang hakikat pengawasan yang memiliki 4 dimensi salah satunya adalah dimensi support, dimana dimensi support ini merujuk kepada bagai-mana pengawas memberikan du-kungan kepada sekolah dalam me-laksanakan evaluasi diri sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Study Pelaksanaan Pendampingan Pengumpulan Data Mutu Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Lombok Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk meng-gambarkan bagaimana pelaksanaan pendampingan pengummpulan data mutu di kabupaten Lombok barat dan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengumpulan data mutu pendidikan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan penulis lakukan merupakan pene-litian lapangan, dengan mengguna-kan pendekatan deskriptif kualitatif. Sujarweni (2014), menjelaskan bah-wa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang meng-hasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

136 orang-orang yang diamati. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari individu maupun kelompok dalam kondisi tertentu yang dikaji secara menyeluruh ber-dasarkan kenyataan di lapangan dilaporkan dalam bentuk catatan berdasarkan sudut pandang peris-tiwa tersebut. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat selama kurang lebih empat bulan, yaitu bulan Januari 2019 sampai dengan bulan April 2019. Subyek penelitian adalah pengawas Pendidikan jen-jang sekolah dasar dengan informan penelitian berasal dari unsur kepala sekolah, guru, komite dan siswa.

Metode yang digunakan ada-lah metode wawancara. Wawancara yang sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan derajat keper-cayaan (credibility) untuk membukti-kan apakah yang diamati peneliti sesuai dengan kenyataan yang terdapat di dalamnya, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang kenyataan sebenarnya terjadi. Uji kredibilitas mengunakan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dengan mencoba mengkonfir-masi data kepada beberapa sumber

yang lain menggunakan teknik yang sama. Analisis data menggunakan 3 langkah analisis seperti yang di kemukakan oleh Milles dan Huberman yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

Pendamping mendapatkan gambaran proses pendampingan seperti petikan wawancara di bawah ini :

“Pelaksanaan kegiatan pedam-pingan yang dilakukan diawali dengan penyusunan rencana jadwal kegiatan yang dikoor-dinasikan dengan kepala seko-lah binaan, disamping itu juga saya merencanakan kegiatan pendampingan yang saya laku-kan. Kegiatan pendampingan ini saya awali dengan sosialisasi, penjelasan teknis pendampingan mutun pembimbingan dan ter-akhir verifikasi semua perenca-naan ini saya koordinasikan dengan kepala sekolah binaan yang akan saya damping ada 10 sekolah binaan yang saya bina. Pada saat pelaksanaan, Sosia-lisasi saya isi dengan penyam-paian kebijakan–kebijakan terba-ru serta peterba-rubahan-peterba-rubahan pada sistem pengumpulan data mutu, selanjutnya diberikan pen-jelasan teknis tentang pelak-sanaan sistem penjaminan mutu. Setelah sosialisasi saya mela-kukan pembimbingan dalam pe-laksanaan pengisian instrument pengumpulan data mutu. Selan-jutnya hasil instrumen yang telah diisi diinput ke dalam aplikasi. Terakhir saya melakukan veri-fikasi untuk melihat apakah data yang diinput sesuai dengan isian instrumen dari responden.”

137 Hal ini diperkuat oleh apa yang

disampaikan oleh informan kepala sekolah yang menyatakan bahwa :

“Pengawas menanyakan ke-siapan sekolah saya untuk me-lakukan pengumpulan data mu-tu, kami mendiskusikan jadwal yang tepat untuk dilakukan pen-dampingan proses pengumpulan data mutu. Pelaksanaan pen-dampingan, diisi dengan sosialisi tentang kebijakan terbaru dalam pelaksanaan pengumpulan mutu beserta teknis pengumpulan da-ta mutu. Selanjutnya diadakan pembimbingan dalam pengisian instrumen. Pengawas juga me-lakukan verifikasi terhadap isian aplikasi sebelum dikirim ke ser-ver pusat.

Diperkuat juga oleh apa yang disampaikan oleh informan dari unsur guru yang mengungkapkan bahwa :

“Pak pengawas melakukan so-sialisasi di sekolah kami dan memberikan penjelasan teknis pengumpulan data mutu. Setelah itu beliau membimbing kami untuk mengisi instrumen pe-ngumpulan data mutu”

Lebih diperkuat lagi dengan apa yang diungkapkan oleh infor-man dari unsur Komite yang menya-takan bahwa :

“Pemahaman tentang Pengum-pulan data mutu didapatkan waktu ada sosialisasi di sekolah yang dilakukan oleh pengawas”

Demikian juga dengan apa yang diungkapkan oleh informan dari unsur siswa yang menyatakan :

“Mendapatkan pemahaman dari kegitan Sosialisai pengumpulan data mutu di sekolah”

Dari hasil wawancara di atas dapat ditafsirkan bahwa pelaksa-naan kegiatan pendampingan pe-ngumpulan data mutu pendidikan di Lombok barat yang dilakukan oleh pengawas diawali dengan membuat perencanaan yang dikoordinasikan dengan kepala sekolah di sekolah binaan. Adapun hal-hal yang diren-canakan oleh pengawas antara lain jadwal kegatan dan pola pendam-pingan yang akan dilakukan. Peren-canan ini sangat perlu untuk dilaku-kan agar pengumpulan data mutu dapat dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perencanaan ini juga perlu dikoor-dinasikan dengan kepala sekolah di sekolah binaan, sehingga sekolah binaan dapat mengkondisikan pelak-sanaan pendampingan yang dilaku-kan oleh pengawas.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pendampingan yang diawali dengan kegiatan sosialisasi kebijakan dan penjelasan teknis pengumpulan data mutu. Sosialisai merupakan salah satu cara untuk penyampaian informasi yang penting sehingga dapat dipahami dan men-jadi acuan dalam pelaksanaan pe-ngumpulan data mutu, sehingga

138 sangat tepat jika pengawas

mela-kukan sosialisasi sebelum pengisian instrument pengumpulan data mutu. Pembimbingan dalam pengisian data mutu menjadi langkah selan-jutnya yang dilakukan oleh penga-was dalam pelaksanaan pendam-pingan pengumpulan data mutu. Pembimbingan ini selain untuk mem-bantu responden dalam mengisi instrumen dapat juga digunakan untuk memastikan bahwa pengisian instrument oleh responden telah sesuai dan berdasarkan bukti-bukti yang ada di sekolah sehingga data mutu yang terkumpul dapat diper-tanggung jawabkan serta menghasil-kan data yang valid.

Setelah instrument diisi oleh responden selanjutnya data isian instrument diinput kedalam aplikasi pemetaan mutu pendidikan dan pengawas melakukan verifikasi terhadap hasil input data kedalam aplikasi sebelum data mutu di upload ke server pusat pemetaan mutu pendidikan

B. Kendala Dalam Proses Pendampingan

Pengumpulan data mutu di kabupaten Lombok Barat tergo-long amat baik dengan capain progress 97,19% sekolah yang melakukan upload data mutu. Meskipun demikan masih banyak kendala yang dihadapi dalam

pe-laksanaan pengumpulan data mutu. Hal ini terungkap dari hasil kutipan wawancara dengan pe-ngawas sebagai berikut :

“Kendala yang saya hadapi adalah masalah waktu yang diberikan oleh Kementrian da-lam pengisian instrumen masih realtif masih kurang praktis hanya sekitar 2 bulan untuk melaksanakan pendampingan di 10 sekolah binaan yang ada. Kedua kendala banyak-nya jumlah responden yang harus didampingi untuk tiap-tiap sekolah sehinga sangat sulit untuk di damping secara individu, terutama untuk res-ponden siswa dan komite yang pada dasarnya masih butuh banyak bimbingan dalam memahami instrumen yang ada.”

Kendala dalam pengumpulan data mutu juga diungkapkan oleh kepala sekolah seperti kutipan wawancara di bawah ini:

“Banyak sekali kendala yang kami hadapi, terutama masalah waktu pendampingan,karena ka-mi tidak bisa menyediakan waktu yang khusus untuk pengumpulan data mutu ini. Praktis hanya menggunakan waktu setelah pe-lajaran selesai pembepe-lajaran dan itupun tidak bisa sampai sore. Sedangkan dari Kementrian memberikan batas waktu dalam pengumpulan data mutu..dibulan Agustus Yang kedua masalah instrumen yang butir per-tanyaannya sangat banyak dan masih sangat sulit dipahami.”

Dari responden guru juga me-nyampaikan kendala seperti yang

139 dinyatakan dalam kutipan

wawan-cara berikut :

“Pertanyaan dalam instrumenya banyak sekali, butuh waktu yang banyak untuk menyelesaikannya disatu sisi kami harus mengajar anak-anak sedangkan kami di-beri batas waktu untuk pengisian instrumen tersebut”.

Responden dari unsur komite sekolah juga menyampaikan ken-dala ken-dalam pengumpulan data mutu sebagai berikut:

“Kendalanya pada pemaham-an instrumen, bpemaham-anyak butir pertanyaan yang kurang saya pahami.”

Demikian juga pernyataan dari responden unsur siswa yang menyatakan kendalanya seperti kutipan wawancara sebagai beri-kut :

“Pertanyaannya susah dimengerti”

Beberapa kutipan wawancara di atas dapat tergambar bahwa ken-dala yang dihadapi ken-dalam pengum-pulan data mutu antara lain waktu yang terbatas, hal ini dapat menye-babkan proses pendampingan tidak maksimal sehingga akan berdampak kepada validitas data yg akan dihasilkan dalam pengumpulan data mutu. Dalam proses pengisian in-strumen pengawas tidak dapat me-lihat dan membimbing secara mak-simal, sehingga saat responden mengalami kesulitan ada

kecen-derungan untuk mengisi tanpa me-mahami maksud dan bukti dari butir pertanyaan pada instrumen. Di sam-ping itu dengan singkatnya waktu yang diberikan akan menyebabkan proses verifikasi oleh pengawas tidak sesuai dengan yang diha-rapkan.

Kendala berikutnya adalah ma-salah Instrumen dengan butir per-tanyaan yang terlalu banyak dan keterbacaan instrumen yang masih kurang hal ini akan menyebabkan responden merasa jenuh, sehingga memungkinkan antusiasme dan motivasi responden dalam mengisi instrumen menjadi menurun. Pada akhirnya akan menyebabkan kuali-tas data yang dihasilkan tidak seperti kenyataan yang ada.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelak-sanaan pendampingan pengumpul-an data mutu pendidikpengumpul-an jenjpengumpul-ang sekolah dasar di Kabupaten Lombok Barat dapat disimpulkan bahwa pe-laksanaan pendampingan pengum-pulan data mutu diawali dengan membuat perencanaan jadwal pen-dampingan dan skenario pendam-pingan yang dikoordinasikan dengan kepala sekolah binaan, kemudian pelaksanaan pendampingan yang diisi dengan kegiatan sosialisasi ke-bijakan dan petunjuk teknis

pengum-140 pulan data mutu serta

pembimbing-an pengisipembimbing-an instrumen pengum-pulan data mutu serta melakukan verifikasi sebelum data di-upload ke dalam server penjaminan mutu. Ada-pun kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data mutu adalah ter-batasnya waktu pengumpulan data mutu, terlalu banyak butir isian di dalam instrumen dan butir pertanya-an masih sulit dipahami serta masih sulitnya proses upload data.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ada berapa reko-mendasi terkait pendampingan pe-ngumpulan data mutu yaitu perlu di-pertimbangkan waktu pengumpulan data mutu, sehingga satuan pendi-dikan memiliki waktu yang cukup lam melaksanakan pengumpulan da-ta, Perlu adnya kajian lebih menda-lam untuk menyederhanakan instru-men pengumpulan data mutu dan lebih menyesuaikannya dengan latar responden yang akan mengisinya. DAFTAR PUSTAKA

Dikdasmen02, D. (2016). Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dikdasmen04.1, D. (2016). Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peta Mutu Satuan Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikdasmen04.2, D. (2016). Petunjuk

Teknis Pengembangan Peta

Mutu. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikdasmen05, D. (2016). Petunjuk

Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikann. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemdikbud. (2016). Permendikbud No 28 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendiikan dan Kebudayaan.

Moleong, L. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. (1998). Metode Penelitian

Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarata: Ghalia Indonesia. Permendikbud. (2016).

Permendikbud No 28 Tahun 2016 Tentang Sisten Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarat: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Permenpan. (2010). Permen PAN dan RB No 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. Jakarata: Kementerian PAN.

Simarmata, J. (2015). Analisis Implementasi Penjaminan Mutu di SMA Negeri 3 Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi , Vol.15 No.4 .

Sonhaji, A. (1996). Teknik Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu sosial dan agama. Malang: Kalimasada Press.

141 Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung: AlfabeSudjana, N., et al. (2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional

Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu

Pendidikan. Handout Mata Kuliah School Quality Assurance pada prodi

Penjaminan Mutu Pendidikan SPs UPI Bandung

BPKB Jawa Timur, Modul

Pendampingan, Surabaya, 2001. Primahendra. R. 2002. Pedoman Pendampingan Untuk Pemberdayaan Masyarakat: Jakarta

Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Zuldafrial dan Muhammad Lahir.

(2012). Penelitian Kualitatif. Cet, Kedua. Surakarta: Yuna Pustaka

142

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGEMBANGKAN