• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI 1 GUNUNGSARI TAHUN 2019

Lalu Ukir

Guru IPA pada SMPN 1 Gunungsari Lombok Barat E-mail: lauukiy@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan Penelitan Tindakan Kelas ini adalah Meningkatkan kemampuan dan keberaniaan bertanya, mengemukakan pendapat dan mempertahankan argumentasi serta meningkatkan prestasi belajar siswa SMPN 1 Gunungsari secara optimal. Karena Salah satu indikator siswa telah memahami materi pelajaran adalah dapat mengajukan pertanyaan, namun kenyataannya selama ini sangat jarang siswa yang mengajukan pertanyaan dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehubungan dengan itu untuk membangun kebiasaan dan keberaniaan bertanya siswa perlu dilakukan kegiatan penelitian tindakan kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah menerapkan model pembelajaran Discovery Learning sedangkan untuk mengumpulkan data adalah dengan meggunakan observasi langsung saat kegiatan proses pembelajaran dan dengan menggunakan angkat baik terhadap guru dan siswa. Data yang dikumpulkan dioleh dengan didiskripsikan kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil kegiatan penelitian dapat disimpulkan adanya kemampuan bertanya dan hasil belajar siswa secara signifikan dari siklus ke siklus yaitu: partisipasi bertanya siswa terus mengalami peningkatan yaitu: 25% pada siklus I, kemudian menjadi 50% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat menjadi 80%. Rata-rata nilai siklus I sebesar 56,13 menjadi 70,65 pada siklus II, dan pada siklus III menjadi 82,74. Demikian juga dengan prosentase ketuntasannya siklus I 16, 13%, menjadi 70,90% pada siklus II, dan pada siklus III menjadi 82,74.

Kata Kunci : Discovery Learning, Kemampuan Bertanya, Prestasi belajar PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah Satu indikator siswa yang telah memahami atau mengrti suatu materi pelajaran adalah dapat me -ngajukan pertanyaan terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Perta -nyaan yang dimaksud adalah per -tanyaan yang diungkapkan berupa pertanyaan verbal atau pertnyaan yang diungkapkan secara langsung

pada guru, maupun pertanyaan yang tercatat. Namun kenyataan pada proses belajar mengajar jarang siswa mengajukan pertanyaan.

Siswa tidak bertanya disebab-kan beberapa faktor antara lain: 1). Guru tidak membiasakan siswa untuk bertanya sehingga ini tidak menjadi suatu kebiasaan. 2). Siswa merasa malu atau minder untuk bertanya, karena jika bertanya siswa merasa dianggap sebagai anak yang bodoh.

156 3). Siswa tidak memahami materi

pelajaran yang sedang dibicarakan sehingga tidak tahu apa yang harus ditanyakan. 4). Ada sebagian siswa tidak mengacuhkan pelajaran, tentu hal ini karena kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran.

Bila siswa aktif bertanya maka banyak keuntungan didapat guru, maupun siswa. Keuntungan siswa adalah materi pelajaran akan menjadi lebih jelas sehingga pemahaman siswa terhadap pelajaran tidak setengah-setengah. Keuntungan bagi seluruh siswa jika guru melempar pertanyaan tersebut pada siswa lain, adalah siswa yang menjawab dapat mengasah pengetahuan yang dipa-haminya, jika benar maka guru akan membenarkan sedang bila belum tepat maka guru akan mengarahkan kearah yang lebih tepat.

Sedangkan bagi siswa lain dengan mendengar jawaban teman-nya akan semakin berulang-ulang pelajaran tersebut dijelaskan. Sema-kin sering pelajaran diulang semaSema-kin cepat dan kuat terserap dalam me-mori peserta didik.

Keuntungan bagi guru akan mengetahui sejauh mana pengua-saan dan daya nalar siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya ber-dasarkan jawabannya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, se-hingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan konsep-konsep saja melainkan suatu proses penemuan. Proses penemuan dalam IPA adalah diawali dengan bertanya. Dalam kurikulum 2013 penekanan pende-katan saintifik adalah melalui 5M yang salah satunya adalah menanya. Bila sikap menanya ini tidak dilatih dan dibiasakan maka akan sulit terlaksana.

IPA diperlukan dalam kehidup-an sehari-hari untuk memenuhi kebu-tuhan manusia melalui pemahaman masalah-masalah yang dapat diiden-tifikasikan. Penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari pasti banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul dan hal ini merupakan masalah. Masalah tersebut perlu dipertanyakan terlebih dahulu kemudian diidntifikasi baru ditemukan jawabannya.

Rendahnya rasa ingin tahu sis-wa dalam proses belajar mengajar mengakiabatkan proses belajar men-jadi kurang optimal sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas. Maka sikap bertanya itu perlu dipu-puk dan dikembangkan pada siswa agar permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar tidak hilang begitu saja tanpa peduli terhadap materi pelajaran yang belum dipahaminya.

157 Berdasarkan data-data

perma-salahan tersebut dapat dijadikan suatu alasan untuk dilaksakannya penelitian tindakan kelas. Tindakan yang harus dilakukan untuk meng-atasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan kemampuan bertanya dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang timbul di SMPN 1 gunungsari berkaitan dengan proses pembelajaran IPA adalah:

1. Rendahnya keberanian dan ke-mampuan bertanya siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2. Rendahnya prestasi blajar siswa

dalam mata pelajar IPA.

Berdasarkan permaslahan-per-masalah tersebut sehingga diajukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan mo-del pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan bertanya dan meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IX.E SMP Negeri 1 Gunungsari.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian Tin-dakan Kelas ini adalah :

Bagi siswa untuk:

1. Meningkatkan kemampuan dan keberaniaan bertanya siswa saat kegiatan proses belajar mengajar. 2. Meningkatkan prestasi belajar

sis-wa secara optimal. D. Manfaat penelitian: Bagi siswa :

1. Berani dan mampu bertanya de-ngan mengemukakan pendapat dalam menjawab pertanyaan. 2. Prestasi belajar IPA menjadi

me-ningkat. Bagi guru:

1. Dapat membiasakan dan mening-katkan potensi siswa dalam me-ngembangkan kemampuan ber-tanya

2. Bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa.

3. Dapat mengembangkan pemecah-an masalah ypemecah-ang dihadapi dalam kegiatan proses belajar mengajar. Bagi sekolah: Dapat meningkatkan prestasi sekolah dalam meningkatkan hasil UN.

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bertanya

Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia (2014: 1209) Bertanya merupakan proses meminta keterangan atau penjelasan”. Sedangkan menurut munandar ( 1988: 117 ) mengatakan bahwa : Bertanya dapat diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum di ketahui. Sehingga jika

158 bertanya adanya pada posisi

pembelajaran maka bertanya meru-pakan proses meminta keterangan atau penje-lasan untuk mendapatkan infor-masi yang belum diketahui da-lam pembelajaran yang sedang ber-langsung.

Jadi bertanya merupakan suatu kegiatan mengemukakan suatu ga-gasan atau pendapat yang di ungkapkan baik secara lisan atau tulisan, untuk meminta jawaban atau penjelasan baik yang belum di ketahui, maupun untuk mempertegas suatu pemahaman yang masih samar-samar atau belum jelas kebenarannya.

Pada umumnya saat proses pembelajaran peserta didik sangat jarang bertanya, oleh karena itu tugas guru untuk membuat kondisi atau suasana belajar sehingga timbul keinginan dan keberanian siswa un-tuk bertanya. Seperti yang disebut-kan oleh Ainamulyana (2012) ke-mauan bertanya akan muncul apabila seseorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memer-lukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus mencip-takan kondisi yang aman tersebut. B. Model Pembelajaran Discovery

Learning

Discovery Learning adalah me-mahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya

sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43).

Dalam model Discovery Learning ini guru dan peserta didik mampu mengkomunikaikan apa yang telah dilakukan dan apa yang dihasilkan dalam kegiatan proses belajar mengajar. (Syaodih, 2001:85). Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelang-sungan proses belajar mengajar di kelas ataupun efeknya di kelas. Guru harus pandai membawa sis-wanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat mem-bentuk kewibawaan guru salah satu-nya adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kon-disi siswa (Komalasari, 2013:253).

Menurut Zubaidah (2015:41) berdasarkan fakta dan hasil penga-matan, penerapan pendekatan dalam pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemah-an, antara lain: (1). Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkat-kan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. (2). Menimbulkan rasa se-nang pada siswa (3). Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagas-an. (4). Pengajaran Discovery

Learn-159 ing lebih cocok untuk

mengembang-kan pemahaman, sedangmengembang-kan me-ngembangkan aspek konsep, kete-rampilan dan emosi secara kese-luruhan kurang mendapat perhatian. C. Prestasi Belajar

Untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik maka perlu dilaku-kan berbagai metode ataupan lang-kah yang ditempuh sehingga penye-rapan materi pelajaran pada peserta didik menjadi lebih sempurna dan proses belajar menjadi lebih ber-makna.

Pada hukum pengaruh atau Law of Effect, dalam Noeraida (2016:23) yang mengemukakakn, bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tin-dakan itu akan diulangi menjadi lebih besar. Tetapi bila hasil yang diper-oleh tidak memuasakan maka ke-mungkinan tindakan tersebut tidak diulangi. Jadi dengan pengalaman belajar yang baik, pengalaman ter-sebut akan cenderung disenangi dan ingin diulangi oleh siswa.

METODOLOGI A. Seting Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Gunungsari pada kelas semester ganjil tahun pela-jaran 2019/2020. Penelitian ini mulai dari perencanaan sampai

penyusunan laporan di laksana-kan selama 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan bulan Sep-tember tahun 2019. Penelitian di lakukan terhadap penerapan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan ke-mampuan bertanya dan mening-katkan prestasi belajar IPA kelas IX.E siswa SMP Negeri 1 Gunungsari.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu kelas IX.E SMP Negeri 1 Gunungsari, dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Adapun alasan peneliti memilih kelas IX.E adalah karena kelas ini adalah salah satu kelas tempat peneliti mengajar, dimana karak-teristik siswanya tidak jauh ber-beda dengan kelas-kelas yang lain di SMP Negeri 1 Gunungsari. C. Tehnik Analisa Data

Teknik analisa data menggu-nakan analisa data kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar ke-giatan analis data dilakukan de-ngan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menelaah seluruh data yang di-kumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis,

men-160 sintesis, memaknai, menerangkan,

dan membuat kesimpulan.

b. Merduksi data yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengkatagori-an dpengkatagori-an pengklasifikasipengkatagori-an.

c. Menyusun keterkaitan atau penga-ruh dari model pembelajaran Discovery Learning dengan akti-vitas bertanya dan prestasi belajar siswa.

d. Menyusun kesimpulan dari keter-kaitan dan pengaruh yang ada D. Perencanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Refleksi awal, peneliti mengiden-tifikasi permasalahan tingkat par-tisipasi bertanya dan prestasi belajar siswa kelas IX.E

2. Peneliti merumuskan permasalah-an secara operasional ypermasalah-ang rele-van dengan rumusan masalah penelitian.

3. Peneliti merumuskan hipotesis tin-dakan. Hipotesis tindakan ini ber-sifat tentative, sehingga sangat mungkin akan mengalami peru-bahan sesuai dengan keadaan di lapangan.

4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan indikator-indikator

desain pembelajaran.

b. Menyusun strategi rancangan belajar mengajar.

c. Menyusun metode dan alat pe-rekam data yang berupa ang-ket, catatan di lapangan, pedo-man analisis, dokumen, dan ca-tatan harian.

d. Menyusun rancangan pengo-lahan data.

E. Pelaksanaan Penelitian Prosedur penelitian yang dila-kukan adalah prosedur penelitian tin-dakan kelas yang terdiri atas 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai de-ngan strategi penelitian tindakan ke-las yang terdiri dari 4 (empat) tahap-an seperti ytahap-ang disebutktahap-an Zainal Akib ( 2009:31) yaitu : perencanaan (Plan), pelaksanaan (acting), penga-matan (observasi), dan refleksi (reflecting).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Tindakan Siklus I Siklus I di laksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Agustus 2019. Pe-laksanaan kegiatan tindakan siklus I ini di laksanakan selama 5x40 menit. Dengan dihadiri oleh 31 orang siswa. Perencanaan

Rencana tindakan yang di lakukan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan awal 10 menit : guru menjelaskan tujuan pembelajaran

161 dan metode pengajaran yang di

gunakan.

2. Kegiatan inti selama 180 menit : guru menjelaskan materi awal pelajaran, guru membagi kelom-pok, membagikan LKS, kemudian minta siswa untuk menentukan permasalahan dalam materi pela-jaran sesuai dengan tahapan-ta-hapan atau sintak pembelajaran Discovery Learning

3. Kegiatan akhir 10 menit : guru membimbing siswa membuat ke-simpulan akhir dari permasalahan yang dihadapi siswa. Mereviu dan penguatan kegiatan belajar. 4. Evaluasi 30 menit : untuk

menge-tahui tingkat pemahaman dan daya serap siswa.

Pelaksanaan/ Implementsi a. Kegiatan awal ( 10 menit )

Guru mengadakan presesi ke-las, dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan penjelasan model pembelajaran yang digunakan. Kegiatan dilanjutkan dengan membe-rikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar setiap pertemuan.

b. Kegiatan inti ( 180 menit )

Kegiatan inti ini diawali dengan guru menjelaskan materi awal pela-jaran, dilanjutkan dengan membagi kelompok dan membagikan LKS. Selanjutnya guru membimbing tiap-tiap kelompok yang mengalami

ke-sulitan dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS di lanjutkan dengan presentasi kelom-pok. Setelah selesai presentasi mudian diadakan tanggapan dari ke-lompok lain dengan mengajukan per-tanyaan, selanjutnya kelompok yang mempresentasi menanggapi, jika per-tanyaan yang di ajukan tidak dapat di jawab maka pertanyaan di lemparkan pada kelompok lain. Selanjutnya bila kelompok lain tidak ada yang biasa maka tugas guru untuk menjelaskan. c. Kegiatan akhir (10 menit)

Pada kegiatan akhir guru mem-bimbing siswa membuat kesimpulan akhir.

d. Evaluasi (30 menit)

Guru mengadakan evaluasi un-tuk mengetahui kemajuan belajar sis-wa pada akhir siklus 1.

Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus 1 secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: Pada awal perte-muan ketika guru menginformasikan model pembelajaran Discovery Learning, siswa masih kurang me-mahami apa yang di maksudkan guru dengan model pembelajaran terse-but. Namun guru menjelaskan model pembelajaran Discovery Learning.

Pada waktu kegiatan menjawab soal diskusi ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam men-jawab soal sehingga bertanya pada

162 guru, tetapi setelah di jelaskan maka

kesulitan yang dialami siswa menjadi sedikit teratasi, dan memulai mencari jawaban bersama annggota kelom-poknya. Namun ada beberapa ang-gota kelompok yang hanya menung-gu anggota kelompoknya untuk mencari jawaban, sehingga kerja ke-lompok kurang efektif. Karena waktu sudah habis maka kegiatan pembe-lajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan berikutnya ke-giatan dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi kelompok awalnya tidak ada kelompok yang mau maju dahulu memprestasikan hasilnya. Setelah presentasi hanya di dominasi oleh ketua kelompok saja sedangkan anggota kelompok yang lain pasif menunggu. Demikian juga pada sesi tanggapan kelompok lain hanya be-berapa orang saja yang memberikan pertanyaan. Akhinya pada penutupan pembelajaran diakhiri dengan mem-buat kesimulan, dan reviu atas materi pembelajaran yang telah dipelajari guna memberikan penguatan.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, observasi, catatan lapangan, dan hasil evaluasi belajar dalan siklus I kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning di refleksikan sebagai berikut: Kondisi kelas dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning kurang kondusif, siswa tampak ku-rang siap dengan kegiatan diskusi kelompok, sehingga kegiatan anggo-ta kelompok saat berdiskusi tidak memperhatikan dan cenderung me-nunggu jawaban dari anggota kelom-poknya atau kegiatan mencari jawab-an didominasi oleh jawab-anggota kelom-pok yang lebih pintar.

Demikian juga dengan guru sendiri menjadi bingung dengan si-kap siswa yang pasif, tetapi mencoba mendekati masing-masing kelompok untuk memberikan motifasi supaya seluruh anggota kelompok lebih aktif dan percaya diri.

Pada saat kegiatan presentasi anggota kelompok menyuruh teman-nya untuk menjadi juru bicara, dan akhirnya hanya ketua kelompok saja yang aktif. Setelah selesai mem-presentasikan hasil diskusi kelompok pertama maka diberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi atau bertanya, tetapi tidak ada satupun yang bertanya. Pada saat kelompok berikutnya yang maju untuk memancing pertanyaan siswa, guru memberikan motivasi siapa yang bertanya akan diberikan point, maka ada beberapa anggota ke-lompok yang bertanya, namun per-tanyaan kurang berbobot, tetapi yang bertanya tetap diberi point untuk memancing keberanian siswa

ber-163 tanya. Secara rigkas hasil kegiatan

belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 hasil kegiatan siklus I No Kreteria Kemajuan

belajar 1. Nilai rata-rata 56.13 2 Nilai tertinggi 95 3 Nilai terendah 25 4 Jumlah siswa tuntas 5 5 Persentase

Ketuntasan 16.13 % 6 Partisipasi Bertanya 25 %

Pelaksanaan tindakan siklus II Perencanaan

Berdasalkan hasil refleksi dari siklus I, maka dalam siklus II ini dilak-sanakan beberapa pengembangan, yaitu kegiatan siklus pertama siswa lebih lama menjawab soal-soal pada LKS. Untuk mengantisipasi hal seru-pa maka guru menginformasikan seru- pa-da halaman berapa papa-da buku paket tempat mencari jawaban. Untuk membuat semua anggota kelompok aktif, maka setap anggota kelompok dibagi tugas supaya mendapatkan soal untuk dijawab pada awalnya baru kemudian mendiskusikan untuk menyatukan jawabannya.

Sedangkan untuk menghemat waktu semua kekuranan yang mem-buat terjadinya kelemahan dalam se-luruh kegiatan diatur sedemikian rupa seperti, diberi batasan waktu untuk menyelesaikan diskusi kelompok.

Pada saat presentasi setaip anggota kelompok harus mendapat

tugas sehingga tidak ada anggota kelompok jadi penonton.

Pelaksanaan.

Siklus II dilaksankan pada hari Rabu, tanggal 15 Agustus 2019. Se-bagai mana pada siklus I, pada siklus II ini pelaksanaan kegiaqatan diawali dengan reviu materi pelajaran yang lalu, dilanjutkan dengan memberikan motivasi lebih kurang 10 menit. Kegiatan selanjutnya membagikan LKS pada kelompok setelah me-nempati kelompok masing-masing.

Setelah guru menjelaskan ten-tang SK, KD materi pelajaran dan tujuan pembelajaran maka siswa mu-lai melakukan diskusi kelompok. Se-dangkan guru membantu dan mem-bimbing siswa yang mengalami kesu-litan dalam menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan serta membuat kesimpualan.

Setelah selesai diskusi dilan-jutkan dengan presentasi kelompok. Presentasi kelompok selesai maka selanjutnya tanggapan dari kelompok lain, dan kelompok yang maju mempresentasikan hasilnya diberi kesempatan untuk mempertahankan tanggapan balik dari kelompok lain yang bertanya atau menanggapi. Bila jawaban masih belum memuaskan maka diberi kesempatan juga pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

164 Terakhir guru memberikan

tang-gapan dengan menyatakan jawaban sudah betul bila benar, bila ada ja-waban kurang tepat guru melurus-kannya.

Kegiatan penutup meliputi ke-simpulan umum, pemberian tugas rumah dan menginformasikan pela-jaran berikutnya supaya dipelajari dan dipersiapkan.

Pengamatan

Hasil pengamatan siklus II se-bagai berikut: Kegiatan diskusi ke-lompok hampir semua siswa aktif me-lakukan kegiatan diskusi, dan ma-sing-masing siswa melaksanakan ba-gian yang telah dibagikan oleh ke-lompoknya masing-masing, sehingga kegiatan diskusi dapat berjalan lancar.

Pada kegiatan presentasi sik-lus II ini walaupun masih didominasi oleh ketua kelompok atau juru bicara namun sudah mulai membagi tugas pada anggota kelompoknya. Seba-gian membacakan pertanyaan dan sebagian membacakan jawaban hasil diskusinya.

Sesi tanggapan juga sudah ada kemajuan dibandingkan dengan sik-lus II, karena semakin banyak dari anggota kelompok yang mengajukan pertanyaan.

Demikian juga dengan tanggap-an balik dari kelompok ytanggap-ang mem-presentasikan hasilnya juga tidak

kalah, mereka menanggapi langsung semua sanggahan dan pertanyaan dari kelompok lain, namun disini masih ada kekurangan karena tang-gapan balik masih didominasi oleh ketua kelompok, dan bahkan tidak jarang banyak yang mengalami ke-sulitan dalam mencari jawaban dari pertanyaan kelompok lain.

Dari hasil pengamatan perban-dingan pertanyaan yang diajukan para siswa menunjukkan kemajuan karena pertanyaan yang diajukan mulai bervariasi dan lebih berbobot. Refleksi

Berdasarkan hasil perenca-naan, pelaksanaan dan pengamatan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learniang pada siklus II ini dapat direfleksikan sebagai berikut:

Dari pengalaman siklus I maka siswa menjadi lebih paham dan me-ngerti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning sehingga apa yang direnca-nakan dalam pembelajaran dan ber-jalan mendekati seperti apa yang di-rencanakan semula.

Sedangkan kekurangan yang masih menjadi Kendala bagi siswa adalah dalam mempresentasikan hasil diskusinya di samping memba-cakan hasilnya, guru juga meminta siswa membuat jawabannya berupa charta tetapi tidak ada yang

mem-165 bawa karton manila. Hasil kegiatan

proses belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Hasil belajar siklus II No Kreteria Kemajuan

belajar 1. Nilai rata-rata 70.65 2 Nilai tertinggi 100 3 Nilai terendah 50 4 Jumlah siswa tuntas 22 5 Persentase

Ketuntasan

70.97 % 6 Partisipasi Bertanya 50 %

Pelaksanaa siklus III Perencanaan

Pelaksanaan siklus III hari Rabu, tanggal 29 Agustus 2019. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus II, maka dalam siklus III ini dilak-sanakan beberapa pengembangan. Untuk membuat semua anggota ke-lompok menjadi aktif, maka setiap anggota kelompok dibagi tugas su-paya mendapatkan soal untuk dija-wab pada awalnya baru kemudian mendiskusikan untuk menyatukan ja-wabannya. Sedangkan untuk meng-hemat waktu dalam diskusi kelompok