• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.3 Tipologi Morfologis Kata Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab

4.3.3 Tipologi Morfologis Kata Majemuk Bahasa Indonesia dari

4.3.3.2 Proses Pembentukan Kata Majemuk

4.3.3.2.2 Kata Majemuk Subordinatif Atributif

Jenis lain dari kata majemuk BI dari BA adalah kata majemuk subordinatif atributif. Kata majemuk jenis subordinatif atributif adalah kata majemuk yang ditandai oleh salah satu unsurnya berfungsi sebagai predikatif dan sebagian satuan maknanya bergantung pada nomina diluar kata majemuk itu, (Kridalaksana, 1989:126) misalnya sebagai berikut:

1. Laki-laki itu turut serta dalam jihad akbar baru-baru ini.

Kata majemuk /jihad akbar/ ‘perang besar, perang melawan hawa nafsu (yg jahat)’ (contoh1) berasal dari bahasa sumbernya kata /jiha:d/ [jiha:d] (

دﺎﻬ ) ‘perjuangan’ (N) dan kata /akbar/ [akbar] ( ﺮ آأ ) ‘paling besar’ (Adj). Proses penyerapannya dilakukan dengan menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ pada kata jihad dan menyesuaikan /a’/ menjadi /a/ di awal kata /akbar/. Kata majemuk di dalam bahasa penerima ini termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari kata /jihad/ (N) dan kata /akbar/ (adj) . Selanjutnya kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [ber- +{jihad akbar}]] Æ /berjihad akbar/ ‘melakukan jihad akbar’ dalam kalimat: Para jemaah calon haji sedang berjihad akbar di padang Arafah sekarang. Kata majemuk ini termasuk tipe B7: ‘a secara b’.

2. Orang yang mengerjakan haji berusaha untuk mencium Hajar Aswad.

Kata majemuk /hajar aswad/ ‘batu hitam yang menempel di sudut ka’bah sebelah tenggara yang dari arahnya orang mulai dan mengakhiri tawaf dalam

melaksanakan ibadah haji dan umrah. Kata majemuk ini berasal dari bahasa sumbernya / ajar/ [ ajar] ( ﺮ ) ‘batu’ dan /al-aswad/ [al-aswad] ( دﻮ ﻷا ) ‘yang hitam’. Dalam proses penyerapannya terjadi penyesuaian fonologis / / menjadi /h/ pada kata /hajar/ dan penghilangan pemarkah takrif /al/ dalam kasus nominatifnya. Kata ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari bentuk bebas /hajar/ (N) dan /aswad/ (N). kata /hajar/ dalam bahasa penerima hanya ditemukan dalam kata majemuk /hajarul aswad/. Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {ber-} Æ [{ber-} + hajar aswad]] Æ

/berhajar aswad/ ‘melakukan sesuatu sesuai bentuk dasar’ dalam kalimat: Setelah tawaf dia berhajar aswad. Kata majemuk ini memiliki tipe A11 : ‘b menerangkan a’ (urutan benda keadaan).

3. Tablig akbar itu diadakan di tanah lapang.

Kata majemuk /tablig akbar/ berasal dari bahasa sumbernya /tabli:g/ [tabli:g] ( ) ‘penyiaran, penyampaian (N) dan kata /akbr/ [akbr] ( ﺮ آأ ) ‘paling besar’ (Adj). Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian bunyi /i:/ menjadi /i/ pada kata /tablig/ dan /a’/ menjadi /a/ serta penambahan /a/ di antara fonem /b/ dan /r/. Sama halnya dengan kata akbar di atas seperti pada kata majemuk /jihad akbar/, kata majemuk tablig akbar bermakna ‘tablig yang penyampaiannya dilakukan secara besar-besaran. Kata majemuk ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina. Kata majemuk ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ {ber- +[tablig akbar]} Æ

/bertablig akbar/ ‘bertablig secara besar-besaran’ dalam kalimat: Para jemaah dari berbagai pengajian itu bertablig akbar di lapangan merdeka. Kata majemuk ini memiliki tipe B 7 : ‘a secara b’.

4. Berdasarkan rukyatul hilal puasa tahun ini jatuh pada hari sabtu.

Kata majemuk /rukyatul hilal/ ‘perihal melihat bulan untuk menentukan mulai masuknya bulan Ramadhan dan masuknya bulan Syawal; rukyat’ (contoh Kata majemuk ini dipungut dari bahasa sumbernya /rukyat/ [rukyat] ( ﺔ ؤر ) ‘penglihatan mata (hati) dan kata /hila:l/ [hila:l] ( ل ه ) ‘sehari bulan, bulan

baru’. Proses penyerapannya terjadi dengan menambahkan pemarkah takrif dalam kasus nominatifnya dan menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ pada kata /hilal/. Kata majemuk ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk verba. Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {meN-} Æ [meN- + [rukyatul hilal]]

Æ /merukyatulhilal/ ‘melihat bulan’ dalam kalimat: Para ulama dari berbagai organisasi islam merukyatulhilal tanggal 1 ramadhan dengan menggunakan alat

yang canggih. Kata majemuk ini termasuk tipe B3 : ' X

{ }

me a

{ }

kan b' ber − − φ .

5. Darul aitam yang ada di kota itu mendapat bantuan yang banyak dari donator-donatur pada bulan Ramadhan.

Kata majemuk /darul aitam/ ‘rumah (tempat) pemeliharaan anak yatim; panti asuhan anak yatim’ (contoh 5) diserap dari bahasa sumbernya /da:r/ [da:r] (

راد ) ‘pejabat, kantor’ (N) dan kata /al-alta:m/ [al-alta:m] ( مﺎ ﻷا ) ‘anak yang kematian bapak sebelum baligh’ (N). Sama halnya dengan kata /ulama/ kata /aitam/ juga di dalam bahasa sumbernya berbentuk jamak tetapi setelah diserap ke dalam bahasa penerima kata itu berubah menjadi bentuk tunggal. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ kemudian menghilangkan pemarkah takrif /a/ dalam kasus nominatifnya pada kata /darul/, serta menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ pada kata /aitam/. Kata majemuk /darul aitam/ dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {-di} Æ [di-kan + [darul aitam]] Æ /didarulaitamkan/ ’dimasukkan ke panti asuhan’ dalam kalimat: Sebagian besar anak-anak korban tsunami didarulaitamkan. Kata majemuk ini bersubtipe ‘a dari atau di x adalah b’ (urutan subjek urutan kata pertama milik kata kedua (urutan subjek milik x-prediket).

6. Amar makruf merupakan anjuran di dalam agama Islam.

Kata majemuk /amar makruf/ ‘perintah untuk mengerjakan perbuatan yang baik’ (contoh 6) biasa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan perintah. Kata ini berasal dari bahasa sumbernya /amr/ [amr] ( ﺮ أ ) ‘suruhan, perintah’ (N), preposisi / bi / (ب ) ‘dengan’ dan kata /ma‘ruf/ [ma‘ruf] ( فوﺮ ) ‘kebajikan, kebaikan’ (N). Proses penyerapannya dilakukan dengan

menghilangkan preposisi / bi / ( ب ) pada /al-amru bi/ [al-amru bi] ( ب ﺮ ﻷا ) ‘menyuruh’. Selanjutnya itu terjadi penghilangan pemarkah takrif /al/ dan pemarkah nominatif pada kata /amru/ serta ditambahkan /a/ di antara fonem /m/ dan /r/ pada kata /amr/ sehingga menjadi /amar/. Kemudian disesuaikan /u:/ menjadi /u/ pada kata /makruf/. Kata ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari kata /amar/ ‘perintah, suruhan’ (N) dan /makruf/ ‘perbuatan baik’ (N) dan dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {meN-kan} Æ [meN-kan+[amar makruf]] Æ /mengamarmakrufkan/ ’memerintahkan untuk mengerjakan perbuatan baik’ dalam kalimat: Setiap orang berkewajiban mengamarmakrufkan orang-orang yang telah berbuat kesalahan.

Kata majemuk ini termasuk tipe B3 'x

{ } { }

meberakan b'.

7. Orang yang tidak mau melaksanakan nahi munkar akan dibenci oleh Allah. Kata majemuk /nahi mungkar/ ‘larangan mengerjakan perbuatan keji’ (contoh 7) ( biasa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan larangan). Kata ini diambil dari bahasa sumbernya /al-nahyu ‘ani –munkar/ [al-nahyu ‘anil-munkar] ( ﺮﻜ ا ﻬ ا )‘ mencegah dari kemungkaran’. Sama halnya dengan proses yang terdapat pada /amar makruf /, proses penyerapan pada kata /nahi mungkar/ terjadi dengan penghilangan preposisi /‘an/ ( ) dari /al-nahyu ‘an/ (

ﻬ ا ) ‘mencegah’; kemudian terjadi penghilangan pemarkah takrif /al/ dan pemarkah nominatif pada kata /nahyu/. Selanjutnya terjadi penggantian fonem /y/ menjadi fonem /i/ pada kata /nahi/. Kata ini di dalam bahasa penerima merupakan kata majemuk nomina dan kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {meN-kan} Æ [meN-kan + [nahi muηkar]] Æ /menahimungkarkan/ ’melarang mengerjakan perbuatan yang keji’ dalam kalimat: Kiyai di desa itu mengajak warganya menahimunkarkan hal-hal yang dapat membawa kesesatan. Gabungan

kata majemuk ini dengan {meN-kan} memiliki tipe B3 'X

{ } { }

me a kan b'

ber − − φ (urutan predikat x – z).

Kata majemuk /mati syahid/ ‘mati di jalan Allah atau karena Allah ‘ (misalnya mati membela agama atau kebenaran hakiki) ( contoh 8 ) berasal dari bahasa sumbernya /ma:ta syahi:dan/ [ma:ta syahi:dan] ( اﺪ ﻬﺷتﺎ ) ’mati karena dalam keadaan syahid’. Kata ini terdiri dari verba /ma:ta/ [ma:ta] ( تﺎ ) ‘mata’ yang diserap menjadi /mati/ yaitu dengan mengganti fonem /a/ menjadi /i/ pada akhir kata tersebut. Kemudian kata /syahi:dan/ [syahi:dan] ( اﺪ ﻬﺷ ) ’mati syahid’ yang berfungsi akusatif dari subjek diserap menjadi /syahid/ yaitu dengan menyesuaikan /i:/ menjadi /i/ dan menghilangkan pemarkah akusatif. Kata majemuk mati syahid termasuk majemuk subordinatif atributif karena dapat ditafsirkan bahwa seseorang berkeadaan mati secara syahid (bandingkan Kridalaksana, 1988: 136). Kata ini dalam bahasa penerima merupakan kata verba majemuk dan dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {ke-an}Æ [ke-an + [mati syahid]] Æ /kematisyahidan/ dalam kalimat: Kematisyahidannya sangat mengejutkan warga. Kata majemuk ini termasuk tipe B7:’a secara b’(urutan predikat x- cara).

9. Berjilbab termasuk salah satu bagian dari syukur nikmat.

Kata /syukur nikmat/ ‘berterimakasih akan nikmat’ merupakan kata majemuk yang diserap dari kata /syukr/ [šukr] ( ﺮﻜﺷ ) ’yang banyak syukur (terima kasihnya) ’(N) dan kata /al-ni‘mah/ [al- ni‘mah] ( ﺔ ا ) ’nikmat’. Proses penyerapannya terjadi dengan menambahkan fonem /u/ di antara fonem /k/ dan /r/ pada kata /syukur/ dan menghilangkan pemarkah takrif /al/ serta menyesuaikan / ‘ / (ain) menjadi /k/ pada kata /nikmat/. Kata /syukur/ termasuk bentuk jamak di dalam bahasa sumber dan berubah menjadi bentuk tunggal di dalam bahasa penerima. Kata majemuk ini termasuk kata majemuk nomina di dalam bahasa penerima yang terdiri dari kata syukur ‘rasa terima kasih kepada Allah (N) dan kata nikmat ‘enak, lezat’ (Adj) dan dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [ber- + [syukur nikmat]] Æ /bersyukur nikmat/ dalam kalimat: Setiap orang yang bersyukurnikmat akan mendapat tambahan rezeki dari Allah. Gabungan kata ini dengan prefiks {ber-} termasuk tipe B5:’x ada dalam keadaan a dalam hal atau dalam hubungan dengan b’ .

10. Harta yang diinfakkannya ke masjid itu merupakan sedekah jariah.

Kata /sedekah jariah/ ‘sedekah yang mengalir’ (contoh 10) merupakan kata majemuk yang diserap dari bahasa sumbernya /sadaqah/ [sadaqah] (

ﺔ ﺪ ) ‘sedekah’ (N) dan /ja:riyah/ [ja:riyah] ( ﺔ رﺎ ) ‘mengalir’ (N), maksudnya ada persamaan antara sedekah dengan benda yang sifatnya mengalir, yakni air (Ruskhan:2007:148). Kesamaan sifat mengalir itu menunjukkan adanya makna metaforis kata itu yang di dalam pemakaiannya bermakna ‘sedekah berupa harta atau benda tahan lama dan dapat dipakai untuk kepentingan umum yang pahalanya terus mengalir selama sedekah itu masih bermanfaat’ (Daefri,1998:63). Penyerapannya terjadi dengan mengganti fonem /a/ menjadi /e/ di antara fonem /s/ dan /d/ dan di antara fonem /d/ dan /q/ pada kata /sadaqah/, serta menyesuaikan bunyi /a:/ menjadi /a/ dan penghilangan fonem /y/ (sinkope) pada kata /jariyah/. Kata ini di dalam bahasa penerima membentuk kata majemuk nomina yang terdiri atas kata sedekah ‘pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi; derma’ (N) dan kata jariah ‘mengalir’ (N). Kata majemuk ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {meN-kan} Æ [meN-kan + [sedekah jariah]] Æ /menyedekahjariahkan/ ‘memberi sedekah jariah’ dalam kalimat: Lelaki yang kaya itu menyedekahjariahkan sepertiga hartanya kepada panti asuhan. Kata majemuk ini memiliki tipe B7 : ‘a secara b’ ( urutan predikat x-cara).

Tabel 19:Tipe KM Subordinatif Atributif BI dari BA

No. Kata Majemuk BI Dari BA

Kategori Unsur Pembentuk

Transkripsi

Fonetis Makna

1. jihad akbar N + Adj [jihad akbar] ‘perang besar’ 2. hajar aswad N + N [hajar aswad] ‘batu hitam’ 3. tablig akbar N + Adj [tablig akbar] ‘penyiaran agama

Islam’ 4. rukyatul hilal N + N [rukyatul

hilal] ‘melihat bulan’ 5. darul aitam N + N [darul aitam] ‘panti asuhan’ 6. amar makruf N + N [amar makruf] ‘perintah untuk

melakukan perbuatan baik’ 7. nahi munkar N + Adj [nahi munkar]

‘larangan mengerjakan pekerjaan yang

keji’ 8. mati syahid V + N [mati syahid] ‘mati di jalan

Allah’ 9. syukur nikmat N + N [syukur

nikmat]

‘berterima kasih terhadap nikmat’ 10. sedekah jariah N + N [sedekah

jariah]

‘sedekah yang mengalir’